Anda di halaman 1dari 20

MASALAH KESEHATAN DI

INDONESIA
Oleh :
4A3 Rintisan Kelas Internasional
Dalam Rapat Kerja
Angka kematian Ibu dan
Kesehatan Nasional
(RAKERNAS) Kementerian
01 Angka Kematian Bayi
(AKI/AKB)
Kesehatan membahas 5 fokus
utama masalah kesehatan
yang ada di Indonesia.
02 Pengendalian stunting

Masalah kesehatan tersebut Pencegahan dan


antara lain (Kemenkes, 2020)
03 pengendalian penyakit

04
Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)

05 Tata kelola sistem kesehatan


01
Angka kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi
(AKI/AKB)
Angka kematian ibu di Indonesia masih jauh dari tujuan dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Berbagai upaya yang dilakukan oleh
pemerintah juga sudah maksimal, akan tetapi angka  kematian ibu di
Indonesia masih jauh  dari  target MDGs . Berbagai upaya tetap harus
dilanjutkan dan dilaksanakan yang merupakan tanggung jawab bersama,
cepat tanggap dalam mengambil keputusan, dan memudahkan akses
pelayanan kesehatan. Kepemimpinan kesehatan masyarakat juga merupakan
suatu peran yang harus dikembangkan oleh tenaga kesehatan masyarakat
(Maisuri, 2015).
Penyebab Angka Kematian Bayi

77,6% persalinan dilakukan Pada kelompok perinatal:


Penolong persalinan oleh 26,6% disebabkan oleh Intra
di fasilitas kesehatan dan
tenaga kesehatan adalah Uterine Fetal Death (IUFD),
Poskesdes/Polindes.
sebesar hanya 86,9% Berat Bayi Lahir Rendah
22,4% ibu bersalin yang
masih melahirkan di rumah (BBLR) sebanyak 21,3% serta
asfiksia 17,3%.

Neonatal sampai satu tahun :


Pada kelompok neonatal penyakit infeksi yang berkaitan erat
(7±28 hari) : disebabkan dengan perilaku hidup sehat ibu dan
oleh pneumonia (34,5%) kondisi lingkungan setempat, seperti
dan prematur (13,7%) pneumonia (29,5%) dan diare (11,2%)

Sumber : Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan, 2013


02
Pengendalian
Stunting
Data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukkan prevalensi stunting dalam lingkup
Stunting pada anak merupakan dampak dari
nasional sebesar 37,2%, terdiri dari prevalensi
defisiensi nutrien selama seribu hari pertama
pendek sebesar 18% dan sangat pendek sebesar
kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan
19,2%.
perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga
menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan
Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan
motorik serta penurunan performa kerja.
masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada
pada rentang 30% sampai 39%.
03
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Ruang lingkup upaya pencegahan dan pengendalian penyakit adalah
berfokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular
Pada penyakit tidak menular, Indonesia saat ini di hadapi dengan
tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden, karena
masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak
menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah
teratasi muncul kembali.
Tahun 2015, penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke,
penyakit jantung koroner (PJK), kanker dan diabetes justru
menduduki peringkat tertinggi.
Data WHO menunjukkan bahwa Global status report on NCD World
1 sebanyak 57 juta (63%) angka kematian 2 Health Organization (WHO) tahun 2010

yang terjadi di dunia dan 36 juta (43%) melaporkan bahwa 60% penyebab

angka kesakitan disebabkan oleh kematian semua umur di dunia adalah

Penyakit Tidak Menular. karena PTM dan 4% meninggal sebelum


usia 70 tahun.

Seluruh kematian akibat PTM terjadi pada

3 orang-orang berusia kurang dari 60 tahun,


29% di negara-negara berkembang, sedangkan
di negara-negara maju sebesar 13% (Remais,
2012).
04
Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat
(GERMAS)
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI
yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan
upaya kuratif rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa
dalam memasyarakatkan paradigma sehat.
. Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab
terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30 tahun
terakhir
Germas meliputi kegiatan: melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi sayur dan
buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan
secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada
tahap awal, GERMAS secara nasional di mulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu: melakukan aktivitas fisik 30 minimal 6 bulan sekali sebagai
upaya deteksi dini penyakit. Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri
sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya
yang besar (Kemenkes, 2016)
05
Tata Kelola Sistem Kesehatan
Pengambilan keputusan di bidang kesehatan menjadi lebih mudah jika
semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia, untuk tujuan itu suatu
sistem informasi kesehatan perlu dibangun..
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat tatanan yang meliputi
data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu yang menyediakan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan, perencanaan
program kesehatan, monitoring pelaksanaan dan evaluasi di setiap jenjang
administrasi kesehatan.
Penguatan SIK di Indonesia dilakukan dengan mengembangkan model SIK
nasional yaitu SIK yang terintegrasi, yang menyediakan mekanisme saling
hubung antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai.

SIK bertujuan untuk mengatasi terfragmentasinya data kesehatan,


mengurangi redudansi dan inkonsistensi, mempercepat proses pengolahan
data, serta memperbaiki mekanisme pelaporan, kelengkapan dan integrasi
data pada tingkat administrasi yang lebih tinggi
Hasil penilaian terhadap SIK Indonesia yang dilaksanakan oleh
Beberapa pengalaman menunjukkan masih lemahnya proses- Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
proses tersebut sehingga data kesehatan belum dapat dipercaya Indonesia pada tahun 2007 dengan menggunakan Health
untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Metrics Network (HMN) Framework :

• Semua komponen "ada tapi tidak adekuat" (51%). Dari


Permasalahan lain adalah kemampuan dalam menganalisis dan
enam komponen dan standar SIK, lima diantaranya dinilai
mengelola data masih lemah serta kurangnya pemanfaatan data
“ada tapi tidak adekuat” yaitu sumber daya (47%), indikator
dan informasi untuk pengambilan keputusan.
(61%), sumber data (51%), kualitas data (55%), dan
diseminasi dan penggunaan informasi (57%). Sementara ada
satu komponen yang dinilai “tidak adekuat sama sekali”,
yaitu komponen manajemen data (35%).
Pencapaian Universal Health Coverage (UHC) masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Berdasarkan analisis
terdapat 5 poin yang menjadi catatan penting :

Provinsi dengan indeks cakupan


Pengeluaran out-of-pocket untuk perawatan
layanan yang rendah cenderung
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan di Indonesia masih tinggi,
memiliki pengeluaran katastopik yang
fasilitas kesehatan yang disediakan sehingga upaya untuk perlindungan
rendah untuk kesehatan, dan begitu
oleh pemerintah masih kurang finansial masyarakat masih belum optimal.
pula sebaliknya

1 2 3 4 5
Terjadi ketimpangan antar provinsi di
Tingginya prevalensi merokok dan
Pulau Jawa dan bagian barat Indonesia
pola hidup yang tidak sehat
dengan daerah lainnya karena distribusi
berkontribusi signifikan terhadap
tenaga kerja kesehatan yang tidak merata
rendahnya indeks pada dimensi
dan terbatasnya infrastruktur di daerah-
penyakit tidak menular
daerah miskin
Daftar Pustaka
Afrina, E., Herawati, Chrisnahutama, A., Franzone, R., & Ramdlaningrum, H. (2020). Policy Brief 20 - Universal Health Coverage - Capaian Saat Ini dan
Langkah-langkah Perbaikan. Perkumpulan PRAKARSA, 14.
Chalid, M. T. (2016). Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu: Peran Petugas Kesehatan. PT.Gakken Health Education Indonesia, October, 1–8.
https://gakken-idn.id/topics/files/upaya-menurunkan-kematian-ibu-peran-petugas-kesehatan-summary-full-text.pdf
Dirjen P2P Kemkes RI. (2019). RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT 2015-2019 ( Revisi I - 2018 ).
Rencana AKSI Program P2P 2015-2019, 2019, 86. http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm
Kemenkes. (2020). Pokok-Pokok Renstra Kemenkes 2020-2024. In Pokja Renstra Kemenkes 2020-2024.
Lestari, E. S., Jati, S. P., & Widodo, A. P. (2016). Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Penguatan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(3), 222–231. https://doi.org/10.14710/jmki.4.3.2016.222-231
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813
Suryani, D., Nurdjanah, E. P., Yogatama, Y., & Jumadil, M. (2019). Membudayakan Hidup Sehat Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di
Dusun Mendang Iii, Jambu Dan Jrakah Kecamatan, Tanjungsari, Gunungkidul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1), 65. https://doi.org/10.12928/jp.v2i1.486
Yarmaliza, Z. (2019). PENCEGAHAN DINI TERHADAP PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) MELALUI GERMAS. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai