Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI

HERMENEUTIKA AL-
QUR’AN
“MAZHAB
YOGYA”
Oleh: Asep Setiawan el-Banjary
Peserta Program Kaderisasi Ulama
Institut Studi Islam Darussalam (ISID)
Gontor - Ponorogo
Fokus
FokusKajian
Kajian

1 Definisi Mazhab Yogya

2 Dasar Pemikiran

3
Metode
Hermeneutikanya

4 Implikasi
DEFINISI
DEFINISI
MAZHAB
MAZHABYOGYA
YOGYA
“Karena buku tersebut banyak membicarakan
tentang hermeneutika dan kebetulan para
penulisnya berasal dari Yogyakarta, maka buku
tersebut kemudian diberi judul Hermeneutika Al-
Qur’an Mazhab Yogya.”
(Wawancara dengan Abdul Mustaqim, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pasca Sarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, di Yogyakarta tanggal 21 Januari 2012)

“Sesuatu bisa dikatakan aliran/ mazhab


ketika pemikiran seseorang mendapatkan
perhatian&resepsi dari pihak lain.”
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an
(Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009), h. 25.

“Mazhab/ aliran pemikiran para


cendekiawan muslim Yogyakarta
tentang hermeneutika dalam studi
Al-Qur’an.”

Definisi “Mazhab Yogya”


dalam Bidang Hermeneutika
KEGELISAHAN
AKADEMIK
Kegelisahan Akademik…!
Kegelisahan Akademik…!

Ketertutupan ulumul Qur’an


dari ilmu-ilmu modern

Ulumul Qur’an mengalami krisis

Ulumul Qur’an tidak punya


variabel kontekstualisasi
Ketertutupan
1.
Ulumul Qur’an

Integrasi- Hermenutika =
interkoneksi Ilmu Tafsir
M. Amin Abdullah, Sahiron Syamsuddin,
Hermeneutika Al-Qur’an Hermeneutika dan
Mazhab Yogya, h. xix. Pengembangan Ulumul
Qur’an, h. 72-73

Hermeneutika Ilmu Tafsir


a
2. Krisis Ilmu Tafsir
Konsekuensi dr pertemuan
Konsekuensi dr pertemuan
dua tradisi keilmuan adlh
dua tradisi keilmuan adlh
perubahan kerangka teori,
perubahan kerangka teori,
metode & epistemologi
metode & epistemologi
yg digunakan. Pergeseran
yg digunakan.
Amin Abdullah, Islamic Studies di
Perguruan Tinggi, h. 146 Paradigma
(Shifting
Ilmu tafsir, sbg normal Paradigm)
Ilmu tafsir, sbg normal
science, tlh mengalami
science, tlh mengalami
krisis shg tdk bisa dijadikan
krisis shg tdk bisa dijadikan
rujukan bg umat Islam utk
rujukan bg umat Islam utk
menjawab tantangan zaman
menjawab tantangan zaman
Hamim Ilyas. “Hermeneutika Al-
Qur’an: Studi Tafsir Modern”, h. 52.
Ilmu Tafsir Tdk Punya
3.
Variabel Kontekstualisasi

Dlm paradigma tafsir klasik, asumsi bhw Al-


Qur’an shalih li kulli zaman wa makan
dipahami dengan cara memaksakan konteks
apa pun ke dalam teks Al-Qur’an. Akibatnya,
pemahaman yg muncul cenderung tekstualis
dan literalis.
Hermeneutika: Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, h. 54-55.
mpy variabel
kontekstualisasi
Ulumul Qur’an klasik, tdk punya variabel
kontekstualisasi. Kelemahan besar dari kitab-
kitab tafsir klasik adalah tdk adanya
dialektika antara teks-konteks dan
kontekstualisasi.
Fahruddin Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-Tema
Kontroversial, h. 19.
A N
D U
M A
PE
E M K
BL T I
P RO
E U
EN U
R M I L M
E
H A & SIR
A F
T
PROBLEMATIKA PEMADUAN
Hermeneutika dg Ilmu Tafsir

Apa, mengapa, bagaimana,


1.
serta apa dampaknya?

Dg upaya Shifting Paradigm, >>


Ilmu Tafsir = Normal Science 2.

3.
Ilmu Tafsir tdk punya variabel
kontekstualisasi, >> tuduhan tak berdasar
Hermenutika Ilmu Tafsir

1 Hermes 1 Nabi Muhammad SAW.


.
1 .
1
. .
2 Tradisi Yunani, Kristen, Barat 2 Tradisi intelektual Muslim
.
2 dan Filsafat 2
.
. .
3 Teks Bibel problematis, tdk final, Teks Al-Qur’an final, tetap,
3 3
tdk tetap&berubah-ubah .
3 tdk berubah,
. otentitas&otoritas terjaga
4 Asas epistemologis; rasio,
4 4
spekulasi filosofis, skeptis, 4 Asas epistemologis;
relatif, praduga&prasangka, wahyu, akal,
menafikan aspek metafisis, pengalaman&intuisi.
kosmologis dan ontologis
5 Otentisitas
5 makna&bahasa
5 Otentisitas makna teks .
.
5 problematis, dokumen&
. asli terjaga
. bahasa tdk original
METODE
HERMENEUTIKA
MAZHAB YOGYA
Menyamakan Aliran
Hermeneutika dg Aliran Tafsir

Hermeneutika Tafsir

1 Objektivis 1 Quasi objektivis


tradisionalis

2 Subjektivis 2 Subjektivis

3
Subjektivis cum 3
Quasi objektivis
objektivis modernis
METODE HERMENEUTIKA
MAZHAB YOGYA

Quasi objektivis Signifikansi


modernis

Fenomenal Ideal

Historis Dinamis

Ma’na cum Maghza


METODE PENAFSIRAN
MA’NA CUM MAGHZA

Literal
Monistik Pijakan
Makna Objektif
awal
Historis-
Statis

Al-Qur’an
Maghza Pluralis
Pesan
Subjektif
Historis- utama
dinamis
Metode
MetodePenafsiran
PenafsiranElaborasi
Elaborasi
Ma’na cum Maghza

d a me r Nas
Ga r Ha
mid
o r i ca l
Hist sness Teo
o nc i ou a s i Fazlur ri Ta
’wil
C A p l i k M
T e o r i Rahman a’na
 d u n g ) M -
n aghz
(Anwe f Horizons a
s i o n o Double Movement
 F u
 Ideal Moral – Legal
Formal
SI
I K A
P L I
H A O G
TO O L
O N O D
C ET
M
CONTOH APLIKASI
METODE MA’NA CUM MAGHZA

Q.S. AL-NISA’ {4}: 11


ِّ ‫لذ َك ِر ِمثْل َح‬
‫ظ اأْل ُْن َثَي ْين‬ َّ ِ‫وصي ُكم اللَّهُ فِي أ َْواَل ِد ُك ْم ل‬
ِ ‫ي‬
ُ
TTG WARISAN ُ ُ
Nasr Pembatasan
Nasr
Hamid bgPembatasan
laki2
Makna Hamid bg laki2
Makna
Maghza  Batas maks.
Maghza Syahrur  Batas maks.
Syahrur bg laki2
bg laki2
 Batas min. bg
Pria    Batas min. bg
Wanita
Pria 

 Waris bagi wanita
perempuan
perempuan
 Wanita 
penegakan
Waris bagikeadilan
wanita
 Tdk mutlak
 penegakan keadilan Amina
Amina
Wadud Tergantung
Tdk mutlak
Wadud  Tergantung
Keadilan Historis kondisi
Keadilan Historis kondisi
Keadilan Dinamis
Keadilan Dinamis
M
MEE
NNYY
O OA
MEE ALLAA
M
TTOO PPLLI
DDOO KIKAA
““HHA LLOO SSII
AM G
G
MJJ” II

Kritik Aplikasi
Metodologi
 Tafsir yg relatif
& tentatif
Merubah ayat2 qath’i  Tafsir yg
 Tafsir, sesuai waktu & tempat dinamis,
 Pemahaman, on going proces temporal&lokal
 Tafsir tnp
prosedur yg
jelas
Tafsir selalu terbuka & berubah
 Tafsir bercampur dg tradisi
IMPLIKASI
 Menggugat perkara tsawabit IMPLIKASI

 Takwil berdasarkan rasio UMAT ISLAM TIDAK AKAN


PERNAH MEMAHAMI
 Takwil untuk ayat2 muhkamat SECARA PASTI KEBENARAN
 Bebas menafsirkan Al-Qur’an AJARAN AL-QUR’AN
I
M
P
L
I
K
A
S
I
IMPLIKASI

U M
E P I ST E M O HU K
LO G I S
s e ca ra
Mend a y a t
ekonstru a f s i r kan
ks i
kon sep w
a hy u M e n n g p i l i h ”
Mere i
lati fk an “teba konstru ks
ta fs i r A l ke b e n a r M e nde
- Q u an  I s lam u r ’an
 Men r ’an k u m - Q
ga c a u k a hu d i k a n Al
n st r u k t nja si
e p i s te m
o l o ur  Me ai ju sti fi ka
 Terje g i se b ag
b ak dlm as
“ he r m e n re a l i t
euti c cir
c le”
L A N
I M PU
KES
CATATAN AKHIR

Metode penafsiran “ma’na cum maghza” > Teori Elaborasi

Tdk ada hal yg baru


 Teori yg ditawarkan msh terlalu
umum & kabur
 Kritik kpd ulama klasik lbh dominan

Dg melihat asumsi & implikasinya, “HAMJ” tdk sesuai


& tdk aplikatif utk diterapkan dlm penafsiran Al-
Qur’an
“HAMJ” tdk sampai menghasilkan ilmu keislaman
REFLEKSI

Maraknya pendukung hermeneutika,


barangkali disebabkan karena:

Terlanjur Gandrung dgn segala yg baru & yg Barat


(everything new and everything Western)
 Hal tersebut, merupakan dampak dari “krisis
identitas” yg menghinggapi sejumlah pemikir Muslim

 Bak istri Aladin yg menukar lampu lama yg
kusam tertutup debu dg lampu baru yg dijajakan
si tukang sihir.
 Ingat, “laisa kullu ma yalma’u zahaban”!

WALLAHU A’LAMU BI AL-SHAWWAB


‫‪..‬والسالم عليكم‬

Anda mungkin juga menyukai