Anda di halaman 1dari 20

ASSESSING STUDENT LEARNING IN THE

CONTEX OF TEACHING

Menilai Pembelajaran Siswa Dalam


Konteks Pengajaran

Yustina Syafitri
(18070895013)
Bagaimanakah Cara Guru
Menilai Peserta Didiknya?
Guru menggiring siswa ke dalam topik
pembelajaran dengan cara :

1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan


2. Guru menunjuk salah satu siswa untuk diberi pertanyaan
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam bentuk cerita
 Guru menggunakan metode kelas konstruktivis
dengan cara memberikan topik masalah
kepada siswa, dengan tujuan agar siswa
mampu untuk memecahkan permasalahan yg
diberikan oleh guru.

 Dalam program akademik terdapat beberapa


program study diantaranya matematika dan sains
yang berorientasi pada jawaban yang pasti
 Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah
dengan berpikir kreatif
Bruner (1971) writes:
it is my hunch that it is only through the exercise of
problem solving and the effort of discovery that one
learns the working heuristics of discovery, the more
one has practice, the more likely one is to generelize
what has been learned into a style of problem solving
or inquiry that serves for any kind of task
encountered or almost any kind of task.
Bruner (1971) menulis: bahwa hanya
melalui latihan pemecahan masalah dan
upaya penemuanlah seseorang belajar
tentang teknik heuristik penemuan,
semakin banyak seseorang berlatih,
semakin besar kemungkinan seseorang
untuk menggeneralisasi apa yang telah ia
pelajari dan menjadi semacam
penyelesaian masalah atau penyelidikan
yang berfungsi untuk segala jenis tugas
yang dihadapi - atau hampir semua jenis
tugas. Hanya satu hal yang saya
yakinkan: Saya belum pernah melihat
orang yang meningkat dalam seni dan
teknik Penyelidikan dengan cara lain
selain terlibat dalam penyelidikan.
Newman, Griffin, dan Cole (1989) Belajar sebagai
hasil dari penilaian

Guru memberikan tugas kepada siswa dan mengamati


hasil belajar mereka, kemudian untuk siswa yang
hasil belajarnya kurang baik akan mendapatkan
bimbingan sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga
siswa akan berhasil dan sukses dalam pembelajaran.
Newman, Griffin, dan Cole (1989) pada
titik ini: Daripada memberi anak-anak
tugas dan mengukur seberapa baik
mereka melakukannya atau seberapa
buruk mereka gagal, seseorang dapat
memberi anak-anak tugas dan
mengamati berapa banyak dan jenis
bantuan apa yang mereka berikan perlu
untuk menyelesaikan tugas dengan
sukses. Dalam pendekatan ini anak tidak
dinilai sendirian. Sebaliknya, sistem
sosial guru dan anak dinilai secara
dinamis untuk menentukan sejauh mana
perkembangannya
Pemahaman Kelas Kontruktivis

Dalam pendekatan ini, guru dapat memonitor secara

bersamaan fungsi kognitif siswa, disposisi siswa, dan

status hubungan guru / siswa. Proses pembelajaran

tidak hanya dikelas, melainkan di luar (alam sekitar)


tugas-tugas yang dilakukan siswa dan
guru Penilaian melalui pengajaran
adalah hal yang alami, tetapi tidak
mudah. ​Memang, dari sudut pandang
guru, menyusun kegiatan kelas autis dan
menilai pembelajaran siswa melalui
mereka merupakan tantangan yang lebih
sulit daripada melaksanakan tes pilihan
ganda. Sebagian besar tes pilihan ganda
dapat diakses dengan mudah, dilengkapi
dengan templat, dan mudah dikelola dan
s. Hampir selalu lebih mudah untuk
mengajar dan menguji kurikulum yang
harus dimediasi dan dinilai pembelajaran
Penilaian digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa,
terhadap kegiatan belajar mengajar

Study kasus : Greg adalah siswa kelas 1 SMP, Hasil belajar yang ia
peroleh belum maksimal, dan cara berpikir nya masih lemah sehingga
dia gagal mencapai keberhasian dalam pembelajaran disekolah, dan
dia selalu mendapatkan remedial pada mata pelajaran matematika
dan bahasa inggris dari SD, dia tidak bersemangat dipagi hari,
sehingga sering tertidur di kelas. Bagaimana tindakan yang seharusnya
di berikan untuk greg?
Seorang guru dituntut untuk menguasai
kemampuan memberikan penilaian kepada
peserta didiknya. Kemampuan ini adalah
kemampuan terpenting dalam evaluasi
pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru
dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai
oleh para peserta didiknya. Mengetahui
kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah
dikuasai oleh peserta didik dan segera mengambil
tindakan perbaikan ketika  terjadi nilai peserta
didiknya lemah atau kurang sesuai dengan
harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru
itulah, guru melakukan perenungan diri dari apa
yang telah dilakukan.
Ketika guru telah memahami benar tujuan
pembuatan soal yang sesuai dengan
indikator dalam standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang harus
dikuasai oleh siswa, maka guru yang
bersangkutan akan dengan mudah
membuat soal-soal test yang akan
diujikan. Dari situlah guru melakukan
bobot penilaian yang telah ditentukan
lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah
direncanakan dengan baik, maka tujuan
pembelajaran akan tercapai. Hal ini
terlihat dari prestasi siswa yang
menggembirakan.
Dalam melakukan penilaian, seorang guru harus
menyadari adanya sense of regulation
(keteraturan). Guru harus membuat soal yang
penuh dengan keteraturan dan sesuai dengan kisi-
kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Ketika
keteraturan telah menjadi kesadaran guru bahwa
soal dibuat dalam rangka mengetahui
kemampuan siswa, maka harus sesuai dengan
aturan sekolah. Apakah dibuat dalam
bentuk multiply chois atau berbentuk essay.
Semua itu bergantung dari kesepakatan di antara
sesama dewan guru dalam menentukan bentuk
soal dan sistem penilaian.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang oleh
guru, dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam
kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas,
penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan
hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses
belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas
Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang
akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta
proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan
informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya
bimbingan yang diperlukan serta keberadaan
kurikukulum itu sendiri.
4 kesadaran yang penting bagi seorang
guru atau pendidik dalam memberikan
penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:
1)     Sense of goal (tujuan)
2)     Sense of regulation (keteraturan)
3)     Sense of achievement (berprestasi)
4)     Sense of harmony (keselarasan)
Banyak orang mencampuradukkan pengertian
antara evaluasi, pengukuran (measurement),
tes, dan penilaian (assessment), padahal
keempatnya memiliki pengertian yang berbeda.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk
melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk
melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai
(value judgement).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai