Anda di halaman 1dari 54

Journal Reading

Evaluating the Adult Patient with a Neck Mass


Evaluasi Pasien Dewasa dengan Massa Leher

Oleh : 
Muhammad Arief Saputra 1940312011
Melisa Hasneti 1940312113
Nurul Gina Fadlillah 1940312115

Preseptor :
Dr. dr. Daan Khambri, Sp.B (K) Onk, M.Kes

BAGIAN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.M.DJAMIL
PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS ANDALAS
2020
Artikel ini bertujuan untuk
memberikan pertimbangan
kepada ahli penyakit dalam
ketika dihadapkan dengan
pasien dewasa dengan massa
di leher
01. 02. 03.
Pengumpulan Lokasi massa, tampilan, Massa leher persisten
informasi dan perjalanan waktu pada usia >40 tahun 
pemeriksaan fisik keseluruhan  faktor curigai neoplasma
penting penegakan
diagnosis
Evaluasi klinis 
Massa pada pasien yang lebih pencitraan dan biopsi 
muda  curigai inflamasi, penegakan diagnosis
kongenital, traumatis
Penegakan diagnosis

01 02
Pertimbangan Anatomi Aspirasi jarum halus

03 04
Pencitraan Endoskopi bagian atas
Pertimbangan anatomi
Aspirasi jarum halus (FNAB)
Tindakan standar

Menangani massa
leher dewasa Sensitif san
Spesimen spesifik

Gram, BTA, Pada neoplasia


biakan
Anestesi lokal

Pasien
rawat jalan
saja
FNAB paling aman dilakukan setelah
pemeriksaan pencitraan 
menghindari biopsi lesi vaskular yang
tidak disengaja
Pencitraan

CT scan MRI Ultrasound


Dengan kontras Sangat baik Ideal untuk tiroid,
 pencitraan melihat jar. Lunak, tapi informasi
inisial pada pasien lebih mahal, lebih tidak cukup
dewasaa dengan membutuhkan mengenai
massa di leher waktu karakter massa
dan hubungan
dengat struktur
lain
Endoskopi bagian atas

FNAB tidak dapat Menggunakan Diagnosis definitif


mengetahui lokasi anestesi umum  biopsi leher
primer  terbuka  flow
endoskopi cytometry
Diagnosis banding
K – Kongenital/kelainan perkembangan
I – Infeksi
T – Trauma
T – Toksik
E – Endokrin
N – Neoplasma
S – Sistemik
Kongenital
Kista duktus triglosus

01. 02. 03.


Kelainan leher kongenital Biasanya didiagnosis saat usia Infeksi akut kista triglosus 
paling umum 5 tahun, 60% diantaranya berikan antibiotik
sebelum 20 tahun, 7% orang
dewasa memiliki kelainan ini

04. 05. 06.


Pemeriksaan fisik yang CT scan dengan kontras  Pengobatan  eksisi
penting  palpasi kelenjar harus dilakukan pada dewasa
tiroid
Kista celah brankial

01. 02. 03.


Sering ditemukan pada akhir Kadang massa menghilang, Kista celah brankial pertama
masa anak-anak seringnya menetap sebagai
massa lunak pada leher

04. 05. 06.


Kista celah brankial kedua CT scan dengan kontras  Infeksi pada massa 
harus dilakukan pada dewasa antibiotik

Terapi definitif  eksisi kista


dan saluran
Ranula

01. 02. 03.


Kista retensi lendir atau Sering muncul dari kelenjar Pemeriksaan fisik  massa
pseudokista ekstravasasi sublingual  Massa pada lunak dan dapat ditekan di
lendir di dasar mulut leher leher

04. 05. 06.


Biasanya di segitiga CT scan dengan kontras  Tatalaksana : eksisi kelenjar
submandibular Pencitraan terbaik untuk sublingual dan ranula secara
evaluasi massa berkelanjutan  minimalisir
risiko kekambuhan
Kista dermoid

01. 02. 03.


Jarang terjadi Muncul sebagai massa yang Lokasi umum  submental
tidak nyeri, lunak, superfisial (bawah dagu)

04. 05. 06.


Sering muncul pada anak- Beberapa dokter Tatalaksana : eksisi
anak atau dewasa muda menganjurkan MRI

Lini pertama  CT scan


dengan kontras
Limfangioma

01. 02. 03.


Jarang terjadi, biasa muncul Mayoritas terjadi di kepala Diagnosis : massa leher lunak
pada anak-anak atau kadang dan leher, kebanyakan di dan dapat dikompres,
dewasa segitiga posterior membesar secara
proporsional dengan
pertumbuhan pasien

04. 05. 06.


CT dengan kontras  Diagnosis definitif : operative Tatalaksana : bervariasi
struktur mirip kista pathology tergantung temuan, biasanya
eksisi bedah
I: Infeksi / Inflamasi 

Infeksi, abses leher Riwayat :

sering : odontogenik atau saliva gejala infeksi : nyeri, bengkak, eritema,


demam, odontalgia,
trauma tembus
prosedur gigi,
penyebaran infeksi dari yang lebih dangkal drainase purulen spontan,
massa leher yang semakin membesar
tidak ada sumber teridentifikasi : kista atau
fistula sumbing cabang gangguan jalan napas ditentukan ukuran
abses, lokasi leher tertentu, dan edema
:::
I: Infeksi / Inflamasi  :

Pemeriksaan fisik
KGB

pembengkakan pencitraan pilihan Perawatan nekrotik dan


lembut +/-eritema di meradang
atasnya, indurasi, dan CT scan leher Antibiotic (kanker
fluktuasi local dengan kontras drainase bedah metastatik)~abs
es leher
:
I: Infeksi / Inflamasi  ::l

Sialadenitis
riwayat Faktor risiko
akut

nyeri dan nyeri dan bengkak, lansia, pasien lemah,


pembengkakan onset bertahap atau dehidrasi, pasca
pada kelenjar cepat, odontalgia operasi, dan prosedur
ludah +/- gejala (abses gigi, FR) perawatan gigi
infeksi sistemik
I: Infeksi / Inflamasi 

Pemeriksaan fisik
● Palpasi : fluktuasi > pembentukan abses
● edema lokal, eritema, indurasi,
● pemeriksaan bimanual : menekan kelenjar
hangat, dan nyeri saat palpasi,
dengan satu tangan + penekanan ke arah
+/- tanda-tanda dehidrasi
saluran kelenjar ludah dengan tangan lainnya
sistemik
> keluar cairan purulen dari lubang duktus ke
● Periksa gigi : abses gigi (diagnosis
dalam rongga mulut
banding)
I: Infeksi / Inflamasi 
Tes laboratorium :

leukositosis dominasi neutrophil,


kultur drainase purulen

Penatalaksanaan awal

antibiotik, tidak ada perbaikan (2 - 3


hidrasi, hari) / curiga abses
sialogog (seperti irisan lemon),  lakukan CT leher
pijat bimanual ke arah dengan kontras
pembukaan saluran di rongga mulut,  abses : (+)
kompres hangat,  indikasikan drainase
pengendalian nyeri, bedah
kebersihan mulut  Setelah gejala hilang :
antibiotik seminggu
I: Infeksi / Inflamasi 
Sialadenitis kronis

akibat sialolitiasis atau stenosis atau kompresi duktus


saliva

Obstruksi > hipertrofi kelenjar ludah, peradangan


kronis > fibrosis : nyeri kronis pada kelenjar

episode awal : sialadenitis akut diikuti Pemeriksaan fisik = sialadenitis akut


dengan episode nyeri dan (penyebab )
pembengkakan lokal berulang
Evaluasi : CT leher dengan kontras
Sering sialolithiasis :
Lainnya :striktur duktus saliva atau Penatalaksanaan :
kompresi dari tumor episode sialadenitis akut (identifikasi
dan obati penyebab)
eksisi bedah (definitif)
I: Infeksi / Inflamasi 
Limfadenopati leher Pendekatan
diagnostik
infeksi virus : HIV, EBV, CMV
atau toksoplasmosis

infeksi virus
Riwayat > infeksi
sistemik

pengobatan perawatan tepat


pemeriksaan fisik : diagnostik  limfadenopati
limfadenopati ( lokasi, berlanjut atau
ukuran, mobilitas, membesar
konsistensi, kelembutan,  FNAB atau rujukan ke
atau fluktuasi, dan nyeri ) ahli THT
I: Infeksi / Inflamasi 
Limfadenopati leher
Penyakit cakaran kucing
Penularan Bartonella henselae : cakaran / gigitan kucing atau gigitan

Amerika Serikat : usia < 21 tahun yang imunokompeten

Limfadenopati : regional, tunggal, dan lokasi sesuai inokulasi (daerah


serviks)
Nodus : lunak, eritema pada kulit, +/- kadang bernanah, ukuran (1-5 cm)
lesi kulit di tempat inokulasi +/- keterlibatan sistemik

serologi (+) B henselae


Pengobatan medis : antibiotik
I: Infeksi / Inflamasi 
Limfadenopati leher Limfadenitis tuberkulosis
(scrofula) : manifestasi dari
tuberkulosis ekstrapulmoner
(M. tb)

TB : kepala dan leher


>> datang dengan KGB
bilateral kusut dan lengket di
leher posterior
Pemeriksaan fisik : Diagnosis

massa (kuat dan tetap) tes kulit PPD (+), dan tes lain >
daerah leher posterior +/- Perawatan : menyingkirkan penyakit paru
indurasi kulit, sinus yang kombinasi 4 OAT > FNAB atau kadang eksisi biopsi
mengalir, atau fluktuasi Eksisi lengkap : sinus KGB,
mengalir aktif atau fluktuasi pencitraan dada
I: Infeksi / Inflamasi 
 
Limfadenopati leher

Infeksi mikobakteri Tatalaksana


atipikal / nontb Tatalaksana

anak-anak dan pada organisme organisme resisten


pasien gangguan sensitif : terhadap terapi
sistem imun antibiotik multidrug
KGB submandibular antituberkuler :
dan submental eksisi / kuretase
T: Trauma 
riwayat dan pemeriksaan fisik
jenis trauma
Hematoma : ekimosis yang
membengkak di leher, terasa lembut dan
hematoma kecil :
lunak/ keras karena (fibrosis)
sembuh secara bertahap
tanpa intervensi

hematoma akut dan meluas :


eksplorasi bedah dan
rujukan ke unit gawat
darurat
T: Trauma 
Laringokel
Pseudoaneurysm / arteriovenous fistula penggunaan berulang terompet
pasca trauma geser atau tembus dileher
Diagnosis
Fistula : ~massa lembut dan berdenyut mulai dari anamnesis
dengan sensasi atau suara bising CT scan dengan kontras, dan
laringoskopi (diindikasikan)

Diagnosis: CT scan dengan Lesi dapat terus tumbuh


kontras menyebabkan sensasi globus
intermiten, dan berfungsi sebagai
pengobatannya : ligasi bedah. nidus infeksi
Tatalaksana definitif : Eksisi bedah
T: Toksik
Tiroid Toksikosis :

paparan
konsentrasi
Wanita 10 X penyakit Graves
hormon tiroid yang
(60%-85%)
berlebihan

Gondok nodular toksik adenoma tiroid toksik


(10%-30%) (2%-20%)
E:endokrin 
sebab: massa
Nodul tiroid ( 4%- 7% populasi dewasa : 5%
Patologi tiroid kompartemen leher
keganasan)
anterior

Jarang
15% - 57% kista fungsional paratiroid ( >33%
Kista paratiroid 1% dari kasus
dirujuk)
hiperparatiroidisme

disfagia
dominasi wanita,
Kista paratiroid Presentasi klinis
> dari sepertiga massa leher di segitiga
anterior

Kista paratiroid
sepertiga hiperkalsemia hiperparatiroidisme
fungsional
E:endokrin  Lesi kistik lain :
kista celah cabang, karsinoma
papiler kistik, dan kista duktus
tiroglosus

kista duktus tiroglosus :


massa garis tengah yang
bergerak dengan deglutisi

diagnosis banding : kondisi pembedahan


> rujukan ke ahli otolaringologi dengan CT
scan kontras (pemeriksaan awal)
E:endokrin 
Massa ( kuat dan teraba)
 mendapatkan kadar
Langka Gambaran umum : kalsium serum, tes
Ca paratiroid hiperparatiroidisme hormon paratiroid
(1%) (kelelahan, penurunan serum
berat badan)  > rujukan ke dokter
Laki-laki = gejala kejiwaan THT dan ahli
perempuam (kehilangan ingatan) endokrinologi >
kelemahan otot  CT scan leher dengan
dekade keenam batu ginjal kontras :
penyakit tulang menggambarkan
keluhan perut ( sembelit ) tingkat penyakit
+/- nafas berbunyi (saraf  KGB signifikan secara
laring berulang diserang) klinis
Neoplasma

● Mayoritas, yaitu, sekitar 80%,


neoplasma kelenjar ludah
muncul di kelenjar parotis.
● Neoplasma kelenjar parotis
jinak sendiri kira-kira 80%,
sementara 50% neoplasma
kelenjar submandibular jinak.
Neoplasma..

penggunaan
- tembakau dan
alkohol pasien
Paparan pekerjaan
terhadap kayu
atau debu silika

- Riwayat radiasi
Jupiter is the biggest
planet in the Solar
System
Conclusions
• Neoplasma jinak umum lainnya
→ elemen ruang
parapharyngeal.
• Neoplasma :
• tumor kelenjar ludah,
• tumor neurogenik,
• paragangliomas (tumor
tubuh karotis, glomus
jugulare, glomus vagale).
Post-prevention
● Gejala Klinis ● Pemeriksaan Fisik
• disfagia, dispnea, gejala • massa leher yang tidak
apnea tidur obstruktif, gejala nyeri atau massa orofaring
disfungsi tuba eustachius, yang tidak nyeri
atau gejala lain yang
berhubungan dengan
neuropati kranial.

● Tanda Lainnya ● Pemeriksaan penunjang


• gejala peronaan, • CT scan leher dengan
hipertensi, dan palpitasi kontras yang ditingkatkan
dapat terjadi sehubungan
dengan paraganglioma • urin 24 jam
fungsional.
Lipoma
• Lipoma (terutama liposarkoma) → sangat
jarang muncul di atas klavikula
• massa leher yang perlahan membesar dan tidak
nyeri.
• Riwayat trauma pada area yang terkena juga
dapat ditimbulkan.27
• Pemeriksaan fisik → massa jaringan lunak
subkutan dan permukaan halus.
• CT scan leher dengan kontras → menentukan
sejauh mana proses sebelum eksisi bedah
lengkap
Symptomp -
Predilection

odynofagia, sensasi globus,


01 otalgia, om, disfagia
Limfoma
Gejala konstitusional klasik
Limfoma adalah kelompok kelainan 02
limfoproliferatif heterogen dan umumnya
diklasifikasikan sebagai limfoma Sering muncul dengan

Hodgkin atau non-Hodgkin.


03 limfadenopati

Penyakit Hodgkin → jarang muncul


04 di lokasi ekstranodal di daerah
kepala dan leher

Limfoma non-Hodgkin sering muncul


05 dengan manifestasi ekstranodal di
cincin Waldeyer
S : Systemic Disease

01 02 03
sindrom Sjogren sarkoidosis penyakit Kimura

04 05
penyakit Castleman HIV/AIDS
Sjogren
Syndrome
Sindrom Sjogren primer adalah
kelainan kronis yang ditandai
dengan xeroftalmia kompleks
Sicca dengan keratokonjungtivitis
sekunder dan xerostomia.
Sjogren Syndrome

o/k kerusakan kelenjar Sindrom Sjogren sekunder Penyakit ini terjadi pada 1%
eksokrin lakrimasi dan air mengacu pada kompleks populasi, dengan onset
liur yang dimediasi oleh Sicca yang berhubungan antara usia 40 dan 60 tahun
kekebalan. dengan kelainan jaringan dan dengan predileksi
ikat lainnya seperti wanita 9 : 1.
rheumatoid arthritis atau
lupus eritematosus sistemik.
Sjogren Syndrome

Sekitar 80% pasien Gejala mata termasuk Sekitar sepertiga dari pasien
mengeluhkan komplikasi kekeringan, rasa terbakar, mengalami pembesaran
terkait xerostomia seperti sensasi benda asing, dan gatal. kelenjar ludah yang
disfagia, perubahan rasa, Keluhan sinonasal juga terjadi, persisten
retakan pada lidah dan bibir, dan bermanifestasi sebagai
dan peningkatan karies gigi. epistaksis pada 50% dan
hiposmia pada 40% pasien.
Treatment

Pemeriksaan Rujukan
Gejala-gejala ini harus segera dilakukan Rujukan ke ahli THT untuk biopsi kelenjar
pemeriksaan serologi autoimun ludah, yang merupakan tes diagnostik tunggal
terbaik.
Sarkoidosis
Sarkoidosis adalah kelainan
multisistem yang penyebabnya
tidak diketahui.
Sarkoidosis

Manifestasi otolaringologis dari Adenopati serviks adalah yang Rujukan ke ahli THT untuk
sarkoidosis terjadi pada 10% sampai paling umum dari manifestasi konfirmasi diagnostik dengan
15% pasien.30 Tempat yang paling kepala dan leher yang FNAB atau demonstrasi biopsi
umum dari keterlibatan kepala dan disebutkan di atas, dan terbuka dari granuloma
leher adalah limfatik serviks, ditemukan pada 48% pasien nonkaseat diperlukan.
kelenjar parotis, dan saraf wajah. dalam rangkaian penelitian oleh
Dash dan Kim-melman.31
Kimura
Disease
Penyakit Kimura adalah kondisi
peradangan kronis yang ditandai
dengan tiga serangkai massa subkutan
tanpa rasa sakit di daerah kepala atau
leher, eosinofilia darah dan jaringan,
dan kadar imunoglobulin E serum yang
sangat tinggi.32
Kimura Disease

Kondisi ini endemik di 76% kejadian - jaringan Pasien mungkin


negara-negara Asia, meski lunak subkutan dan massa mengeluhkan pruritus dan
dilaporkan di Amerika dan serviks dalam di daerah paling sering bebas dari
Eropa pada keturunan Asia. kepala dan leher pada gejala sistemik.
Pasien ini biasanya laki- pemeriksaan fisik. Lesi ini
laki, tidak nyeri tekan dan
berbatas tegas
Treatment

Pemeriksaan Rujukan
CT scan dengan kontras yang ditingkatkan Diagnosis banding meliputi limfoma, skrofula,
tidak spesifik, biasanya menunjukkan kelenjar dan granuloma eosinofilik. Jika hasil
getah bening yang tampak homogen dengan pemeriksaan tuberkulosis negatif, rujukan ke
sedikit pembesaran kelenjar ludah utama. ahli THT untuk biopsi adalah hal yang tepat.
Castleman
Disease
kelainan limfoproliferatif
nonneoplastik yang tidak umum
yang dapat muncul sebagai lesi
serviks soliter.
Sarkoidosis

Meskipun entitas penyakit ini Tanda dan gejala yang muncul CT scan leher dengan kontras
melibatkan hiperplasia kelenjar umumnya tidak spesifik dan oleh yang ditingkatkan sangat
getah bening jinak dan karena itu, penyakit Castleman membantu dalam menentukan
biasanya mengenai harus dipertimbangkan dalam tingkat penyakit. Selain itu,
mediastinum, tempat kedua diagnosis banding massa serviks peningkatan lesi
yang paling sering terkena inflamasi atau neoplastik yang membedakannya dari limfoma,
adalah daerah kepala dan leher. sudah berlangsung lama.34 yang biasanya tidak meningkat.
Keesimpulan

● Mnemonic → “KITTENS”
● Usia <40 tahun → kelainan kongenital atau
penyebab infeksi / inflamasi + asal mula trauma
● Usia >40 tahun → 80% massa leher dikaitkan
dengan proses neoplastik
● Pertimbangan lain → patologi endokrin, penyaki
sistemik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai