Anda di halaman 1dari 38

SAID FUADI

General Surgeon,Cut Nyak Dhien


General Hospital,Meulaboh
DEFINISI
 Luka: rusak/hilangnya jaringan
tubuh.
Trauma tajam/tumpul
Perubahan suhu
Zat kimia
Ledakan
Sengatan listrik
Gigitan hewan.
KLASIFIKASI LUKA
Berdasarkan kontaminasinya di bagi atas:

1. Clean wound
Merupakan luka yang terjadi di tempat steril, misalnya luka
operasi, yang biasanya langsung dilakukan jahitan primer.
2. Clean contaminated wound
Merupakan luka bersih yang terkontaminasi, yang masih bisa
dilakukan jahitan primer jika luka dalam kondisi golden periode.
3. Dirty Wound
Merupakan luka yang terjadi pada lingkungan kotor, misalnya
luka oleh karena kecelakaan lalu-lintas. Jahitan yang dilakukan
bukan jahitan primer, tapi merupakan jahitan situasional, yang
tentunya dibarengi dengan pemberian imunisasi untuk
mencegah terjadinya infeksi yang sering disebabkan oleh kuman
Clostridium tetani.
4. Potensial dirty wound
Merupakan luka kotor yang potensial menyebabkan terjadinya
suatu infeksi, misalnya operasi peritonitis.
Berdasarkan bentuk / pinggir luka
Vulnus
 Contusio
 Laceratum
 Excoriasi
 Insisivum
 Punctum
 Sclopetorum
 Morsum
 Hematom
Tanda-tanda Luka
1. Perdarahan
2. Oedem
3. Rasa nyeri
4. Terputusnya jaringan
5. Perubahan warna
FASE PENYEMBUHAN LUKA
(Wound Healing)
1. INFLAMATORY PHASE (INITIAL PHASE)
A. VASCULAR RESPONSE
a. Vasoconstriction : 5-10’
– coagulation
– platelet adhesion & aggregation
Menghasilkan:
 Prostaglandins (affect the leucocytes)
 Tromboxane ( vasoconstriction factor)
 Chemotactic factor ( attract leucocytes)
 Biogenic amines (mengubah tone vascular &
permeability)
 Fibroblastic proliferative factors
 Collagenase & its inhibitor
b. Vasodilatasi vena: sampai 72 jam
– Terjadi peningkatan permeabilitas vascular
– Tampak tanda-tanda inflamasi: calor, rubor,
dolor, dan functio laesa.

B. CELLULAR RESPONSE
Terjadi peningkatan:
– Leucocytes
– Macrophages
– Fibroblasts
Hal ini timbul pada hari pertama sampai kedua,
maksimum hari ke-3 sampai ke-4. Selain itu terjadi
pembentukan osteoblast dan chondroblats, yang
pada akhirnya timbul collagen untuk memperkuat
luka.
C. LAG/SUBSTRATE PHASE (Perbaikan luka)
– Pada permulaan, hari ke-3 sampai ke-5 injury.
– Bahan-bahan debris dikeluarkan (chemical debridement),
sel-sel endotel bergerak mendekat satu sama lain & mitosis.
– Pada fase ini terjadi perbaikan luka, lebih dangkal 50% per
48jam, oleh karrena luka kolaps dan dehidrasi.
– Fibroblast tumbuh pada pinggir luka (3-5 hari).
– Pembentukan collagen.

2. PROLIFERATIVE PHASE/ COLLAGEN-


FIBROBLAST PHASE (hari ke-5 sampai 3
minggu)
– Pada fase ini sel-sel collagen & fibroblast sangat aktif (hari
ke-6 sampai ke-21).
– Penebalan pertambahan epithelium tumbuh +/- 1 mm/hari.
– Fibroblast akan memperkuat pertautan luka.
– Perpaduan leucocyte, pembuluh darah, dan fibroblast
disebut granulasi (berwarna merah bercak-bercak putih).
3. FASE RESOPSI/ REMODELING/ FASE
DIFERENSIAL (hari ke-21 sampai beberapa
bulan)
– sel-sel collagen mengalami lisis, sehingga
jaringan parut berkurang.
– Tanda-tanda radang hilang.
– Kalau collagen berlebih, bisa terjadi
kontraktur.
– Kontraktur bisa diatasi dengan skin graft dan
corticosteroid injection,
EFEK FISIOLOGIS DARI OKSIGEN PADA
PENYEMBUHAN LUKA
02 merangsang produksi :
kolagen
sel – sel epitel
fibroblast
Metabolisme seluler :
transfer O2 sistem oksidasi ATP
reaksi oksidatif : oksidasi campuran
hidroksilase
oksidase
 Neovaskularisasi

 Sistem imunitas :
– Sel PMN superoksida, hidrogen
peroksida, produk respiratorius
– Kerja lisozim, vakuola –vakuola asam,
laktoferin
KLASIFIKASI
PENYEMBUHAN LUKA
 Primer, yakni sembuh dengan pembentukan
jaringan granulasi dan sikatriks minimal.
 Skunder, dimana luka tidak dijahit untuk
memungkinkan pembentukan jaringan granulasi
yang akan mengisi luka dan pertumbuhan epitel
dari pinggir luka.
 Tertier, dimana luka tidak dijahit dan dibiarkan
tumbuh jaringan granulasi selama 10 hari
kemudian dilakukan jahitan skunder.
GANGGUAN PENYEMBUHAN LUKA

 FAKTOR ENDOGEN
– Gangguan koagulasi atau koagulopati.
– Gangguan sistem imun & sistem
pertahanan daya tubuh baik seluler maupun
humoral terganggu.
– Gangguan pembekuan darah.Gangguan,
maka pembersihan kontaminan dan
jaringan mati serta penahanan infeksi tidak
berjalan baik.
– Gangguan sistemik.
– Gangguan malabsorbsi.
GANGGUAN PENYEMBUHAN LUKA

 FAKTOR EKSOGEN
– Penyinaran sinar ionisasi-->
mengganggu mitosis & merusak sel.
– Pemakaian obat – obatan sitostatik.
– Infeksi, hematom, benda asing, serta
jaringan mati seperti sekuester dan
nekrosis.
FACTORS THAT IMPAIR WOUND
HEALING
 General Factors
Malnutriton
DM
Vitamin deficiency
Corticosteroid
Chemotherapy
Smooking
Aging
 Local Factors
Infection
Edema
Arterial insufficiency
Venouse insufficiency
Pressure
Radiation
MANAGEMENT OF WOUND
ASEPSIS

Antibiotic Debridement

Soft
Non Tissue
Tensil
Tissue Preservation
Injuries

Aproksimation Hemostasis

Atraumatic
– Aseptic technique
 Hand Scrubbing
 Hand gloves
 Operative site
 Avoid cleansing open wounds with scrubs solution
KOMPLIKASI PENYEMBUHAN LUKA

 KOMPLIKASI DINI :
– Hematom.
– Seroma.
– Infeksi, misalnya tetanus, gas gangren.

 KOMPLIKASI LANJUT
– Keloid
– Parut hipertropik
PERAWATAN LUKA
Tindakan yang dapat dilakukan untuk per awatan
luka:
1. Wound Toilet, yaitu membersihkan luka dengan
air sabun, NaCl fisiologis. Guna tindakan ini adalah
untuk membuang kotoran/ benda asing dan
membuang bagian yang tidak terlibat pada luka.
2. Debridement, yaitu membersihkan luka dengan
aquadest membuang jaringan asing yang rusak,
mencuci dengan H2O2 3% & NaCl 0.9% dan
membuang jaringan. Penjahitan dilakukan secara
situasional.
Secara sederhana pertolongan pertama
pada luka:
1. Ventilasi yang baik
2. Hentikan perdarahan
3. Atasi syok
4. Atasi nyeri dengan analgetik
5. Immobilisasi luka
6. Cegah kontaminasi dengan:
- Tutup dengan kasa steril;
- Antibiotik propilaktik.
Atasi nyeri untuk mencegah shock
anafilaktik. Atasi syok karena kekurangan/
kehilangan volume darah.
Derajat kehilangan darah:
1. darah hilang <750 cc.
2. 15-30% = 1500 cc.
3. 30-40% = +/- 2 liter
4. > 40% volume darah.
Tindakan Khusus
1. PERDARAHAN
a.Penekanan setempat ( local compression)
b. Posisi pasien
c.Ligasi pembuluh darah
d.Tornikuet
e.Tampon
f. Ephinephrin
2. DRAIN
 Tujuan--> mengeluarkan kelebihan udara
& cairan melalui saluran pipa/ sekitar pipa.
 Mencegah akumulasi cairan yang dapat
memisahkan jaringan
 Jenis -->umum --> terbuat dari karet
berdinding tipis dengan sumbu kasa dis.
drain penrose atau memakai sumbu kasa.
 drain sump 2 jenis: I. terdiri dari dua pipa
berlubang dengan satu pipa didalamnya
II. pipa tunggal dengan beberapa lubang.
PERAWATAN BARU JARINGAN LUNAK
1. D E S I N F E K S I
– Desinfektan-->larutan savlon,povidon iodin 10%.
2. Luka dikelilingi kain steril
3. A N E S T E SI
– sebelum tindakan pencucian luka.
– Jika luka kecil --> blok saraf.
– Luka besar --> regional atau general.
– Infiltrasi -->lidocain 0,5 -1 % & lidokain 1-2 %
+/- adrenalin.
– Anestesi blok +/- adrenalin.
4. Pembersihan luka ( irigasi dan
debridement)
Ada dua bagian:
– pembersihan luka dan kulit
sekitarnya -->larutan saline atau air
yang banyak.
– Pembersihan luka secara
pembedahan.
 Pembersihan luka bergantung kepada keparahan,
tempat, dan waktu terjadinya luka, antara lain:
– Luka 6 jam pertama-->pembersihan luka-->
larutan saline yang banyak.
– Luka yang terjadi setiap saat dengan tanda
infeksi lokal atau sistemik--> pembersihan luka
tidak terlalau kuat-->kasa steril /pembalut
hipoklorit-->antibiotik adekuat. Cara ini -->
pembersihan luka tertunda.
– Luka dengan banyak jaringan mati yang terjadi
pada 6 sampai 48 jam setelah cedera tanpa
tanda infeksi--> pembersihan luka seperti cara
yang diatas.
5. E K S I S I L U K A
Tujuan pelebaran luka ini antara lain:
 Mengetahui luas & sifat kerusakan jaringan.
 Membuang jaringan mati,rusak,dan
terkontaminasi berat.
 Membuang benda asing di dalam luka.
 Menghentikan perdarahan.
 Menyusun bangunan mendekati normal.
6.PENUTUPAN LUKA
A. Ja h i t a n p r i m e r s e k e t i k a
INDIKASI :
– Luka bersih,< 6 jam.
– luka pada wajah,leher,dan luka kecil bersih
pada tangan,lengan,kulit kepala < 24 jam
dengan sirkulasi darah yang baik.
– luka pada dura, rongga pleura,dan
peritonium.
B. J a h i t a n p r i m e r t e r t u n d a
INDIKASI:
 Lamanya luka > 6 jam /luka dengan jaringan
kotor & rusak.
 Semua luka berat.
 Degloving injury.
 Pasien syok berat dengan sirkulasi perifer yang
jelek.
 Fraktur terbuka dan luka sendi.
 Antibiotik yang kurang.
 Luka perang.
c.J a h i t a n s e k u n d e r
 luka tertunda hingga >10 hari -->jaringan
granulasi.
 Skin graft (Cangkok kulit)
– umumnya merupakan auto transplantasi.
 Split skin graft --> cangkok lapisan epidermis
yang tipis yang dapat dipindahkan secara
bebas.
 Flap --> cangkok jaringan kulit atau jaringan
lunak dibawahnya yang diangkat dari tempat
asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan
dengan tempat asal.
8.Analgetik oral tanpa antibiotik
dapat diberikan.
PENCEGAHAN TETANUS
Jika terjadi luka, tidak menutup kemungkinan terjadi infeksi
oleh kuman tetanus, dimana kuman ini tidak mudah mati
dengan pemberian antibiotika. Oleh karena itu perlu
dilakukan imunisasi, berupa:
1. ATS (Anti Tetanus Serum)
– sifatnya PASIF, oleh karena ATS merupakan antibodi yang sudah
siap jadi, sehingga tubuh tidak membentuk antibodi lagi.
– Antibodinya merupakan protein langsung, sehingga perlu di test
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya alergi/ syok
anafilaksis.
– Mula kerjanya (onset of action): CEPAT.
– Masa kerjanya (duration of action): SINGKAT (kira-kira 2 minggu).
– Dosis: untuk profilaksis pada orang dewasa 3.000 IU, anak-anak
1.500 IU, yang diberikan secara IM, sedangkan untuk terapeutik
pada orang dewasa 20.000 IU, yang dapat diberikan maksimal 5
kali (100.000 IU).
– ATS dapat diberikan berulang.
2. TT (Tetanus Toksoid)
– Sifatnya AKTIF, oleh karena mengandung
kuman yang telahdilemahkan, sehingga tubuh
harus membentuk antibodi lagi.
– Onset of action: LAMA
– Duration of action: PANJANG
– Dapat diberikan bersama ATS, jika perkiraan
masa kerja ATS akan selesai.
– Dosis 0,5 cc, secara IM.
Jika terjadi tetanus, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
1. Cari port d’ entre.
2. Lakukan debridement dengan H2O2 dan NaCl
0,9%, supaya kuman tetanus tidak bisa hidup.
3. Jika kejang dapat diberikan anti konvulsan,
seperti diazepam. Hati-hati penggunaan yang
tidak tepat dapat menyebabkan depresi
pernafasan, sehingga dapat memperburuk
keadaan penderita.
4. Pemberian ATS terapeutik 20.000 IU, yang bisa
diberikan maksimal 5 kali.
5.Pemberian antibiotika.
PENCEGAHAN GAS GANGREN
 Pembersihan luka secara cermat --> pada luka otot
bokong, paha, betis, aksila, atau jaringan
retroperitoneal yang luas, berikan 1,5 mega unit
penisilin setiap 4 jam atau pemberian tetrasiklin.
 Jika sudah terjadi gas gangren --> eksplorasi luka,
eksisi otot dan antibiotik benzilpenisilin 10 mega unit
setiap 6 jam selama 5 hari.
 Kultur luka dan uji sensitifitas
 Berikan anti serum gas gangren pentavalen secara IV
setiap 4 – 6 jam.
 Jika terdapat tanda- tanda toksemia--> amputasi
LUKA TERINFEKSI KRONIK

 Jika terdapat jaringan granulasi yang tidak baik -->


pemabalut luka diganti minimal dua kali sehari.
 Jika luka pasien besar dengan discharge yang
berlebih--> pemeriksaan Hb, transfusi darah dan
diet protein tinggi.
 Jika discharge berbau busuk -->perendaman
terhadat luka, immobilisasi dengan plaster gutter,
biarkan luka terbuka dan tampon dengan kasa
steril.
 Jika terdapat fraktur maka gunakan gips komplit
dengan satu jendela.
???

Anda mungkin juga menyukai