Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS BELANJA

A. Pengertian Belanja
Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari
rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak dapat diperoleh pem
bayarannya kembali oleh Pemda. Perlu dipahami
bahwa belanja daerah berbeda dengan pengeluaran
daerah. Tidak semua pengeluaran yang dilakukan
Pemda yang menyebabkan berkurangnya kas di
rekening kas umum daerah dikatagorikan sebagai
belanja. Namun setiap belanja merupakan
pengeluaran Pemda.
B. Analisis Belanja Daerah
Analisis belanja daerah penting dilakukan untuk
mengevaluasi apakah Pemda telah menggunakan APBD
secara ekonomis, efisien dan efektif. Berdasarkan Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) dapat dilakukan analisis belanja
daerah antara lain :
1. Analisis Varians (Selisih) Belanja
Analisis varians merupakan analisis terhadap perbedaan
atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran.
Selisih anggaran belanja dikelompokkan menjadi dua
yaitu 1) Favourable variance (realisasi anggaran lebih
kecil dari anggarannya) 2) Unfavourable variance
(realisasi anggaran lebih besar dari anggarannya).
Beberapa hal yg diperhatikan dalam analisis varian
adalah :
a. Mempertanyakan alasan terjadinya varian.
Apakah selisih tersebut cukup beralasan dan
dapat dipertanggungjawabkan?
b. Berapa besarnya varian, apakah jumlahnya
signifikan atau tidak?
c. Berapa tingkat varian yang dapat ditoleransi?
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Analisis
Varians adalah sbb:
Secara umum selisih anggaran belanja bersaldo negatif.
Hal ini mengindikasikan adanya efisiensi anggaran.
Anggaran belanja terserap 99,45%, penghematan
anggaran belanja yang dilakukan tahun 2019 sebesar Rp.
1.977.700.000 atau 0,46% dari total APBD. Dalam
melakukan analisis varian tidak terpaku hanya pada
persentase, tetapi juga jumlah nominalnya. Kinerja Pemda
dinilai baik apabila Pemda mampu melakukan efisiensi
belanja. Sebaliknya jika realisasi belanja lebih besar dari
jumlah anggaran, maka hal ini mengindikasikan kinerja
Pemda kurang baik. Namun harus dikaji lebih lanjut
apakah realisasi belanja yang kecil disebabkan karena
kinerja yang baik atau justru sebaliknya.
2. Analisis Pertumbuhan Belanja
Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui per kembangan
belanja dari tahun ke tahun. Umumnya belanja cendrung
naik dari tahun ke tahun. Analisis pertumbuhan belanja
dilakukan untuk mengetahui berapa besar pertumbuhan
masing2 belanja, apakah pertumbuhan tersebut rasional
dan dapat diper tanggungjawabkan. Pertumbuhan belanja
dapat dihitung dengan rumus :

Rea. Belanja th t – Rea. Belanja th t-1


Pertumb. Belanja th t = x 100%

Rea. Belanja th t-1


 
Berdasarkan L RA dapat dihitung pertumbuhan belanja
tahun 2019 sebagai berikut :
Secara keseluruhan pertumbuhan belanja daerah
tahun 2019 sebesar 13% . Untuk menilai apakah
kenaikan tersebut dalam batas kewajaran atau
tidak, maka perlu dilihat berapa besarnya inflasi
tahun 2019, berapa tambahan cakupan pelayanan,
berapa pertumbuhan penduduk, belanja apa yang
paling besar mempengaruhi kenaikan pertumbuhan
tersebut, apa alasan kenaikan belanja tersebut,
apakah kenaikan belanja disebabkan karena faktor
internal yang relatif terencana dan terkendali atau
faktor eksternal yang diluar kendali Pemda.
3. Analisis Keserasian Belanja
Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kese imbangan
antarbelanja. Hal ini terkait dengan fungsi anggaran sebagai
alat distribusi, alokasi dan stabilisasi. Analisis keserasian
belanja antara lain :
a. Analisis Belanja per Fungsi Terhadap Total Belanja
Analisis ini dihitung dengan cara membandingkan
belanja tiap-tiap fungsi dengan total belanja dalam
APBD. Dalam hal ini terdapat sembilan fungsi yaitu ; 1)
Pelayanan umum pemerintahan, 2) Kesehatan, 3)
Ketertiban dan Keamanan, 4)Pariwisata dan Budaya, 5)
Ekonomi, 6) Pendidikan, 7) Lingkungan Hidup, 8)
Perlindungan Sosial dan 9) Perumahan dan Fasilitas
Umum
Rumus rasio Belanja per Fungsi Terhadap Total Belanja
adalah :
Realisasi Belanja Fungsi .......

Rasio Belanja per Fungsi = x 100%


Total Belanja Daerah

 
b. Analisis Belanja Operasi Terhadap Total Belanja
Rasio ini memberikan informasi porsi belanja daerah
yang dialokasikan untuk belanja operasi. Belanja
operasi merupakan belanja yang manfaatnya habis
dikonsumsi dalam satu tahun anggaran, sehingga
belanja operasi ini sifatnya jangka pendek dan dalam
hal tertentu sifatnya rutin dan berulang.
Rumus rasio B O Terhadap Total Belanja adalah :
Realisai Belanja Operasi

Rasio B O Terhadap Total Belanja = x 100%


Total Belanja Daerah
 
c. Analisis Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Rasio ini memberikan informasi porsi belanja daerah
yang dialokasikan untuk investasi dalam bentuk belanja
modal. Pengeluaran untuk belanja modal akan
memberikan manfaat jangka menengah dan panjang.

Rumus rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja :


Realisai Belanja Modal

Rasio B. M Terh. Total Belanja = x 100%


Total Belanja Daerah
 
d. Analisis Belanja Langsung dan Tidak Langsung
Analisis belanja langsung dan tidak langsung
bermanfaat untuk kepentingan manajemen internal
Pemda yaitu untuk pengendalian biaya dan anggaran.
Dari sudut pandang Sistem Pengendalian Manajemen
Sektor Publik, belanja langsung dikatagorikan sebagai
biaya teknik (engeneered expense/expenditure),
sedangkan belanja tidak langsung dikatagorikan
sebagai biaya kebijakan (discretionary
expense/expenditure). Balanja langsung dapat
dikendalikan melalui manajemen aktivitas,
penetapan stándar belanja dan estándar harga unit.
Sedangkan belanja tidak langsung dapat dikendalikan
melalui penetapan harga ketat (hard budget) dan efisiensi
anggaran.

Rumus rasio Belanja Langsung adalah :


Total Belanja Langsung
Rasio B L Terhadap Total Belanja = x 100%
Total Belanja Daerah
 
Rumus rasio Belanja Tidak Langsung adalah :
Total Belanja Tidak Langsung
Rasio B T L Thp Total Belanja = x 100%
Total Belanja Daerah
e. Rasio Efisiensi Belanja
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
penghematan anggaran yang dilakukan Pemda.
Pemda dinilai telah melakukan efisiensi anggaran jika
rasio efisiensi belanja kurang dari 100%, sebaliknya
jika lebih maka mengindikasikan telah terjadi
pemborosan.
Rumus rasio Efisiensi Belanja adalah :
Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja = 100%
Anggaran Belanja
f. Rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB
Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan
belanja daerah dengan PDRB yang dihasilkan daerah.
Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas
belanja daerah

Rumus rasio Belanja Daerah Terhadap PDRB adalah :


Total Realisasi Belanja Daerah
Rasio B D Thd PDRB = x 100%
Total PDRB
 

Anda mungkin juga menyukai