Anda di halaman 1dari 21

Domestikasi

 Proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan


liar.
Tujuan Domestikasi dan introduksi spesies baru : untuk
menambah jumlah jenis (diversifikasi) komoditas budidaya
perairan.

Spesies yang dipilih untuk domestikasi dan introduksi adalah :


memiliki potensi yang kuat sebagai kandidat komoditas
budidaya perairan melalui pertimbangan biologi, ekonomi,
dan pasar.
Domestikasi Spesies

Domestikasi spesies
 menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies
budidaya perairan.
Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu ;
1.mempertahankan agar bisa tetap hidup (survive) dalam
lingkungan budidaya perairan (wadah terbatas, lingkungan
artificial dan terkontrol),
2.menjaga agar tetap bisa tumbuh,
3.mengupayakan agar bisa berkembang biak dalam
lingkungan budidaya perairan
Contoh : Tahapan domestikasi ikan juaro

Pengamatan habitat alami ;


Perairan mengalir, pH 6, suhu berkisar antara 27-
30 0C dan warna air kecoklatan.
Pinggiran sungai dijumpai perumahan penduduk
yang kegiatan MCKnya dilakukan di sungai tersebut.
Pinggiran sungai sebagian ditutupi oleh tanaman
eceng gondok

Fishing ground  Desa Tampan, pada aliran sungai Siak


Transportasi Ikan Juaro

 Wadah terbuka  drum plastik berukuran diameter 75 cm


dan tinggi 125 cm yang dilubangi sampingnya.
 Drum dilengkapi dengan aerator batterai dan diberi es
untuk mempertahankan suhu air selama diperjalanan
tetap stabil.
ADAPTASI WADAH

Bak Semen X

Akuarium X

Bak Fiber √
ADAPTASI PAKAN

Dilakukan weaning (belajar makan)  pertama diberi pakan alami


(cacing sutera/Tubifex sp.)  sedikit demi sedikit diberi pakan
buatan (pellet)  sampai ikan dapat menerima pellet 100%

Pemeliharaan ; Pakan buatan (pellet) kandungan protein 38%

PEMELIHARAAN

Dilakukan di akuarium
Lama pemeliharaan 60 hari
Pemberian pakan 3 kali sehari
secara ad libitum
Introduksi Spesies Baru
Introduksi spesies baru adalah ;
mendatangkan spesies budidaya
perairan dari kawasan lain untuk
meningkatkan jumlah jenis
komoditas dan perbaikan
genetis.

Tujuan introduksi spesies baru


adalah ;
Meningkatkan produksi
budidaya perairan,
Mendatangkan biota ikan hias
Biota sebagai filter biologis.
Beberapa pertimbangan untuk introduksi spesies
baru adalah ;
 Spesies yang diintroduksikan hendaknya sesuai dengan
kebutuhan.
 Tidak menyaingi spesies native yang bernilai ekonomis.
 Tidak terjadi kawin silang dengan spesies native sehingga
menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki.
 Spesies yang diintroduksikan tidak ditunggangi oleh hama,
parasit, atau penyakit yang mungkin dapat menyerang
spesies native, dan
 Spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembang
biak dalam ­keseimbangan dengan lingkungan barunya.
SUMBER DAYA AIR
 Sumber daya air yang memenuhi persyaratan
 Sistem budidaya perairan yang memadai merupakan

dua faktor yang saling terkait dan sangat berperan dalam


kesuksesan kegiatan budidaya perairan.

Ketersediaan air secara kuantitatif maupun kualitatif


merupakan prasyarat untuk bisa berlangsungnya kegiatan
budidaya perairan.

Berdasarkan kadar garamnya (salinitas), perairan di


permukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu ;
a. Air tawar (0-5 ppt/ part per thousand)
b. Air payau (6-29 ppt) dan
c. Air laut (30-35 ppt)
Perairan Tawar

 Perairan tawar terdapat di daratan mulai dari


pegunungan, perbukitan hingga dataran rendah di
dekat pantai.
 Perairan tawar di permukaan bumi  waduk,
danau, situ, sungai, saluran irigasi, mata air, sumur
dan air hujan.
 Bentuk perairan tawar dikelompokkan menjadi ;
a) aliran yang terdiri dari sungai dan saluran
irigasi,
b) genangan yang terdiri dari danau, waduk, dan
situ, dan
c) curahan yang berupa mata air, air sumur (air
tanah) dan air hujan.
a)Perairan berbentuk aliran : sungai dan
saluran irigasi

Sungai
aliran air di permukaan
bumi yang terjadi
secara alamiah,
bergerak dari tempat
yang tinggi ke tempat
yang lebih rendah.
Saluran irigasi
aliran air di permukaan
bumi yang terjadi bukan
secara alamiah, melainkan
sengaja dibuat manusia
untuk keperluan tertentu.

Aliran air diarahkan untuk


berbagai keperluan, antara
lain pertanian/perkebunan,
perikanan, perkotaan dan
sebagainya.
b). Genangan: danau, waduk dan situ

Danau
Genangan air di
permukaan bumi yang
terjadi secara alamiah.
Cekungan yang terbentuk
secara alamiah di
permukaan bumi terisi oleh
air yang berasal dari mata
air, sungai, atau hujan.
Danau terdapat di
pegunungan, perbukitan,
dataran rendah, dan dataran
tinggi.
Danau yang terdapat di
pegunungan dan perbukitan :
memiliki air yang jernih
miskin unsur hara sehingga
memiliki kandungan
fitoplankton yang sedikit.
Jenis danau berdasarkan
tingkat kesuburannya :
Danau yang yang tidak subur
 oligotrofik
Danau yang subur  eutrofik
Danau yang tingkat
kesuburannya sedang 
mesotrofik.
Waduk
danau buatan (man made lake)
yang dibangun dengan cara
membendung sungai dengan
dam (bendungan). Dengan
adanya dam yang menahan
aliran air sungai tersebut
terjadilah penggenangan
(inundasi) sepadan sungai
(watershed) dan daerah
tangkapan hujan (catchment
area) di sekitarnya sehingga
sungai menjadi sangat melebar
dan berubah jadi danau
(stagnant).
Situ
danau atau waduk yang
berukuran relatif kecil,
baik luasan, kedalaman,
maupun volume airnya.

Kata Situ diadopsi dari


Bahasa Sunda yang arti
sesungguhnya adalah
danau.
c). Curahan: mata air, air sumur, air hujan
Mata air
air tanah yang keluar dari perut
bumi. Aliran air bawah tanah
tersebut merupakan kumpulan dari
rembesan air di dalam tanah dan
muncul ke permukaan bumi sebagai
mata air.
Mata air umumnya jernih
Unsur hara yang dikandungnya
tergantung pada jenis batuan yang
terdapat di aliran air bawah tanah
tersebut.
Mata air yang keluar dari permukaan
bumi kemudian mengalir membentuk
aliran sungai kecil dan masuk ke
aliran sungai besar bersama aliran
sungai kecil lainnya dan bermuara
ke hilir pantai.
Air sumur
diperoleh dengan menggali
tanah hingga kedalaman
tertentu. Pada kedalaman
tersebut, penggalian tanah bisa
mencapai/ mengenai aliran
air/sungai bawah tanah.

Akibat tekanan air dari sungai


bawah tanah tersebut, massa
air bisa bergerak ke atas
mengisi rongga dasar sumur
sehingga menjadi sediaan
(tandon) air.
Air hujan
berasal dari presivitasi uap air di
udara.

Uap air berasal dari evaporasi dan


transpirasi permukaan bumi akibat
adanya sinar matahari.
Uap air yang melayang-layang
tersebut selanjutnya bersatu dan
berkumpul sehingga memiliki bobot
yang cukup untuk jatuh ke permukaan
bumi sebagai hujan.
Di permukaan bumi, curahan hujan
tersebut sebagian meresap ke dalam
tanah (infiltrasi) dan sebagian lagi
mengalir (perkolasi) membentuk
sungai dan menggenang membentuk
danau.
Perairan Payau

 Perairan payau berlokasi di


muara sungai dan pantai tempat
terjadinya transisi dari kondisi air
tawar ke kondisi air asin.
 Selain muara sungai dan pantai,
air payau juga bisa ditemukan di
rawa dekat pantai dan memiliki
akses ke laut dan paluh.
 Air payau memiliki salinitas
dengan kisaran yang sangat
lebar, berkisar antara 6 – 29 ppt.
Perairan Laut

Perairan laut adalah perairan yang


berada di laut dan memiliki kadar garam
berkisar antara 30 –35 ppt.

Perairan laut dapat dikelompokan


berdasarkan beberapa kriteria.
Berdasarkan kedalaman ;
perairan dangkal (shallow sea) <30 m
laut dalam (deep sea) >30 m.
Berdasarkan keterlindungannya ;
laut terbuka / laut lepas (open sea/off
shore)
laut terlindung berupa teluk, selat, dan
shallow sea.

Anda mungkin juga menyukai