Teknik Teknik
Teknik Teknik
Pertemuan 3
• Digunakan untuk membantu konselor
dalam menggali informasi
• Secara umum, setiap teknik berfungsi
untuk membuat klien menjadi lebih paham
dengan permasalahan yang terjadi, cara
berpikir anggota keluarga lain, perasaan,
maupun emosi yang dirasakan
Enactment
• Seringkali, dalam sesi konseling, klien
bercerita/mengeluhkan masalahnya kepada
konselor daripada menyatakan langsung kepada
anggota keluarganya atau pasangannya.
Sehingga, konselor perlu meminta klien untuk
berbicara langsung kepada anggota keluarga
yang dituju atau pasangannya
• Enactment adalah cara yang digunakan
konselor agar anggota keluarga atau pasangan
mampu berkomunikasi secara efektif
Tujuan enactment
• Menciptkan komunkasi efektif diantara
anggota keluarga
• Melihat lebih dalam tentang banyak hal
yang terjadi pada struktur keluarga
Langkah-langkah
1. Amati pola komunikasi yang ada pada
keluarga, apa masalahnya
2. Spesifikasikan topik/permasalahan
3. Minta klien merubah posisi untuk saling
berhadapan (contoh: jika dalam keluarga
yang tampak komunikasi tidak baik ibu dan
anak perempuannya, maka mereka yang
perlu merubah posisi duduk untuk saling
berhadapan)
4. Minta klien untuk berbicara secara
langsung apa yang dikeluhkan
5. Konselor tidak menginterupsi sampai klien
merasa tersakiti, menyerah, diam, atau
merubah topik pembicaraan
6. Beri apresiasi mampu berbicara secara
langsung
7. Buat kesimpulan, apa yang menjadi faktor
penguat maupun penghalang
8. Beri pendapat dalam menghadapi faktor-
faktor penghalang
Metaphor
• Reframing = relabeling
• Merubah atau memodifikasi cara pandang
atau pemikiran anggota keluarga terhadap
masalah
Tujuan
• Menyarankan anggota keluarga dalam
melihat masalah dari sudut pandang yang
berbeda
• Merubah fokus utama dari “si kambing
hitam”
Prosedur
1. Konselor merubah cara berpikir anggota
keluarga dari kenyataan. Contoh: anak yang
sulit dikontrol = anak yang mandiri
2. Menggunakan reframing dengan memberi
kualitas gejala yang umum. Contoh: sulit
menaati aturan = sulit berkembang
3. Memberi label baru pada masalah perilaku,
dengan menggunakan makna yang positif.
Contoh: marah = mencari perhatian
4. Memberi label ulang kekurangan menjadi
kekuatan. Contoh: anak yang nakal =
bertujuan agar orang tuanya tidak bercerai
5. Memaknai ulang dari sebuah situasi
masalah. Contoh: suami meninggalkan
istri setelah bertengkar = pergi berguna
untuk menghindari kekerasan fisik
6. Memberi PR untuk mendorong
kepercayaan baru. Contoh: anak membuat
orang tua lelah = tuliskan setiap
perilakunya
Ritual