Disusun Oleh:
1. Kalila Madya Kanah (P1337420218097)
2. Alfyana Destina (P1337420218102)
3. Sinta Khairunnisa (P1337420218111)
4. Wiwik Hagiana Dewi (P1337420218115)
5. Ananda Farahdila (P1337420218120)
6. Riska Dwi Lestari (P1337420218130)
7. Ade Ima J.B.A (P1337420218133)
8. Utvia Damayenti (P1337420218135)
KELOMPOK 4
TINGKAT 2C
Apa yang dimaksud dengan bayi prematur?
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan
pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu
atau kurang dari 259 hari dari haid pertama
menstruasi terakhir (Bieleninik dan Gold,
2014). Sebagian besar bayi prematur lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
(Pantiawati, 2010).
Klasifikasi
Menurut Chapman dan Durham (2010),
kelahiran prematur dapat diklasifikasi
berdasarkan usia gestasi menjadi 3 yaitu Very
premature adalah kelahiran dengan usia
gestasi kurang dari 3 minggu, Premature
adalah kelahiran dengan usia gestasi 32-34
minggu dan Late premature adalah kelahiran
dengan usia gestasi 34-37 minggu.
Etiologi
Menurut Bowden dan Greenberg (2010),
penyebab kelahiran bayi prematur adalah :
1. Faktor ibu
Penyakit
Usia ibu
Keadaan sosial ekonomi
Toksemia gravidarum
2. Faktor janin
Kehamilan ganda
Ketuban pecah dini
Cacat bawaan
Inkompabilitas darah ibu dan janin (faktor
rhesus, golongan darah ABO)
3. Faktor plasenta
Plasenta previa
Solusio plasenta
Akibat prematuritas adalah dapat
menimbulkan resiko terjadinya serebral palsy,
defisit sensorik, defisit motorik, gangguan
belajar dan penyakit pernafasan.
Manifestasi Klinik
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
Rambut lanugo masih banyak.
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
Tulang rawan daun telinga belum sempuna
pertumbuhannya.
Patofisiologi
Persalinan prematur dapat terjadi secara spontan atau
karena ada indikasi. Persalinan prematur secara spontan
dapat terjadi pada selaput ketuban yang masih intak atau
karena ketuban pecah dini (preterm premature rupture of
fetal membranes). Kondisi pada ibu yang sering
menginduksi adalah kejadian preeklampsia, plasenta
previa sedangkan pada janin adalah karena pertumbuhan
janin terhambat. Tanda utama dari persalinan prematur
adalah adanya kontraksi, kontraksi ini harus dibedakan
antara kontraksi sebenarnya atau palsu. Kontraksi yang
sebenarnya selalu disertai dengan adanya pembukaan
dan penipisan serviks, dan terjadi pada usia kehamilan <
37 minggu ( Cuningham, 2013)
Penatalaksanaan
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur
adalah sedikit demi sedikit, secara perlahan dan hati-
hati. Umumnya bayi dengan berat badan kurang dari
1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan
mengisap dan menelan (Proverawati & Sulistyorini, 2010)
sedangkan bayi dengan berat badan 1500-1800 gram
memiliki refleks menelan yang cukup baik namun refleks
menghisap masih kurang baik sehingga ibu harus
memerah ASI dan diberikan dengan menggunakan
sendok, cangkir, atau pipet (Suradi, 2010).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada bayi prematur
dan BBLR adalah sebagai berikut :
Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga
23.000-24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada
sepsis.
Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih
menandakan polisitemia, sedangkan penurunan kadar menunjukkan
anemia.
Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.
Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2
hari, dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.
Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari
ketiga.
Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal
kehidupan.
Pemeriksaan analisa gas darah.
KOMPLIKASI
Permasalahan pada persalinan prematur bukan saja
pada kematian perinatal, melainkan bayi prematur sering
disertai kelainan, baik kelainan jangka pendek maupun
jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering
terjadi adalah: RDS (Respiratory Distress Syndrome),
perdarahan intra/periventrikular, NEC (Necrotizing Entero
Cilitis), displasi bronko-pulmoner, sepsis, dan paten
duktus arteriosus. Adapun kelainan jangka panjang
sering berupa serebral palsi, retinopati, retardasi mental,
juga dapat berupa disfungsi neurobehavioral dan prestasi
sekolah yang kurang baik (Prawirohardjo, 2011).
PENCEGAHAN
Menurut Krisnadi, Effendi & Pribadi (2009),
prematuritas merupakan masalah multifaktor, tidak ada
faktor pasti yang dapat menyebabkan prematuritas,
sehingga pencegahan melalui satu atau beberapa faktor
mungkin tidak akan berhasil memperbaiki luaran
persalinan. Langkah pertama untuk mencegah persalinan
prematur adalah dengan mengurangi faktor risiko yang
berhubungan dengan persalinan premature
Faktor resiko: 1. pencegahan primer
2. pencegahan sekunder
Diskontinuitas Pemberian ASI pada Bayi
Prematur
Pengertian
Diskontinuitas pemberian ASI adalah berhentinya kontinuitas pemberian ASI pada bayi atau
anak langsung dari payudara, yang dapat mengganggu keberhasilan menyusui dan/atau
status nutrisi bayi/anak (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Batasan karakteristik
Batasan karakteristik diskontinuitas pemberian ASI adalah pemberian ASI
non-eksklusif (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Faktor yang Berhubungan
Faktor yang berhubungan pada diskontinuitas pemberian ASI adalah bayi
dirawat, ibu bekerja, kebutuhan untuk segera menyapih bayi,
kontraindikasi untuk menyusui (misalnya: agens farmaseutik tertentu),
penyakit bayi, penyakit ibu, perpisahan ibu-bayi, dan prematuritas
(Herdman & Kamitsuru, 2015).
Prinsip utama pemberian nutrisi pada bayi
prematur adalah sedikit demi sedikit, secara
perlahan dan hati-hati. Pemberian makanan ini
berupa glukosa, ASI, atau PASI yang akan
mengurangi risiko hipoglikemia, dehidrasi, dan
hiperbilirubunemia. Bayi yang daya isapnya kuat
dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui
mulut atau menyusu langsung pada ibu,
sedangkan bayi prematur yang belum mampu
mengisap dengan baik, maka pemberian ASI
diberikan melalui pipa lambung (Proverawati &
Sulistyorini, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN
DISKONTINUITAS PEMBERIAN ASI PADA
BAYI PREMATUR NY. B DI RUANG MELATI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
PENGKAJIAN
A. Bayi B. Ibu
Nama : By. Ny. B Nama : Ny. B
Umur : 2 hari Umur : 18 tahun
Tgl / Jam lahir : 15 April 2019/ Suku / Bangsa: Jawa / Indonesia
08.45 WIB Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : SMP
BBS / PB : 1730 gram / 41 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
cm Alamat : Tlahab Kidul
No. RM : 02094507
RT 03/01, Karangreja
Tanggal masuk : 15 April 2019
Diagnosa Medis: BBLSR, Preterm,
RDS
Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama
Keluarga mengatakan Ny. B belum memberikan ASI secara langsung kepada
bayinya karena Ny. B masih dalam masa pemulihan di ruang Flamboyan
sedangkan bayi Ny. B masih dalam perawatan di ruang Melati.
a. Antenatal
1. Riwayat kelahiran yang lalu
Ny. B mengatakan pernah mengalami keguguran 1 kali
pada usia kehamilan 8 minggu
2. Keluhan ibu saat hamil sekarang
Ny. B mengatakan pada saat awal kehamilan sering merasa
mual, pusing dan kandungan yang lemah, tetapi setelah
diperiksakan ke bidan dan dokter janin masih bisa
dipertahankan.
3. Jumlah kunjungan
Kunjungan dilakukan selama 1 bulan sekali kepada bidan
dan 3 kali kepada dokter selama masa kehamilan
4. Bidan / Dokter
Ny. B mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan
kepada bidan dan dokter
5. Penkes yang didapat
Ny. B mengatakan mendapatkan pendidikan kesehaan
tentang gizi pada ibu hamil, aktivitas dan istirahat, senam ibu
hamil, dan proses persalinan.
6. HPHT
Ny. B mengatakan haid terakhir dimulai pada 19 September
2019
7. HPL
Ny. B mengatakan hari perkiraan lahir pada 9 Juni 2019
8. Kenaikan BB saat hamil
Sebelum hamil berat badan Ny. B 86 kg dan saat hamil 89 kg,
sehingga kenaikan berat badan Ny. B saat hamil yaitu sebesar 4
kg
9. Komplikasi kehamilan
Ny. B mengatakan mempunyai riwayat kandungan lemah, akan
tetapi masih bisa dipertahankan
10. Komplikasi obat
Ny. B mengatakan mendapatkan beberapa obat ketika
kandungannya sedang lemah
11. Obat- obatan yang didapat
Ny. B mengatakan selama melakukan pemeriksaan ke bidan
mendapatkan obat Asam folat, penambah darah dan vitamin
12. Imunisasi TT
Ny. B mengatakan sudah melakukan imunisasi TT 1 kali di
puskesmas
13. Riwayat hospitalisasi
Ny. B mengatakan sudah 3 kali dirawat di rumah sakit
14. Golongan darah ibu
Ny. B mengatakan mempunyai golongan darah O
15. Pemeriksaan kehamilan
Ny. B mengatakan hanya satu kali melakukan pemeriksaan USG
pada saat usia kehamilan 7 bulan.
b. Post Natal
1. Awal persalinan : 15 April 2019
2. Tempat persalinan : Ruang VK RSUD Prof.Dr.Margono
Soekarjo Purwokerto
3. Jenis persalinan : Normal (Spontan)
4. Penolong : Dokter
5. Ketuban : Berwarna jernih dan ketuban
pecah 15 menit sebelum
kelahiran yaitu pukul 08.30 WIB.
