Anda di halaman 1dari 23

MATERI PELAJARAN

MENJELASKAN UNSUR-
UNSUR INTRINSIK
NOVEL
Unsur Intrinsik Novel

1. Tema/theme
2. Alur/plot
3. Perwatakan/penokohan
4. Latar/setting
5. Sudut pandang/point of view
6. Amanat/tendense
7. Gaya bahasa
1. TEMA
Tema dapat disebut sebagai pikiran pokok
yang melandasi sebuah cerita.
Umumnya,tema cerita tersamar dalam seluruh
elemen cerita, sehingga untuk menemukan
tema sebuah cerita seseorang harus
membaca/atau mendengarkan cerita secara
utuh kemudian menyimpulkan ide dasar cerita
yang disampaikan pengarang.
2. PLOT (ALUR)
Plot (alur cerita) adalah rangkaian cerita/jalan cerita yang dibentuk oleh
tahapan-tahapan peristiwa sehingga terjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku.
Dengan plot pengarang cerita menggerakkan tohoh-tokohnya untuk
menghidupkan cerita.
Dalam penyelesaian cerita, pengarang dapat menggunakan alur tertutup
atau alur terbuka.
Cerita menggunakan alur tertutup jika dalam penyelesaian masalah
sudah ditampilkan jawaban atau jalan keluar terhadap semua
permasalahan yang dihadapi para tokoh.
Sebaliknya, cerita menggunakan alur terbuka jika dalam penyelesaian
tiu tidak diberikan jawaban atau jalan keluar terhadap permasalahan
yang dihadapi tokoh.
Berdasarkan jalan ceritanya alur
terbagi 3 :
Alur maju
Alur mundur/ flashback
Alur campuran (maju mundur)
TAHAPAN PLOT
•Pengenalan (introduction), yakni tahap cerita tempat pengarang
mulai memperkenalkan latar yang mengawali cerita serta tokoh-
tokohnya.
•Rangsangan (inciting moment), yakni munculnya peristiwa yang
mengawali timbulnya pertikaian.
•Pertikaian (conflict), yaitu mulai munculnya perselisihan antartokoh
atau tokoh dengan dirinya sendiri, tetapi belum diselesaikan.
•Perumitan (complication), yakni tahapan cerita yang melukiskan
konflik mulai memuncak.
•Klimaks (climax), yakni tahapan cerita yang melukiskan konflik
mencapai puncaknya.
•Peleraian (falling action), yakni tahapan alur yang melukiskan
pemecahan masalah dari konflik yang ada.
•Penyelesaian (denouement), yakni tahapan alur yang melukiskan
akhir suatu cerita yang merupakan penyelesaian masalah.
3. Penokohan/ perwatakan
Penokohan berhubungan dengan cara pengarang
menampilkan watak tokoh-tokohnya dan bagaimana
watak masing-masing tokoh tersebut.
Ada beberapa cara pengarang dalam menampilkan
watak tokoh-tokohnya :
•Menjelaskan karakter tokoh secara eksplisit.
•Menampilkan dialog dengan tokoh lain.
•Melukiskan tempat atau lingkungan tokoh.
•Memberi penjelasan melalui tokoh lain.
•Melalui tingkah laku, pikiran-pikirannya, cara
berpakaian, dan reaksinya terhadap suatu kejadian.
Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita
tokoh terbagi 3 :
A. Protagonis adalah tokoh yang membawa
ide prinsip biasanya merupakan tokoh
yang baik.
B. Antagonis adalah tokoh yang menentang
kebaikan (jahat).
C. Tritagonis adalah tokoh penengah yang
mendamaikan.
     
