Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 4

1. Aldandi Eka Putra ( 1962201028 )


2. Surya Aprianti ( 1962201029 )
3. Yanesti Oktania ( 1962201030 )
4. Kamelia Kuswanti ( 1962201031 )
5. Fuji Astuti ( 1962201032 )
6. Erpan ( 1962201033 )
7. Astri Riastuti ( 1962201034 )
8. Chika Triya Amanda ( 1962201036 )
9. Sri Wulan Pertiwi ( 1962201037 )
HAKIKAT HAJI

1. Pengertian Haji
Menurut bahasa kata Haji berarti menuju, sedang menurut
pengertian syar’i berarti menyengaja menuju ke ka’bah baitullah
untuk menjalakan ibadah (nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang
terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap
muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah
disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan
para ulama).
2. Syarat, rukun dan Wajib Haji

ISLAM

KEKUASAAN
BALIGH
( MAMPU )
KONDISI
DIWAJIBKAN
NYA HAJI

MERDEKA BERAKAL
• Rukun Haji
a. Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji
b. Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
c. Thawaf yaitu tawaf untuk haji (tawaf Ifadhah)
d. Sa'i yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7
(tujuh) kal
e. Tahallul artinya mencukur atau menggunting rambut
sedikitnya 3 helai
f. Tertib yaitu berurutan
• Wajib Haji
a. Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari
tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya Haji
b. Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12
dan 13 Dzulhijjah).
d. Melempar jumrah 'aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah
dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuf.
e. Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan
'Aqabah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh
kali tiap jumrah.
f. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.
3. SUNAH HAJI

a. Ifrad, yaitu mendahulukan haji terlebih dahulu baru mengerjakan


umrah.
b. Membaca Talbiyah
c. Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika awal datang
di tanah ihram, dikerjakan sebelum wukuf di Arafah.
d. Shalat sunat ihram 2 rakaat sesudah selesai wukuf, utamanya
dikerjakan dibelakang makam nabi Ibrahim.
e. Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
f. Thawaf wada ', yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai
ibadah haji untuk memberi selamat tinggal bagi mereka yang
keluar Mekkah.
4. Dam / Denda
a. Macam-macam dam(denda)
1. Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk disedekahkan kepada fakir
miskin
2. Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau memberi makan 3
sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.
3. Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor sapi kalau
tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau tidak bisa harga seekor
unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan makanan untuk disedekahkan
kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk
tiap-tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari.
4. Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka wajib membayar
dam sebagai berikut:
a. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang yang terbunuh
b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga binatang
tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan perhitungan 1
mud 1 hari.
5. Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah:
a. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
b. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
6. Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan haji atau
umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing di tempat itu,
kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat tahallu
b. Tempat  membayar denda
a. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
b. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
c. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan
di tempat ia terhalang.
SEJARAH IBADAH HAJI

Ka’bah pertama kali dibangun oleh Nabi Adam AS setelah mendapatkan perintah dari Allah SWT.
Sejak saat itu juga, Nabi Adam diperintahkan untuk melakukan tawaf (berjalan mengelilingi Ka’bah).
Namun banjir besar pada masa Nabi Nuh ternyata ikut menghancurkan Ka’bah. Akhirnya Ka’bah
dibangun kembali pada masa Nabi Ibrahim.
Pada masa Nabi Ibrahim, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun kembali
Ka’bah dan  menyeru seluruh umat manusia supaya melakukan Tawaf.
Sepanjang perjalanan, setan terus menerus membisiki Nabi Ibrahim agar imannya goyah dan
membatalkan rencananya untuk mengorbankan Nabi Ismail. Bukannya menjadi goyah, Nabi Ibrahim
malah melempari setan dengan batu. Kesabaran Nabi Ibrahim pun tidak sia-sia. Allah mengganti
Ismail dengan seekor domba tepat sebelum Nabi Ibrahim menyentuh leher Ismail.
Selain itu ada Ibadah Sa’i atau berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah. Ibadah ini melambangkan
pengorbanan dan dedikasi Siti Hajar ketika ditinggalkan Nabi Ibrahim di tengah-tengah gurun pasir
yang panas. Pada masa Nabi Muhammad SAW, Ka’bah sempat menjadi tempat pemujaan berhala
oleh kaum Quraisy. Di sana selalu tercium aroma kemenyan dan berhala-berhala terpajang di setiap
sudut. Akhirnya Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu untuk melaksanakan ibadah haji pada
tahun 6 Hijriyah. Namun karena dijegal oleh kaum Quraisy, Nabi Muhammad SAW tidak bisa
melaksanakan ibadah haji saat itu. Tetapi pada saat yang sama, Nabi Muhammad SAW menyepakati
perjanjian Hudaibiyah yang akhirnya membuat beliau dapat melaksanakan ibadah haji pada tahun 9
Hijriyah.
CARA MENJADI HAJI YANG
MABRUR

