01-Penyusunan RDTR
01-Penyusunan RDTR
RDTR Dan PZ
JAKARTA, 2 SEPTEMBER 2015
Sosial-
politik
Hankam
Kehutanan
Geologi tata
lingk.
Pertanian
Transportasi
Kelembagaan
Urban
design
Arsitektur
Sosial-
Budaya
KETENTUAN PENYUSUNAN RDTR DAN PZ
4
Pasal 1
UU PR
RDTR dan PZ disusun Rencana rinci tata ruang
bila: kabupaten/kota merupakan
penjabaran atau bentuk
1 Belum dapat dijadikan operasionalisasi RTRW
dasar dalam pelaksanaan kabupaten/ kota .
pemanfaatan ruang dan Untuk mewujudkan penataan ruang
pengendalian wilayah kabupaten/kota, dapat berupa:
pemanfaatan ruang - Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) kabupaten/kota; dan
- Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
kabupaten/kota.
RTRW
Skala Peta
1:50.000 RDTR dan PZ
Mengamanatkan
penyusunan RDTR dan
PZ untuk bagian dari
wilayah perencanaan
KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
PENATAAN BANGUNAN
PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN
Peraturan
Zonasi
FUNGSI dan MANFAAT RDTR dan PZ
Fungsi Manfaat
• Kendali mutu pemanfaatan ruang • Arahan lokasi berbagai kegiatan
wilayah kabupaten/kota yang mempunyai kesamaan fungsi;
berdasarkan RTRW; • Alat operasionalisasi dalam sistem
• Acuan bagi kegiatan pemanfaatan pengendalian dan pengawasan
ruang yang lebih rinci dari kegiatan pelaksanaan pembangunan fisik
pemanfaatan ruang yang kabupaten/kota;
diamanatkan dalam RTRW; • Ketentuan intensitas pemanfaatan
• Acuan bagi kegiatan pengendalian ruang untuk setiap bagian-bagian
pemanfaatan ruang; wilayah sesuai dengan fungsinya
• Acuan bagi penerbitan izin • Ketentuan bagi penetapan kawasan
pemanfaatan ruang; yang diprioritaskan untuk disusun
• Acuan dalam penyusunan Rencana program penanganan dan
Tata Bangunan dan Lingkungan. pengembangan kawasan dan
lingkungan, seperti RTBL atau
rencana lain yang sejenis
Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan PZ
1 2
3 4 5
5.4. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum 8.2.3. Ketentuan Standar Teknis
Fungsi:
a. alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi,
serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;
b. dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
c. dasar penyusunan RTBL; dan
d. dasar penyusunan rencana jaringan prasarana
Ilustrasi blok pada Sub BWP Ilustrasi sub zona pada Sub BWP
- Suatu blok (fisik) dapat terdiri dari satu atau lebih sub zona (fungsi)
- Apabila BWP terlalu luas untuk digambarkan kedalam satu peta berskala 1:5000, peta
Rencana pola ruang RDTR digambarkan kedalam peta BWP yang terdiri atas Sub BWP. Bagian Wilayah
Zona yang terdapat pada wilayah perencanaan RDTR HARUS TETAP SESUAI DOMINASI Perkotaan (BWP)
KAWASAN PADA RENCANA POLA RUANG RTRW meskipun terdapat zona-zona lainnya Sub BWP
selain zona dominasi tersebut.
a. Lokasi: digambarkan dalam peta, dapat meliputi seluruh wilayah Sub BWP atau sebagian wilayah Sub BWP dengan
mempertimbangkan:
batas fisik, seperti blok dan subblok;
fungsi kawasan, seperti zona dan subszona;
wilayah administratif, seperti RT, RW, desa/kelurahan, dan kecamatan
batas kultural tradisional , kesatuan karakteristik tematik, jenis kawasan
b. Tema penanganan:
perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contoh: penataan lingkungan kumuh, perbaikan kampung;
pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contoh: peremajaan
kawasan, pengembangan kawasan terpadu, rehabilitasi & rekonstruksi pasca bencana;
pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan, contoh: pembangunan
kawasan permukiman (Kasiba, Lisiba), kawasan terpadu, kawasan perbatasan;
pelestarian/perlindungan blok/kawasan, contoh: pelestarian kawasan, konservasi
kawasan, dan revitalisasi kawasan
KETENTUAN PEMANFAATAN
RUANG
Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Merupakan upaya mewujudkan
RDTR dalam bentuk program
pengembangan BWP dalam
Fungsi
●
arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
●
dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun;
dan
●
acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
●
Program Pemanfaatan Ruang Prioritas:
●
program perwujudan rencana pola ruang di BWP
●
program perwujudan rencana prasarana di BWP
●
program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
●
program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim, atau disesuaikan dengan kebutuhannya
●
Lokasi
●
Besaran
●
Sumber Pendanaan
●
Instansi Pelaksana
●
Waktu dan Tahapan Pelaksanaan: 20 tahun
Ketentuan Pemanfaatan Ruang
PERATURAN ZONASI
Materi dan Status Hukum
Peraturan Zonasi
Status Hukum PZ
●
● Karena
Karena akan
akan mengikat
mengikat Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah dan
dan masyarakat
masyarakat (publik),
(publik), maka
maka Peraturan
Peraturan Zonasi
Zonasi harus
harus
ditetapkan
ditetapkan dengan
dengan Peraturan
Peraturan Daerah.
Daerah. Selain
Selain berisi
berisi aturan,
aturan, Peraturan
Peraturan Daerah
Daerah ini
ini juga
juga menetapkan
menetapkan
sanksi
sanksi bagi
bagi pihak
pihak yang
yang melanggarnya.
melanggarnya.
MATERI WAJIB
●
● Peraturan Zonasi (zoning text)
●
● Peta Zonasi (zoning map)
peninjauan/pembahasan
●
pembatasan pengoperasian pemantauan lingkungan (UPL) direncanakan dan
penyusunan Analisis Dampak Lalu
dapat menimbulkan
●
●
pembatasan intensitas ruang
/tindakan dari Lintas (ANDALIN)
●
pembatasan jumlah ●
mengenakan biaya dampak dampak yang cukup
pemerintah kab/kota pemanfaatan jika pembangunan (development impact
terhadap pemanfaatan pemanfaatan fee) dan atau aturan disinsentif besar bagi lingkungan
lainnya
tsb sekitarnya
Ketentuan Kegaiatan dan CONTOH ZONING TEXT
Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
Penggunaan Lahan Ruko, warung, toko, pasar lingkungan, diijinkan
Contoh Matriks secara terbatas dengan batasan :
ITBX.... tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
No Zona Zona Perumahan KDB maksimum sebesar 60%,
KLB maksimum 1,0-1,8,
Kegiatan R-1 R-2 R-3 R-4 R-5
KDH minimal 60% dari luas persil.
Perumahan jumlah maksimal perbandingan dari masing-
1. Rumah tunggal B B I I I masing kegiatan lahan tersebut dengan jumlah
2. Rumah kopel B B I I I rumah yang ada di blok tersebut adalah 1 : 4
3. Rumah deret B I I I I
4. Townhouse B I I I I Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) :
5. Rumah susun Rumah tunggal, kopel, deret, townhouse,
rendah diijinkan dengan syarat :
B I I T T
menyesuaikan dengan desain arsitektur dari
6. Rumah susun rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya, serta
sedang I I I T T memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Ketua
7. Rumah susun tinggi I I I T T RW setempat.
8. Asrama I I I I I Rumah mewah dan rumah adat diijinkan dengan
9. Rumah kost I I I I I syarat :
10 Panti jompo memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Ketua
. RW setempat, memperoleh persetujuan dari
X X I I I
masyarakat setempat, serta
dibatasi jumlahnya hanya 5 untuk setiap blok.
Contoh matriks ITBX untuk Kegiatan Perumahan dan Perdagangan – Jasa pada
Zona Perumahan
Ketentuan Kegaiatan dan
Penggunaan Lahan Keterkaitan Rencana Pola Ruang,
Matrix ITBX, dan Zoning Text-nya
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan
Ruang
KDB Ditetapkan dengan mempertimbangkan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang dalam RTRW Kab/Kota,
Maksi kebutuhan akan RTH Privat, fungsi jalan pada zona/sub
zona bersangkutan, tingkat pengisian atau peresapan air,
mum kapasitas drainase, dan jenis penggunaan lahan
Ketinggia
Ketinggia
n
n Ditetapkan dengan dasar pertimbangan
Bangunan
Bangunan
Maksimu yang sama dengan KLB
Maksimu
m
m
Klasifikasi KDB
Klasifikasi Besaran KDB
Sangat Rendah < 5%
Rendah 5% - 20%
Sedang 21% - 50%
Tinggi 51% - 75%
Sangat Tinggi > 75%
Sumber : Keputusan Menteri PU No. 640/KPTS/1986
Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan yang mengatur bentuk besaran peletakan
dan tampilan bangunan pada suatu zonasi.
Komponen ketentuan tata bangunan terdiri atas :
a. Garis sempadan bangunan minimum dengan
memperhatikan keselamatan, resiko kebakaran,
kesehatan, kenyamanan dan estetika
b. tinggi bangunan maksimum atau minimum yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan
keselamatan, resiko kebakaran, teknologi,
estetika dan parasarana
Lebar garis sempadan bangunan adalah 1/2 rumija. Untuk
badan jalan yang lebih lebar dari 8m, lebar sempadan bangunan
adalah 1/2 rumija plus 1
4 3
Ketentuan Pengaturan Zonasi Standar Teknis
Aturan-aturan teknis
Varian dari zonasi konvensional
pembangunan yang ditetapkan
yang dikembangkan untuk
memberikan keluwesan dalam MATERI PILIHAN berdasarkan
peraturan/standar/ketentuan teknis
penerapan aturan zonasi PZ yang berlaku
Penyusunan Peta Zonasi
Peta Pola Ruang dalam RDTR berfungsi sebagai Peta Zonasi bagi Peraturan Zonasi.
Peta zonasi adalah peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok yang telah didelineasikan sebelumnya.
Pembagian Subblok:
Bila suatu blok akan ditetapkan menjadi beberapa kode zonasi, maka blok tersebut dapat dipecah menjadi beberapa
subblok berdasar kesamaan (homogenitas) karakteristik pemanfaatan ruang/lahan, batasan fisik, orientasi bangunan,
lapis bangunan.
Penomoran subblok
Subblok diberi nomor blok dengan memberikan tambahan huruf (a, b, dan seterusnya) pada kode blok.
Contoh: Blok 40132-023 dipecah menjadi Subblok 40132-023.a dan 40132-023.b
40132-023.a
K1
40132-023.b
R3
Pembagian zona dengan
pertimbangan batasan fisik jalan
(termasuk 1 blok dengan batas
jalan), Gang, Brandgang, Batas
Kapling dan Orientasi Bangunan,
Lapis Bangunan
Penyusunan Peta Zonasi
SUMBER PETA RBI
skala 1: 25.000
Di dukung dg CITRA
GeoEye resolusi 0,4 m
Jadi, bisa dijadikan
acuan didalam
mengambil informasi
untuk peta skala 1:
5.000
√
PETA RENCANA
POLA RUANG
RDTR WAIBAKUL
TERIMA KASIH