Anda di halaman 1dari 26

Teknologi Besi dan Baja

Disampaikan Oleh
Dicki Dian Purnama
Pada Mata Kuliah Teknologi Besi dan Baja
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Apa beda besi dan baja ?

2
Besi ibarat Baja Ibarat

3
Besi Baja

Baja adalah logam paduan,


Besi adalah logam yang berasal
logam besi sebagai unsur dasar
dari bijih besi (tambang) yang dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan
banyak digunakan untuk kehidupan
unsur karbon dalam baja
manusia sehari-hari. Dalam tabel berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya.
periodik, besi mempunyai simbol
Fungsi karbon dalam baja
Fe dan nomor atom 26. Besi juga adalah sebagai unsur pengeras
dengan mencegah dislokasi
mempunyai nilai ekonomis yang bergeser pada kisi kristal (
tinggi crystal lattice) atom besi.

4
Sejarah Baja

5
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan
besi tuang untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100
ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 –
1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi
sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk
lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan –
potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang –
batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan –
jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840

6
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang
dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania
Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846
– 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular
yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70
– 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.

7
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang
pada saat besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak
digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala
industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai
sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk
– I menjelang tahun 1870-an.

8
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur
dasar pada konverter Bessemer (1870) serta tungku
siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk –
produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890,
baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan
bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja
telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100
000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan
telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural

9
Pengolahan Baja

10
Biji Besi (Iron Ore)
Bijih ialah mineral atau
batu-batuan yang
mengandung satu
macam atau beberapa
macam logam dalam
prosentase yang cukup
banyak untuk
dijadikan bahan
tambang. Banyaknya
logam yang
terkandung dalam bijih
itu berbeda-beda.

Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam bumi,


kebanyakan merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan
sulfat yang merupakan bijih logam yang perlu diproses menjadi bahan logam
yang bermanfaat bagi manusia

11
Penambangan BijiOre)
Biji Besi (Iron Besi
Penambangan biji
besi adalah proses
awal yang harus
dilakukan karena
biji besi atau iron
ore adalah bahan
baku utama dalam
proses pembuatan
baja

Proses penambangan bijih besi diawali dengan pengerukan menggunakan alat


berat yang selanjutnya dibawa menggunakan truk ke lokasi pencucian.
Biasanya biji besi masih berbentuk bongkahan

12
Proses Penghancuran (Crushing)
Bahan baku dalam bentuk batuan atau pasir dihancurkan
sampai ukuran menjadi mesh 10. Dimaksudkan untuk
memperbesar luas permukaan dari material sehingga
memudahkan untuk proses selanjutnya

Proses Penghalusan (Grinding)


Dimaksudkan agar butiran halus bijihbesi lebih banyak lagi
terpisah dengan kotoran atau mineral mineral ikutan yang
tidak diinginkan, proses ini sampai menhasilkan ukuran 120
mesh

13
Proses Pemisahan (Magnetic Separator)
Untuk memisahkan material logam dan non logam dengan
pencucian dengan menggunakan air dalam mesin silender
yang dilapisi magnet apabila bijih besi tersebut banyak
mengandung hematit Fe2O3 atau magnetit (Fe3O4) akan
terpisah sempurna sehingga kemurnian dari oksida besi
meningkat

Proses Pemanggangan (Roasting)


Proses ini dilakukan material bijih besi banyak mengandung
bijih hematit (Fe2O3) diubah menjadi magnetit (Fe3O4)
yang mempunyai daya magnit lebih kuat sehingga terpisah
antara material yang non magnet dan dihasilkan kadar Fe
sampai 65%

14
Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer)
Sebelum masuk ke alat ini material bijih besi dicampur
dalam alat mixer agitator dengan komposisi tertentu
ditambahkan batubara dan binder bentonit dengan tujuan
agar konsentrat besi oksida halus dapat merekat
membentuk gumpalan-gumpalan (aglomerisasi yang disebut
pellet basah (green pellet) yang mempunyai kekuatan yang
cukup kuat untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya,
sedang batubara fungsinya untuk meningkatkan kadar besi
dengan cara proses reduksi dari internal pada proses
selanjutnya

15
Akibat perputaran ini
terjadilah gaya centrifugal
yang menyebabkan partikel-
partikel halus saling
mendekat dan menekan satu
sama lain sehingga
terbentuklah gumpalan-
gumpalan pellet basah
(green pellet) sampai ukuran
diameter 12 mm dan
mempunyai kuat tekan 5
kg/pellet dan kuat jatuh 5
kali, hal ini diperlukan agar
tidak pecah selama proses
handling atau tranportasi ke
proses berikutnya

16
Produksi Pig Iron
Hasil pellet (green pellet) yang dihasilkan dari proses
pelletizer dimasukkan dalam tungku (blast furnace)
dimasukkan larutan kapur, gas CO sebagai zat
pereduksi dengan temperatur tertentu, kemudian
akan mengalami proses pelelehan (melting) sehingga
terpisah antara kandungan yang banyak mengandung
logam besi (Fe) dan akan terpisah karena perbedaan
berat jenis dari kotorannya (slag), kemudian
kandungan besinya akan masuk ke mesin casting
(cetak) sesuai kebutuhan dengan kandungan Fe total
95% dalam produk jadi Pig Iron

17
Blust Furnace
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu
di atas yang lain pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya
yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah
meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah
melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di
bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang
diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya.
Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut
dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi.
Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah
didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat
rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan
membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar
proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu
dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara. Proses
pada dapur tinggi seperti dalam gambar 1

18
Click icon to add picture Besi cair di dalam dapur
tinggi, kemudian dicerat
dan dituang menjadi
besi kasar, dalam
bentuk balok-balok besi
kasar yang digunakan
sebagai bahan ancuran
untuk pembuatan besi
tuang (di dalam dapur
kubah), atau dalam
keadaan cair
dipindahkan pada
bagian pembuatan baja
di dalam konvertor atau
dapur baja yang lain,
misalnya dapur Siemen
Martin

19
Steel Making
Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai
dari Pabrik Besi Spons. Pabrik ini mengolah bijih besi
pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam.
Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada
Electric Arc Furnace (EAF) di Pabrik Slab Baja dan Pabrik
Billet Baja. Di dalam EAF besi dicampur dengan scrap, hot
bricket iron dan material tambahan lainnya untuk
menghasilkan dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja
billet

20
Pabrik Baja Slab (Slab Steel Plant)
Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant) terdiri dari 2 (dua) buah
pabrik. Yang pertama adalah SSP-1 yang menerapkan
teknologi MAN GHH dari Jerman dan memiliki kapasitas
produksi sebesar 1.000.000 ton per tahun, sedangkan yang
kedua adalah SSP-2 yang dilengkapi dengan teknologi Voest
Alpine dari Austria dan memiliki kapasitas produksi sebesar
800.000 ton per tahun

21
Fasilitas produksi yang dimiliki oleh kedua pabrik tersebut
adalah sebagai berikut:
Electric Arc Furnace
Electric Arc Furnace menghasilkan baja cair dari bahan baku
berupa besi spons (sponge iron), iron scrap dan kapur (lime)
untuk mengontrol kandungan fosfor dan sulfur.

Ladle Furnace
Aktivitas utama di dalam ladle furnace adalah:
1. menurunkan kandungan oksigen dalam baja dengan
menggunakan aluminium;
2. homogenisasi temperatur dan komposisi kimia dengan
bubbling Argon; dan
3. menambahkan alloy untuk mendapatkan spesifikasi yang
diinginkan

22
Click icon to add picture Continuous Casting
Machine
Baja slab diperoleh
dari proses
pencetakan kontinyu
(continuous casting)
dimana perlindungan
menggunakan gas
argon diperlukan
antara ladle dan
tundish. Ukuran slab
yang dihasilkan
mempunyai ketebalan
200mm, lebar 800-
2080mm dan panjang
maksimum 12000mm.

23
Click icon to add picture Pabrik Baja Lembaran
Panas (Hot Strip Mill)
Pabrik baja lembaran
panas atau hot strip
mill (HSM)
merupakan pabrik
yang menghasilkan
baja lembaran tipis
berupa coil, plant dan
sheet dengan proses
pemanasan sampai
suhu yang
merupakan
pemrosesan lanjutan
yang dihasilkan oleh
pabrik slab baja dan
kemudian dilakukan
pengerolan (milling)

Pabrik pengerolan baja lembaran panas atau hot strip mill (HSM) mempunyai
kapasitas produksi 2 juta ton/tahun . pengendalian proses dilakukan secara
otomatis dengan control set up computer, sehingga dapat menjamin kualitas
produk yang dihasilkan dalam hal kekuatan mekanik, toleransi ukuran,
maupun kualitas bentuk (shape)
24
Baja Lembaran Canai Panas
Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja
yang dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna
jenis baja ini umumnya menyebut produk ini baja hitam sebagai pembeda
terhadap produk baja lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai baja
putih
Produksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat digunakan
untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga
kualitas khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka
kendaraan bermotor, tiang pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum,
pipa dan tabung umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing,
tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan
konstruksi kapal

25
Ketebalan pelat baja
lembaran panas berkisar
antara 0,18 hingga 25
mm, sedangkan lebarnya
antara 600 hingga 2060
mm. Produk baja
lembaran panas dapat
diberikan dalam bentuk
coil dan pelat. Kondisinya
dapat berupa gulungan
atau sebagai produk yang
melalui proses pickling
dan oiling (hot rolled coil-
pickled oiled atau HRC-
PO). Diolah dengan
proses kontrol
thermomekanik dan
proses desulfurisasi
menggunakan ladle
furnace

26

Anda mungkin juga menyukai