4. LATAR(SETING)
Latar atau seting adalah gambaran tempat, waktu,
dan segala situasi (suasana) di tempat terjadinya
peristiwa.
•Latar waktu terbagi 4 (kini, masa lalu, masa depan,
dan waktu tak tentu).
•Latar tempat terbagi 3 (tempat yang kita kenal,
tempat yang tidak kita kenal, dan tempat khayalan).
•Latar suasana terbagi 3 (suasana alamiah, suasana
sosio-kultural, dan suasana batiniah).
5. SUDUT PANDANG
Sudut pandang penceritaan merupakan cara pengarang memandang
tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi
tertentu. Empat sudut pandang yang biasa digunakan pengarang.
• Pengarang sebagai pelaku utama. Pengarang bertindak serba tahu
tentang apa yang ada di dalam benak pelaku utama. Biasanya
pencerita menggunakan kata”aku” atau “saya”.
• Pengarang sebagai pelaku, tetapi bukan pelaku utama, Cerita yang
disampaikan merupakan kisah orang lain,tetapi pencerita tetap
terlibat di dalamnya.
• Pengarang serba hadir, Pencerita tidak berperan apa-apa. Biasanya
menggunakan kata ganti “dia” atau nama orang lain. Pencerita serba
tahu apa yang dilakukan bahkan apa yang dipikirkan pelaku utama.
• Pengarang sebagai peninjau. Pencerita hanya menceritakan apa
yang dilihat.
6. AMANAT
Amanat adalah pesan-pesan yang terkandung dalam
sebuah cerpen (pesan yang ingin disampaikan
pengarang terhadap pembaca).
Amanat dapat disampaikan secara eksplisit atau implisit.
Eksplisit yaitu jika jalan keluar atau ajaran moral itu
disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita
berakhir.
Implisit yaitu jika pengarang pada tengah atau akhir
cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan,
nasihat, anjuran, dan larangan, berkaitan dengan
gagasan yang mendasari cerita itu.
7. Gaya Bahasa/Majas
Setiap pengarang memiliki ciri khas
sendiri-sendiri dalam menuangkan karya-
karyanya. Ada yang cenderung menggunakan
majas perulangan (seperti repetisi,
pleonasme, aliterasi, retoris, dll), ada yang
cenderung menggunakan majas perbandingan
(seperti personifikasi, simile, metafora, dll),
majas pertautan (seperti metonimia, alusi,
dll), majas pertentangan (seperti hiperbola,
litotes, ironi, sinisme, dll), serta majas-majas
yang lain.

12
Contoh analisis unsur intrinsik cerita “Seandaninya Aku Boleh
Memilih” Karya Mira W.
1.Tema
Tema cerita dalam novel ini adalah pengorbanan cinta seorang
wanita.
Novel ini menceritakan tentang seorang wanita yang menikah
tanpa ada rasa cinta kepada calon suaminya itu dimana calon
suaminya itu adalah adik kandung dari lelaki yang dicintainya.
Wanita itu terpaksa menikahinya karena keadaan lelaki itu
sangat lemah.
2.Plot
Alur cerita dalam novel “Seandainya Aku Boleh Memilih” karya
Mira W ini, disusun dari awal cerita, cerita mulai berjalan,
cerita mulai memuncak dan penyelesaian.
Berdasarkan jalan ceritanya novel ini menggunakan alur maju.
Sedangkan berdasarkan endingnya novel ini menggunakan alur
tertutup.
Pengenalan
Riri adalah sosok gadis cantik dan periang dan senang bergaul dengan
siapa saja, dia memiliki seorang sahabat yang sangat dekat
dengannya. Mereka kerap pergi berdua sekedar jalan-jalan atau
bahkan sekedar minum teh di sore hari selepas pulang kerja dari
kantor.
Rangsangan
Riri dan Fani mengalami kecelakaan sehingga harus berobat ke rumah
sakit. Setelah memarkir motornya Riri dan Fani bertemu dengan
seorang perempuan setengah baya yang sedang memapah seorang
pemuda tinggi kurus. Dan di luar dugaan Riri, pemuda itu menoleh dan
sekejap mereka saling pandang. Tetapi walaupun sekejap. Kemudian
Riri pun bertemu kembali dengan pemuda itu dan mereka pun saling
bertatapan kembali. Setelah beberapa kali bertemu mereka pun jadi
akrab tapi perempuan setengah baya itu seperti tidak suka pada Riri.
Bandi masih setengah duduk di ranjangnya ketika Riri masuk bersama
Fani ke kamar tempat Bandi dirawat. Melihat gadis itu, mata Bandi
yang redup langsung bersinar gembira. Saat ini Haris menjenguk
adiknya dan Haris bertemu dengan Riri. Haris adalah tipe cowok
mata keranjang dan karena perlakukan kasar dari Haris, Riri tidak
datang lagi ke rumah sakit. Bandi yang merindukan Riri menyelinap ke
luar untuk menemui Riri tapi Bandi malah diperlakukan kasar oleh
penjaga rumah Riri, Haris tidak menerima adiknya diperlakukan
seperti itu Haris langsung ke rumah Riri dengan perasaan marah.
Pertikaian
Ibu Bandi yang begitu memanjakan anaknya itu ingin
menikahkan Bandi dengan Riri walaupun menurutnya
Riri itu bukan gadis yang cocok buat Bandi. Tapi
karena Bandi begitu menyukai Riri ibu pun
menyetujuinya. Dan Akhirnya Bandi menikah dengan
Riri, namun Bandi harus dioperasi di Amstredam
karena penyakit jantung yang menggerogotinya.
Pertemuan antara Riri dengan Haris di rumah Riri
ternyata membuat perasaan mereka berdua mejadi
kuat, padahal Riri sudah menjadi istri Bandi.
Perumitan
Pada saat itu Haris harus ke Medan dan Riri merasa kehilangan Haris.
Setelah Haris pulang Riri ke rumah dan di sana tidak ada siapapun. Di
mata Riri, Haris begitu menarik dan dia kuatir suatu hari dia lupa siapa
pemuda itu. Haris menggenggam jari jemarinya dan sekejap saja
mereka telah mengkhianati Bandi. Riri bingung karena Bandi akan pulang
sedangkan Riri sedang mengandung anak Haris. Ibu Bandi terkejut
ketika mendengar pengakuan mereka. Haris akan menceritakan
semuanya kepada Bandi tapi ibunya melarang karena dia khawatir akan
keadaan Bandi. Saat itu ibu Bandi sangat marah kepada mereka berdua
tapi dengan marah-marah tidak ada gunanya. Ibu Bandi mencarikan
calon istri untuk Haris dan akhirnya Tanti yang menjadi pilihan ibunya
untuk untuk Haris.
Haris menikah, dan Bandi gembira mendengar Riri akan ke Amsterdam
walaupun setahun lagi, Haris memperlakukan Tanti tidak seperti
seorang istri tapi seperti pelayan. Riri telah melahirkan, ibu Bandu ingin
kalau anak itu diadopsi oleh Haris tapi Riri tidak ingin berpisah dengan
anaknya. Ibu Bandi marah kepada Riri dn dia mengerat nadinya dengan
pisau. Dengan terpaksa Riri pun menyerahkan Doni kepada Haris dan
Riri pun pergi menyusul Bandi. Setelah bertemu Bandi, Riri tidak berani
untuk menceritakan semuanya karena Riri takut Bandi tidak kuat akan
jantungnya. Ketika mereka kembali , yang pertama kali dicari Riri
adalah Doni dan itu membuat Bandi curiga.
Klimaks
Bandi tak sengaja mendengar pembicaraan antara Ibu, Haris
dan Riri dimana mereka sedang memasalahkan tentang
Doni. Bandi pun minta agar Haris menceritakan semuanya
dan setelah mendengar semuanya Bandi terkulai lemas.
Haris membawa adiknya ke rumah sakit dan para dokter
sudah tidak bisa menyelamatkan Bandi. Di Pemakamanan
Haris dan Riri tertunduk lesu meratapi kematian Bandi.
Masih dalam keadaan shock Haris harus menunggui
istrinya yang sedang melewati masa krisis karena
keracunan.
Peleraian
Dua polisi yang datang ke pemakaman
langsung membawa Haris ke kantor polisi,
karena semua memojokkan Haris maka
Haris pun dijatuhkan hukuman 5 tahun
penjara.
Penyelesaian
Akhirnya Riri pun membiarkan Doni untuk
diasuh oleh Tanti. Riri percaya nantinya pasti
ada komunikasi antara jiwa anak itu
dengannya dan Riri juga percaya kalau tahun-
tahun yang suram ini telah berlalu, dan Bandi
telah memaafkan mereka dari tempat yang
suci di atas sana, masih ada tahun-tahun yang
tersisa untuk membuka lembaran baru dalam
hidup mereka.
3. Penokohan/ Perwatakan
a) Riri < periang, penurut dan tidak setia,
pengkhianat
b) Bandi < baik
c) Harris < mata keranjang, pengkhianat,
kasar
d) Ibu Bandi < suka memaksakan kehendak
e) Tanti < baik hati
4. Latar/ setting
A. Latar tempat adalah tempat dikenal dan tidak
dikenal.
Latar cerita Novel “Seandainya Aku Boleh Memilih”
mengambil tempat-tempat tertentu untuk
membentuk karakteristik dan lakon cerita ini. Latar
tempat yang dikenal seperti di Kampus terutama di
ruang praktikum dan kantin, di rumah, di rumah
sakit dan lain-lain. Sedangkan latar tempat tidak
dikenal seperti Amsterdam.
B. Latar waktu adalah waktu kini dan masa depan
C. Latar suasana adalah suasana sosio-kultural dan
suasana batiniah.
Suasana sosiokultural < menengangkan karena luapan
emosi antar tokoh.
Suasana batiniah < sedih, penuh penyesalan dan
penderitaan.
Sudut pandang
5.
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang
kedua karena pengarang.

6. Amanat
A. Jangan mempertaruhkan masa depan hanya
karena kasihan.
B. Jika sudah menentukan pilihan dalam
pernikahan maka setialah jangan berhianat.
C. Cintailah keluargamu
D. Jangan memaksakan kehendak kepada orang
lain.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai