Anda di halaman 1dari 27

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

HIDRODINAMIKA I
MATERI – 10
GAYA GELOMBANG PADA STRUKTUR
LANGSING TERPANCANG
(WAVE LOADS ON SLENDER FIXED STRUCTURES)

Eko B Djatmiko
Jurusan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya - 2014

1
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

HIDRODINAMIKA I
MATERI – 10b
GAYA GELOMBANG PADA STRUKTUR LANGSING
TERPANCANG

MINGGU – 13

2
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7. GAYA GELOMBANG PADA SILINDER LANGSING


TERPANCANG TEGAK (SLTT)
z

y c
l
O

z0
x
xc
2R1 R1d

z

d
R1

dz
y
d R1d

R1
x
R1cos

Gambar 6. Silinder terpancang tegak dalam medan propagasi gelombang


3
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7. GAYA GELOMBANG PADA SILINDER LANGSING TERPANCANG TEGAK ..... lanjut

• Simplifikasi  gelombang Airy untuk perairan dalam, dengan persamaan:


𝜁  =𝜁 0 𝑒 𝑘𝑧 sin (𝑘𝑥 − 𝜔 𝑡 ) ..... (9)

• Silinder  Jari-jari R1 dengan jarak xc dari titik pusat sumbu (Origin – O)

• CATATAN SEHUBUNGAN DENGAN UKURAN SILINDER BANGUNAN LEPAS PANTAI:


 Jack-Up (Brace: 0.25 ~ 0.50 m; Leg: 0.50 ~ 1.00 m)
 Jacket (Brace: 0.40 ~ 1.00 m; Leg: 0.80 ~ 4.00 m)
 Semi-Submersible (Brace: 1.5 ~ 4.0 m; Column: 8.0 ~ 14.0 m; Pontoon: 10.0 ~ 16.0 m)
 Gravity & Tethered Buoyant Platform (Column: 6.0 ~ 20.0 m; Caisson: 60.0 ~ 160.0 m)

4
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.1. Gaya Tekanan pada SLTT


• Gaya tekanan pada elemen R1 d dz dapat dituliskan sebagai: FPx (-)

𝑑
𝑘𝑧 y
  ( 𝑑 𝐹 𝑃 ) = 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝑒 sin 𝑘 {( 𝑥 𝑐 + 𝑅 1 cos 𝜑 ) − 𝑐𝑡 } ( 𝑅 1 𝑑 𝜑 𝑑𝑧 ) ..... (10) FP FPy (-)
• Komponen pada arah sumbu-x adalah:
𝑘𝑧
𝑑
  ( 𝑑 𝐹 𝑃𝑥 )=− 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝑒 sin 𝑘 {( 𝑥 𝑐 + 𝑅 1 cos 𝜑 ) − 𝑐𝑡 } ( 𝑅 1 𝑑 𝜑 𝑑𝑧 ) ..... (11)
x
• Integrasi gaya tekanan pada sekeliling silinder:
  2𝜋
𝑘𝑧
( 𝑑 𝐹 𝑃 ) =− 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝑅 1 𝑒 𝑑𝑧 ∫ cos𝜑 sin 𝑘 {( 𝑥 𝑐 +𝑅 1 cos 𝜑 ) −𝑐𝑡 } 𝑑 𝜑 ..... (12)
0
• Atau (dengan korelasi sudut ganda):
2𝜋
  𝑘𝑧
( 𝑑 𝐹 𝑃 ) =− 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝑅 1 𝑒 𝑑𝑧 ∫ {sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 ) cos ( 𝑘 𝑅1 ) cos 𝜑+sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 −𝑐𝑡 ) cos ( 𝑘 𝑅 1 ) cos 𝜑 } 𝑑 𝜑 ..... (13)
0

5
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.1. Gaya Tekanan pada SLTT ..... lanjut

• Ekspansi cos (kR1 cos ) dapat dituliskan sebagai deret:


2𝜋 2 4
  ( 𝑘 𝑅 1 cos 𝜑 ) ( 𝑘 𝑅 1 cos 𝜑 )
𝐼 𝑛 1=∫ 1−
0
{ 2!
+
4! }
−… cos 𝜑 𝑑 𝜑
2𝜋
  𝑘 2 𝑅21 3 4 4
sin 𝜑 𝑘 𝑅 1
3 5
In = Integral
{
¿ sin 𝜑 −
2 (
sin 𝜑 −
3
+
24
sin 𝜑−
2sin 𝜑 sin 𝜑
3
+)5
−… ( ) } 0
..... (14)

= 0  jadi integrasi besaran pertama dalam tanda integral akan sama dengan NOL !!!
• Ekspansi besaran kedua di belakang integral adalah:  yi. deret untuk sin (kR1 cos ) :
2𝜋 3 5
  ( 𝑘 𝑅 1 cos 𝜑 ) ( 𝑘 𝑅 1 cos 𝜑 )
0
{
𝐼 𝑛 2=∫ 𝑘 𝑅1 cos 𝜑 −
3
3
+
5 }
− … cos 𝜑 𝑑 𝜑
2𝜋
( 𝑘 𝑅 1 ) 3 𝜑 sin 2 𝜑 sin 4 𝜑
 
{
¿ 𝑘 𝑅1
𝜑 sin 2 𝜑
2
+( 4

3
6 8)+
4
3
+
3
32
+… ( ) } 0

 ¿ 𝑘 𝑅 𝜋 − ( 𝑘 𝑅 1 ) 6 𝜋 = 𝑘 𝑅 𝜋 − 𝜋 𝑘 𝑅 1 +… ..... (15)
1 1
6 8 8
6
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.1. Gaya Tekanan pada SLTT ..... lanjut

• Bila dimasukkan k = 2p /l pada pers. (15):


2 2 2
 𝐼 = 2 𝜋 𝑅 1 1 − 𝜋 𝑅 1 +…
𝑛2
𝜆 ( 2
2𝜆 ) ..... (16)

• Persyaratan agar kesalahan dalam pengabaian besaran kedua lebih kecil dari 5% adalah:
 𝜋 2 𝑅 21 𝑅 1 0.1
2𝜆
2
≤ 0.05 ⟶ ≤ 2 ≤ 0.1
𝜆 𝜋
 diameter silinder D ≤ 0.2l
√ ..... (17)

 Kesalahan akan < 1% bila D ≤ 0.1l


 Pengabaian faktor kedua juga berarti memberikan (sedikit tambahan) keamanan
• Selanjutnya, gaya horisontal per satuan kedalaman akan diperoleh dari:

( 𝑑 𝐹 𝑃 ) =− 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝜋 𝑅 21 𝑘 𝑒 𝑘𝑧 cos 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 ) 𝑑𝑧 ..... (18)


Pers. (18) lebih tepat diterapkan untuk gelombang dengan panjang relatif besar terhadap diameter
silinder ! 7
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.2. Gaya Inersia pada SLTT


• Gaya inersia pada silinder langsing terpancang tegak diperoleh dengan memasukkan
koefisien massa tambah CM ke dalam pers. (18); catatan: lihat juga pers. (5) untuk bentuk
umum gaya inersia.
( 𝑑 𝐹 𝐼 ) =− (1+𝐶 𝑀 ) 𝜌 𝑔 𝜁 0 𝜋 𝑅 21 𝑘 𝑒𝑘𝑧 cos 𝑘 ( 𝑥 𝑐 −𝑐𝑡 ) 𝑑𝑧 ..... (19)
• Mengingat bahwa gk=w2 dan kc=w maka persamaan di atas dapat juga dituliskan sebagai:
( 𝑑 𝐹 𝐼 ) =− (1+𝐶 𝑀 ) 𝜌 𝜋 𝑅 21 𝜁 0 𝜔2 𝑒 𝑘𝑧 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) 𝑑𝑧 ..... (19a)

 persamaan ini adalah untuk gaya inersia per satuan panjang silinder.
• Dalam beberapa referensi gaya inersia per satuan panjang juga dituliskan dalam notasi huruf
kecil fI sebagai berikut:
𝑓  𝐼 =− (1+𝐶 𝑀 ) 𝜌 𝜋 𝑅 21 𝜁 0 𝜔2 𝑒 𝑘𝑧 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) ..... (19b)

Ingat: satuan  kN/m

8
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.3. Gaya Hambatan (Drag) pada SLTT


• Dari pers. (6a) dan (6b), gaya hambatan pada silinder tegak yang proporsional dengan
kecepatan partikel gelombang adalah (untuk elemen dz)
1
( 𝑑 𝐹 𝐷 ) = 2 𝜌 𝐶 𝐷 2 𝑅1 𝑘 2 𝑐2 𝜁 20 𝑒 2 𝑘𝑧 sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 )|sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 )|𝑑𝑧 ..... (20)

• Mengingat bahwa k2c2=w2 maka persamaan di atas dapat juga dituliskan sebagai:

( 𝑑 𝐹 𝐷 ) = 𝜌 𝐶 𝐷 𝑅 1 𝜔 2 𝜁 20 𝑒2 𝑘𝑧 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|𝑑𝑧 ..... (20a)

 persamaan ini adalah untuk gaya drag per satuan panjang silinder
• Dalam beberapa referensi gaya drag per satuan panjang juga dituliskan dalam notasi huruf
kecil fD sebagai berikut:
2 2 2 𝑘𝑧
𝑓  𝐷 = 𝜌 𝐶 𝐷 𝑅 1 𝜔 𝜁 0 𝑒 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )| ..... (20b)

Ingat: satuan  kN/m

9
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.4. Persamaan Morison untuk SLTT


• Gaya gelombang total per satuan panjang SLTT kemudian didapat dengan mengkombinasikan
pers. (18) dan (19), sebagai berikut:

( 𝑑 𝐹𝑇 )= {− (1 +𝐶 𝑀 ) 𝜌𝜋 𝑅 21 𝜁 0 𝜔 2 𝑒𝑘𝑧 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) + 𝜌 𝐶 𝐷 𝑅 1 𝜔 2 𝜁 20 𝑒2 𝑘𝑧 sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 )|sin 𝑘 ( 𝑥 𝑐 − 𝑐𝑡 )|} 𝑑𝑧 ..... (21)

atau

( 𝑑 𝐹𝑇 )= 𝜌 {𝐶 𝐷 𝑅1 𝑢|𝑢|− (1+𝐶 𝑀 ) 𝜋 𝑅21 𝑢


˙ } 𝑑𝑧 ..... (21a)

 yang tidak lain adalah merupakan persamaan Morison untuk SLTT di gelombang (Airy pada
perairan dalam).
• Dalam beberapa referensi gaya total per satuan panjang juga dituliskan dalam notasi huruf
kecil fT sebagai berikut:
2
𝑓  𝑇 = 𝜌 {𝐶 𝐷 𝑅 1 𝑢|𝑢|− (1+𝐶 𝑀 ) 𝜋 𝑅 1 𝑢
˙} ..... (21b)

Ingat: satuan  kN/m

10
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.5. Gaya Gelombang Sepanjang SLTT


• Gaya gelombang yang terjadi pada keseluruhan panjang SLTT dapat diperoleh dengan integrasi
pers. (21), atau integrasi komponennya dari pers. (19) dan (20).
• Untuk gelombang linier Airy (amplitudo kecil), batas atas integral dapat diambil sebagai z = 0.
• Namun untuk meningkatkan akurasi, maka batas atas diambil sama dengan fluktuasi permukaan
gelombang, seperti berikut:

7.5.1. Gaya Inersia Horisontal


 
2 2
𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
𝑘𝑧
IQ
𝐹 𝐼 =−(1+𝐶 𝑀 ) 𝜌 𝜋 𝑅 1 𝜁 0 𝜔 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) ∫ 𝑒 𝑑𝑧
−𝑑

  𝑘𝑧 𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
𝑒
2 2
¿ −(1+𝐶 𝑀 ) 𝜌𝜋 𝑅 1 𝜁 0 𝜔 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )
𝑘 | −𝑑
2
 ¿ −(1+𝐶 ) 𝜌𝜋 𝑅 2 𝜁 𝜔 cos ( 𝑘 𝑥 −𝜔 𝑡 ) [ 𝑒 𝑘 𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔𝑡 )
−𝑒
−𝑘𝑑
]
𝑀 1 0 𝑐
𝑘
2 𝑘 𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 ) − 𝑘𝑑
  − (1+𝐶 𝑀 ) 𝜌𝜋 𝑅 1 𝜁 0 𝑔 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) [ 𝑒
¿ −𝑒 ] ..... (22) Ingat: satuan  kN
11
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.5.2. Gaya Hambatan Horizontal

 
2 2
𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡)
2 𝑘𝑧
DQ
𝐹 𝐷 =𝜌 𝑅1 𝐶 𝐷 𝜔 𝜁 sin ( 𝑘 𝑥𝑐 −𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|
0 ∫ 𝑒 𝑑𝑧
−𝑑

  2 𝑘𝑧 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
𝑒
2 2
¿ 𝜌 𝑅 1 𝐶 𝐷 𝜔 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|
2𝑘 |−𝑑
2 2
 ¿ 𝜌 𝑅1 𝐶 𝐷 𝜔 𝜁 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|[ 𝑒2 𝑘 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
−𝑒
−2 𝑘𝑑
]
2𝑘 0

1 2𝑘 𝜁 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
¿  𝜌 𝑅1 𝐶 𝐷 𝑔 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥𝑐 −𝜔 𝑡 )|[ 𝑒 ]
2 − 2 𝑘𝑑
0
−𝑒 ..... (23)
2

Ingat: satuan  kN

12
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.6. Momen Gaya SLTT Terhadap Dasar Laut


• Momen yang terjadi pada dasar laut akibat gaya gelombang pada SLTT akan diperoleh dengan
mengalikan komponen gaya pada pers. (22) dan (23) terhadap lengan ke dasar laut.

7.6.1. Momen (Gaya) Inersia Horisontal

z
𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥𝑐 − 𝜔𝑡 ) fx
 
𝑀 𝐼 =𝐼 𝑄 ∫ ( − 𝑑 − 𝑧 ) 𝑒𝑘𝑧 𝑑𝑧

-d
-d - z
−𝑑
𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔𝑡 )
  𝑘𝑧
¿ 𝐼𝑄
1
𝑘 [ 𝑘𝑧 𝑘𝑧
−𝑑 𝑒 −𝑧𝑒 +
𝑒
𝑘 ]|−𝑑

1 𝑘𝜁 1
  − 𝐼𝑄
¿
𝑘
[𝑒 0
sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 ) − 𝑘𝑑
−𝑒 ] [ 2 𝑑 +𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) −
𝑘 ]
1
 
¿+(1+𝐶
2
𝑀 ) 𝜌𝜋 𝑅 1 𝜁 0 𝑔 cos ( 𝑘 𝑥𝑐 − 𝜔 𝑡 ) [ 𝑒
𝑘 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 ) − 𝑘𝑑
−𝑒 ] [ 2 𝑑 +𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) −
𝑘 ] ..... (24)

