Anda di halaman 1dari 13

HUKUM KONTRAK-WANPRESTASI

DIANA AQMALA
PENGERTIAN HUKUM KONTRAK

 Hukum Kontrak adalah aturan hukum yang berkaitan


dengan pelaksanaan perjanjian atau persetujuan.
 Definisi hukum kontrak ini mengkaji hukum kontrak

dari dimensi pelaksanaan perjanjian yang dibuat


oleh para pihak, namun beliau tidak melihat pada
tahap pra kontraktual dan kontraktual.
 Tahap tersebut merupakan tahap-tahap yang

menentukan dalam penyusunan sebuah kontrak.


Kontrak yang telah disusun oleh para pihak akan
dilaksanakan mereka sendiri.
SYARAT SAHNYA HUKUM KONTRAK

1.  Syarat sah yang obyektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a)    Objek / Perihal tertentu
b)   Kausa yang diperbolehkan / dihalalkan / dilegalkan
2.  Syarat sah yang subjektif berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata
a)    Adanya kesepakatan dan kehendak
b)   Wenang berbuat
3.  Syarat sah yang umum di luar pasal 1320 KUH Perdata
a)    Kontrak harus dilakukan dengan I’tikad baik
b)   Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c)    Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
d)   Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum
4.  Syarat sah yang khusus
a)    Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu
b)   Syarat akta notaris untuk kontrak-kontrak tertentu
c)    Syarat akta pejabat tertentu (selain notaris) untuk kontrak-kontrak tertentu
d)   Syarat izin dari pejabat yang berwenang untuk kontrak-kontrak tertentu
ASAS HUKUM KONTRAK

 Asas Kebebasan Berkontrak (freedom of


contract)
 Asas Konsensualisme (concensualism)
 Asas Kepastian Hukum (pacta sunt servanda)
 Asas Itikad Baik (good faith)
 Asas Kepribadian (personality)
SUMBER HUKUM KONTRAK

 Sumber Hukum Materiil


 Sumber Hukum Formiil
Sumber hukum kontrak yang berasal
dari peraturan perundang-undangan:

 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) 


 KUH Perdata (BW)
 KUH Dagang 
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi 
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Pilihan Penyelesaian Sengketa.
 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian
Internasional. 
 dll
Risiko

 Menurut Soebekti (2001 : 144), risiko berarti


kewajiban untuk memikul kerugian jika ada
suatu kejadian diluar kesalahan salah satu
pihak yang menimpa benda yang dimaksudkan
dalam kontrak. Disini berarti beban untuk
memikul tanggung jawab dari risiko itu
hanyalah kepada salah satu pihak saja, menurut
penulis alangkah baiknya dalam setiap kontrak
itu risiko diletakkan dan menjadi tanggung
jawab kedua belah pihak
Wanprestasi

Menurut pasal 1234 KUH Perdata yang dimaksud


dengan prestasi adalah seseorang yang menyerahkan
sesuatu, melakukan sesuatu dan tidak melakukan
sesuatu, sebaliknya dianggap wanprestasi bila
seseorang :
a. tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya.
b. melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak
sebagaimana dijanjikan.
c. melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.
d. melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak
boleh dilakukannya.
Keadaan Memaksa

Menurut Soebekti (2001: 144 ), untuk dapat


dikatakan suatu “keadaan memaksa”
(overmacht / force majeure ) bila keadaan
itu :
• Diluar kekuasaannya
• Memaksa
• Tidak dapat diketahui sebelumnya.
MACAM-MACAM KONTRAK

 Perjanjian kredit
 Perjanjian leasing
 Perjanjian Keagenan dan Distributor
 Perjanjian Franchising dan Lisensi
BERAKHIRNYA KONTRAK

 Dibatalkan sebelum jangka waktu berakhir


 Seluruh syarat dalam kontrak sudah

terpenuhi
 Objek yang diperjanjikan sudah musnah atau

tidak ada
 Jangka waktu sudah habis
 Adanya kesepakatan untuk berhenti
PERJANJIAN MENURUT PRINSIP
EKONOMI SYARIAH

 Dalam fiqh muamalah, pengertian kontrak pejanjian masuk dalam bab


pembahasan tentang akad. Pengertian akad (al-‘aqd) secara bahasa dapat
diartikan sebagai perikatan atau perjanjian.
 Jadi, yang dimaksud dengan Hukum kontrak syariah adalah hukum yang
mengatur perjanjian atau perikatan yang sengaja dibuat secara tertulis
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, sebagai alat bukti bagi para pihak
yang berkepentingan.
 Dalam hukum islam, yang menjadikan sumber hukum pada zaman dahulu
sampai sekarang hanyalah al-quran dan sunnah.
 Dasar hukum keduanya sebagai sebagai sumber syara’ tanpa ada yang
terlibat, sedangkan yang lain tidak dapat dikatakan sebagai sumber hukum
kecuali sebatas dalil-dalil syara’ saja itupun dengan ketentuan selama
adanya dalalah-nya dan merujuk pada nash-nash yang terdapat pada
kedua sumber hukum yaitu al-quran dan sunnah
BENTUK KONTRAK DAN PENULISAN
Tahapan-tahapan pembuatan surat perjanjian ini adalah sebagai berikut:
I. Pra Kontrak
1.      Negosiasi
2.      Memorandum of Understanding (MoU)
3.      Studi kelayakan
4.      Negosiasi (lanjutan)
II. Kontrak
1.      Penulisan naskah awal
2.      Perbaikan naskah
3.      Penulisan naskah akhir
4.      Penandatanganan
III. Pasca Kontrak
1.      Pelaksanaan
2.      Penafsiran
3.      Penyelesaian sengketa

Anda mungkin juga menyukai