Anda di halaman 1dari 20

RIO AKBAR HARAHAP

183210683
GEOMIGAS IV D
Dosen Pengampu: FITRIANTI, ST., MT

CEKUNGAN SEDIMEN
DEFINISI CEKUNGAN SEDIMEN
Cekungan sedimen adalah
bagian dari kerak bumi yang
dimana dapat berperan sebagai
akumulasi atau
terakumulasinya lapisan
sedimen yang relatif tebal dari
sekitarnya.
MEKANISME PEMBENTUKAN
CEKUNGAN SEDIMEN
1. Purely thermal mechanism, misalnya pendinginan dan
penurunan dari oceanic lithosphere seiring dengan
pergerakannya menjauhi pusat pemekaran.

2. Perubahan dalam ketebalan kerak/litosfer, misalnya


penipisan kerak akibat adanya mekanisme pergerakan
sesar ekstensional yang mengontrol penurunan
cekungan, yang juga mengakibatkan adanya thermal
uplift pada lempeng yang menipis.

3. Pembebanan litosfer, disebabkan oleh defleksi atau


adanya deformasi fleksural dimana sebelumnya pernah
terjadi subsidence.
JENIS KLASIFIKASI CEKUNGAN
SEDIMEN
a. Berdasarkan hubungan antara Morfologi/Bentuk
Cekungan dan Kapan Sedimen Mengisinya
 Syn-depositional, sedimentasi bersamaan
dengan subsidence, jenis facies sedimen pengisi
cekungan akan dipengaruhi oleh perubahan
akomodasi, pola penyebaran facies dapat
diprediksi; di bagian pinggiran facies dangkal,
di tengah cekungan facies yang lebih dalam.
 Post-depositional, cekungan terbentuk lebih
belakangan dibandingkan dengan sedimentasi
yang lebih dulu terjadi. Pola penyebaran facies
sedimen-sedimen yang lebih tua tidak
dikontrol oleh morfologi cekungan yang
terbentuk belakangan tapi mengikuti cekungan
yang terbentuk lebih awal

 Pre-depositional, cekungan terbentuk lebih


dulu, lalu subsidence terjadi dengan cepat
karena tektonik sehingga lokasi depocentre
dalam banget, baru kemudian sedimen masuk
ke cekungan setelah tektonik berhenti.
b. Berdasarkan Jenis Litosfer dan Gaya Struktur
(Structural Style) Kingston et al. (1983):
 Continental interior sag, posisi di dalam
kontinen, sag artinya subsidence karena
loading, tanpa tektonik.
 Continental interior fracture, posisi di dalam
kontinen, fracture artinya rekah (patahan
ekstensional).
 Passive continental margin, margin sarg: di
pinggir kontinen, passive margin
 Oceanic sag, di laut (kerak samudra), sag
 Basins related to subduction, berkaitan dengan
subduksi
 Basins related to collision, berkaitan dengan
tabrakan
 Strike slip basin, berkaitan dengan sesar mendatar

c. Berdasarkan Mekanisme Pembentukan:


 Proses thermal
 Stretching (memelar, ekstensional)
 Loading
 Strike slip
d. Berdasarkan Posisinya Terhadap Lempeng
Tektonik
Jenis klasifikasi ini yang sering digunakan. Dapat
dibagi lagi berdasarkan:
1) Divergent plate settings (lempengnya saling
menjauh)
 Rift basin, di kerak kontinen, biasanya
berasosiasi dengan volkanisme dan juga
doming.
 Proto-ocean rift trough, di laut, kerak
samudera terbentuk.
 Continental rises dan terraces, di
pinggiran kontinen dekat batas lempeng
kontinental-samudera.
 Passive margin, di pinggiran kontinental
ditandai dengan progradasi sedimen ke
arah “distal”.
 Failed rifts, rift margin yang tidak aktif,
rifting berhenti
 Intracratonic rift, sag basin di dalam
kraton yang di bawahnya ada rift.
 Oceanic basins, cekungan dialasi kerak
samudera pada lempeng-lempeng divergen.
2) Convergent plate settings (lempengnya saling
mendekat)
Trenches (Palung), terbentuk oleh subduksi.
Trench slope basins depresi struktur lokal di
komplek subduksi.
Forearc basins, antara komplek subduksi
dengan busur magma.
Intra-arc basins, terletak didalam busur
magma.
Back-arc basins, di belakang busur magma.
Inter-arc basins, terletak di antara 2 busur
magma.
Remnant oceanic basins, cekungan
samudera yang sudah mengecil dan
terperangkap pada zona tabrakan lempeng.
Foreland basins, terbentuk di depan kerak
kontinen yang mengalami thrust fault, juga
disebut foredeep.
Piggy-back basins, terletak di atas
punggung thrust fault dan dibatasi thrust
fault di belakang.
3) Tranform plate settings

 Pull a part atau transtensional basins


 Trenspressional basins
 Transrotational basins
CEKUNGAN DAN AKUMULASI
MINYAK BUMI
1) Cekungan sedimen merupakan akumulasi
sedimen dan memegang peranan penting bagi
akumulasi minyak dan gas bumi. Di dunia ini
terdapat lebih dari 600 cekungan sedimen, dan
sekitar seperempatnya telah menghasilkan
minyak.

2) Di Indonesia, berdasarkan evaluasi Ikatan Ahli


Geologi (IAGI-2008), diperkirakan terdapat
sekitar lebih 60 cekungan minyak bumi.
Tidak semua cekungan sedimen
mempunyai potensi yang sama bagi
akumulasi minyak dan gas bumi. Masih
banyak lagi faktor yang menentukan untuk
terdapatnya HC pada suatu cekungan, oleh
karena itu, pengetahuan mengenal jenis-
jenis cekungan sedimen, sejarah
perkembangan dan peranannya bagi
akumulasi minyak dan gas bumi sangat
penting diketahui.
Sampai saat ini telah banyak para ahli
yang menyelidiki, mempelajari, dan
membuat klasifikasi cekungan
sedimen. Dengan berjalannya
waktu,pengetahuan dan klasifikasi
cekungan sedimen mengalami
perkembangan pesat. Salah satu yang
terpenting adalah studi cekungan
sedimen berdasarkan konsep tektonik
lempeng.
WILAYAH CEKUNGAN SEDIMEN DI
INDONESIA
KETERANGAN
Merah : 18 Cekungan dengan status Berproduksi.
Biru : 12 Cekungan dengan status belum di
produksi.
Hijau : 74 Cekungan dengan status belum ada
penemuan.
Kuning : 24 Cekungan dengan status telah dilakukan
pengeboran dan tidak ditemukan minyak dengan Gas
Bumi.

Anda mungkin juga menyukai