Anda di halaman 1dari 12

Sejarah

Munculnya Sastra
Arab

Chindya Pratisti Puspa Devi, Lc.


MA
– Sastra Arab (bahasa Arab: ‫ األدب العربي‬/ ALA-LC: al-Adab al-‘Arabī)
merujuk pada khazanah kesusastraan di wilayah Arab atau Timur
Tengah yang mencakup negara-negara di Asia Barat dan Afrika Utara.

– Sastra Arab merupakan beragam tulisan dan/atau cerita lisan berupa


natsr ‫ نثر‬atau syi'r‫ شعر‬yang ditulis dalam bahasa Arab atau penulis-
penulis berkebangsaan negara-negara Arab.
– Natsr ‫ نثر‬adalah genre prosa Arab, sedangkan si'yir ‫ شعر‬adalah genre
puisi Arab yang memiliki karakteristik yang khas, seperti memiliki akhir
bunyi yang sama (qafiah,‫ ) قافية‬dan disusun dalam pola tertentu (arudh,
‫) عروض‬.
– IIbnu Jama'ah ‫ ِاب ُْن َج َما َعة‬- di dalam kitab beserta halaman yang telah disebutkan sebelumnya-
membagi ilmu sastra bahasa arab menjadi 2 jenis secara garis besar, yaitu: al-Ushūl, yakni inti
dari ilmu bahasa arab, dan al-Furū', yakni tambahan atau cabang yang melingkup: ilmu khoth
ِّ ‫عْ ْل ُم ْال َخ‬, ilmu qirā′ah ‫ ِع ْلم ْال ِقراءة‬, ilmu insya′ ‫ع ْل ُم اإْل ُ ْنشَا ِء‬,
dan imlā′ ‫ط َو اِإْل ْماَل ِء‬ ِ dan ilmu muhādloroh ‫ِع ْل ُم‬
َ ‫ ْال ُم َح‬ .
‫اض َرة‬
– Kemudian ilmu al-Ushūl itu terbagi lagi menjadi 2:
– yang terkait dengan al-Mufradāt ‫ ال ُم ْف َر َدات‬, yakni yang berkaitan dengan kosakata, dan yang
kedua adalah ilmu bahasa yang berkaitan dengan al-Murakkabāt ‫ ال ُم َر َّكبَات‬, yakni yang berkaitan
dengan susunan kata.
– Ilmu bahasa arab yang berkaitan dengan al-Mufradāt ‫ ال ُم ْف َر َدات‬ada 3: ilmu lughah ‫ ِع ْل ُم الُّ َغة‬, ilmu
ْ ُ ‫ع ْل ُم اإْل‬,
isytiqōq‫ش ِت َقاق‬ َّ ‫ ِع ْل ُم ال‬.
ِ dan ilmu shorf‫ص ْرف‬
– Kemudian ilmu bahasa arab yang al-Ushūl dan termasuk al-Murakkabāt ‫ ال ُم َر َّكبَات‬terbagi lagi
menjadi 2: ilmu terkait dengan kalimat biasa/frasa ‫ النَّ ْثر‬, dan ilmu yang terkait dengan kalimat
yang memiliki timbangan atau sya'ir ‫ظم‬ ْ َّ‫ الن‬yang melingkup ilmu ilmu 'arūdl‫ع ْل ُم ْا َلع ُروض‬, ilmu
ِ
qāfiyah ‫ع ْل ُم ْال َق ِافيَة‬,
ِ dan ilmu qordl‫ع ْل ُم ْال َق ْرض‬.
ِ

– ilmu bahasa arab yang berkaitan dengan kalimat biasa/frasa ‫ النَّ ْثر‬terbagi lagi menjadi 2: ada
yang berkaitan dengan bentuk susunan kalimat itu sendiri -yang mana berbeda antara satu
susunan dengan susunan yang lain pada baris/harokat akhirnya- dan itulah ilmu nahwu ‫ِع ْلم‬
‫ النَّ ْحو‬, dan ada yang berkaitan dengan rahasia dan pendalaman susunan kalimat, dan itulah
ilmu balāghoh ‫ ِع ْل ُم ْالبَاَل َغة‬yang terbagi menjadi 3 cabang ilmu bahasa arab: ilmu ma'āni ‫ِع ْلم‬
‫ ال َم َعانِي‬, ilmu bayān‫ع ْلم البَيَان‬,
ِ dan ilmu badῑ' ‫ ِع ْلم البَ ِديع‬.
– Dalam sejarah kesusastraan Arab dikatakan, munculnya prosa lebih awal dari
syair
– Prosa tidak terikat dengan aturan aturan sebagaimana yang ada dalam syair
– Prosa merupakan karya sastra yang bebas tidak terikat (muthlak)
– Syair adalah karya sastra yang terikat dengan aturan (muqoyyad)

– Berbeda dengan Thaha Husein ia menyatakan sebaliknya bahwa keberadaan


syair lebih dulu dari prosa, karena syair terikat dengan rasa sastra dan imajinasi
yang tinggi.
Sebab sebab munculnya syair Arab
– Pendapat Pertama :
Mengatakan bahwa pola tersebut diambil dari irama yang terdengar dari bunyi unta ketika
menghentakkan kakinya di tanah dan bunyi tersebut sambil diikuti dengan suara lisan yang pada
akhirnya muncullah wazan wazan syair. (Menurut Ibn Rasyiq)
– Pendapat Kedua :
Mengatakan bahwa pola pola syair arab adalah saj’un (sajak) kemudian berkembang menjadi rajaz
(salah satu nama jenis bahar) dan barulah kemudian muncul bahar (ritme atau lagu dalam
mengumandangkan syair)
– Pendapat ketiga :
Mengatakan bahwa pola pola syair arab itu mengacu kepada lagu lagu yang seringkali dinyanyikan di
padang pasir kemudian potongan potongan lagu tersebut berkembang menjadi syair yang berpola.
– Mengutip Ibn Salam Abd al Aziz (1405 H) menyatakan syair arab pertama yang sampai kepada
kita adalah syair Al-Anbari bin Amr bin Tamim, kemudian disusul syair Muhalhil bin Rabiah,
Umru al-Qais dan para penyair zaman jahiliyah lainnya.

– Suku pertama yang mengenal syair adalah suku Taghlib


– Muhalhil bin Rabi’ah al Taghlibi al Ruba’I dianggap sebagai orang pertama pencipta syair
– Para penyair jahili lainnya yang berasal dari suku ini diantaranya Tharafah, al Harits bin Hillizah,
al- A’sya dan Amr bin Kultsum
– Suku kedua yang mengenal syair Arab adalah suku Qais.
– Para penyair yang terkenal dari suku ini adalah al Nabighah al Dzubyani, al Nabighah al- Ja’di dan
Labid bin Rabiah
– Suku ketiga adalah suku Tamim
Terkenal dengan Ummi

– Masyarakat Arab Jahiliyah dikenal sebagai masyarakat


yang tidak bisa membaca dan menulis.
– Maka ketika mendapat informasi mengandalkan
kekuatan hafalan
– Mereka biasa menghafal ayyam al Arab (peristiwa
penting) al ansab (genealogi/ keturunan) yang menjadi
kebanggaan
Syarat dalam penyampaian syair

– Pertama : al tamatsul yaitu memberikan contoh pengungkapan karya sastra


dengan susunan yang baik
– Kedua : al-diqqah yaitu sifat ketelitian dalam penyampaian karya sastra
– Ketiga : al-ada’ al sadid yaitu penyampaian yang benar dengan memberikan
penjelasan beberapa kata asing dan penggunaan gaya Bahasa dalam karya
sastra
– Sementara keadaan sanad dalam sastra terdiri dari orang orang yang tsiqah
(kapasitas intelektualnya dapat dipercaya) kepekaan pendengaran dan
ketajaman pandangan menjadi persyaratan mutlak bagi seorang perawi.
– Pada masa hingga masa Abbasiyah perkembangan sastra Arab
khususnya mengenai teori teori yang berkaitan dengan karya
sastra belum dilakukan secara spesifik dan proporsional.
– Tetapi aspek keindahan gaya Bahasa yang dituangkan sangat
mengagumkan walaupun ilmu ilmu yang terkait lahir kemudian
– Sedangkan dari aspek ide atau gagasan pada umumnya banyak
mencerminkan fenomena kehidupan dan situasi social bahkan
masalah kekuasaan (politik)
– Karya sastra juga membicarakan masalah keagamaan sehingga
keberadaan sastra menjadi media pengembangan dakwah ajaran
Islam.
Abad Modern
– Memasuki abad modern semenjak Napoleon Bonaparte yang
berkebangsaan Prancis memasuki Mesir maka perkembangan
khazanah keilmuan Islam bertambah pesat dan bermunculan
mujtahid baru. Termasuk di dalamnya dunia kebahasaan dan
kesusastraan.
– Banyak yang dikaji dari sisi sejarah, biografi tokoh, teori teori
sastra, dan sebagainya.
– Tokoh tokoh ternama semisal Abdullah al Zuhdi, Rif’at Rafi, At
Thahtawi, Abdlldullah Fikri, Ali Mubarak, al-Barudi, Hifni Nasif,
Ahmad Amin, Syauqi dhaif, dll
Pembahasan selanjutnya

– 2. Hakikat Sastra
– 3. Macam- macam Sastra (Sastra Kreatif dan Sastra Deskriptif)
– 4. Unsur Unsur Sastra (Athifah /Rasa, Khayal/ Imajinasi, Fikrah/Gagasan, Shurah/ Bentuk)
– 5. Faktor yang mempengaruhi karya sastra
– 6. Tema tema Sastra
– 7. Aliran Sastra (Klasik, Realisme, Simbolisme, Barnasiyah, Idealisme, Naturalisme, Eksistensialisme)
– 8. Estetika
– 9. Imajinasi dan Stilistika
– 10. Memahami Puisi bebas Arab
– 11. Memahami Prosa sastra Arab
– 12. Pendekatan dalam mengapresiasi karya sastra

Anda mungkin juga menyukai