TUGAS 1

PENDIDIKAN
MATEMATIKA 1
TIM PENYUSUN:
 AGUS HERMAWAN (857924665)
 AYU SETYONINGSIH (857924705)
 ANDI MASUD (857921749)
 MODUL 1
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
KEGIATAN BELAJAR 1
TEORI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
 A. HAKIKAT ANAK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

1.ANAK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

• PERBEDAAN KARATERISTIK ANTARA HAKIKAT ANAK DAN

MATEMATIKA.
• HAKIKAT ANAK : ANAK SD MENGALAMI PERKEMBANGAN DALAM
BERPIKIRNYA TAHAP BERPIKIRNYA BELUM FORMAL,BAHKAN MASIH
DALAM KELAS RENDAH (PRA KONGKRET)
• HAKIKAT LAIN MATEMATIKA ADALAH ILMU DEDUKTIF,
AKSIOMATIK, FORMAL, HIERARKIS, ABSTRAK, BAHASA SIMBOL
YANG ADA, SEHINGGA PARA AHLI MATEMATIKA DAPAT
MENGEMBANGKAN SEBUAH SISTEM MATEMATIKA
 2.ANAK SEBAGAI INDIVIDU YANG BERKEMBANG

• JEAN PEAGET MENGUNGKAPKAN BAHWA PERKEMBANGAN

ANAK BERBEDA DENGAN ORANG DEWASA. (FISIK, CARA
BERFIKIR, TANGGUNG JAWAB, DAN KEBIASAAN KERJA).

• TUGAS GURU ADALAH MENOLONG ANAK MENGEMBANGKAN

KEMAMPUAN INTELEKTUALNYA SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK. STRATEGI
PEMBELAJARAN DAN TEORI-TEORI PEMBELAJARAN DI
SESUAIKAN DENGAN KONDISI ANAK.
 3.KESIAPAN INTELEKTUAL ANAK

JEAN PIAGET MEMBAGI MENJADI 4 TEORI PERKEMBANGAN MENTAL

ANAK (MENTAL INTELEKTUAL KOGNITIF):
• TAHAP SENSORI MOTORIK (LAHIR SAMPAI DENGAN 2 TAHUN)
• TAHAP PRAOPERASIONAL AWAL (2-7 TAHUN): BELUM MEMAHAMI
HUKUM KEKEKALAN
• TAHAP OPERASIONAL KONGKRET (7-11/12): MEMAHAMI HUKUM
KEKEKALAN NAMUN BELUM BISA BERFIKIR SECARA DEDUKTIF
• TAHAP OPERASIONAL FORMAL (11 TAHUN KEATAS): BISA BERFIKIR
SECARA DEDUKTIF
 TAHAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BERFIKIR ANAK DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

A) KEKEKALAN BILANGAN (BANYAK) : BANYAKNYA BENDA AKAN SAMA WALAUPUN

LETAKNYA BERBEDA-BEDA CONTOH JUMLAH PENSIL

B) KEKEKALAN MATERI : ANAK DAPAT MEMAHAMI YANG SAMA ATAU BERBEDA DARI SUDUT
PANDANG YANG TAMPAK OLEHNYA CONTOH JUMLAH AIR DALAM BEJANA
C) KEKEKALAN PANJANG: SISWA UMUR 8-9 TAHUN BARU BISA MEMAHAMI HUKUM
KEKEKALAN PANJANG. CONTOH SEUTAS TALI

D)KEKEKALAN LUAS : SISWA UMUR 8-9 TAHUN BARU BISA MEMAHAMI HUKUM
KEKEKALAN PANJANG. CONTOH GAMBAR YANG DI ARSIR
E) KEKEKALAN BERAT: BENDA AKAN TETAP WALAUPUN BENTUKNYA/TEMPATNYA/ALAT
PENIMBANGNYA BERBEDA. SISWA MEMAHAMI HOKUM KEKEKALAN BERAT DI USIA 9-10
TAHUN . CONTOHNYA

F) KEKEKALAN ISI ; AIR YANG DITUMPAHKAN DARI SEBUAH BAK SAMA DENGAN ISI BENDA
YANG DI TENGGELAMKAN (USIA 11-14 TAHUN) . CONTOHNYA
G) TINGKAT PEMAHAMAN
 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD ANAK MASIH KESULITAN
DALAM BERFIKIR SECARA INDUKTIF MAUPUN DEDUKTIF AKAN
TETAPI MEREKA MASIH BERFIKIR SECARA TRANSISIF (BELUM BISA
MENYIMPULKAN).
 MENURUT JEAN PEAGET, CARA BERFIKIR ANAK BERBEDA DENGAN
CARA BERFIKIR ORANG DEWASA.
 STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD HARUS SESUAI
PRKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK.
 TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
1. TEORI BELAJAR BRUNER
• BRUNNER MENENKANKAN BAHWA SETIAP INDIVIDU PADA WAKTU MENGALAMI ATAU
MENGENAL PERISTIWA ATAU BENDA TERSEBUT DIDALAM PIKIRANNYA YAITU SUATU MODEL
MENTAL TENTANG PERISTIWA ATAU BENDA YANG DIALAMINYA ATAU DIKENALNYA.
• PERNYATAAN BRUNNER TERSEBUT TERBAGI ATAS TIGA TAHAPAN YAITU :
a) TAHAP ENAKTIF ATAU TAHAP KEGIATAN ( ENACTIVE )
b) TAHAP IKONIK ATAU TAHAP BAYANGAN ( ICONIC )
c) TAHAP SIMBOLIK ( SYMBOLIC )
 BRUNNER DAN KENNEY TELAH
MERUMUSKAN EMPAT TEOREMA
( DALIL/KAIDAH )
1. TEOREMA PENYUSUNAN ( TEOREMA KONTRUKSI )
PADA TEORI INI BAHWA CARA YANG TERBAIK MEMULAI BELAJAR ATAU SUATU KONSEP MATEMATIKA, DALIL ATAU
ATURAN, DEFINISI DAN SEMACAMNYA ADALAH DENGAN CARA MENYUSUN PENYAJIAN.
CONTOH : UNTUK MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT POSITIF BISA MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN.
2. TEOREMA NOTASI
TEORI INI MENYATAKAN BAHWA DALAM PENGAJARAN SUATU KONSEP, PENGGUNAAN NOTASI-NOTASI MATEMATIKA
HARUS DIBERIKAN SECARA BERTAHAP, DIMULAI DARI YANG SEDERHANA YANG SECARA KOGNITIF DAPAT LEBIH MUDAH
DIPAHAMI PARA SISWA SAMPAI KEPADA YANG SEMAKIN KOMPLEKS NOTASINYA.
CONTOH : SISWA SD BELUM SIAP MENGGUNAKAN NOTASI Y = F ( X )
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGGUNAAN NOTASI INI MERUPAKAN GAMBARAN PENDEKATAN SPIRAL.
3. TEOREMA PENGONTRASAN DAN
KEANEKARAGAMAN ( TEOREMA KONTRAS
DAN VARIASI )
TEORI INI MENGATAKAN BAHWA PROSEDUR PENYAJIAN DARI SUATU KONSEP DARI YANG
KONKRET KE YANG LEBIH ABSTRAK HARUS DILAKUKAN DENGAN KEGIATAN
PENGONTRASAN DAN BERANEKA RAGAM.
CONTOH : KONSEP LINGKARAN DIPERKENALKAN DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA
YANG BERBEENTUK SILINDER, KERUCUT, CINCIN, RODA DAN BENDA LAIN YANG
BERBENTUK LINGKARAN.
4. TEOREMA PENGAITAN ( TEORI KONEKTIVITAS )
MENURUT TEORI INI BAHWA SETIAP KONSEP, DALIL, DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA
BERKAITAN DENGAN KONSEP, DALIL DAN KETRAMPILAN MATEMATKA LAINNYA.
 TEORI BELAJAR DIENES

SEBAGIAN DASAR DARI TEORI INI ADALAH TEORI PEAGET. DIENES MEMANDANG MATEMATIKA SEBAGAI PELAJARAN STRUKTUR,
KLASIFIKASI STRUKTUR, RELASI-RELASI ANTARA STRUKTUR.
• MENURUT GAGNE KONSEP ADALAH IDE ABSTRAK YANG MEMUNGKINKAN KITA MENGELOMPOKAN BENDA-BENDA KE DALAM
CONTOH DAN BUKAN CONTOH .
• MENURUT DIENES KONSEP ADALAH STRUKTUR MATEMATIKA YANG MENCAKUP KONSEP MURNI, KONSEP NOTASI, DAN KONSEP
TERAPAN. TAHAPAN BELAJAR MENURUT DIENES ADA 6 TAHAPAN YAITU :
a) BERMAIN BEBAS ( FREE PLAY )
b) PERMAINAN ( PLAY )
c) PENEAAHAN KESAMAAN SIFAT ( SEARCHING FORCOMMUNITIES )
d) REPRESENTASI ( REPRESENTAION )
e) SIMBOLISASI (
f) FORMALISASI
 TEORI BELAJAR VAN HIELE

MENURUT VAN HIELE ADA TIGA UNSUR UTAMA DALAM PENGAJARAN GEOMETRI
YAITU WAKTU, MATERI PENGAJARAN DAN METODE PENGAJARAN YANG DITERAPKAN.
ADAPUN TAHAPANNYA SEBAGAI BERIKUT :
1. PENGENALAN
2. ANALISIS
3. PENGURUTAN
4. DEDUKSI
5. AKURASI
 TEORI BELAJAR BROWNELL DAN VAN ENGEN

WILLIAM BROWNELL DAN VAN ENGEN MENGEMUKAKAN BAHWA BELAJAR MATEMATIKA ITU HARUS
MERUPAKAN BELAJAR NERMAKNA DAN PENGERTIAN. SELAIN ITU TEORI DRILL DALAM PENGAJARAN
MATEMATIKA BERDASARKAN KEPADA TEORI BELAJAR ASOSIASI YANG LEBIH DIKENAL DENGAN
SEBUTAN TEORI BELAJAR STIMULUS RESPON YANG DIKEMBANGKAN OLEH EDWARD L THORNIKE.
INTISARI PENGAJARAN MENURUT DRILL ADALAH :
1. MATEMATIKA ( ARITMATIKA ) UNTUK TUJUAN PEMBELAJARAN ( BELAJAR MENGAJAR ) DIANALISIS
SEBAGAI KUMPULAN FAKTA ( UNSUR ) YANG BERDIRI SENDIRI TIDAK BERKAITAN.
2. ANAK DIHARUSKAN UNTUK MENGUASAI UNSUR-UNSUR YANG BANYAK SEKALI TANPA
DIPERHATIKAN PENGERTIANNYA.
3. ANAK MEMPELAJARI UNSUR-UNSUR
DALAM BENTUK SEPERTI YANG AKAN
DIGUNAKAN NANTI PADA KESEMPATAN LAIN.

4. ANAK MENCAPAI TUJUAN INI SECARA

EFEKTIF DAN EFISIEN DENGAN MELALUI
PENGULANGAN ATAU DRIIL
CONTOH :
BROWNELL MENGEMUKAKAN ADA TIGA
KEBERATAN UTAMA BERKENAAN DENGAN
TEORI DRILL
1. TEORI DRILL MEMBERIKAN TUGAS YANG HARUS DIPELAJARI SISWA YANG
HAMPIR TIDAK MUNGKIN DICAPAI.
2. BROWNELL BERASUMSI BAHWA MURID AKAN BERLATIH SEBAGAI REAKSI
DARI YANG TELAH DITENTUKAN.
3. ARITMATIKA ADALAH PALING TEPAT DIPANDANG SEBAGAI SUATU SISTEM
BERPIKIR KUANTITATIF.
 MENURUT TEORI MAKNA

TEORI MAKNA LEBIH MENGAKUI PERLU ADANYA TEORI DRILL DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAHKAN DIANJURKAN BILA DIPERLUKAN.
 VAN ENGEN

VAN ENGEN BERPENDAPAT BAHWA SITUASI YANG BERMAKNA SELALU TERDAPAT 3 UNSUR
YAITU :
1. ADA SUATU KEJADIAN
2. ADA SIMBOL
3. ADA INDIVIDU YANG MENAFSIRKAN
MENURUT VAN ENGEN TUJUAN PENGAJARAN MATEMATIKA UNTUK MAEMBANTU ANAK
MEMAHAMI SUATU SISTEM ATAU SIMBOL YANG MEWAKILI SUATU HIMPUNAN KEJADIAN DAN
SERENTETAN KEJADIAN YANG DIBERI SIMBOL ITU HARUS DIALAMI LANGSUNG OLEH ANAK.
DAN JUGA MEMBEDAKAN MAKNA ( MEANING ) DAN MENGERTI ( UNDERSTANDING )
 TEORI BELAJAR GAGNE
ROBERT M GAGNE SEORANG AHLI PSIKOLOGI TELAH MENGGUNAKAN MATEMATIKA SEBAGAI MEDIUM UNTUK
MENGUJI DAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR. IA BEKERJASAMA DENGAN PROYEK MATEMATIKA UNIVERSITY
MERYLAND MEMBAHAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM MATEMATIKA DI
SEKOLAH.

a. OBYEK BELAJAR MATEMATIKA

b. TIPE-TIPE BELAJAR

URUTAN TIPE-TIPE BELAJAR ITU ADALAH

1. BELAJAR ISYRAT

2. BELAJAR STIMULUS RESPON

3. RANGKAIAN GERAK

4. RANGKAIAN VERBAL

5. BELAJAR MEMBEDAKAN

6. BELAJAR KONSEP

7. BELAJAR ATURAN

8. BELAJAR MASALAH
 KB 2
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. HAKIKAT MATEMAT1IKA
1. KARAKTERISTIK MATEMATIKA
ISTILAH MATEMATIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI MATHEIN ATAU
MANTHENEIN ARTINYA MEMPELAJARI, NAMUN DIDUGA KATA ITU ADA
HUBUNGANYA DENGAN KATA SANSEKERTA MEDHA ATAU WIDYA YANG
ARTINYA KEPANDAIAN KETAHUAN SATU INTELEGENSI

MATEMATIKA DISEBUT ILMU DEDUKTIF KARENA ISI MAPUN METODE

PENCARIAN KEBENARAN BERBEDA DENGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
ILMU PENGETAHUA LAINYA
MATEMATIKA DISEBUT ILMU TENTANG POLA KARENA DI DALAM MATEMATIKA
SERING DICARI KESERAGAMAN UNTUK MEMBUAT GENERALISASI

MATEMATIKA DI SEBUT ILMU TENTANG HUBUNGAN KARENA DALAM

MATEMATIKA KONSEP KONSEPNYA SATU SAMA LAIN SALING BERHUBUNGAN
2. PROSS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TUJUAN BELAJAR MATEMATIKA YANG SESUAI DENGAN HAKIKAT MATEMATIKA

MERUPAKAN SASARAN YAG UTAMA. SEDANGKAN PERANAN TEORI-TEORI
BELAJAR MERUPAKAN SETRATEGI TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA.
DENGAN DEMIKIAN DIHARAPKAN BAHWA MATEMATIKA DAPAT PAHAMI SECARA
WAJAR SESUAI DENGAN KEMAMPUAN ANAK. JADI, TUJUAN AKHIR DARI BELAJAR
MATEMATIKA ADALAH PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP-KONSEP MATEMATIKA
YANG RELATIF ABSTRAK.
 B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

1. JENIS JENIS KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. KONSEP DASAR
MERUPAKAN MATERI-MATERI ATAU BAHAN-BAHAN DAN SEKUMPULAN
BAHASAN ATAU SEMESTA BAHASAN DAN UMUMNYA MERUPAKAN
MATERI BARU UNTUK PARA SISWA YANG EMPELAJARINYA, SETELAH
KONSEP DASAR DITANAMKAN MAKA KONSEP DASAR INI MENJADI
PRASYRAT UNTUK KONSEP BERIKUTNYA.
B. KONSEP YANG BERKEMBANG
KONSEP INI MERUPKAN LANJUTAN DARI KONSEP DASAR DAN DALAM
MEMPELAJARINYA MEMERLUKAN PENGETAHUAN TENANG KONSEP
DASAR
C. KONSEP YANG HARUS DIBINA
KETERAMPILANYA
KONSEP INI PERLU MENDAPAT PERHATIAN DAN
PEMBINAAN DARI GURUSEHINGGA PARA SISWA MEMILIKI
KETERAMPILAN DALAM MENGUNAKAN ATAU
MENAMPILKAN KONSEP KONSEP DASAR MAUPUN
KONSEP KONSEP YANG BERKEMBANG.
 CONTOH JENIS JENIS KONSEP
1. KONSEP DASAR
A. OPERASI-OPERASI HITUNG SEPERTI PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN.
B. PENGENALAN MACAM-MACAM BILANGAN SEPERTI BILANGAN ASLI, BILANGAN CACAH,
BILANGAN BULAT POSITIF, BILANGAN BULAT NEGATIF,
NOL, MACAM-MACAM PECAHAN BESERTA OPERASI-OPERASI HITUNGNYA.
C. MENGENAL BILANGAN-BILANGAN SEPERTI:
0, 1, 2, 3, ...9
10, 20, 30, 40, ..., 90
100, 200, 300, 400, ..., 900 ... DST. ...
1.000.000, 2.000.000, 3.000.000, ... DST.
2. KONSEP YANG BERKEMBANG DARI KONSEP DASAR

A. SIFAT PERTUKARAN
2 + 3 = 3 + 2, 2 × 3 = 3 × 2
B) SIFAT PENGELOMPOKAN
(2 + 3) + 5 = 2 + (3 + 5)
(2 × 3) × 5 = 2 × (3 × 5)
C) SIFAT BILANGAN NOL
0 + 1 = 1 + 0 =1
1–0=1
2×0=0×2=0
3 : 0 = TIDAK MEMPUNYAI ARTI (TDK ADA BIL YG MEMENUHI )
5X2= 10=====10: 2 = 5 KARENA 2X5 =10
3:0 = 0 KARENA 0X0=3 SALAH
0 : 0 = TIDAK MEMPUNYAI ARTI
3. KONSEP YANG HARUS DIBINA
KETERAMPILANYA
a) FAKTA DASAR OPERASI HITUNG (PENJUMLAHAN,
PENGURANGAN, PERKALIAN, PEMBAGIAN).
b) TEKNIK MENJUMLAH DENGAN MENYIMPAN DAN TEKNIK
MENGURANGI DENGAN MEMINJAM.
c) PENJUMLAHAN/PENGURANGAN PECAHAN YANG PENYEBUTNYA
TIDAK SAMA.
d) PROSEDUR MEMBAGI DENGAN BERSUSUN KE BAWAH.
e) MENCARI FPB DAN KPK DAN SEBAGAINYA
 2. RANCANGAN MODEL-MODEL PENDEKATAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
A. MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD DENGAN PENDEKATAN PENANAMAN KONSEP

DALAM MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PENANAMAN KONSEP INI TUJUAN UTAMA
KEGIATANNYA ADALAH UNTUK MENYAMPAIKAN KONSEP-KONSEP BARU YANG UMUMNYA
MERUPAKAN JENIS KONSEP DASAR. DALAM MENANAMKAN KONSEP BARU INI TENTUNYA KITA HARUS
MEMPERHATIKAN KAITANNYA DENGAN KONSEP-KONSEP PRASYARAT, PENGGUNAAN ALAT BANTU
PELAJARAN, DIUJIKAN DENGAN PENGKONTRASAN DAN KEANEKARAGAMAN, MEMPERHATIKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR ANAK, DAN BERPEGANG TEGUH PADA HAKIKAT MATEMATIKA.
CONTOH KELAS 1
1) SEBAGAI APERSEPSI MENGINGATKAN KEMBALI PENGETAHUAN PRASYARAT DARI PELAJARAN
MATEMATIKA YANG TELAH DITERIMA SEBELUMNYA YAITU TENTANG KONSEP “BANYAKNYA”
DENGAN BENDA-BENDA KONKRET, MISALNYA:

A) BERAPA BANYAKNYA MISTAR INI?

B) BERAPA BANYAKNYA SEDOTAN PLASTIK INI?
C) BERAPA BANYAKNYA JARI TANGAN INI?
B. MODEL PEMBELAJARA MATEMATIKA SD DENGAN PENDEKATAN
PEMAHAMAN KONSEP

DALAM PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBELAJARANNYA MEMBERI

PENEKANAN SUPAYA PARA SISWA MENGUASAI CIRI-CIRI, SIFAT-SIFAT, DAN
PENERAPAN DARI KONSEP YANG TELAH DIPELAJARINYA PADA TAHAP
PENANAMAN KONSEP. DALAM PEMAHAMAN KONSEP, PARA SISWA PERLU
MENDAPAT PENGALAMAN DENGAN KONSEP YANG BERVARIASI, MELAKUKAN
PENERAPAN KONSEP, DAN TEKNIK-TEKNIK PENERAPAN KONSEP. HAL INI
DIPERLUKAN UNTUK DAPAT MENGGUNAKAN KONSEP-KONSEP TERSEBUT
DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN YANG TERKAIT.
CONTOH KELAS 1:
SEBAGAI APERSEPSI DAN SEKALIGUS SEBAGAI LANGKAH AWAL KE ARAH
PEMAHAMAN KONSEP, GURU MEMINTA DAN MEMBIMBING PARA SISWA UNTUK
MELENGKAPI PASANGAN-PASANGAN PENJUMLAHAN BERIKUT, KEMUDIAN
MEMBANDINGKAN HASILNYA, MISALNYA:
2 + 1 = ... DAN 1 + 2 =...
APAKAH 2 + 1 SAMA DENGAN 1 + 2?
3 + 1 = ... DAN 1 + 3 = ...,
APAKAH 3 + 1 = 1 + 3?
4 + 1 = ... DAN 1 + 4 = ...,
APAKAH 4 + 1 = 1 + 4?
3 + 2 = ... DAN 2 + 3 = ...,
APAKAH 3 + 2 = 2 + 3?
C. MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
PENDEKATAN PEMBINAAN KETERAMPILAN

PROSES PEMBELAJARAN PADA TAHAP PEMBINAAN

KETERAMPILAN INI BERTUJUAN UNTUK MELATIH SISWA
MENGINGAT DAN MENERAPKAN KONSEP YANG
SUDAH DIPELAJARINYA PADA KEDUA TAHAPAN
PEMBELAJARAN DI ATAS TADI. DALAM
MERENCANAKAN PENYUSUNAN KEGIATAN INI HARUS
MERUPAKAN LATIHAN MENGINGAT KONSEP DASAR,
RUMUS, ALGORITMA, DAN TEKNIK-TEKNIK
PENYELESAIAN DENGAN BERBEKALKAN PENGETAHUAN
PADA PENANAMAN DAN PEMAHAMAN KONSEP.
CONTOH
MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN : PEMBINAAN KETERAMPILAN RANCANGAN KEGIATAN:
a.DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA INI, APABILA SEBAGIAN BESAR SISWA BELUM PANDAI
MEMBACA ATAU MENULIS MAKA SEBAIKNYA GURU MEMBACAKAN SECARA LISAN SOAL-SOAL
CERITA TERSEBUT. MISALNYA: “ADI MEMPUNYAI 2 BUKU, IA MEMBELI LAGI 1 BUKU. BERAPA
BANYAKNYA BUKU ADI SEKARANG?”.
b.UNTUK MENYELESAIKAN SOAL CERITA TERSEBUT DITEKANKAN PADA PEMAHAMAN SOAL
TERSEBUT, YAITU SISWA DENGAN BIMBINGAN GURU HARUS MAMPU MENGENAL “APA
YANG DIKETAHUI”, “APA YANG DITANYAKAN”, DAN “PENGERJAAN APA YANG DIPERLUKAN”.
DARI CONTOH SOAL CERITA DI ATAS GURU MEMBIMBING PARA SISWA UNTUK
MENENTUKAN:
DIKETAHUI : ADI MEMPUNYAI 2 BUKU ADI MEMBELI LAGI 1 BUKU
DITANYAKAN : BANYAKNYA BUKU ADI SEKARANG
JAWAB : BUKU ADI SEKARANG ADALAH 2 + 1 = 3.
 SEKIAN DAN TERIMAKASIH

MOHON TANGGAPAN, SARAN, MASUKAN!

ADA PERTANYAAN??