Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN

ALAT EVALUASI
ASPEK KINERJA
KELOMPOK 1:
SYIFA NURRAHMAH / 19719251008
SRI HUTAMI ADININGSIH S. / 19719251013
Pengertian Penilaian Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 700), kata “kinerja” mempunyai arti
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja.

Penilaian kinerja adalah alat evaluasi berupa tes perbuatan untuk menyelesaikan tugas
dalam konteks kehidupan nyata, dimana penilaian tersebut meminta siswa untuk
menunjukkan kemampuannya secara langsung kepada guru baik dari sisi pengetahuan
maupun keterampilan, bukan dengan memilih jawaban dari pilihan yang tersedia.
Alasan Penilaian Kinerja Perlu
Dilakukan
Memberi peluang yang lebih banyak kepada guru untuk mengenali
peserta didik secara lebih utuh

Dapat melihat kemampuan dan keterampilan peserta didik


A pembelajaran tanpa B
selama proses harus menunggu sampai
proses pembelajaran berakhir

Adanya kemampuan peserta didik yang sulit diketahui


hanya dengan melihat hasil tes tertulis saja atau hasil
akhir pekerjaan mereka
Ciri dari Penilaian Kinerja
Mampu melakukan penilaian secara langsung dan otentik saat mengobservasi
kinerja yang dilakukan peserta didik baik dalam bentuk proses kognitif,
pernyataan oral maupun produk dari peserta didik.

penilaian kinerja juga bisa digunakan untuk mengakses kebiasaan


berpikir (habit of mind), cara bekerja dan perilaku nilai peserta didik
dalam kehidupan nyata
Asumsi Pokok Dalam Penilaian Kinerja

1. Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa;


2. Tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran;
3. Penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat
dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga
dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri;
4. Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk
mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa
akan terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan Penilaian Kinerja 
Peserta didik diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan suatu proses.

Proses yang didemonstrasikan peserta didik dapat diobservasi secara langsung


oleh guru.

Adanya proses evaluasi yang lebih lengkap.

A B
Kriteria penilaian dan tugas yang akan dikerjakan dapat disepakati terlebih dahulu
oleh guru bersama peserta didik.

Bisa menilai hasil pembelajaran dan keterampilan.

Peserta didik mendapatkan motivasi yang besar.


Pembelajaran dilakukan sesuai dengan aplikasi situasi pada kehidupan
nyata yang dialami peserta didik.
Kekurangan Penilaian Kinerja 

Lebih membebani guru dari segi usaha dan waktu.

Proses pertimbangan dan penskoran yang dilakukan masih bersifat subjektif.

A B
Memiliki tingkat reliabilitas yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penilaian
yang lain.
Kriteria Penilaian Kinerja  
Teachability
Tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang guru
Generability ajarkan kepada peserta didik
Tugas dalam penilaian kinerja akan semakin baik jika
dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas yang lain.
Fairness
Tugas dari guru harus adil untuk seluruh peserta didik.

Authenticity
Feasibility
Tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang
Tugas dari guru harus sesuai dengan kendala yang
peserta didik alami dalam kehidupan sehari-hari.
mungkin dialami peserta didik dalam proses
penyelesaian tugas meliputi ruangan, peralatan, waktu
dan biaya.

Multiple Scorability
Tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu Siswa yang menjalankan tugas dari guru harus
jenis kemampuan yang dimiliki peserta didik. mendapat skor yang akurat dan sesuai dengan apa yang
peserta didik lakukan. 
Tahapan Penilaian Kinerja
menentukan tujuan yang akan dicapai;

menentukan tugas yang akan dinilai

keterampilan yang didemonstrasikan peserta didik sebelumnya didefinisikan dan


disusun secara jelas

menentukan rubrik dan indikator dari tingkatan kompetensi yang akan dinilai
A B
memberi informasi pada peserta didik mengenai hal kinerja yang harus ditunjukkan

peserta didik diberi waktu untuk menyelesaikan tugas

guru harus mengamati kinerja peserta didik

hasil kinerja peserta didik dicocokkan dengan standar kriteria yang telah disusun
Metode dalam Penilaian Kinerja
• Observasi
• Wawancara
• Portofolio
• Penilaian Essay
• Ujian Praktek
• Penilaian Project
• Kuesioner
• Checklist
• Penilaian Teman
• Paper
• Penilaian diskusi dan jurnal ilmiah
Bentuk Penugasan Penilaian Kinerja
Computer adaptive testing

Tes pilihan ganda yang diperluas


Extended-response

Group performance assessment

Individual performance assessment


A B Interview

Observasi

Portofolio

Project, exhibition atau demonstrasi

Short answer
HASIL DISKUSI
1. Penilaian Kinerja tentunya melibatkan 2 aspek yakni penilaian proses dan hasil
sehingga mempersiapkannya perlu di awal maupun di akhir. Dikatakan
kelemahan karena membutuhkan waktu dan usaha-usaha yang harus
dipertimbangkan dalam penggunaannya, nah penilaian kinerja tidak bisa
disusun dengan waktu yang tergesa-gesa karena akan menghasilkan suatu
perangkat penilaian yang tidak akan mencapai sasaran tujuan yang
dikehendaki. Selain itu, dibutuhkan perhatian yang sangat besar bagi guru,
laporan dari hasil penilaian harus dibuat sesegera mungkin, karena penundaan
pembuatan laporan akan menimbulkan bias sehingga hasil belajar itu menjadi
kurang objektif.
2. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui
penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk, sehingga
dalam pembuatan instrumen, guru memerlukan persiapan yang lebih matang
dengan mempertimbangkan banyak aspek yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Tentunya frekuensi melakukan evaluasi secara individual harus
lebih banyak daripada kelompok karena evaluasi kinerja disini lebih menuntut
penilaian secara individual daripada kelompok.
HASIL DISKUSI

3. Penilaian kinerja memang membutuhkan waktu dan usaha lebih karena akan
menilai dari awal, proses, dan hasilnya sehingga membutuhkan rubrik penilaian
yang komplit yang harus disusun oleh guru sebelum pelaksanaan penilaian.
Kemudian penilaian kinerja ini mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sehingga sehingga lebih kompleks. Untuk penugasannya sendiri dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok, namun untuk nilai akhir tetap individu.
4. Pembuatan rubrik dan indikator untuk penilaian kinerja itu sebetulnya tidak jauh
berbeda dengan saat pembuatan rubrik untuk tes kongitif/afektif. jadi guru
membuat rubrik penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
yang dapat kita lihat dalam tujuan pembelajara, KI dan KD yang sudah
tercantum dalam RPP. Rubrik tersebut dibuat oleh pemerintah kemudian
disesuaikan sendiri oleh sekolah mengenai hal-hal yang dibutuhkan beserta
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
HASIL DISKUSI
5. Penilaian kinerja itu tidak hanya dilakukan pada mata pelajaran praktik saja.
karena penilaian kinerja dapat pula dilakukan dengan memberikan tugas untuk
siswa yang dapat dengan mudah diobservasi seperti menganalisis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, menyampaikan pemahaman
melalui lisan dan mengukur kebiasaan berpikir ataupun membuat suatu produk
6. Mengenai penilaian kinerja tidak hanya untuk praktik saja bisa berupa penilaian
produk dan penilaian proyek. Sebagai contoh di SMA pun bisa dilakukan
penilaian kinerja, di mata pelajaran IPA misalnya praktik di laboratorium, di mata
pelajaran IPS misalnya presentasi hasil pengamatan/laporan, di mata pelajaran
Bahasa Indonesia misalnya berpidato atau membaca puisi, bahkan mata
pelajaran matematika pun bisa misalnya membuat jaring-jaring bangun ruang.
Sedangkan untuk contoh penilaian produk. Di SMA, misalnya mata pelajaran
IPS: membuat peta. Pelajaran IPA: membuat produk bioteknologi. Bahasa
Indonesia: membuat resensi. Jadi penilaian kinerja bukan hanya dilakukan di
SMK, SMA pun bisa dilakukan penilaian kinerja.
HASIL DISKUSI

7. Penilaian kinerja itu dapat digunakan untuk menilai kemampuan dan


pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, sehingga terdapat berbagai
cara untuk menilai pemahaman tersebut misalnya saja dengan presentasi dari
masalah yang dipecahkan siswa atau dapat pula dilakukan dengan bermain
peran.
8. Penilaian keterampilan bisa disesuaikan dengan KD dan tujuan pembelajaran
sehingga tidak semua mata pelajaran wajib/harus menggunakan penilaian
kinerja. Sehingga jika ada mapel yg tidak memungkinkan menggunakan
penilaian kinerja tidak perlu dipaksakan atau bisa disesuaikan. Misalnya bisanya
dengan penilaian proyek atau portofolio itu tidak papa tidak perlu memaksakan
menggunakan penilaian kinerja. Kalau menurut saya seperti itu teman-teman,
namun jika memang tujuan pembelajarannya mampu menggunakan penilaian
kinerja dapat diterapkan dengan metode dan langkah-langkah
Thank you
KEEP HAPPY, KEEP HEALTY

Anda mungkin juga menyukai