Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang ditandai dengan A.Definisi hasil konsepsi yang tidak berkembang menjadi embrio setelah fertilisasi ( Lily ,yulaikhah . 2006.go ) Penyebab pasti belum diketahui ,tetapi faktor faktor yang mungkin dapat menyebabkan dan mendukung terjadinya mola antara laion ; faktor ovum dimana ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat B. Etiologi dikeluarakan imunoselektif dari trfoblast Paritas tinggi Kekurangan protein Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan sebutir ovum ,sesudah kekuar dari ovarium diantarakan melalui tuba uterin ke uterus ( pembuahan ovumsecara normal terjadi dalam tubuh uterin ) sewaktu hamil yang secar normal berlangsung sekama 40 minggu , uterus bertambah besar,tapi dindingnya menjadi lebih tipis,tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pulvis,masuk C. Patofisiologi kedalam rongga abdomen pada masa fetus pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang sempurna . Tetapi dalam kenyataanya tidak selalu demikian sering kali perkembangan kehamilan mendapat gangguan demikian pula dengan penyakit tropoblast ,yang merupakan kegagalan reproduksi. Disini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna,melainkan Berkembang menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu minggu kehamilan pertama , berupa generasi hidropik dari jonjot karion sehingga menyerupai gelembung yang disebut ‘’ mola hidatidosa ‘’ . Sebagian dari villi berupa menjadi gelembung gelembung berisi cairan jernih merupakan kista kista kecil seperti anggur dan dapat mengisi seluruh cavum uteri,secara histopatologik kadang kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal .bisa juga terjadi kehamilanganda mola,yaitu satu jenis tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. D. WOC (Web Of Caution) Amenore dan tanda tanda kehamilan Pendarahan pervaginam berulang . Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola . Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan Tidak terabannya bagian janin pada palpasi dan tidak E. Tanda dan terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih Gejala Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu Hiperemesis lebih sering terjadi , lebih keras dan lebih lama . Kadar gonadotropin tinggi dalam darah serum pada hari ke 100 atau lebuh sesudah periode menstruasi terakhir Melakukan pemeriksaan dalam pemeriksaan hormon F. Pemeriksaan pemeriksaan poto torax Penunjang Diagnosis ini akan menguntungkan prognosis pemeriksaan LSG sangat membantu diagnosis pada pasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat di lakukan : fnaluasi klinik dengan fokus pada : riwayat haid terakhir dan kehamilan pendarahan tidak renam atau sepotting . Pembesaran abnormal G.Penatalaksanaan uterus,pelakasanaan servix dan korpus uteri Medis lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera Antisipasi komlikasi (krisis tiroid, pendarahan hebat atau periforasi Lakukan pengamatan hingga minimal 1 tahun A. data dasar B. riwayat keperawatan 1. riwayat kesehatan sekarang H.Pengkajian 2. riwayat kesehatan msa lalu Keperawatan 3. riwayat kesehatan keluarga 4. riwayat kesehatan psikososial dan spnormal nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
I. Diagnosa Resiku infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder Keperawatan Intorelansi aktipitas b.d kelemahan 1. nyeri akut b.d agen pencedera fisiolgis SLKI: Tingkat nyeri SIKI : Manajemen nyeri Observasi Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nonverbal J. Intervensi Terapeutik Berikan tekhnik nnfarmakologis untuk mengurangi nyeri Edukasi Anjurkan memonitor skala nyeri secara mandiri Kolaborasi Klaborasi pemberian analgetik jika perlu 2. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder SLKI : Tingkat infeksi SIKI : pencegahan infeksi observasi - moditor tanda dan gejalah infeksi dan sistemik terapeutik - batasi jumlah pengunjung edukasi - jelaskan tanda dan gejalah infeksi 3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan SLKI: toleransi aktifitas SIKI : manajemen energi observasi - monitor kelelahan fisik dan emosinal terapeutik sediakan linmgkungan nyaman dan rendah stimulus edukasi - anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap kolaborasi - kolaborasi dengan ahli gizi dengan cara meningkatkan asupan makanan nyeri akut teratasi
K. Evaluasi resiko infeksi membaik
intoleransi aktifitas membaik dan teratasi THANK YOU