Anda di halaman 1dari 26

ANTI ANSIETAS

Case Science Session (CSS)


Ilmu Kesehatan Jiwa
INDIKASI
Gejala Sasaran : Sindroma Ansietas
Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal
yang dipersepsi sebagai ancaman, hal tersebut menyebabkan individu tidak mampu
istirahat dengan tenang.
Dicirikan dengan rasa cemas dan takut berlebihan
Banyak gejalanya yang serupa dengan depresi
Biasanya comorbid dengan depresi, penyalahgunaan zat, gangguan bipolar, atau
gangguan cemas lainnya
Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut:
 Ketegangan motorik :
• Hiperaktivitas otonom:
1. Kedutan otot atau rasa gemetar
1. Nafas cepat/terasa berat
2. Otot tegang/kaku/pegal linu
2. Jantung berdebar-debar
3. Tidak bisa diam
3. Telapak tangan basah-dingin
4. Mudah menjadi Lelah 4. Mulut kering
5. Kepala pusing/rasa melayang
 Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang
6. Mual, mencret, perut tidak enak
1. Perasaan jadi peka/mudah ngilu 7. Muka panas/ badan menggigil
2. Mudah terkejut/kaget 8. Buang air kecil lebih sering
3. Sulit konsentrasi pikiran 9. Sukar menelan/rasa tersumbat
4. Sukar tidur
5. Mudah tersinggung
Sindrom ansietas dapat terjadi pada:
Sindrom ansietas psikik: gangguan ansietas umum, gangguan panic,
gangguan fobik, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stress pasca-
trauma
Sindrom ansietas organic: hipertirotisme, pheochromocytosis, dll
Sindrom ansietas situasional: gangguan penyesuaian dan ansietas
gangguan cemas perpisahan
Sindrom ansietas penyerta: gangguan kejiwaan + sindrom ansietas
(skizifrenia, gangguan paranoid), penyakit fisik + sindrom ansietas
(stroke, kanker)
MOA BENZODIAZEPINE
Benzodiazepines act at Benzodiazepine-sensitive GABAA receptor, exert an
anxiolytic effect due to enhancement of phasic postsynaptic inhibition. If
this action occurs at overly active output neurons in the amygdala or in
cortico-striato-thalamocortical (CSTC) loops, it would theoretically cause
anxiolytic actions with reduction of both fear and worry.
MOA BUSPIRONE
Buspirone may exert its anxiolytic effects by acting as a partial
agonist at brain 5-HT1A receptors, but it also has affinity for
brain dopamine D2 receptors.
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Benzodiazepi Alprazolam Aprozolam IR tab Ansietas : Aprozolam IR 3 • Meningkatkan efek depresi saat dikonsumsi
ne 0,25 mg – 1 mg x 0,75 – 1,5 mg/hari bersama CNS depresan lain
(anxiolytic) Aprozolam XR Panik: Aprozolam IR 3 x • Inhibitor CYP450 seperti nefazodone,
(axtended-release) 1,5 mg/hari or Aprozolam fluvoxamine, fluoxetine dan jus anggur,
Tab 0,5 mg-3mg XR 1 x 0,5 – 1 mg/hari agen antifungual azole (ketonazole),
(pagi) antibiotic macrolide dapat mengurangi
clearance aprozolam sehingga kadarnya
dalam plasma tinggi dan menyebabkan efek
samping sedative meningkat
• Induser CYP450 3A (carbamazepine) dapat
meningkatkan clearance dan menurunkan
level aprozolam dalam plasma sehingga
kemungkinan mengurangi efek terapeutik
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Benzodiazepi Clonazepam Tab 0,5 mg 0 2 mg Seizure: 3 x 1,5 mg/hari • Efek depresif meningkat saat diberikan
ne Panik: 2 x 0,25 mg/hari bersama depresan CNS lain
(anxiolytic, • Inhibitor CYP450 3A4 dapat
anticonvulsa mempengarungi clearance
n) • Flumazenil dapat memicu kejang dan tidak
boleh diberikan pada pasien pengobatan
kejang dengan clonazepam

Clorazepate Tab 3,75 – 22,5 mg Ansietas: 15 mg/hari • Efek depresif meningkat saat diberikan
(anxiolytic) dibagi dalam bberap dosis bersama depresan CNS lain
Alkohol withdrawal: 30
mg /hari dibagi beberapa
dosis
Epilepsi: 3 x 7,5 mg/hari
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Benzodiazepi Diazepam Tab 2 – 10 mg Oral (ansietas, muscle • Meningkatkan efek depresi saat dikonsumsi
ne (anxiolytic, Liquid 5mg/5ml spaem, seizure) : 2-4 x 2- bersama CNS depresan lain
muscle Injeksi via 5mg/ml; 10mg/hari • Cimetidene dapat mengurangi Clearance
relaxant, 10mg, Oral (alcohol withdrawal) : sehingga meningkatkan level dalam plasma
anticonvulsa Rectal gel 5 mg/ml; 3- 4 x 10 mg/hari • Flumazenil dapat memicu kejang dan tidak
nt)) 2,5mg, -20mg Cair: dicampur dengan air boleh diberikan pada pasien pengobatan
atau jus kejang dengan diazepam
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Benzodiazepi Lorazepam Tab 0,5 mg- 2mg Oral: 2-3 x 2-3 mg/hari • Meningkatkan efek depresi saat dikonsumsi
ne (anxiolytic, Liquid 0,5mg / 5ml, Ijeksi: 4 mg (adm slowly) bersama CNS depresan lain
(anxiolytic) anticonvulsa 2 mg/ml Liquid formulation • Valproate dan probenic mengurangi
nt) Injeksi 1 mg/0,5ml, dicampur dengan air, soda, clearance dan meningkatkan level dalam
2mg/ml, 4 mg/ml atau pudding plasma  efek samping meningkat
• Oral kontrasepsi meningkatkan clearance
dan mengurangi level dalam plasma 
efek terapi menurun
• Flumazenil dapat memicu kejang dan tidak
boleh diberikan pada pasien pengobatan
kejang dengan diazepam
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Benzodiazepi Oxazepam Cap 10 mg-30 mg Mild –moderate ansietas: 3-4 • Meningkatkan efek depresi saat
ne) (anxiolytic) Tab 15 mg x 30-60 mg/hari dikonsumsi bersama CNS depresan
Severe anxietas, associated lain
alcohol withdrawal: 3-4 x
45-120 mg/hari

Non- Sulpiride Tab 200mg- 1-2 x 400-800mg/hari • Dapat meningkatkan efek obat
benzodiazepin (conventional 500mg antihipertensi
e antipsychotic_neur Injeksi IM : • Efek CNS meningkta bila digunakan
oleptic, benzamide, 50mg/ml, bersama depresan CNS lain
dopamine 2 100mg/ml • Dapat menurunkan efek levodopa,
antagonist) dopamine agonist
• Antasida dan sucralfate dapat
mengurangi absorbs sulpiride
GOLONGAN ANTIANSIETAS
Golongan Nama obat Sediaan Dosis (saat awal) Interaksi obat

Non- Buspirone Tab 5mg -10 mg 2 x 15 mg/hari • Inhibitor CYP450 seperti nefazodone,
Benzodiazepi (anxiolytic_a fluvoxamine, fluoxetine) dapat mengurangi
ne zapirone, clearance buspirone sehingga kadarnya dalam
serotonin 1A plasma tinggi dan menyebabkan efek samping
partial meningkat dan pemberian perlu dikurangi
agonist, • Induser CYP450 3A (carbamazepine) dapat
Serotonin meningkatkan clearance dan menurunkan level
stabilizer) buspirone dalam plasma sehingga kemungkinan
mengurangi efek terapeutik dan perlu dinaikkan
dosisnya
• Dapat meningkatkan level haloperidol dalam
plasma
• Dapat meningkattkan level nordiazepam,
mengaktifkan metabolit diazepam, yang bisa
menyebabkan gejala sakit kepala, pusing, atau
muntah menigkat
EFEK SAMPING
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah)
Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dll)
Dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam jangka panjang, namun
ketergantungannya lebih rendah dari narkotika
Penghentian obat secara mendadak juga akan menimbulkan gejala putus obat
(rebound phenomena) seperti pasien menjadi gelisah, irritable, bingung, palpitasi,
tremor, insomnia, keringat dingin, dll.
 Gejala ini dipengaruhi waktu paruh dari obat tersebut. Ketergantungan lebih sering terjadi pada individu
dengan riwayat peminum alkohol, penyalagunaan obat, atau dengan gangguan kepribadian lain.

Sebagai pencegahan ketergantungan obat, lama pemberian obat maksimum 3


bulan dalam rentang dosis terapeutik.
PERHATIAN KHUSUS
Kontraindikasi: penyakit hati atau ginjal kronis, pasien dengan hipersensitif terhadap
benzodiazepine, myasthenia gravis, glaucoma.
Pemberian benzodiazepine dosis tinggi pada saat persalinan harus dihindari oleh karena dapat
menyebabkan hipotonia, penekanan pernapasan, dan hipotermia pada anak yang dilahirkan

Gejala overdosis/intoksikasi:
 Lemas, penurunan kesadaran
 Penurunan pernapasan, denyut nadi, dan tekanan darah
 Ataksia, disertai kebingunan, dan penurunan reflek fisiologis

Adverse Effect:
 Teratogenik (trimester I) – obat dapat melewati placenta
 Pada penderita usia lanjut atau anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxical reaction)
berupa gangguan tidur, iritabilitas, kegelisahan, disinhibisi, dan spasitas otot meningkat.
MOOD STABILIZER
Obat mood stabilizer = antipsychotic atypical untuk mengobati penyakit bipolar 
mengobati salah satu/semua dari empat fase penyakit yang berbeda
Obat antidepresan = "Mood de-stabilizer“

Kombinasi obat mood stabilizer = standar obat untuk mengobati gangguan


bipolar
Mengurangi gejala mania Mencegah kekambuhan depresi
1. LITHIUM
Gangguan bipolar secara klasik telah diobati dengan lithium selama lebih dari 50
tahun.
Lithium terbukti efektif dalam episode manik dan mengurangi kekambuhan
Lithium dapat diberikan untuk membantu mencegah bunuh diri pada pasien dengan
gangguan mood dan mengobati episode depresi pada gangguan bipolar sebagai obat
tambahan untuk antidepresan pada depresi unipolar
MoA = transduksi sinyal di luar reseptor neurotransmitter. Lithium menghambat
enzim inositol monophosphatase; modulasi protein G; dan regulasi ekspresi gen
untuk plastisitas neuron melalui interaksi dengan kaskade transduksi sinyal termasuk
penghambatan GSK-3 (glikogen sintase kinase 3) dan protein kinase C
Lithium lebih memiliki efek pada gangguan bipolar dibandingkan dengan asam
valproat
Efek samping = gejala gastrointestinal seperti dispepsia, mual, muntah, dan diare,
serta pertambahan berat badan, rambut rontok, jerawat, tremor, sedasi, penurunan
kognisi, dan koordinasi
Adverse effect (jangka Panjang) = penyakit tiroid dan ginjal
Lithium memiliki jangka waktu terapi yang sedikit, membutuhkan pemantauan kadar
obat plasma.
2. ANTIKONVULSANT
Antikonvulsan pertama yang diuji = carbamazepine dan valproate, terbukti efektif
dalam mengobati fase manik gangguan bipolar  disimpulkan dapat menjadi obat
mood stabilizer, terutama untuk mania
A. Asam valproat
 MoA = belum pasti. Kemungkinan:
- menghambat saluran natrium,
- meningkatkan aksi neurotransmitter GABA (γ-aminobutyric acid) dengan meningkatkan pelepasannya sehingga re-
uptake nya berkurang  inaktivasi metabolic melambat
- mengatur kaskade transduksi sinyal
- mengubah phosphorylase voltage-sensitive sodium channel (VSSC)  mengurangi sodium yang bisa lewat menuju
neuron  mengurangi pelepasan glutamate  berkurangnya eksitatori neurotransmitter
 efektif untuk fase manik akut pada penyakit bipolar dan biasanya digunakan utk jangka lama untuk mencegah
rekurensi mania
 SE: rambut rontok, sedasi, weight gain
 Paparan kronis perlu diswapadai terhadap: hepar, pancreas, toxisitas fetus (neural tube defect), komplikasi
metabolic, amenorrhea, polycystic oavries
B. Carbamazepine
Carbamazepine sebenarnya merupakan antikonvulsan pertama yang terbukti efektif
dalam fase manik gangguan bipolar, tetapi tidak disetujui secara resmi oleh FDA
sampai saat ini sebagai formulasi obat kontrol sekali sehari
MoA (hipotesis) = bekerja dengan memblokir saluran natriummeningkatkan aksi
GABA
C. Lamotrigin
Digunakaan untuk pengobatan fase gangguan bipolar depresi, tidak digunakan untuk
mania bipolar
Moa: mengurangi pelepasan glutamat
Efek samping = ruam, (walaupun jarang) sindrom Stevens-Johnson yang
mengancam jiwa yaitu Nekrolisis Epidermal Toksik.

Lamotrigin diperbolehkan digunakan untuk mencegah kekambuhan mania dan


depresi. Namun, FDA belum menyetujui penggunaannya untuk depresi bipolar,
walaupun para ahli percaya bahwa lamotrigin efektif untuk depresi bipolar
Lamotrigin dapat menggantikan antidepresan sebagai rekomendasi lini pertama
dalam sebagian besar pedoman pengobatan untuk depresi bipolar  karena
antidepresan dapat menginduksi mania, menyebabkan ketidakstabilan mood, dan
meningkatnya bunuh diri pada gangguan bipolar

Anda mungkin juga menyukai