Ingat: satuan 
13 kN.m
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.6.2. Momen (Gaya) Hambatan Horisontal


𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
 
𝑀 𝐷 =𝐷 𝑄 ∫ ( −𝑑 − 𝑧 ) 𝑒 2𝑘𝑧 𝑑𝑧
−𝑑
𝜁 0 sin (𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )
  2𝑘𝑧
¿ 𝐷𝑄
1
2𝑘 [2 𝑘𝑧 2 𝑘𝑧 𝑒
−𝑑 𝑒 − 𝑧 𝑒 +
𝑘 ]| −𝑑

1 1
  − 𝐷𝑄
¿
2𝑘
[ 𝑒
2𝑘 𝜁 0
sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )
−𝑒
−2 𝑘𝑑
] [ 2 𝑑 +𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) −
𝑘 ]
1 1
¿  −
2
2
𝜌 𝑅1 𝐶 𝐷 𝑔 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )| [ 𝑒
2𝑘 𝜁 0
sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
−𝑒
−2 𝑘𝑑
] [ 2𝑑 + 𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) −
𝑘 ] ..... (25)

Ingat: satuan  kN.m

14
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada


SLTT
Sebuah silinder baja berdiameter D1 = 2.0 m (jari-jari R1 = 1.0 m) dipancang tegak di dasar laut
dengan kedalaman d = 100 m; sisi atas silinder menjulang sampai 10.0 m di atas garis air. Di
permukaan laut gelombang progresif berpropagasi dan melewati silinder.
Bila diasumsikan gelombang yang berpropagasi dapat dimodelkan sebagai gelombang Airy untuk
perairan dalam dengan tinggi H = 2.0 m dan frekuensi w = 0.70 rad/det, serta silinder mempunyai
koefisien massa tambah CM = 1.0 dan koefisien hambatan CD = 1.2, dan selanjutnya massa jenis air
laut adalah r = 1.025 t/m3 dan percepatan grafitasi g = 9.81 m/det2, maka lakukan komputasi
berikut:
a. Besarnya gaya inersia, gaya hambatan dan gaya total per satuan panjang SLTT (untuk dua
siklus gelombang) di permukaan air laut.
b. Besarnya gaya inersia, gaya hambatan dan gaya total sepanjang SLTT (untuk dua siklus
gelombang).
c. Besarnya momen pada dasar laut akibat gaya inersia, gaya hambatan dan gaya total
sepanjang SLTT (untuk dua siklus gelombang).

15
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada


SLTT

Ada berapa nilai intensitas


gaya dan momen pada soal
a), b) dan c) yang akan
didapat dari komputasi ?
16
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut
WAVE PARAMETERS: z= 0,00 m
H= 2,00 m q fI fD fT t

a) z0 =
d=
w =
1,00 m
100,00 m
0,70 r/s
(rad)
0,00000
0,31416
0,62832
(kN/m)
-3,15574
-3,00128
-2,55304
(kN/m)
0,00000
0,05755
0,20823
(kN/m)
-3,15574
-2,94373
-2,34481
(sec)
0,00
0,45
0,90
T= 8,98 s 0,94248 -1,85489 0,39447 -1,46042 1,35
g= 9,81 m/s2 1,25664 -0,97517 0,54515 -0,43002 1,80
1,57080 0,00001 0,60270 0,60271 2,24
lw = 125,79 m
1,88496 0,97519 0,54515 1,52034 2,69
d/ l w = 0,795 YES Deep Water (Condition: d/ l w > 0.5) 2,19912 1,85491 0,39447 2,24938 3,14
c= 14,014286 m/s 2,51328 2,55306 0,20822 2,76128 3,59
kw = 0,049949 0,049949 2,82744 3,00129 0,05755 3,05884 4,04
3,14160 3,15574 0,00000 3,15574 4,49
d/gT 2 = 0,002530 3,45576 3,00128 -0,05756 2,94372 4,94
H/gT 2 = 0,126522 3,76992 2,55303 -0,20823 2,34480 5,39
4,08408 1,85487 -0,39448 1,46039 5,83
STRUCTURE SIZE: 4,39824 0,97515 -0,54515 0,42999 6,28
4,71240 -0,00003 -0,60270 -0,60273 6,73
D1 = 2,00 m
5,02656 -0,97521 -0,54514 -1,52035 7,18
R1 = 1,00 m 5,34072 -1,85493 -0,39447 -2,24939 7,63
5,65488 -2,55307 -0,20822 -2,76129 8,08
COEFFICIENTS: 5,96904 -3,00130 -0,05755 -3,05885 8,53
6,28320 -3,15574 0,00000 -3,15574 8,98
CD = 1,200
6,59736 -3,00127 0,05756 -2,94371 9,42
CM = 1,000 6,91152 -2,55302 0,20824 -2,34478 9,87
r = 1,025 t/m3 7,22568 -1,85485 0,39448 -1,46037 10,32
7,53984 -0,97512 0,54515 -0,42997 10,77

𝑓  𝐼 =− (1+𝐶𝑚 ) 𝜌 𝜋 𝑅21 𝜁 0 𝜔 2 𝑒 𝑘𝑧 cos ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) 7,85400


8,16816
0,00006
0,97523
0,60270
0,54514
0,60276
1,52037
11,22
11,67
8,48232 1,85495 0,39446 2,24941 12,12
2 2 2 𝑘𝑧
𝑓  𝐷 = 𝜌 𝐶 𝐷 𝑅 1 𝜔 𝜁 0 𝑒 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )|sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 )| 8,79648
9,11064
2,55308
3,00131
0,20822
0,05755
2,76130
3,05885
12,57
13,02
9,42480 3,15574 0,00000 3,15574 13,46
9,73896 3,00126 -0,05756 2,94370 13,91
Catatan: 10,05312 2,55300 -0,20824 2,34476 14,36

Dalam kasus ini posisi sumbu silinder adalah berada pada posisi x 10,36728
10,68144
1,85483 -0,39449
0,97510 -0,54516
1,46035
0,42995
14,81
15,26
= 0, sehingga xc = 0. Dengan demikian harga dalam fungsi 10,99560
11,30976
-0,00008 -0,60270
-0,97526 -0,54514
-0,60278
-1,52039
15,71
16,16

trigonometri menjadi (k x 0 – wt) = (– wt) = (- q) 11,62392


11,93808
-1,85497 -0,39446
-2,55310 -0,20821
-2,24942
-2,76131
16,61
17,05
12,25224 -3,00131 -0,05754 -3,05885 17,50
12,56640 -3,15574 0,00000 -3,15574 17,95 17
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut

2p = 6.28

Amplitude of forces per unit length (at


MWL):
- Inertia, zfI = 3.16 kN/m
- Drag, zfD = 0.60 kN/m
- Total, zfT = 3.16 kN/m

T = 8.98 sec

18
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
Efek kedalaman terhadap penurunan gaya gelombang per satuan panjang

z f Ix f Ix turun f Dx f Dx turun f Tx f Tx turun


(m) (kN/m) (%) (kN/m) (%) (kN/m) (%)
0.00 3.155 100.00 0.60200 100.00 3.155 100.00
-10.00 1.915 60.70 0.22200 36.88 1.915 60.70
-20.00 1.162 36.83 0.08200 13.62 1.162 36.83
-30.00 0.705 22.35 0.03000 4.98 0.705 22.35
-40.00 0.428 13.57 0.01100 1.83 0.428 13.57
-50.00 0.259 8.21 0.00400 0.66 0.259 8.21
-60.00 0.158 5.01 0.00150 0.25 0.158 5.01
-70.00 0.096 3.04 0.00055 0.09 0.096 3.04
-80.00 0.058 1.84 0.00020 0.03 0.058 1.84
-90.00 0.035 1.11 0.00008 0.01 0.035 1.11
-100.00 0.000 0.00 0.00000 0.00 0.000 0.00

Catatan: Turun menjadi x% dari harga pada d = 0 m


19
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

Efek kenaikan tinggi gelombang terhadap kenaikan gaya gelombang per satuan panjang

20
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut
WAVE PARAMETERS: q t A B C D FI E F G H FD FT

b) H=
z0
d=
w=
=
2,00 m
1,00 m
100,00 m
0,70 r/s
(rad)
0,00000
0,31416
0,62832
(sec)
0,00 -63,17915
0,45 -63,17915
0,90 -63,17915
1,00000
0,95106
0,80902
1,00000
1,01555
1,02979
-0,00677
-0,00677
-0,00677
(kN)
-62,75127
-60,61464
-52,28968
6,03315
6,03315
6,03315
0,00000
0,30902
0,58779
0,99932
0,99932
0,99932
-0,00005
-0,00005
-0,00005
(kN)
0,00000
0,57570
2,08291
(kN)
-62,75127
-60,03894
-50,20678
0,94248 1,35 -63,17915 0,58778 1,04124 -0,00677 -38,41553 6,03315 0,80902 0,99932 -0,00005 3,94591 -34,46963
T= 8,98 s 1,25664 1,80 -63,17915 0,30901 1,04865 -0,00677 -20,34086 6,03315 0,95106 0,99932 -0,00005 5,45310 -14,88775
g= 9,81 m/s2 1,57080 2,24 -63,17915 0,00000 1,05122 -0,00677 0,00024 6,03315 1,00000 0,99932 -0,00005 6,02879 6,02904
1,88496 2,69 -63,17915 -0,30902 1,04865 -0,00677 20,34131 6,03315 0,95106 0,99932 -0,00005 5,45308 25,79439
lw = 125,79 m
2,19912 3,14 -63,17915 -0,58779 1,04124 -0,00677 38,41591 6,03315 0,80901 0,99932 -0,00005 3,94587 42,36178
d/ l w = 0,795 YES Deep Water (Condition: d/ l w > 0.5) 2,51328 3,59 -63,17915 -0,80902 1,02979 -0,00677 52,28995 6,03315 0,58778 0,99932 -0,00005 2,08286 54,37281
c= 14,014286 m/s 2,82744 4,04 -63,17915 -0,95106 1,01555 -0,00677 60,61476 6,03315 0,30901 0,99932 -0,00005 0,57568 61,19044
kw = 0,049949 0,049949 3,14160 4,49 -63,17915 -1,00000 1,00000 -0,00677 62,75125 6,03315 -0,00001 0,99932 -0,00005 0,00000 62,75125
3,45576 4,94 -63,17915 -0,95105 0,98468 -0,00677 58,75950 6,03315 -0,30902 0,99932 -0,00005 -0,57573 58,18378
d/gT 2 = 0,002530
3,76992 5,39 -63,17915 -0,80901 0,97107 -0,00677 49,28769 6,03315 -0,58779 0,99932 -0,00005 -2,08295 47,20474
H/gT 2 = 0,126522 4,08408 5,83 -63,17915 -0,58778 0,96040 -0,00677 35,41307 6,03315 -0,80902 0,99932 -0,00005 -3,94595 31,46712
4,39824 6,28 -63,17915 -0,30901 0,95361 -0,00677 18,48486 6,03315 -0,95106 0,99932 -0,00005 -5,45313 13,03173
STRUCTURE SIZE: 4,71240 6,73 -63,17915 0,00001 0,95128 -0,00677 -0,00066 6,03315 -1,00000 0,99932 -0,00005 -6,02879 -6,02945
D1 = 2,00 m 5,02656 7,18 -63,17915 0,30903 0,95361 -0,00677 -18,48612 6,03315 -0,95105 0,99932 -0,00005 -5,45305 -23,93917
5,34072 7,63 -63,17915 0,58780 0,96040 -0,00677 -35,41417 6,03315 -0,80901 0,99932 -0,00005 -3,94582 -39,35999
R1 = 1,00 m
5,65488 8,08 -63,17915 0,80902 0,97107 -0,00677 -49,28852 6,03315 -0,58777 0,99932 -0,00005 -2,08282 -51,37134
5,96904 8,53 -63,17915 0,95106 0,98468 -0,00677 -58,75999 6,03315 -0,30900 0,99932 -0,00005 -0,57565 -59,33564
COEFFICIENTS: 6,28320 8,98 -63,17915 1,00000 1,00000 -0,00677 -62,75132 6,03315 0,00001 0,99932 -0,00005 0,00000 -62,75132
CD = 1,200 6,59736 9,42 -63,17915 0,95105 1,01556 -0,00677 -60,61439 6,03315 0,30903 0,99932 -0,00005 0,57575 -60,03864
6,91152 9,87 -63,17915 0,80901 1,02980 -0,00677 -52,28916 6,03315 0,58780 0,99932 -0,00005 2,08299 -50,20617
CM = 1,000
7,22568 10,32 -63,17915 0,58777 1,04124 -0,00677 -38,41477 6,03315 0,80903 0,99932 -0,00005 3,94599 -34,46878
3
r= 1,025 t/m 7,53984 10,77 -63,17915 0,30900 1,04865 -0,00677 -20,33994 6,03315 0,95106 0,99932 -0,00005 5,45316 -14,88678
7,85400 11,22 -63,17915 -0,00002 1,05122 -0,00677 0,00121 6,03315 1,00000 0,99932 -0,00005 6,02879 6,03000
2 𝑘 𝜁 sin ( 𝑘 𝑥𝑐 − 𝜔𝑡 ) −𝑘𝑑
𝐹 𝐼 =− (
  1+𝐶 𝑚 𝜌𝜋 𝑅 1 𝜁 0 𝑔 cos 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 𝑒 0
) ( )[ −8,16816
𝑒
8,48232
] 11,67 -63,17915
12,12 -63,17915
-0,30904
-0,58780
1,04865
1,04124
-0,00677
-0,00677
20,34223
38,41667
6,03315
6,03315
0,95105
0,80901
0,99932
0,99932
-0,00005
-0,00005
5,45303
3,94578
25,79526
42,36246
8,79648 12,57 -63,17915 -0,80903 1,02979 -0,00677 52,29047 6,03315 0,58777 0,99932 -0,00005 2,08278 54,37325
9,11064 13,02 -63,17915 -0,95106 1,01555 -0,00677 60,61501 6,03315 0,30900 0,99932 -0,00005 0,57562 61,19063
  9,42480 13,46 -63,17915 -1,00000 1,00000 -0,00677 62,75120 6,03315 -0,00002 0,99932 -0,00005 0,00000 62,75120
9,73896 13,91 -63,17915 -0,95105 0,98468 -0,00677 58,75918 6,03315 -0,30904 0,99932 -0,00005 -0,57578 58,18340
10,05312 14,36 -63,17915 -0,80900 0,97107 -0,00677 49,28713 6,03315 -0,58780 0,99932 -0,00005 -2,08303 47,20410
10,36728 14,81 -63,17915 -0,58777 0,96040 -0,00677 35,41234 6,03315 -0,80903 0,99932 -0,00005 -3,94604 31,46630
1 2 𝑘 𝜁 0 𝑠𝑖𝑛 (𝑘 𝑥 𝑐 −𝜔 𝑡 )
  𝐷=
𝐹 𝜌 𝑅 𝐶 𝑔 𝜁 𝑠𝑖𝑛 ( 𝑘 𝑥 − 𝜔 𝑡 )|𝑠𝑖𝑛 ( 𝑘 𝑥 − 𝜔 𝑡 )| [ 𝑒
1 𝐷
2
0 𝑐 𝑐
10,68144
−𝑒 15,26]
− 2𝑘𝑑-63,17915 -0,30899 0,95361 -0,00677 18,48402 6,03315 -0,95106 0,99932 -0,00005 -5,45318 13,03084
2 10,99560 15,71 -63,17915 0,00003 0,95128 -0,00677 -0,00153 6,03315 -1,00000 0,99932 -0,00005 -6,02879 -6,03033
11,30976 16,16 -63,17915 0,30904 0,95361 -0,00677 -18,48696 6,03315 -0,95105 0,99932 -0,00005 -5,45300 -23,93996
11,62392 16,61 -63,17915 0,58781 0,96040 -0,00677 -35,41490 6,03315 -0,80900 0,99932 -0,00005 -3,94574 -39,36064
  11,93808
12,25224
17,05 -63,17915
17,50 -63,17915
0,80903
0,95107
0,97107
0,98468
-0,00677
-0,00677
-49,28908
-58,76031
6,03315
6,03315
-0,58776
-0,30899
0,99932
0,99932
-0,00005
-0,00005
-2,08274
-0,57560
-51,37181
-59,33591
12,56640 17,95 -63,17915 1,00000 1,00000 -0,00677 -62,75137 6,03315 0,00003 0,99932 -0,00005
21
0,00000 -62,75137
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut

Amplitude of forces over the length:


- Inertia, zFI = 62.75 kN
- Drag, zFD = 6.03 kN
- Total, zFT = 62.75 kN

22
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut
WAVE PARAMETERS: q t FI FD FT I MI MD MT

c)
H= 2,00 m (rad) (sec) (kN) (kN) (kN) (kN.m) (kN.m) (kN.m)
0,00000 0,00 -62,75127 0,00000 -62,75127 179,9796 11293,95 0,00 11293,95
z0 = 1,00 m
0,31416 0,45 -60,61464 0,57570 -60,03894 180,2886 10928,13 -103,79 10824,34
d= 100,00 m 0,62832 0,90 -52,28968 2,08291 -50,20678 180,5674 9441,81 -376,10 9065,71
w= 0,70 r/s 0,94248 1,35 -38,41553 3,94591 -34,46963 180,7886 6945,09 -713,38 6231,72
T= 8,98 s 1,25664 1,80 -20,34086 5,45310 -14,88775 180,9306 3680,28 -986,63 2693,65
g= 9,81 m/s2 1,57080 2,24 0,00024 6,02879 6,02904 180,9796 -0,04 -1091,09 -1091,13
1,88496 2,69 20,34131 5,45308 25,79439 180,9306 -3680,37 -986,63 -4667,00
lw = 125,79 m
2,19912 3,14 38,41591 3,94587 42,36178 180,7886 -6945,16 -713,37 -7658,53
d/ l w = 0,795 YES Deep Water (Condition: d/ l w > 0.5) 2,51328 3,59 52,28995 2,08286 54,37281 180,5674 -9441,86 -376,10 -9817,96
c= 14,014286 m/s 2,82744 4,04 60,61476 0,57568 61,19044 180,2886 -10928,15 -103,79 -11031,94
kw = 0,049949 0,049949 3,14160 4,49 62,75125 0,00000 62,75125 179,9796 -11293,94 0,00 -11293,94
d/gT 2 = 3,45576 4,94 58,75950 -0,57573 58,18378 179,6706 -10557,35 103,44 -10453,91
0,002530
3,76992 5,39 49,28769 -2,08295 47,20474 179,3918 -8841,81 373,66 -8468,14
H/gT 2 = 0,126522 4,08408 5,83 35,41307 -3,94595 31,46712 179,1706 -6344,98 707,00 -5637,98
4,39824 6,28 18,48486 -5,45313 13,03173 179,0285 -3309,32 976,27 -2333,05
STRUCTURE SIZE: 4,71240 6,73 -0,00066 -6,02879 -6,02945 178,9796 0,12 1079,03 1079,15
D1 = 2,00 m 5,02656 7,18 -18,48612 -5,45305 -23,93917 179,0285 3309,54 976,25 4285,79
5,34072 7,63 -35,41417 -3,94582 -39,35999 179,1706 6345,18 706,98 7052,15
R1 = 1,00 m
5,65488 8,08 -49,28852 -2,08282 -51,37134 179,3918 8841,96 373,64 9215,60
5,96904 8,53 -58,75999 -0,57565 -59,33564 179,6706 10557,44 103,43 10660,87
COEFFICIENTS: 6,28320 8,98 -62,75132 0,00000 -62,75132 179,9796 11293,96 0,00 11293,96
CD = 1,200 6,59736 9,42 -60,61439 0,57575 -60,03864 180,2886 10928,09 -103,80 10824,28
CM = 1,000 6,91152 9,87 -52,28916 2,08299 -50,20617 180,5674 9441,72 -376,12 9065,60
7,22568 10,32 -38,41477 3,94599 -34,46878 180,7886 6944,95 -713,39 6231,56
r= 1,025 t/m3
7,53984 10,77 -20,33994 5,45316 -14,88678 180,9307 3680,12 -986,64 2693,48
7,85400 11,22 0,00121 6,02879 6,03000 180,9796 -0,22 -1091,09 -1091,31
  8,16816
8,48232
11,67
12,12
20,34223
38,41667
5,45303
3,94578
25,79526
42,36246
180,9306
180,7886
-3680,53
-6945,30
-986,62
-713,35
-4667,15
-7658,65
8,79648 12,57 52,29047 2,08278 54,37325 180,5674 -9441,95 -376,08 -9818,03
9,11064 13,02 60,61501 0,57562 61,19063 180,2886 -10928,19 -103,78 -11031,97
9,42480 13,46 62,75120 0,00000 62,75120 179,9796 -11293,93 0,00 -11293,93
9,73896 13,91 58,75918 -0,57578 58,18340 179,6706 -10557,29 103,45 -10453,84
1
[
𝐼  = 2 𝑑 +𝜁 0 sin ( 𝑘 𝑥 𝑐 − 𝜔 𝑡 ) −
𝑘 ] 10,05312
10,36728
10,68144
14,36
14,81
15,26
49,28713
35,41234
18,48402
-2,08303
-3,94604
-5,45318
47,20410
31,46630
13,03084
179,3918
179,1706
179,0285
-8841,71
-6344,85
-3309,17
373,68
707,01
976,28
-8468,03
-5637,84
-2332,89
10,99560 15,71 -0,00153 -6,02879 -6,03033 178,9796 0,27 1079,03 1079,31
  11,30976 16,16 -18,48696 -5,45300 -23,93996 179,0285 3309,69 976,24 4285,94
11,62392 16,61 -35,41490 -3,94574 -39,36064 179,1706 6345,31 706,96 7052,27
11,93808 17,05 -49,28908 -2,08274 -51,37181 179,3918 8842,06 373,63 9215,68
12,25224 17,50 -58,76031 -0,57560 -59,33591 179,6706 10557,50 103,42 23
10660,92
12,56640 17,95 -62,75137 0,00000 -62,75137 179,9796 11293,97 0,00 11293,97
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut

Amplitude of moments about seabed:


- Inertia, zMI = 11293 kN.m
- Drag, zMD = 1091 kN.m
- Total, zMT = 11293 kN.m

24
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS
7.7. Contoh Soal: Gaya dan Momen Gelombang pada SLTT ..... lanjut
Untuk pendalaman lebih lanjut harap lakukan sejumlah studi parametrik untuk melihat perubahan
intensitas dan karakteristik gaya per satuan panjang, gaya sepanjang SLTT dan momen gaya pada
dasar laut sebagai akibat dari variasi parameter berikut:
a. Bila tinggi gelombang H dinaikkan dengan interval 2.0 m sampai dengan 12.0 m (H = 4.0 m,
6.0 m, 8.0 m, 10.0 m dan 12.0 m) dengan parameter lain tetap.  Kel 1, 6
b. Bila frekuensi gelombang w diturunkan dengan interval 0.1 rad/sec sampai dengan 0.2
rad/sec (w = 0.2 rad/sec, 0.3 rad/sec, 0.4 rad/sec, 0.5 rad/sec, dan 0.6 rad/sec) dengan
parameter lain tetap.  Kel 2, 7
c. Bila frekuensi gelombang w dinaikkan sampai dengan 1.7 rad/sec dengan interval 0.2
rad/sec (w = 0.9 rad/sec, 1.1 rad/sec, 1.3 rad/sec, 1.5 rad/sec dan 1.7 rad/sec) dengan
parameter lain tetap.  Kel 3, 8
d. Bila kedalaman perairan d diturunkan dengan interval 10 m sampai dengan 50.0 m (d = 90
m, 80 m, 70 m, 60 m dan 50 m) dengan parameter lain tetap. Perlu dicatat di sini bahwa
kedalaman 50 m dan 60 m sebenarnya sudah tidak termasuk perairan dalam. Namun hal
ini bisa dilakukan hanya untuk melihat pengaruh terhadap perubahan yang terjadi.  Kel
4, 9
e. Bila diameter silinder D diperbesar dengan interval 0.5 m sampai dengan 4.5 m (D = 2.5 m,
3.0 m, 3.5 m, 4.0 m dan 4.5 m) dengan parameter lain tetap.  Kel 5, 10
Buat grafik perubahan gaya dan momen pada dasar struktur, serta bandingkan hasil-hasil yang
diperoleh dengan hasil dalam contoh soal, serta buat bahasan dan kesimpulannya. 25
Hidrodinamika I – Semester Genap 2017/2018
Tugas II
Perhitungan Gaya dan Momen Beban Gelombang pada Silinder Terpancang Tegak
Berdasar Teori Morison

26
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN - ITS

Selamat
Belajar

27

Anda mungkin juga menyukai