6. Komplikasi persalinan : Tidak ada
7. Plasenta : Plasenta berbentuk bulat, datar
dan tali pusat memanjang kurang
lebih 20 -25 cm
8. Keadaan bayi baru lahir
a. Usaha nafas : Tanpa bantuan, beberapa saat
kemudian bayi sesak
b. Obat yg diberikan : Vitamin K 1 mg per IM dan
salep mata antibiotik
c. Trauma lahir : Tidak ada
d. Keluarnya urine : Urine keluar di ruang Melati
tanggal 15 April 2019 pukul 17.00 WIB
e. Keluarnya feses : Meconium keluar di ruang
Melati tanggal 16 April 2019 pukul 03.00 WIB
APGAR saat lahir
Tabel 1.1
Skor APGAR By. Ny. B saat lahir
2. DS : -
3. DS : -
DO : Kurang suplai
Bayi lahir prematur dengan usia Hiportermia
gestasi 30⁺² minggu lemak subkutan
BBS = 1730 gram, S = 35,2°C
Kulit tampak sianosis dan keriput
Akral dingin
2. Diagnosa Keperawatan
a) Tujuan (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan bayi mendapatkan
pemberian ASI secara eksklusif dengan indikator :
NOC : Status nutrisi bayi Indikator Skala Skala
Keterangan : awal tujuan
Skala 1 : Tidak adekuat - Intake nutrisi 2 5
Skala 2 : Sedikit adekuat - Perbandingan berat / 2 4
Skala 3 : Cukup adekuat tinggi
Skala 4 : Sebagian besar adekuat - Pertumbuhan 2 5
Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
b) NOC : Mempertahankan pemberian ASI
Indikator Skala Skala
awal tujuan
- Pertumbuhan bayi dalam 2 5
rentang normal
- Perkembangan bayi dalam
rentang normal 2 5
- Kemampuan untuk
mengumpulkan dan
menyimpan ASI dengan
aman 2 5
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar adekuat
Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
Intervensi (NIC)
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar adekuat
Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
NOC : Mempertahankan Pemberian ASI
Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Akhir
- Pertumbuhan bayi dalam rentang normal 2 5 2
- Perkembangan bayi dalam rentang normal 2 5 2
- Kemampuan untuk mengumpulkan dan menyimpan ASI 2 5 3
dengan aman
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar adekuat
Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
P : Lanjutkan intervensi
- Tentukan keadaan bayi baru lahir sebelum memulai makan
- Monitor mekanisme asupan bayi baru lahir
- Ukur asupan susu bayi baru lahir lebih dari 24 jam
- Berikan informasi mengenai manfaat (kegiatan) menyusui baik
fisiologis maupun psikologis
- Diskusikan kebutuhan untuk istirahat yang cukup, hidrasi, dan diet
yang seimbang
- Diskusikan pilihan untuk mengeluarkan air susu
- Instruksikan bagaimana menangani air susu yang sudah
dikumpulkan, dengan cara yang tepat
17 April 2019 I S : Keluarga mengatakan Ny. B sudah
15.00 WIB memompa ASI sedikit demi sedikit untuk
diberikan ke bayinya di ruang Melati
O : Pemenuhan kebetuhan nutrisi per oral ASI
melalui OGT dengan volume 3 cc / 2 jam,
refleks menghisap dan menelan masih
lemah dan bayi belum bisa menghisap ASI
pada payudara ibu secara langsung.
A : Masalah belum teratasi
NOC : Status nutrisi bayi
Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Akhir
- Intake nutrisi 2 5 3
- Perbandingan 2 5 3
berat / tinggi
- Pertumbuhan 1 4 2
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar
adekuat Skala 5 :
Sepenuhnya adekuat
NOC : Mempertahankan pemberian
ASI
Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Akhir
- Pertumbuhan bayi dalam 2 5 3
rentang normal 2 5 3
- Perkembangan bayi dalam 2 5 4
rentang normal
- Kemampuan untuk
mengumpulkan dan menyimpan
ASI dengan aman
Keterangan : Skala
1 : Tidak adekuat Skala
2 : Sedikit adekuat Skala
3 : Cukup adekuat Skala
4 : Sebagian besar adekuat Skala
5 : Sepenuhnya adekuat
P : Lanjutkan intervensi
- Tentukan keadaan bayi baru lahir sebelum memulai
makan
- Monitor mekanisme asupan bayi baru lahir
- Ukur asupan susu bayi baru lahir lebih dari 24 jam
- Diskusikan pilihan untuk mengeluarkan air susu
- Instruksikan bagaimana menangani air susu yang
sudah dikumpulkan, dengan cara yang tepat
18 April 2019 S : Keluarga mengatakan Ny. B sudah bisa
21.00 WIB memompa ASI dengan lancar untuk
diberikan untuk bayinya di ruang Melati.
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar adekuat
Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
NOC : Mempertahankan pemberian ASI
Keterangan :
Skala 1 : Tidak adekuat
Skala 2 : Sedikit adekuat
Skala 3 : Cukup adekuat
Skala 4 : Sebagian besar adekuat Skala 5 : Sepenuhnya adekuat
P : Lanjutkan intervensi Tentukan
keadaan bayi baru lahir sebelum
memulai makan Monitor mekanisme
asupan bayi baru lahir Ukur asupan
susu bayi baru lahir lebih dari 24
jam
THANK YOU
FREEEEEENNZZZ
Z