Anda di halaman 1dari 5

Etiologi, Epidemiologi, Faktor

Risiko, Patogenesis, dan


Patofisiologi Infeksi
Entamoeba histolytica
Faktor Virulensi
Etiologi • Gal/GalNAc lectin
• Entamoeba histolytica adalah Untuk adhesi pada mucus dan sel epitel
protozoa  amoeba Terdiri atas subunit HGL, IGL, dan LGL
• Menular melalui ingesti kista berinti HGL digunakan untk adhesi dan menginhibisi
4 dari air, makanan, atau tangan sistem komplemen melalui mimikri CD59 
• Kista infektif bersifat forman, aktivasi NO dan TNF  tidak bersifat amebisida
trofozoit dapat mengalami ensistasi • Cysteine Protease
 melepaskan kista ke feses Mengubah preIL-1β menjadi bentuk aktif 
• Trofozoit juga menyerang mukosa memicu TF NFKB  produksi IL-8  rekrut
usus atau aliran darah netrofil  merusak epitel dan barrier
Mendegradasi matriks ekstraseluler
• Amorbapores
Disimpan dalam granul  membentuk kanal
• DIARE ion untk merusak membran sel
Epidemiologi Prevalensi dan insidensi sebesar 3,5% di Indonesia, 6,7% pada balita.
Terutama pada laki-laki, 12-23 bulan, daerah pedesaan, indeks
kepemilikan terbawah
• AMEBIASIS INTESTINAL
Endemis  10-18% insidensinya
50% kematian disebabkan dehidrasi berat
Faktor Patogenesis dan Patofisiologi
Risiko
• Kekurangan gizi • Faktor genetik • Trofozoit mengekspresikan Gal/GalNAc lectin  mengikat
sel epitel dan mucus  penebalan lapisan mucus
• Iklim tropis • Overcrowding • Produksi mucin secretagogue  produksi mucus
• Daya tahan tubuh kurang • Sosioekonomi rendah meningkat
• Protease dan glikosidase  mucus dipecahkan
• Tekanan psikologis • Tingkat pendidikan
• Tidak ada mucus  mikroulserasi mukosa  pelepasan
• Perubahan flora normal • Perilaku mencuci tangan eritrosit dan sel radang
• Konsumsi alcohol • Ulkus berlanjut  jaringan nekrotik, flask ulcer 
Trofozoit mencapai lamina propria  mencapai aliran
darah  masuk sistem porta  abses hati
Interaksi

Dengan Pejamu
Dengan Mikrobiota

Lapisan Sumber Inflamasi


IgA Sekretori
Mukosa Nutrisi Memarah

TLR  sitokin Peningkatan Penghasil


Nutrisi
proinflamasi Virulensi Gula
Referensi
• Ningsih I, Karuniawati A. Gastrointestinal tract disorders in microbiology [lecture]. Modul Gastrointestinal. Depok:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; lecture given 2018 Nov 30.
• Andayasari L. Kajian epidemiologi penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh amuba di Indonesia.
Media Litbang Kesehatan. 2011; 21(1).
• Faust DM, Guillen N. Virulence and virulence factors in entamoeba histolytica, the agent of human amoebiasis.
Microbes and Infection. 2012; 14: 1428-41.
• Reed SL, Davis CE. Laboratory diagnosis of parasitic infections. In: Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL,
Localzo J. Harrison’s principles of internal medicine. 19th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2015.
• Sari IP, Wahdini S. Parasitic infection of the gastrointestinal tract [lecture]. Modul Gastrointestinal. Depok: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; lecture given 2018 Des 7.
• Marie C, Petri WA. Regulation of virulence of entamoeba histolytica. Annu. Rev. Microbiol. 2014; 64:493-520.
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013 Des
1.
• Esalem RMA, Gahgah SAA, Ali ASH, Shrief SARA. Prevalence and risk factors associated with entamoeba histolytica
infection among children in Sebha, Libya. 2017; 5(2): 48-51.
• Duc PP, Nguyen-Viet H, Hattendorf J, Zinsstag J, Cam PD, Odermatt P. Risk factors for entamoeba histolytica infection in
an agricultural community in Hanam province, Vietnam. Parasites & Vectors. 2011; 4:102.
• Nakada-Tsukui K, Nozaki T. Immune response of amebiasis and immue evasion by entamoeba histolytica. Front.
Immunol. 2016; 7: 175.

Anda mungkin juga menyukai