Anda di halaman 1dari 25

ULUMUL HADITS

MATERI POKOK/TOPIK INTI :

A. BEBERAPA PENGERTIAN
B. RUANG LINGKUP HADITS DAN
ILMU HADITS
C. SEJARAH PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HADITS
D. MUSTHALAHUL HADITS
DAFTAR BUKU/LITERATUR
• USHULUL HADITS : Ajjad al-Khatib
• As-SUNNAH QABLAT TADWIN : Ajjad al-Khatib
• QAWA’IDUT TAHDITS : Jamaluddin al-Qasimi
• As-Sunnah Wamakanatuha : Musthafa as-Siba’I
fit Tasyri’il Islamy
• Ulumul Hadits wa Mustahahuhu : Subhi As-Sholih
• Manhaj Dzawin Nadhar : M. Mahfudz at-Tarmusy
• Sejarah dan Pengantar Il. Hadits : Hasby As-Shidiqy
• Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits I, II : sda
• Ikhtisar Mustahahul Hadits : Fathur Rahman
PENGERTIAN : HADITS, SUNNAH,
KHABAR DAN ATSAR
• HADITS :
Scr lughot : 1. jadied (baru, modern) x qadim (lama)
2. qorieb (dekat) x ba’ied (jauh)
3. khabar (info, kabar, berita)
“hadits” (mufrod)  jama’ “ahadits”
Scr istilah : “ma udlifa ilan Nabiy saw qaulan au fi’lan
au taqriran au nahwaha”
Ada juga yang menyebutkan :”ma atsara
‘anin Nabiy saw min qaulin au fi’lin au
taqririn au shifatin au kholqiyatin au sira
tin sawaun kana dzalik qablal bi’tsati am

ba’daha”
• SUNNAH :
Scr lughot  1. thariq = jalan, cara, metode
2. sirah = perilaku, tingkahlaku
3. thabiah = tabiat, watak
Scr istilah  Sunnah = Hadits
Namun ada juga ulama yg menyatakan “beda”
- Ada yg menyatakan perbedaannya :
@ Hadits : u/ Nabi (Rasul)
Sunnah : u/ Nabi (Rasul) dan yang lain
@ Hadits : berjenis/berupa qauliyah
Sunnah : berjenis/berupa fi’liyah
• KHABAR :
Scr lughot  kabar, berita, informasi, sesuatu yang
disampaikan seseorang kpd orang lain
Scr istilah  “sama dg hadits”, namun ada juga yg
menyatakan khabar dg hadits “beda”.
Perbedaannya : klo hadirs u/ Nabi, sedangkan kha-
bar bisa u/ Nabi atau yang lain.
• ATSAR :
Scr lughot  sisa, bekas, mantan, dampak, labet
Scr istilah  “sama dg hadits”, namun ada juga yg
menyatakan beda, perbedaannya : klo
hadits hanya u/ Nabi sdgkan atsar bisa
u/ Nabi dan u/ yang lain
KESIMPULAN :
• HADITS = SUNNAH = KHABAR = ATSAR
• HADITS & SUNNAH  NABI/RASUL
KHABAR  SAHABAT
ATSAR  TABI’IN

JENIS-JENIS/RUPA-RUPA HADITS
1. HADITS QAULIYAH
2. HADITS FI’LIYAH
3. HADITS TAQRIRIYAH
4. HADITS HAMMIYAH
UNSUR-UNSUR HADITS
1. SANAD
2. MATAN
3. ROWI
Pengertian Sanad :
Scr lughot “sanad” = sandaran.
Dlm bhs Arab :“maa irtafa’a minal ardl”
(apa-apa yg meninggi dari tanah/bumi.
Scr istilah : “as-sanadu huwa thaqiequl matni,
biay silsilatur ruwaati alladzina naqalul matna
‘anil mashdaril awwal”.
Pengertian Matan :
Scr lughot “matan” : maa sholaba wa irtafa’a
min kulli syaiin.
Scr istilah : “alfaadlul hadits allatie tataqowwa
ma bihaa ma’aaniehi”
Pengertian Rowi :
Rowi  bentul fa’il dr kata : rowaa, yarwie,
riwaayatan,  rowin (rowie) = org yg memin-
ahkan, menyampaikan, memberitakan.
Scr istilah : org yg memindahkan hadits dr sese
org guru kpd org lain, atau membukukan dlm
PENGERTIAN TAKHRIJ - ISTIKHRAJ
• Takhrij (masdar) berasal dari : kharraja –
yukharriju – takhriejan – mukharrijun –
mukharrajun.
• Istikhraj (masdar) dari : istakhraja – yastakhriju –
istikhraajan – mustakhrajun.
Scr istilah “takhrij – istikhraj” ada 3 pengertian :
1. Usaha mencari sanad hadits yg terdpt dlm kitab
hadits karya org lain, yg tdk sama dg sanad yg
terdpt dlm kitab tsb.
2. Suatu keterangan bhw hadits yg dinukilkan ke dlm
kitab susunannya itu terdpt dlm kitab lain yg telah
disebutkan nama penyusunnya.
3. Suatu usaha mencari derajat, sanad dan rawi
hadits yg tidak diterangkan olh
penyusun/pengarangnya.
Jadi : TAKHRIJ – ISTIKHRAJ = pekerjaan
Mukharrij – Mustkahrij = orangnya
Mukharraj – Mustakhraj = hasilnya

PENGERTIAN ISTIDRAK
• Istidrak (masdar) dari fi’il “istadraka” –
yastadriku – istidrakan – mustadriekun –
mustadrak.
• Scr istilah : usaha mencari dan mengumpul
kan hadits-hadits shahih (memenuhi syarat
syarat Bukhari – Muslim, atau syarat-syarat
salah satu dari keduanya) yg ternyata belum
dikumpulkan/dibukukan olh keduanya.
JADI : ISTIDRAK  Pekerjaannya
MUSTADRIK  Orangnya
MUSTADRAK  Hasil karyanya

• LAQAB/GELAR/JULUKAN AHLI HADITS :


1. Amirul Mukminin fil Hadits
2. Al-Hakim
3. Al-Hujjah
4. Al-Hafidz
5. Al-Muhaddits
6. Al-Musnid/At-Thalib/Al-Mubtadi
RUANG LINGKUP
HADITS DAN ILMU HADITS

A. RUANG LINGKUP HADITS


Obyek/ruang lingkup pembahasan hadits ber
kisar mengenai :
1. Berdasarkan jenis/rupa hadits :
- qauliyah
- fi’liyah
- taqririyah
- hammiyah
2. Dilihat dari segi periwayatannya :
- sanad
- matan
- rowi
3. Dilihat dari segi isi/materi :
- sejarah
- aqidah
- syari’ah
- akhlak
B. OBYEK/RUANG LINGKUP ILMU HADITS
1. Pengertian Ilmu Hadits
“Ilmun biaqwaali rasulillah saw wa af’aalihi
wa taqriiraatihi wa haiatihi wa syaklihi ma-
‘a asaaniidiha, wa tamyiizi shikhakhiha wa
khisaaniha wa dli’aafiha ‘an khilaafiha
matnan wa isnaadan”.
Dari definisi tsb mk dpt difahami Ilmu Ha
dits membahas 2 persoalan, yakni :
1). Persoalan ttg : qauliyah, fi’liyah, taqriri
yah Rasulullah, bagaimana cara-cara
penukilan, pemeliharaan, pendewanan sesua
tu yg disandarkan pada Rasulullah SAW.
2). Persoalan ttg keshahihan, kehasanan, kedla ’
ifan hadits, baik sanad maupun matannya.
Dari kedua pokok pembahasan itu, mk para mu
hadditsin membagi Ilmu Hadits pada 2 (dua) ga
ris besar :
1). Ilmu Hadits/Ilmu Hadits Riwayah
2). Ilmu Ushulul Hadits/Ilmu Hadits Diroyah
(terkenal juga dg : Ilmu Musthalahul Hadits)
• Ilmu Hadits Riwayah :
“Ilmul haditsir riwaayati huwa ilmun yu’rofu bi
hi naqlu maa udliifa linnabiy saw qaulan au -
fi’lan au taqriiran au ghaira dzalik”.
Dari definisi tsb dpt difahami bahwa pembaha
san Ilmu Hadits Riwayah berkisar pd : bgmna
cara-cara penukilan hadits yg dilakukan olh pr
muhadditsin, bgmn cara-cara menyampaikan
kpd org lain dan bgmn memindahkan atau
membukukan hadits dlm suatu kitab.
Dg dmk dpt disimpulkan bhw obyek pembaha
san Ilmu Hadits Riwayah :
- Pribadi Nabi, yakni perkataan, perbuatan,dll
- Bgmn cara menerima, menyampaikan pada
org lain dan memindahkan atau membuku –
kan/menuliskan suatu hadits.
Faedah ilmu ini : menghindari adanya kemung
kinan salah kutip atau kesengajaan penukilan
yg salah thdp apa yg seharusnya disandarkan
pada Nabi SAW.
Perintis : Muhammad bin Syihab az-Zuhri.
• Ilmu Hadits Diroyah :
“Ilmul Haditsid Dirooyati huwa ilmun yu’rofu
bihi ahwaalus sanadi wal matni min haitsul qo
buli warroddi wamaa yattashilu bidzalik”.
Dari defisini tsb dpt difahami bhw Ilmu Hadits
Diroyah pembahasannya adlh persoalan-2 yg
berkaitan dg “sanad” dan “matan”, dlm arti
persoalan yg berkaitan dg keadaan rowi dan
keadaan marwinya (sanad dan matannya).
Jd tegasnya : obyek pembahasan Ilmu Hadits
Diroyah adalah : sanad dan matan.
Faedah Ilmu Hadits Diroyah : Dpt mengetahui
mana hadits-hadits yg maqbul (diterima) dan
mana hadits-hadits yg mardud (ditolak).
Adapun perintis ilmu ini adalah : al-Qadli Abu
Muhammad ar-Ramahurmuzy (w. th. 360 H).
• Perkembangan Kedua Ilmu Hadits
1. Ilmu Rijalil Hd 6. Il Asbabi Wurudil Hd
2. Ilm Jarh wa Ta’dil 7. Il Tawarikhil Mutun
3. Ilm Tawarikhil Ruwah 8. Il Gharibil Hadits
4. Ilm Thabaqatir Ruwah 9. Il Tashif wat Tahrif
5. Ilm Talfiqil Hadits 10. Il Nasakh wa Mansuh
SEJARAH PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HADITS
• Sejarah Perkemb. Hadits : Masa yg telah
dilalui olh hadits sejak tumbuh/lahirnya dlm
rangka pengenalan dan pengamalan dari
generasi ke generasi sampai masa sekarang
dan yang akan datang.
• Obyek Pemb. Sej. Perkemb. Hadits :
1. Periodisasi Perkemb. Hadits.
2. Biografi Muhadditsin (baik sbg : perawi,
pentadwin, penghafal dsb.
PERIODISASI PERKEMB. HADITS
• Pembagian Periodisasi Sej. Hd 7 periode :
1. Periode I : Masa Rasul, semenjak diangka
sampat wafatnya  disebut
“Ashrul wahyi wat takwien”.
2. Periode II : Masa Shahabat Besar, sejak
permulaan masa pemerintah
Abu Bakar s.d. berakhirnya za
man Ali bin Abi Thalib (11 H –
40 H), disebut “Ashrut tatsabu
ti wal iqlaali minar riwaayati”.
3. Periode III : Masa Shahabat Kecil dan Tabi
in Besar, dr berakhirnya masa
Khulafaur Rasyidin (permulaan
masa Amawiyah s.d akhir
abad I, disebut “Ashru intisyaa
rirriwaayati ilal amshor”.
4. Periode IV : Masa Daulah Amawiyah angk.
kedua s.d Daulah Abbasiyah
angk. pertama (dari permula
an abad II s.d akhir abad II),
disebut “Ashrul kitaabah wat
tadwien”.
5. Periode V : Masa akhir Daulah Abbasiyah
angkatan pertama s.d awal
Daulah Abbasiyah angk kedua
(sejak khalifah Ma’mun s.d
khalifah al-Muqtadir)  dari
awal abad III s.d akhir abad
III, disebut “Ashrut tajried
wattashhieh wattanqieh”.
6. Periode VI : Masa Daulah Abbasiyah angk.
kedua (sejak Khalifah al-Muq
tadir s.d Khalifah al Mu’tasim)
dr permulaan abad IV sampai
jatuhnya kota Bagdad th. 656
H, disebut “Ashrut tahdieb wat
tartieb wal istidraak wal
jam’i”.
7. Periode VII : Masa sesudah Daulah Abbasi
yah th. 656 H sampai seka
rang, disebut “Ashrus syarhi
wal jam’I wat takhriej wal
bahtsi ‘aniz zawaaid”.
• PEMBAGIAN PERIODISASI MENJADI 5
PERIODE :
1. Periode I : Abad I H
2. Periode II : Abad II H
3. Periode III : Abad III H
4. Periode IV : Abad IV H
5. Periode V : Abad V H dst.

Anda mungkin juga menyukai