Devin Reynando R
12100118602
2020
KETERANGAN UMUM
Nama : Tn.F
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Palasari
Pekerjaan : Karyawan pabrik karet
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku : Sunda
Tanggal Masuk : 12 januari 2020
Tanggal Pemeriksaan : 13 januari 2020
BB : 60 Kg
BMI : 23,09
Anamnesis :
Pasien juga tidak pernah melakukan pengobatan dalam jangka waktu yang
lamadan menyangkal tidak pernah tertusuk jarum suntik.
Respirasi : 20x/menit
KEPALA
Kulit : Normal
Tengkorak : Normal
Rambut : Bersih hitam halus tidak mudah
rontok
Wajah : Simetris, tidak ada deformitas
Mata : Letak : normal
Palpebra : normal
Pupil : isokor
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (+/+)
Telinga :
Deformitas (-)
Luka (-)
Hidung : -Simetris
-Deviasi septum (-)
-Sekret (-)
-Massa (-)
Palpasi
Tympani
Pekak samping (-), pekak pindah (-)
Ruang traube kosong
EKSTREMITAS
Petechiae (-)
Palmar erythem (-)
Liver nail (-)
Clubbing Finger (-)
Edema -/-
Sianosis -/-
Capillary refill < 2 detik
Motorik 5 5
5 5
DIAGNOSIS BANDING
01 HEPATITIS A
02 IKTERUS OBSTRUKTIF
03 HEPATITIS B & C
04 SIROSIS HEPATIS
DIAGNOSIS KERJA
HEPATITIS A
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah :
Rutin : Hb, Ht, leukosit, trombosit
Hitung jenis leukosit, Laju
Endap Darah, GDS, kadar
elektrolit
Fungsi liver (SGOT, SGPT,
bilirubin [total&direct], ALP)
Fungsi ginjal
(ureum, kreatinin)
Immunoserologi : IgM anti HAV,
HbsAg, IgM anti HCV
Urinalisis
Makroskopik (warna, bau,
kekeruhan)
Mikroskopik (sedimen)
Kimia urin (bilirubin, urobilin)
PENGOBATAN
1 2 3 4 5
Diet hati I
• hepatitis infeksiosa akut
• Makanan berupa cairan karbohidrat yang mudah dicerna seperti
sirop, teh manis, dan sari buah.
• Bila perlu cairan infuse dextrose 5-10% atau RL yang
diberikan bergantian dengan larutan yang mengandung protein
seperti aminofuscin hepar.
• Nilai gizi makanan sehari: 1000 kalori dan 250 gr karbohidrat.
• Diet ini hanya diberikan selama 2-3 hari
Diet hati II
penderita sudah mulai mempunyai nafsu makan.
Pemberian protein dan lemak dibatasi. Makanan diberikan dalam bentuk lunak.
Nilai gizi makanan sehari: 1500 kalori, 30 gr protein, 30 gr lemak, dan 275 gr karbohidrat.
Makanan diberikan hanya dalam jangka waktu pendek karena kurang memenuhi
kebutuhan gizi.
Medikamentosa :
• Vit B kompleks 3X1 tab
• Curcuma 3x1 tab
• Ursodeoxycholic Acid 250 mg Tab 2x1
Simptomatik:
• Dimenhydrinate 50 mg Tab 3x1 P.O (Mual, muntah)
• Paracetamol 500 mg Tab 3x1 P.O
• Omeprazole 20 mg Caps 1x1 P.O
MONITORING
• Di rumah sakit:
• Bilirubun serum
• SGOT dan SGPT
• Keadaan umum dan ikterik
• Pasien boleh pulang jika :
• Kadar bilirubin serum < 2 gr%
• Nilai SGOT dan SGPT telah mendekati normal
• Keadaan umum penderita baik
• Nafsu makan telah kembali
• Post rawat
• Olah raga berat dibatasi sampai 6 bulan sesudah sembuh
• Cuci tangan sebelum makan
• Follow up klinis atau laboratorium sampai 2 bulan
PROGNOSIS
Penyakit ini ditularkan secara fekal-oral dari makanan dan minuman yang
A B C D E
- Virus famili genome HAV HBV HCV HDV HEV
Picorna virus Hepadna Flavi virus Satel ite Calci virus
RNA DNA RNA RNA RNA
- Cara penularan "Fecal-oral" Parenteral Parenteral/blood Parenteral "Fecal-oral"
Food water borne Kontak intim (sex) Transfusion
Transplacental
- Masa tunas 15 - 40 hari 50 - 180 hari 1 - 5 bulan 21 - 90 hari 2 - 9 minggu
PERJALANAN PENYAKIT
Masa tunas (inkubasi)
Masa tunas masing-masing penyebab hepatitis akut berbeda. Sering
saat terserangnya infeksi virus tidak diketahui dengan pasti, sehingga
masa tunas hanya perkiraan saja.
fase pre-ikterik
keluhan yang timbul umumnya tidak khas, berlangsung sekitar 2-7 hari.
Ditandai dengan gejala seperti:
demam tidak terlalu tinggi
gejala malaise (flu like syndrome)
Anoreksia, mual, dan muntah
nyeri perut bagian kanan atas
fase ikterik
gejala timbul sangat khas, berlangsung kurang lebih 1-8 minggu, dengan
gejala-gejala seperti:
mata kuning
buang air kecil seperti air teh pekat
dapat timbul gatal-gatal (pruritus)
gejala-gejala prodromal berkurang atau menghilang
fase konvalesens (fase penyembuhan)
ditandai dengan:
ikterus berkurang atau menghilang
nafsu makan baik
segar kembali
Hepar mengecil kembali
MANFES
Pada umumnya hepatitis tipe A, B, dan tipe C mempunyai perjalanan klinis yang sama. Gejala
prodormal dari hepatitis virus akut bersifat sistemik dan cukup
bervariasi. Gejala konstitusional dapat berupa:
Anoreksia
Mual dan muntah
Kelelahan
Malaise
Atralgia dan mialgia
Sakit kepala
Fotofobia
Faringitis
Flu like syndrome
Demam derajat rendah lebih sering ditemukan pada infeksi HaAV dan HEV.
Urin yang berwarna hitm (teh pekat)
Feses yg berwarna dempul
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemuka gambaran;
Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan serologi
Hepatitis A
HEMATOLOGIS
Peningkatan aminotransferase serum AST dan ALT (SGOT, SGPT) selama fase
prodormal dari hepatitis virus akut mendahului peningkatan bilirubin
Peningkatan bilirubin baik yang terkonjugasi ataupun yang tidak terkonjuugasi,
jika kadar serum bilirubin >2,5 mg/dL dapat bermanifestasi ikterus
Neutropenia, leukopenia dapat ditemukan pada fase preikterik. Dapat disertai
limfositosis relatif
Limfosit atipis dapat ditemukan pada fase akut
Waktu protrombin dapat memanjang pada gangguan fungsi liver
Hipoglikemia
Fosfatase alkali serum dapat normal atau meningkat sedikit
Penurunan albumin bila terdapat komplikasi
Urin dan Tinja:
hepatitis kolestasis
Pada hepatitis akut oleh virus tipe A. Ditandai dengan ikterus kolestasis dan
pruritus yang berkepanjangan.
Hepatitis fulminan
Keadaan ini terutama dijumpai pada hepatitis B, hepatitis D, dan hepatitis E.
Dan jarang sekali pada hepatitis A. Penyakit ini dapat mematikan dalam kurun
waktu 10 hari, dapat berkembang demikian cepatnya sehingga ikterus tidak
mencolok dan penyakit dapat dikacaukan dengan suatu psikosis akut atau
suatu meningoencephalitis. Di lain pihak, setelah mengalami suatu
seranganakut yang khas, pasien akan menjadi sangat kuning, gejala-gejala
yang membahayakan adalah muntah yang berulang, fetor hepatik,
kebingungan dan rasa mengantuk, flapping tremor, yang kemudian timbul
kekakuan, kemudian pasien secara cepat timbul ke dalam stadium koma, dan
pasien jatuh ke dalam kegagalan hati akut, temperatur tubuh menuingkat,
ikterus bertambah, hati mengecil, serta dapat timbul perdarahan yang luas.
Terdapat leukositosis, ini justru sebaliknya dari leukopenia yang biasa didapatkan pada
hepatitis viral akut. Perubahan biokimiawi menunjukan gambaran kegagalan hati akut,
tingginya bilirubin dan transaminase serum merupakan petunjuk yang kurang baik
sebagai prognosis, kadar transaminase dalam serum akan menurun kalau keadaan
pasien bertambah buruk, koagulasi darah akan sangat terganggu dan protrombin
merupakan indikator terbaik untuk prognosis. Frekuensi perjalanan penyakit
tergantung dari jenis pasien, dan prevalensi pembawa.
Ensefalopati
Hati pasien biasanya mengecil dan waktu protrombin dapat sangat memanjang.
Kombinasi dari keadaan tersebut dengan peningkatan kadar bilirubin yang cepat,
bersama dengan tanda klinis konvulsi, disorientasi, somnolen, asiotes dan edema,
menunjukan bahwa pasien-pasien tersebut mengalami ensefalopati. Edema otak
lazim ditemukan, kompresi batang otak, perdarahan saluran makanan, sepsis,
gagal pernafasan, kolaps kardiovaskuler dan gagal ginjal merupakan peristiwa
terminal.
Hepatitis kronik aktif
Merupakan komplikasi major yang sangat lambat dari hepatitis B akut . Gambaran
klinis dan laboratorium dapat memperlihatkan:
Gejala konstitusi yang menetap dan hepatomegali
Terjadi bridge necrosis pada hepar dari hasil biopsi selama hepatitis virus akut
yang lama dan berat
Tetap tingginya kadar aminotransferase, bilirubin, dan globulin serum selama
6-12 bulan setelah perjalanan yang akut
Tetap adanya HbsAg dan HbeAg selama 6 bulan atau lebih setelah hepatitis
akut.
HAV dan HEV tidak menimbulkan hepatitis kronik.
Superinfeksi
Terjadi pada infeksi virus hepatitis B yang disertai virus
hepatitis D, menyebabkan manifestasi klinis yang lebih
berat.
komplikasi lain berupa: pankreatitis, miokarditis,
pneumonia atipik, anemia aplastik, mielitis transversa, dan
neuropati perifer.
Penatalaksanaan
Non-farmakologis
Bedrest
Bedrest total lamanya tergantung dari keadaan umum penderita dan tes faal
hati (bilirubin serum)
Mobilisasi dimulai dari duduk, berdiri, berjalan, dan selanjutnya setelah bilirubin
menurun mendekati normal (3mg%) dan keadaan penderita seperti anoreksia
dan nausea tidak ada, sklera tak ikterik dan ukuran hati sudah dalam batas
normal.
Pengurangan aktivitas tetap harus dilakukan penderita sampai 6 bulan setelah
pengobatan.
Pada umumnya bedrest total selama 3 minggu, sedangkan penderita yang
berat selama 6 minggu.
Farmakologi
Pengobatan simptomatik
Demam : ibuprofen 2x400mg/day
mual : antiemetik seperti Metoklopramid 3x10 mg/day atau domperidon 3 x10
mg/day
Abdomen perih dan kembung H2 blocker (simetidin 3x200mg/day atau ranitidin
2x150 mmg/day atau proto pump inhibitor (omeprazole 1x20mg/day)
Rencana tindak lanjut
Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan
Konseling dan edukasi
1. Sanitasi dan higine mampu mencegah penularan virus
2. vaksinisasi hepatitis A di berikan kepada orang orang yg berisiko
tinggi terkena infeksi
3. Keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang
adekuat dan membatasi aktivitas fisik pasien selama fase akut
Indikasi rawat inap
Penyuluhan mengenai perlunya deteksi dini dan cara penularan infeksi sangat
Pasien perlu diperiksa 3-4 minggu setelah pulang dari rumah sakit, dan
jika perlu, kontrol setiap bulan selama tiga bulan berturut-turut. Perhatian
khusus perlu diberikan pada kekambuhan ikterus dan pada ukuran hati
dan limfa. Pemeriksaan yang perlu dikerjakan adalah bilirubin,
transaminase, dan petanda hepatitis B jika belum positif. Alkohol
sebaiknya dihindari selama 6 bulan sebab dapat menyebabkan
kekambuhan.
Thank you