Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Singkat Jamaluddin al-Afgani

Jamaluddin al-Afgani nama aslinya adalah Muhammad Ibnu


Safdar al-Husainy. Ia lahir pada tahun 1838 M di Kota
Asadabad. Kawasan distri Kabul, bagian timur Afghanistan. Ia
wafat pada tahun 1897 M di Iran dalam status tahanan politk.
Sejak kecil, ia sudah belajar membaca al-Qur’an, bahasa Arab,
Persia, Ilmu tafsir, imu hadis, tasawuf, dan filsafat. Ia juga
pernah menuntut ilmu ke Iran dan Irak, pusat perguruan Syiah.
Selama beberapa tahun, ia menjadi murid seorang sarjana
syiah bernama Murtada an-Nasary.
…Pada usia 20 tahun, Jamaluddin al-Afgani menjadi pembantu
pangeran Muhammad Khan di Afghanistan pada tahun
1864 M, ia menjadi penasihat Sher Ali Khan, kemudian ia diangkat
menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad
‘Azham Khan berkat kecerdasan dan kepribadiannya yang menarik.
Jamaluddin al-Afgani banyak memperoleh pengalaman selama
mengembara ke berbagai Negara, seperti ke India dan Mesir. Ia juga
menjadi dosen kaum intelektual di Universitas al-Azhar Mesir. Di
antara muridnya yang cukup terkenal adalah Muhammad Abduh dan
Saad Zaglul.
• 1864 Menjadi • 1879 Membentuk
penasihat Partai Hizb al-Watan
 Peranan Jamaluddin
penguasa • 1883
al-Afgani di Bidang
Afghanistan Mendirikan ‘Urwatul
Politik
• 1876 Terjun ke Wuṡqā bersama
dunia politik (di Muhammad Abduh
Mesir)
Strategi Politik Jamaluddin al-Afgani 

a.  Mengadakan perjuangan melawan absolutism


pemerintah
b. Mengerjakan ketertinggalan umat islam dalam
pengetahuan, sains, dan teknologi modern
c. Mengembalikan pemahaman umat Islam terhadap
ajaran-ajaran sumber aslinya
d. Berjuang melawan kolonialisme asing (Barat)
e. Membangkitkan slogan persatuan Islam
Konsep Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afgan

Gerakan Pan-Islamisme didirikan oleh Jamaluddin al-Afgani yang berpusat


di Kabul, Afghanistan. Adapun tujuan didirikannya gerakan Pan-Islamisme
adalah untuk memajukan umat Islam, menyatukan aliran modern, dan
membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu khalifah pusat,
sebagaimana pada zaman khalifah-khalifah terdahulu.
Gerakan Pan-Islamisme yang dimotori Jamaluddin al-Afgani terkenal sanat
revolusioner dan antiimperialis. Oleh karena itu, ia disebut seorang
penggerak Islam pada abad ke-19.

Pokok ajaran-ajaran
Jamaluddin al-Afgani :
a.  Menggugah rasa solidaritas (ukhwah) mukmin seluruh dunia dan
sebagai muktamarnya adalah ibadah haji di Mekkah;
b. Nasrani sekalipun berbeda keturunan kebangsaan, ketika
menghadapi Timur (Islam), dapat bersatu untuk menghacurkan
dunia Islam;
c. Mengenyahkan segala fanatisme golongan dan nasionalisme
kebangsaan untuk menggalang kekuatan guna mengusir segala
bentuk imperilisme Barat;
d. Bersatunya umat Islam yang tidak mengenal suku bangsa akan
menciptakan sesuatu peradaban yang maju.
 Peranan Jamaluddin al-Afgani pada
Penerbitan ‘Urwatul Wuṡqā

Karena persoalan pilitik di Mesir, Jamaluddin al-Afgani akhirnya pergi ke


Paris (Prancis). Di Paris inilah akhirnya ia mendirikan sebuah organisasi
bernama ‘Urwatul Wuṡqā yang beranggotakan muslim militant dari India,
Mesir, Syiria, dan Afrika Utara. Organisasi tersebut bertjuan memperkuat
persaudaraan Islam, dan mendorong umat Islam mencapai kemajuan.
Oraganisasi ‘Urwatul Wuṡqā menebitkan majalah dalam bahasa arab
yang bernama ‘Urwatul Wuṡqā. Karena isi gagasannya dianggap terlalu
keras mengancam kekuasan penjajah Barat, majalah tersebut akhirnya
dibredel dan dilarang beredar.
Meneladani Sikap Jamaluddin al-Afgani

• Seorang penggagas Pan-Islamisme, nasionalisme, anti-


kolonialisme dan modernisme Islam;
• Seorang orator dan pembicara yang kharismatik;
• Sering berkunjung ke Negara-negara Islam, yang
memungkinkan untuk menyebarkan gagasannya kepada
orang banyak;
• Menyerukan persatuan dan kesatuan sebagai sendi kekuatan
umat islam
• Menafsirkan kembali nilai-nilai Islam.

Anda mungkin juga menyukai