Kata MABRUR mengandung dua arti :

Pertama, mabrur berarti baik, suci dan bersih. Dalam pengertian ini, haji mabrur adalah
haji yang dilaksanakan dengan baik, tidak diperbuat di dalamnya hal-hal yang dilarang
seperti berkata kotor, berbuat fasik dan menyakiti atau mengganggu orang lain termasuk
menyuap orang untuk kemudahan amalnya sementara orang lain mendapatkan kesulitan
karenanya. Di samping itu, bekal yang dibawa untuk berhaji adalah bekal yang halal dan
bersih.

Kedua, mabrur berarti maqbul atau diterima dan diridhai oleh Allah Swt. Dalam hal ini,
haji mabrur adalah haji yang tata caranya dilakukan dengan baik dan benar sesuai
dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya dan memperhatikan syarat-syarat dan rukunnya
serta hal-hal yang wajib diperhatikan dalam berhaji.
• Hendaknya haji yang ia lakukan harus
benar-benar ikhlash karena Allah,
bahwa motivasinya dalam berhaji
tidak lain hanya karena mencari ridha
Allah dan bertaqarrub kepada-Nya.
Syarat- • Haji yang ia lakukan mesti serupa
dengan sifat haji Nabi Sallallahu
syarat Haji Alaihi wa Sallam.
• Harta yang ia pakai untuk berhaji
Mabrur adalah harta yang mubah bukan yang
haram.
• Hendaknya ia menjauhi rafats
(menge-luarkan perkataan yang
menimbulkan birahi/bersetubuh),
berbuat fasik, dan berbantah-
bantahan.
Melaksanakan
serangkaian ibadah
haji yang telah
dituntunkan dan
ditambah serta
dipenuhi dengan
Harta yang digunakan amalan-amalan ibadah Tidak melakukan
dalam melaksanakan lainnya perbuatan maksiat
haji tersebut adalah
khususnya dalam
dari hasil harta yang
melaksanakan ihram
halal

Segala amalan ibadah haji


dilakukan dan
berdasarkan atas Tanda Kebaikan dan amal
sholehnya meningkat
keikhlasan mendapatkan
keridhoan Allah Ta’ala Haji setelah selesai
melaksanakan ibadah
dan juga dilaksanakan
sesuai dengan tuntunan
syariat Islam
Mabrur haji dan tiba di tanah
air
Penekanan : Menjaga Amal
Seperti yang dikatakan oleh Al-Munâwi, diantara indikasi
diterimanya amal haji seseorang adalah ia kembali
melakukan kebaikan yang pernah dilakukan dan tidak
kembali melakukan kemaksiatan. Itu bermakna tugas
seorang hamba bukan hanya sekedar beramal shalih saja,
tetapi yang lebih berat dari itu adalah menjaga amal itu
dari apa saja yang merusak dan menggugurkan-nya, riya’,
dapat merusak amal meskipun sangat tersembunyi, dan ini
banyak sekali dan tak terhitungkan.
HIKMAH PELAKSANAAN
HAJI DAN UMROH

a. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi
dengan penuh kekhusyu’an
b. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
c. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak
yang mulia.
d. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang
satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
e. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya
berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan
dan persatuan.
f. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah
yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan
kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.
g. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak
meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu
untuk melakukannya.
h. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan dan
kesatuan umat Islam sedunia.
MAKNA SPIRITUAL DARI IBADAH
HAJI

1. Makna Ikhrom
2. Makna Thawaf
3. Makna Sa’i
4. Makna Wuquf
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji dan umroh, dapat
disimpulkan
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa
amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu
pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari
ridho Allah.
Umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’yu
antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.
 Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji.
Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.
Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat, rukun
dan wajib haji atau umroh.

Anda mungkin juga menyukai