Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3

ANDI SETYAWAN
EDI WIJAYA
EKO SETYAWAN
ELDA NATALIA BARASA
FERA YUNITA
IMELDA NOVICO
INDAH VANSHELLA
KAMARIDA
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

A. Karakteristik Bahan Kimia


Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995)
ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability,reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Untuk mendeteksi kandungan B3 dalam limbah dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji
kualitatif adalah Screening test atau Fingerprint test.
Uji kualitatif ini untuk mengetahui karakteristik suatu
limbah dengan maksud untuk mengantisipasi langkah-
langkah dan penanganan limbah tersebut serta untuk
membedakan/mengidentifikasi suatu jenis limbah
dengan limbah lainnya.
Uraian beberapa parameter dalam Screening test /
Fingerprint test yang dapat dijadikan indikasi awal
karakteristik limbah B3 dijelaskan sebagai berikut:
1.  pH
2.  Reaktifitas Air
3. Pengoksidasi
4.  Mudah Terbakar
5.  Kandungan Amonia
6.  Kandungan Sianida
7. Kandungan Sulfida
B.Sumber Limbah B3
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa
Limbah B3 dari sumber spesifik
C. Dampak B3 terhadap Kesehatan
Manusia
Limbah B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia
secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif dan korosif) dan
maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi manusia. Zat
toksik (racun) yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh
manusia melalui :
Oral  yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit
mencapai peredaran darah.
Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki
peredaran darah.
Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam
peredaran darah.
Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran
darah.
D. Toksikologi Limbah B3
LD50 (Lethal Dose fifty) adalah dosis limbah (gram / Kg
Berat Badan) yang dapat menghasilkan 50% respons
kematian pada populasi hewan uji. Nilai tersebut
diperoleh dari analisis data secara grafis dan atau
statistik terhadap hasil uji hayati tersebut. Sifat kronis
limbah B3 (toksik, mutagenik, karsinogenik,
teratogenik) ditentukan dengan cara mengevaluasi sifat
zat pencemar yang terdapat dalam limbah dengan cara
mencocokkan zat pencemar tersebut dengan lampiran
III PP 85/1999.
E. Hukum dalam Penanganan Limbah B3

Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian


kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah
B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut
(PP No.18 & 85 tahun 1999).
Penanganan limbah B3 secara umum dapat dilakukan dengan cara,
diantaranya :
Daur ulang atau recovery dengan memanfaatkan kembali bahan
baku dengan metoda daur ulang atau recovery.
Pembakaran (Insinerator) yaitu memusnahkan dengan cara
pembakaran pada alat pembakar khusus.
Proses detoksifikasi dan netralisasi dengan mengurangi kadar
racun.
Penimbunan / penanaman (Landfill). Penanganan secara
penimbunan dilakukan terhadap limbah padat dan residu dari
proses solidifikasi, sisa dari proses daur ulang, sisa pengolahan
fisik-kimia, katalis, ter, lumpur padat (sludge) dan berbagai limbah
yang tidak dapat diolah atau diproses lagi.
KESIMPULAN
Untuk mengetahui suatu limbah merupakan limbah B3
atau bukan dapat dengan melakukan uji kualitatif dan
kuantitatif. Dalam uji kuantitatif dapat menggunakan
parameter pH, reaktifitas air, pengoksidasian, mudah
terbakar, kandungan amonia, kandungan sianida dan
kandungan sulfida.

Anda mungkin juga menyukai