Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN MIKROORGANISME
Eni Ummi Hani, S.T
eniummihani@gmail.com
PEWARNAAN
MIKROORGANISME

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur


dan sifat-sifat yang khas, semisal bakteri. Bakteri yang hidup hampir
tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode
pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
TEKNIK PEWARNAAN PADA BAKTERI

Pewarnaan Sederhana

Pewarnaan Negatif

Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan Struktural
PEWARNAAN
MIKROORGANISME

Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan,
yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan
yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian
sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan
struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan
bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan
endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
TUJUAN PEWARNAAN TERHADAP MIKROORGANISME

Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri,


ragi, maupun fungi

Memperjelas ukuran dan bentuk jasad

Melihat struktur luar dan kalau


memungkinkan struktur dalam jasad

Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang


diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia
dapat diketahui
Untuk memahami bagaimana prosedur pewarnaan gram
mikrobiologi dan teknik pewarnaan gram dapat dilihat pada video
dibawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=0oRd90eTso4
dan
https://www.youtube.com/watch?v=FGHIt-o4sQI
LANGKAH-LANGKAH UTAMA TEKNIK PEWARNAAN

Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri


tidak boleh terlalu tebal atau tipis

Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan


atau dengan aplikasi bahan kimia seperti
sabun, formalin, fenol

Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1


zat warna
Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel
bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan untuk
pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan “acid-
fast” (tahan asam) untuk genus Mycobacterium. Untuk melihat struktur
digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan
pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat
granula metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae. Untuk
semua prosedur pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan apusan lebih
dahulu sebelum melaksanakan beberapa teknik pewarnaan yang spesifik.
1. Pewarnaan Sederhana

Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhs


in) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan seder
hana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Ber
bagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, d
an sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewa
rna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya diguna
kan satu macam zat warna saja.
Pewarnaan
Sederhana
Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarna-
pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik
(suka akan basa) sedangkan
zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin
(komponen kromoforiknya
bermuatan positif)
2. Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Tahan Asam


1. Pewarnaan Gram
Kimia Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
Pewarnaan dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
differensial Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
dibagi dua
yaitu :

2. Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat
tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu
bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA). Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk
mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis .
Pewarnaan Negatif
Tujuan mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai
oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai,
seperti spirochaeta Cara pewarnaan negatif - Sediaan hapus → teteskan imersi → lihat dimikroskop.
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan- bahan kimia,
maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau
negrosin. Pewarna asam memiliki negatif charge kromogen, tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena
negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
Thank You
Kimia Analisis
SMK Negeri 2 Cilaku - Cianjur

Anda mungkin juga menyukai