Anda di halaman 1dari 20

Responsibility

AccountingDisampaikan pada:

Perkuliahan
Akuntansi Manajemen
Prodi Akuntansi
Fak. Ekonomi Unpas
Semester Genap 2017/ 2018
Definisi
• Tradisional / Konvensional
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan
informasi aktiva, pendapatan, dan/biaya yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban.
• Activity Based Responsibility Accounting System
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
informasi aktiva, pendapatan, dan/biaya yang dihubungkan
dengan aktivitas penambah dan bukan penambah nilai
(activity management).
Karakteristik
• Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
• Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja
manajer yang bertanggung jawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu.
• Kinerja manajer diukur dengan membandingkan
realisasi dengan anggaran.
• Manajer secara individual diberi penghargaan atau
hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang
lebih tinggi.
Syarat
• Ada struktur organisasi yang jelas wewenang dan
tujuannya.
• Hanya dapat dilaksanakan pada perusahaan yang telah
memiliki anggaran, baik anggaran operasional maupun
anggaran finansial.
• Ada sistem akuntansi biaya yang mengikuti pola struktur
organisasi.
• Biaya tiap unit dibedakan dalam controllable dan non
controllable cost.
• Biaya dipisahkan ke dalam fixed dan variable cost.
Manfaat
• Tradisional
– Sebagai dasar penyusunan anggaran
– Sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
– Sebagai pemotivasi manajer
• Activity Based Responsibility Accounting System
– untuk mengarahkan usaha manajemen dalam mengurangi
dan menghilangkan biaya bukan penambah nilai
– Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas
Asumsi Perilaku
• Tradisional
– Management by exception merupakan pengendalian operasi yang
efektif sudah memadai.
– Management by objective akan menghasilkan anggaran yang
disepakati, biaya standar, sasaran organisasi, dan rencana yang
dapat dilaksanakan.
– Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan struktur hierarkhi
organisasi.
– Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima tanggung jawab
yang dibebankan kepada mereka melalui hierarkhi organisasi.
– Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama, bukan
kompetisi.
Asumsi Perilaku
• Activity Based Responsibility Accounting System
– Perusahaan menggunakan filosofi Just-in Time
dengan menekankan pada total quality control,
continual improvement, dan zero inventory.
Aktiva/ Biaya/
Pendapatan
Terkendali
• adalah aktiva / biaya / pendapatan yang dapat secara
signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka
waktu tertentu.

• Syarat Aktiva Terkendali :


– Perolehan dan penggunaannya berada di bawah
wewenang manajer pusat pertanggungjawaban tersebut.
– Penggunaannya berada dalam wewenang manajer pusat
pertanggung-jawaban tersebut.
• Syarat Biaya Terkendali :
– Jika seorang manajer memiliki wewenang,baik dalam
perolehan maupun dalam penggunaan jasa, ia harus
dibebani dengan biaya jasa tersebut.
– Jika seorang manajer dapat secara signifikan
mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya
sendiri, ia dapat dibebani biaya tersebut.
– Jika manajemen menghendaki agar ia membantu manajer
lain yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya
tertentu, ia dibebani biaya tersebut.
Penetapan Biaya
Standar
• Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan
terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau
sejumlah unit produk selama periode tertentu di
masa mendatang.
Kegunaan Biaya
Standar
• Menetapkan anggaran
• Mengendalikan biaya serta mengukur dan
memotivasi efisiensi.
• Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan
mempercepat laporan penyajian biaya.
• Membebankan biaya ke persediaan bahan, barang
dalam proses, dan barang jadi.
• Memberikan dasar bagi penetapan tender dan
kontrak serta harga jual.
Jenis Biaya Standar
• Berdasarkan satuannya
– Physical standard
– Price standard
• Berdasarkan Dasar Pembandingnya:
– Basic standard
– Current standard
• The Expected Actual tandard
• The Normal standard
• The Theoretical standard
Contoh Kasus
PT. Anindhita menggunakan sistem biaya standar dalam pengendalian biaya
produksinya. Berdasarkan hasil analisis, untuk memproduksi 1 (satu) unit
produk telah ditetapkan biaya standar sebagai berikut:

Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000,00


Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp 500,00
Biaya Overhead Pabrik
– Variable 20 jam @ Rp 400,00
– Tetap 20 jam Rp 300,00
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 31.250 jam kerja langsung.

Transaksi-transaksi yang terjadi dalam bulan Oktober 2014 sebagai berikut:


• Pada awal bulan terdapat 400 unit persediaan Barang Dalam Proses yang telah
menyerap 100% Bahan Baku dan 60% Biaya Konversi.
Produk selesai selama bulan ini 1.500 unit.
Pada akhir bulan, terdapat 500 unit persediaan Barang Dalam Proses yang
telah menyerap 100% Biaya Bahan dan 60% Biaya Konversi.
• Dibeli 8.500 kg Bahan dengan harga Rp. 950,00 per kilogram. Pemakaian
bahan selama bulan Oktober 8.100 kg.
• Jam kerja langsung yang digunakan selama Oktober 2014 sebanyak 31.100
jam dengan biaya Rp 17.105.000,00.
• Biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan Rp 9.375.000,00
• Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 21.000.000,00.

Diminta:
• Buatlah analisis selisih biaya standar yang terdiri dari:
– Selisih harga dan kuantitas pemakaian bahan.
– Selisih tarif dan efisiensi jam kerja langsung.
– Selisih biaya overhead 2, 3, dan 4 selisih.
• Buatlah pencatatan dalam bentuk jurnal yang diperlukan.
Mix and Yield
Variance
• Mix variance timbul jika komposisi bahan yang
dimasukkan ke dalam proses produksi tidak sama
dengan komposisi standar.
• Yield variance timbul jika komposisi output yang
dihasilkan berbeda dengan komposisi output yang
diharapkan.
Contoh Kasus
• PT. Hafizha memproduksi permen karet dengan menggunakan
system biaya standar. Produk standar dan spesifikasi biaya
untuk 1.000 kg permen karet adalah sebagai berikut:
Bahan Kuantitas Harga/Unit Biaya

A 800 kg Rp 25,00 Rp 20.000,00

B 200 kg Rp 40,00 Rp 8.000,00

C 200 kg Rp 10,00 Rp 2.000,00

Input 1.200 kg Rp 30.000,00

Output 1.000 kg Rp 30.000,00


Bahan
Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir

A 10.000 kg 162.000 kg @ Rp 24,00 15.000 kg

B 12.000 kg 30.000 kg @ Rp 42,00 4.000 kg

C 15.000 kg 32.000 kg @ Rp 11,00 11.000 kg

Untuk mengubah 1.200 kg bahan baku menjadi 1.000 kg produk jadi,


dibutuhkan 20 jam kerja langsung dengan biaya Rp 900,00 per jam atau Rp
18,00 per kilogram produk jadi. Jam kerja langsung dan biaya aktual sebesar
3.800 jam dengan nilai Rp 3.465.600,00.
 
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam kerja langsung dengan
tarif Rp 500,00 per jam (Rp 300,00 tetap, dan Rp 200,00 variabel) atau Rp
10,00 per kilogram produk jadi.
Biaya overhead normal adalah Rp 2.000.000,00 pada 4.000 jam kerja
langsung. Biaya overhead aktual pada bulan tersebut adalah Rp
2.200.000,00. Produk jadi yang sesungguhnya 200.000,00 kg.

Biaya standar untuk setiap kilogram produk jadi:


•Biaya bahan Rp 30,00
•Biaya tenaga kerja Rp 18,00
•Biaya overhead pabrik Rp 10,00
•Jumlah biaya per kg Rp 58,00

Diminta:
•Buatlah analisis varians.

Anda mungkin juga menyukai