Anda di halaman 1dari 30

SISTEM RUJUKAN REGIONAL

KESEHATAN JIWA JABAR


KEBUTUHAN & KETERSEDIAAN

UPT PUSKESMAS CARINGIN


2018
Sistem rujukan :
Mengapa perlu ?
• Tingginya kesenjangan pengobatan utk orang dg
gangguan jiwa  > 90%
• Aksesibilitas pelayanan kesehatan jiwa  belum
merata
• Efektifitas & efisiensi dalam pelayanan kesehatan
jiwa
• Meningkatkan outcome penanganan gangguan
jiwa  recovery
• Keterbatasan SDM, sarana prasarana,
pembiayaan dlm pelayanan kesehatan jiwa
Sistem pelayanan kesehatan jiwa saat ini
LAYANAN PERAN KETERANGAN
Layanan kesehatan • Membantu deteksi dini • Belum ada community mental health
jiwa berbasis • (mempertahankan kondisi center di Indonesia
masyarakat pasien tetap stabil di masya • Belum terjalin kemitraan secara
rakat optimal
layanan primer • Deteksi dini, • Belum berjalan optimal
(puskesmas) • penanganan awal kondisi • Belum semua puskesmas
akut, memberikan layanan kesehatan
• rujukan jiwa 20%
• Penatalaksanaan lanjutan • Keterbatasan anggaran
kondisi kronik stabil • Treatment gap tinggi
• Sistem rujukan belum optimal
Layanan sekunder • Diagnosis • Belum berjalan optimal
(RSU) • Penatalaksanaan akut • Belum semua RSU memberikan
• Rawat inap akut layanan jiwa (rawat jalan & rawat
• Rujukan inap min 10 TT)
• Belum semua RSU mempunyai
dokter spesialis kedokteran jiwa
Layanan tersier • Diagnosis • Layanan belum terstandar
(RSJ) • Tatalaksana komprehensif • Sarana prasarana belum terstandar
(kuratif-rehabilitatif) • Tenaga belum merata
• Pendampingan dan • Keterbatasan anggaran operasional
pemberdayaan PPK I & II
Rujukan
• Suatu proses dimana pemberi layanan pd satu
tingkat sistem kesehatan yg mempunyai
sumber2 yg terbatas (obat, alat, ketrampilan)
untuk menatalaksana suatu kondisi klinis,
mendapatkan bantuan yg lebih baik atau
fasilitas yg berbeda pd level yg sama atau lebih
tinggi, atau pengambilalihan penatalaksanaan
pasien
Tujuan merujuk
Alasan merujuk
 Kurangnya tenaga di
layanan primer
 Kurangnya  Masalah diagnosis
ketrampilan tenaga  Kebutuhan utk
kesehatan di pemeriksaan
layanan primer  Masalah terapi
 Karakteristik pasien  Kebutuhan utk follow
 Ketersediaan dokter up
spesialis dlm  Permintaan pasien
penanganan kasus
kompleks
Sistem rujukan
• Sistem rujukan yg efektif  menjamin
hubungan yg erat diantara semua tingkat
sistem kesehatan & membantu menjamin
pasien mendapatkan perawatan terbaik
yg terdekat dg tempat tinggalnya
Sistem rujukan yg baik menjamin
Faktor-faktor yg
mempengaruhi sistem
rujukan
rujukan dalam layanan kesehatan jiwa
 berjenjang
Pengecualian rujukan berjenjang

• Keadaan gawat darurat


• Bencana
• Kekhususan permasalahan kesehatan pasien
 jiwa
• Pertimbangan geografis
• Pertimbangan ketersediaan fasilitas
Sistem rujukan kesehatan jiwa

KEBER
HASILAN
SISTEM
RUJUKAN
Penyebab tdk optimalnya sistem rujukan
Peran dalam penanganan
masalah kesehatan jiwa

RS JIWA

RSU

Puskesmas
- Organisasi
kemasyarakatan
- Tokoh
Keluarga
masyarakat/agama
Rujukan dalam kesehatan
jiwa
Rujukan Skizofrenia
Penyakit kronis spt Skizofrenia  penanganan
jangka panjang, meliputi :
FASE KONDISI TARGET LAMA TERAPI KET
TERAPI

FASE AKUT Akut Menghilangka 4-8 minggu


n gejala
psikotik

FASE Fase akut Konsolidasi Min 6 bulan Dosis sama


STABILISASI teratasi pencapaian dg fase akut
terapeutik

FASE Remisi Mencegah


RUMATAN kekambuhan
Memperbaiki
derajad
fungsi
Kriteria pasien skizofrenia yg
dirujuk dr FKTP ke FKTL
Jenis rujukan Tujuan/ indikasi Sifat rujukan
Rujukan rutin - Evaluasi medis rutin - Konsultasi
- Deteksi dini komorbiditas/komplikasi - Pemeriksaan
penunjang
Rujukan urgent - Skiz dg komorbiditas yg Tatalaksana di
mengganggu fungsi sehari2 FKTL
- Skiz + epilepsi
- Skiz tdk responsif dg pengobatan yg
tersedia
- Skiz + penyalahgunaan zat
- Skiz dg masalah hukum
- Skiz + komorbiditas gg psikiatrik lain
- Penilaian kebutuhan rehabilitasi
psikososial

Rujukan Skiz + kondisi emergency Tatalaksana di


emergency FTKL
Rujuk balik
Ruang lingkup program rujuk balik
1.Jenis penyakit : penyakit kronis stabil :
– Diabetes Mellitus
– Hipertensi
– Jantung
– Asma
– Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
– Epilepsy
– Schizophrenia
– Stroke
– Sistemic Lupus Erythematosus (SLE)
2. Ditetapkan oleh dokter spesialis/subspesialis
BAGAIMANA SISTEM RUJUKAN
LAYANAN KESEHATAN JIWA DI
PROPINSI JAWA BARAT??
JAWA
BARAT

- Wilayah luas
- Jumlah penduduk 46 juta jiwa (th 2015)
- Ketersediaan sarana prasarana layanan kesehatan jiwa
masih belum memadai
- Treatment gap tinggi
Hal yg harus diperhatikan dlm
sistem rujukan layanan keswa
Masalah
• Belum semua wilayah mempunyai RSJ/
RSU dengan layanan rawat inap psikiatri
• Perbedaan sistem pelayanan rawat inap
antara RSU dan RSJ  mempengaruhi
outcome pelayanan thd pasien
Prinsip2 integrasi layanan kesehatan jiwa di Puskesmas
REGIONALISASI PELAYANAN KESEHATAN JIWA JAWA BARAT
RSUD KARAWANG
- RSJ PROP
RSMM Kawasan JABAR
Purwasuka - RSHS RS ARJAWINANGUN
PROV BANTEN
Kawasan Kota Bogor,
Bekasi Depok
4,3 juta
jiwa
6,5 juta
jiwa Kawasan
Ciayumajakuning

6,6 juta
7,5 juta jiwa
jiwa PROV JAWA TENGAH
Kawasan
Kawasan Bogor
Bandung Cimahi
Sukabumi Cianjur

9,1 juta
jiwa
Kawasan
Priangan Timur
7,8 juta
jiwa

RSUD SUKABUMI RSUD TASIKMALAYA ??


25
Tempat perawatan yg
nyaman, menjamin
privacy
Ruang/ area utk kegiatan
Simpulan
• Sistem rujukan akan berjalan dg baik apabila
dipersiapkan dg baik, dari segi sistem pelayanan &
sistem rujukan, sarana prasarana yg dibutuhkan, tenaga
dg kualifikasi khusus, sehingga penanganan pasien
tetap optimal dimanapun pelayanan diberikan
• Perlu persiapan yg matang & kerjasama yg baik
sehingga sistem rujukan yg baik bisa berjalan
• Sistem rujukan yang baik akan menjamin
keberlangsungan pelayanan pd pasien, menurunkan
treatment gap, dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan jiwa menuju recovery
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai