Anda di halaman 1dari 21

Diagnosis and Early

Management of Cerebral
Abcess
Adityas Ramadhani

210070200011091

SPV : dr. Dessika Rahmawati., Sp.S (K)


Definisi
Abses otak adalah infeksi lokal
intrakranial yang dimulai dengan area
cerebritis dan berkembang menjadi
kumpulan nanah yang dikelilingi oleh
kapsul. Abses otak dapat disebabkan
oleh mikroorganisme seperti bakteri,
fungi, dan parasite.
Epidemiologi
Prevalensi diperkirakan 0,3-1,3 per 100.000 orang/tahun.

Amerika Serikat
dilaporkan sekitar
1500-2500 kasus Pada usia 20-40 tahun terdapat
abses serebri per peningkatan risiko terkena abses
tahun. serebri yang sumber utamanya
berasal dari infeksi telinga.
Jenis kelamin laki-laki
lebih sering terkena
abses serebri. yaitu
dengan perbandingan 2-
3:1

Pada anak-anak, abses serebri sebesar


25% terutama disebabkan oleh infeksi
sekunder yang berasal dari telinga
atau pada anak-anak yang menderita
kelainan jantung kongenital
Etiologi

BAKTERI FUNGI PARASIT


Streptococcus (aerob, anaerob, Candida albicans, Aspergillus Helminthes seperti
dan mikroaerophili), fumigatus, Cryptococcus Trypanosoma cruzi, Taenia
Staphilococcus aureus neoformans dan mikosis solium, Entamoeba
endemik (Coccidioides spp., histolytica, Schistosoma spp.,
Histoplasma spp., dan Microsporidia spp., dan
Blastomyces dermatitis, Paragonimus spp,
Rhizopus arrbizus Toxoplasma gondii
Patofisiologi
Fokus supuratif yang berdekatan
Penyebarannya langsung melalui intrakranial, dan biasanya lebih lebih
sering terkait dengan infeksi otitis subakut dan kronis serta mastoiditis
dibandingkan dengan sinusitis

Trauma
Trauma yang menyebabkan fraktur tengkorak terbuka memungkinkan
organisme untuk langsung berada dan berkembang biak di otak

Penyebaran secara hematogen


dari fokus infeksi yang jauh
Abses serebri lebih sering bermultiplikasi dan
bermultilokulasi dan sering ditemukan dalam
distribusi arteri serebri media.
Klasifikasi
Early cerebritis Early capsul formation
Reaksi radang lokal dengan Pusat nekrosis mulai mengecil,
infiltrasi polymorphonuclear makrofag-makrofag menelan
leukosit, limfosit, dan plasma “acellular debris” dan fibroblas
sel dengan pergeseran aliran meningkat dalam pembentukan
darah tepi kapsul.

Late cerebritis Late capsul formation


Perkembangan lengkap
Daerah pusat nekrosis
abses dengan gambaran
membesar oleh karena
histologis sebagai berikut:
peningkatan “acelullar debris”
bentuk pusat nekrosis diisi
dan pembentukan nanah
oleh “acelullar debris” dan
karena pelepasan enzim-enzim
sel-sel radang.
dari sel radang
Diagnosis
ANAMNESIS PEM. PENUNJANG
TRIAS : sakit kepala, demam, Pem lab rutin, cairan
deficit neurologis. Didapatkan serebrospinal, aspirasi abses,
pula Riwayat trauma pada pemeriksaan imaging
kepala atau wajah,
immunocompremised, penyakit
jantung bawaan, infeksi
telinga, hidung PEMFIS
Tanda-tanda neurologis lokal dapat ditemukan pada
kebanyakan pasien. Tanda-tanda dan/atau gejala yang
muncul biasanya merupakan kondisi yang menunjukkan
fungsi langsung dari lokasi abses intracranial
Temuan klinis berdasarkan lokasi
No. Lokasi Intrakranial Temuan Klinis
1. Lobus Parietal Sakit kepala, penurunan luas lapangan pandang
2. Lobus Frontal Sakit kepala, rasa kantuk meningkat, penurunan perhatian,
perubahan kepribadian, kemunduran status mental,
gangguan bicara
3. Lobus Temporal Sakit kepala ipsilateral, afasia/disfasia, penurunan luas
lapangan pandang
4. Serebellum Sakit kepala, nystagmus, ataxia, muntah, dysmetria,
meningismus, papil edema
5. Batang Otak Gangguan fungsi nervus kranialis, deficit asenden dan
desenden pathway.
Pemeriksaan Penunjang

Pem darah lengkap Cairan cerebrospinal Aspirasi Abses


Lumbal pungsi sebagian besar Dari aspirasi tersebut dapat
Pemeriksaan darah lengkap dengan bermakna untuk menyingkirkan dilakukan pemeriksaan kultur
hitung jenis leukosit, pemeriksaan laju proses penyakit lainnya, terutama aspirat abses untuk aerob, anaerob,
endap darah (LED), serum C-reactive meningitis bacterial. kontraindikasi dan organisme tahan asam serta
protein (CRP). jika terdapat peningkatan tekanan jamur.
intrakranial

Pemeriksaan Radiologis

CT scan dan MRI


Pemeriksaan Radiologis

CT Scan MRI
Dapat menunjukkan deteksi Pemeriksan MRI pada abses otak
mengenai ukuran, jumlah, dan lebih sensitif pada fase early
lokasi abses. Metode ini digunakan cerebriti, lebih sensitif dalam
untuk mengkonfirmasi diagnosis, mendekteksi lesi satelit dan lebih
untuk melokalisasi lesi, dan untuk akurat dalam mengestimasi
memantau perkembangan setelah perpanjangan nekrosis sentral,
perawatan perbesaran cincin area dan edema
serebral.
Gambaran CT Scan pada tiap fase
Early cerebritis Late cerebritis

Mulai sedikit
tampak
Gambaran
penyerapan
lesi hipodens
kontras di
sekitar lesi

Early capsule formation Late capsule formation

Enhancemen
Enhancemen
t Ring terlihat
t Ring terlihat
jelas walau
jelas dengan
tanpa
penambahan
penambahan
kontras
kontras
Gambaran MRI
Menunjukkan
lesi yang
hiperintens.
Pada MRI juga
akan Nampak
lebih jelas untuk
gambaran
edema disekitar
lesi
Diagnosis Banding

Tumor Otak Infark Cerebri Tuberkuloma

Bakterial Cysticercosis
Meningitis
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA

Pada medikamentosa terapi utamanya menggunakan


antibiotik

OPERASI

Dapat digunakan sebagai lini kedua setelah


medikamentosa ataupun sebagai terapi definitif pada
beberapa kasus abses serebri
Tatalaksana
Pengobatan farmakologi tanpa operasi dapat dipertimbangkan jika

Pasien dalam kondisi buruk untuk


dilakukan operasi

Multiple abses terutama jika abses


berukuran kecil

Abses berada di lokasi yang sulit


dijangkau seperti di batang otak

Abses bersamaan dengan meningitis


atau ependimitis
Terapi empirik pada pasien abses otak yang belum diketahui kultur dan
sensitivitasnya

Metronidazol
Sefotaxim Seftriaxon Vancomycin
e
Dewasa : 1 gram
tiap 8 jam,
intravena. Bila Dewasa : 2 gram Dewasa Dewasa : 1 gr
sangat berat dapat intravena tiap 12 (30mg/kg/hari iv intravena setiap 12
dinaikan 2 gram jam dibagi setiap 8 jam) jam
tiap 4 jam
intravena

Anak : 75 mg/kg
dosis insial
Anak : 50 mg/kg Anak : 15 mg/kg
dilanjutkan Anak (10 mg/kg iv
intravena setiap 6 setiap 8 jam
100mg/kg/hari setiap 8 jam) atau
jam. intravena
dibagi setiap 12
jam
Operasi
• Efek pendesakan masa yang signifikan pada gambaran
Tindakan operasi yang CT Scan atau MRI
• Sulit menegakkan diagnosis terutama pada orang
digunakan ialah needle dewasa
aspiration dan eksisi. • Lokasi abses dekat ventrikel.
Ekternal drainage masih • Tekanan intrakranial yang meningkat
• Status neurologis yang buruk seperti pasien yang
menjadi kontroversial dalam
hanya merespon jika diberi nyeri atau bahkan tidak
penangan abses otak dan merespon sama sekali.
pemberian antibiotik pada • Abses akibat trauma yang berhubungan dengan benda
abses sudah tidak berhasil asing
• Abses akibat jamur
• Abses multiloculoted
• Tidak mampu dilakukan serial CT-scan/MRI setiap 1-2
minggu
• Pengobatan dengan farmakologi yang gagal
a. Needle Aspiration
Needle aspiration merupakan tindakan
yang paling sering dikerjakan terutama
pada lesi yang dalam. Needle aspiration
bisa dikerjakan dengan menggunakan
anastesi lokal jika dibutuhkan.

b. Eksisi
Eksisi hanya bisa dilakukan pada fase
kronis (late capsule stage). Tindakan
dilakukan dengan cara mengangkat
abses seperti halnya tumor yang
terkapsulasi dengan baik.
Prognosis
Prognosis pasien abses serebral berdasarkan dari :
● Cepatnya diagnosis ditegakkan
● Derajat perubahan patologis
● Soliter atau multiple
● Penanganan yang adekuat

Angka kematian sebagai akibat dari abses


serebri semakin hari semakin berkurang 5-10%
dikarenakan terdapat penegakan diagnosis yang
tepat dan cepat menggunakan bantuan MRI
dan juga CT Scan serta tentunya manajemen
terapi yang tepat
Daftar Pustaka
● Feraco, P., Donner, D., Gagliardo, C., Leonardi, I., Piccinini, S., Del
Poggio, A., Franciosi, R., Petralia, B. and den Hauwe, L. van (2020)
“Cerebral abscesses imaging: A practical approach”, Journal of
Population Therapeutics and Clinical Pharmacology, 27(3), pp. e14-
e27.
● Greenberg MS. Handbook of Neurosurgery. 8th ed. Nerw York:
Thieme; 2016. p.320-6.
● Miranda A., Hernando et al. Brain Abscess: Current Management.
Journal of Neurosciences in Rural Practice 2013; S67–S81.
● Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia. Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Ilmu Bedah Saraf. 2016.
● Winn HR. Brain abscess. In: Tunkel AR, Scheld WM,
editors.Youmans and Winn Neurological Surgery. 7th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2017. p. e187-97. 
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai