Anda di halaman 1dari 30

UNSUR GOLONGAN VIIA DAN GOLONGAN VIIIA

Disusun oleh :
kelompok 4
1. Arief Rahman Fajri
2. Dwianto Kurnia Akbari
3. M. Iqbal HP
4. M. Rosyid Ridho
5. Stevhany Christina
6. Wicha Arum Andani
A. GOLONGAN VIIA

Halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani. Halos yang berarti garam; dan genes yang
berarti pembentuk, dengan demikian, halogen adalah pembentuk garam.
Unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron
terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion
negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut
halida. Unsur halogen akan menghasilkan garam jika bereaksi dengan
logam. Pada tabel periodik halogen berada pada golongan VIIA,
mempunyai elektron valensi 7 pada [ns] 2[np]5. Semua unsur halogen
memiliki warna dan pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-
beda.
KELOMPOK HALOGEN TERDIRI DARI: 

1. Fluor (F)
Fluor merupakan unsur paling elektro negative dan reaktif. Ditemukan dalam
mineral fluorspar atau fluorit CaF 2, Kristal transparan : yang tidak berwarna,
akan berwarna kebiruan jika terkena sinar, sifat ini juga disebut “fluoresen”.
Fluospar digambarkan sebagai fluor, karena zat ini melebur dan bergerak pada
suhu 1330°c. Mineral lain yang mengandung fluorn dalam klorit Na 3AlF6 dan
apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2.
2. Klor (Cl)
Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida
dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros:
kuning hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan
senyawa asam yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi
sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garamNaCl, karnalit
KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
3. Brom (Br)
Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ).
Brom terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam
logam alkali dalam air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral
bromoargirit AgBr.
4. Iodium (I)
Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Di alam ditemukan
sebagai iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan
hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam. Padatan
mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperatur biasa
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Unsur
halogen ini larut baik dalam CHCl 3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut
dalam air. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat
melukai mata dan selaput lendir. 
5. Astatin (At)
Astatin Merupakan unsure radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil
pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940)
oleh DR. Corson,K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenalada 20 isotop dari
astatin, dan isotop At (210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang).
Astatin lebih logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bias
diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur
halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah Hat dan CH 3At.6
.Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.
CIRI-CIRI/ KARAKTERISTIK GOLONGAN VIIA

Karakteristik Umum Golongan VIIA


Golongan VIIA / Halogen merupakan golongan yang sangat reaktif dalam
menerima elektron dan bertindak sebagai oksidator kuat dalam satu golongan
dimana golongan ini sangat mudah untuk mengalami  oksidasi. Sifat golongan
ini Makin ke atas, sifat oksidatornya makin kuat. Pada golongan ini juga terdapat
karakteristik yang khas, dimana  Keelektronegatifan halogen dalam satu
golongan makin ke atas akan semakin besar. Unsur yang paling elektronegatif
dibanding unsur lain dalam sistem periodik adalah fluor dan unsur yang paling
kecil keelektronegatifannya adalah iodin.  Jari-jari atom halogen dalam satu
golongan makin ke atas juga semakin kecil .Ini berarti makin ke atas ukuran
molekul semakin kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der
Waals) akan semakin kecil.  Selain itu berkaitan dengan  titik didih dan titik leleh
golongan ini maka, semakin ke atas semakin keci titik didih dan titik bekunya.
TABEL SIFAT FISIS DARI GOLONGAN VIIA

No. Sifat Flour (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Yod (I2) Astatin (At2)

1. Nomor Atom (Z) 9 17 35 53 85


[Ne] 3s2 3p5 [Xe]
2. Konfigurasi Elektron [He] 2s2 2p5 [Ar] 3d10 4s24p5 [Kr] 4d10 5s25p5
4f14 5d10 6s26p5

3. Masa Atom relatif 19 35,5 80 127 210

4. Titik Cair (°C) -220 -101 -7 114 302

5. Titik Didih (°C) -188 -35 59 184 337

6. Kerapatan (g/cm3) 1,69 x 10-3 3,21 x 10-3 3,12 4,93

Energi Pengionan Tingkat Pertama


7. (Kj/ mol)
1681 1251 1140 1008

8. Afinitas Elektron (Kj/mol) -328 -349 -325 -295

9. Keelektronegatifan (Skala Pauling) 4,0 2,0 2,8 2,5

10. Potensial Reduksi Standar (Volt) 2,87 1,36 1,06 0,54

11. Jari-Jari Kovalen (Å) 0,64 0,99 1,14 1,33

12. Jari-Jari Ion (X-) (Å) 1,19 1,67 1,82 2,06

13. Energi Ikatan (Kj/mol) 155 242 193 151

14. Energi Ionisasi 1680 1260 1140 1010


Hijau
15. Warna Kuning Muda
Kekuningan
Merah Kecoklatan Ungu

16. Fasa Gas Gas Cair Padat Padat


Sifat Fisis:
1. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,
karena ikatan antarmolekulnya makin besar pula.
3. Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas, Bromin
berwujud cair dan mudah menguap, sedangkan iodin berwujud padat
dan mudah menyublim.
4. Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning
hijau. Cairan Bromin berwarna merah cokelat, dan zat padat iodin
berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu.
5. Kelarutan Fluorin, Klorin, dan Bromin dalam air besar atau mudah
larut, sedangkan kelarutan iodin larut dalam air kecil (sukar larut).
Iodin mudah larut dalam KI dalam pelarut organik, seperti alkohol,
eter, kloroform (CHCl3) dan karbon tertraklorida (CCl4). Warna
larutan Bromin dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon
tetraklorida (CCI4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan
iodin dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau CCl4 adalah ungu.
TABEL SIFAT FISIKA GOLONGAN VIIA

F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53
Konfigurasi elektron 2s22p5 3s23p5 4s24p5 5s25p5
Massa atom relatif (Ar) 18,9984 35,453 79,904 126,9045
Kerapaten (gcm-3) 1,1 1,5 3,2 4,9(s0
Titik leleh (K) 40 171 266 286
Entalpi peleburan (kJmol-1) 0,25 3,2 5,2 7,8
Titik didih (K) 85 238 332 453
Entalpi penguapan (kJmol-1) 3,3 10 15 21
Afinitas elektron (kJmol-1) 335 355 332 301
Energi ionisasi (kJmol-1) 1.686 1.266 1.146 1.016
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5
Jari-jari kovalen (pm) 72 99 114 133
Jari-jari ion (X+) (pm) 136 181 195 216
Entalpi hidrasi X+ (kJmol-1) 401 279 243 201
Daya hantar molar X¯ 44,4 76,4 78,3 76,8
Potensial elektroda standar (V) +2,87 +1,36 +1,065 +0,0535

Kalor disosiasi (kJmol-1) 158 242 193 151


SIFAT KIMIA GOLONGAN VIIA

1. Kereaktifan : Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah


diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen.
2. Kelarutan : Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut
dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
3. Titik didih dan titik lebur : Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih
halogen meningkat.
4. Daya Oksidasi
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F+ 2e-   →  2F-                             Eo= +2,87 Volt 
Cl2+ 2e-  →2Cl-                   Eo= +1,36 Volt
Br2+ 2e- →2Br-                           Eo= +1,06 Volt
I2+ 2e-   →2I-                     Eo= +0,54 Volt
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas
elektron ion iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai
reduktor kuat.
Reaksi Pendesakkan : Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi, berlangsung
tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Contoh:   F2      + 2KCl        → 2KF + Cl2
2 Br-  + Cl2           → Br2 + 2 Cl
Br2    + 2I-            →  Br- + I2
Br2    + Cl-            → (tidak bereaksi)
I2       + Br-           → (tidak bereaksi)
Sifat asam : Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.
a)     Asam halida (HX)
Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk
memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan
VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat.
Urutan kekuatan asam :
HF <HCl<HBr< HI
Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr)  dan ikatan antar molekul:
1. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
2.Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
3.Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI >HBr>HCl
Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang sangat kuat “ikatan
hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
b)    Asam Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki
bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih
elektronegatifan. 
Pembentukannya :
X2O + H2O  →  2HXO
X2O3 + H2O →   2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O →  2HXO4

Biloks Oksida Asam Oksilhalida Asam Oksilklorida Asam Oksilbromida Asam Oksiliodida Penamaan
Halogen Halogen

+1 X2O HXO HClO HBrO HIO Asam hipohalit

+3 X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam halit

+5 X2O5 HXO3 HClO3 HBrO3 HIO3 Asam halat

+7 X2O7 HXO4
Semakin banyak atom oksigen pada HClO4 HBrO4
asam oksilhalida maka sifatHIO4asam akan
Asam perhalat
semakin
kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat
polar sehingga ion H+ mudah lepas. 
CARA PEMBUATAN UNSUR-UNSUR
HALOGEN

a)     Pembuatan Fluorin (F2)


Fluorin dibuat dari elektrolisis asam Florida (HF). Sebagai bahan baku untuk mendapatkan HF
diperoleh dari fluorspar (CaF2) yang direaksikan dengan H2SO4 pekat.
Persamaan reaksi elektrolisis HF sebagai berikut:
2HF(aq)              → 2HF+(aq) + 2F-(aq)
Katode (−) : 2F+(aq) + 2e → H2(g)
Anode  (+) : 2F-(aq)           → F2(g) + 2e
b)    Pembuatan Klorin (Cl2)
1.     Cara reaksi redoks
Dalam laboratorium, klorin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion klorida. Sebagai oksidator
dapat digunakan MnO2 (batu kawi), KMnO4, K2Cr2O7, atau CaOCl2.
MnO2(s) + 2H2SO4(l) + 2NaCl(s)   → Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g)
CaOCl2(aq) + H2SO4(l)                 → CaSO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g)
CaOCl2(aq) + 2HCl(l)                  →  CaCl2(s) + H2O(l) + Cl2(g)
2KMnO4(s) + 16HCl(l)               → 2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 8H2O(l) + 5Cl2(g)
c)     Pembuatan Bromin (Br2)
1.     Cara reaksi redoks
a.     Dalam industri, bromin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang
terdapat dalam air laut dengan klorin. Reaksi yang terjadi adalah
Cl2(g) + 2Br¯(aq)               → Br(l) + 2Cl¯(aq)
Dengan mengalirkan udara ke dalam air bromin, brominnya dapat dikeluarkan karena
mudah menguap.
b.     Dalam laboratorium, bromin dibuat dengan cara memanaskan campuran NaBr +
MnO2 dan H2SO4 pekat. Persamaan reaksinya:
MnO2(s) + 2H2SO4(l) + 2NaBr(s) → MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) +Br2(g)+2H2O(l)
2.Cara Elektrolisis
Bromin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2dengan menggunakan
elektrode inert.
Persamaan reaksi elektrolisisnya :
          MgBr2(aq)               → Mg2+(aq) + 2Br¯(aq)
Katode(-): 2H2O(l) + 2e¯          → H2(g) + 2OH¯(aq)
Anode(+): 2Br¯(aq)                   → Br2(l) + 2e¯.
MgBr2(aq)+2H2O(l) → Mg2+(aq) + 2OH¯(aq)+ Br2(l) + H2(g)
                                       Mg(OH)2(aq)
d.      Pembuatan iodin (I2)
1.     Cara reaksi redoks
a.     Secara komersial iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodida yang
terdapat dalam air laut dengan klorin.
Cl2(g) + I¯(aq) → I2(s) + 2Cl¯(aq)
b.     Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana
asam. Persamaan reaksinya :
IO3¯(aq) + 3HSO3¯(aq)           → I¯(aq) + 3H+(aq) + 3SO42¯
I¯(aq) + IO3¯(aq) + 6H+(aq)    → I2(s) + 3H2O(l)
c.      Di laboratorium iodin dibuat dari MnO2 + KI + H2SO4 pekat yang
dipanaskan. Persamaan reaksinya :
KI(s) + MnO2(s) + H2SO4(l) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + I2(s)
2.     Cara Elektrolisis
Iodin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam pekat NaI dengan
menggunakan elektrode inert. Persamaan reaksinya :
2NaI(aq)                  → 2Na+(aq) + 2I¯(aq)
          Katode(-):   2H2O(l) + 2e¯        → H2(g) + 2OH¯(aq)
          Anode(+):   2I¯(aq)                    → I2(g) + 2e¯.
                             2NaI(aq) + 2H2O(l)   → 2Na+(aq) + 2OH¯(aq)+ I2(g) + H2(g)
                                                                   Mg(OH)2
B. GOLONGAN VIIIA.

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik.


Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan
bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-
unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh.
TABEL SENYAWA YANG MENGANDUNG
UNSUR GAS MULIA DENGAN UNSUR
ELEKTRONEGATIF

Senyawa Rumus Deskripsi

Xenon difluorida XeF2 Kristal tak berwarna

Xenon tetrafluorida XeF4 Kristal tak berwarna

Xenon heksafluorida XeF6 Kristal tak berwarna

Xenon trioksida XeO3 Kristal tak berwarna, eksplosif

Xenon tetroksida XeO4 Gas tak berwarna, eksplosif


SIFAT-SIFAT UMUM GAS MULIA

1. 1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
2. 2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron
valensinya 2
3. 3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
TABEL SIFAT DARI GAS MULIA.
 

Gas Nomor Titik Leleh Titik Didih Energi Jari-jari


Mulia Atom (˚C) (˚C) Ionisasi Atom
(kJ/mol) (Angstrom)

He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50

Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65

Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95

Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10

Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30

Rn 86 -71 -62 1040 1,45


Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu
golongan, semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar
artinya elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih
tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar
untuk bereaksi. Dari atas ke bawah jari – jari atom makin besar, energi
ionisasinya makin kecil atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga
gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia

Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron

He 2 1s2

Ne 10 [He] 2s2 2p6

Ar 18 [Ne] 3s2 3p6

Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6

Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6

 Rn            86 [Xe] 6s2 5d10 6p6


SIFAT FISIKA GOLONGAN VIIIA/ GAS
MULIA

Gas mulia dianggap stabil karena memiliki konfigurasi elektron yang terisi penuh :

He : 1s2
Ne : 1s2 2s2 2p6
Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Selama beberapa tahun, pandangan tersebut dijadikan acuan pada pembentukan ikatan kimia.
Menurut teori Lewis, gas mulia tidak reaktif sebab memiliki konfigurasi oktet.
Ketidakreaktifan gas mulia juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi
ionisasi, makin sukar gas mulia membentuk senyawa. Gas helium dan neon hingga saat ini
belum dapat dibuat senyawanya.
Setiap sifat tertentu dari unsur ini berubah secara teratur. Unsur gas mulia memiliki titik leleh
dan titik didih yang rendah serta kalor penguapan yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat ikatan Van der Waals yang sangat lemah antar atom. Helium adalah zat yang
mempunyai titik didih yang paling rendah.
PEMBUATAN GAS MULIA

a.       Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas
helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga
pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan
sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari
gas alam.
b.      Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan
xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan
gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Unsur radon (Rn) yang merupakan
88 Ra
226  →  Rn 222  +  He4
86 2
PEMBENTUKAN SENYAWA PADA GAS MULIA

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan
atom lain. Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi
penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu
sub kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
KEGUNAAN GAS MULIA

a.      Helium.
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para
penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
Badan Antariksa AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk
mengambil sampel atmosfer di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya
lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan
sementara kualitas suara seseorang.
b.      Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon
dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat
pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi. 
c.       Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket.
Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar
karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas. 
d.      Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen
bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk
fotografi kecepatan tinggi. 
e.       Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida
(pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
f.       Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat
radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak,
malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan
sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak
kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon
SIFAT KIMIA GOLONGAN VIIIA / GAS MULIA

1) Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF 2 jika kedua unsur ini diradiasi dengan uap raksa dalam
fluor. Xe (II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika
xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120 °C. 
Xe(s) + F 2O2(g) → XeF 2(s) + O2(g)
XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp 3d.
2) Bilangan Oksidasi + 4 
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskan campuran xenon dan fluor dengan komposisi 1 : 5 pada
tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.
Ni(s)
Xe(g) + 2F 2(g) → XeF4(g)
6 atm
XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp 3 pada suhu 400 °C.
3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan
memanaskan campuran kedua unsur ini dengan komposisi Xe : F2 = 1 : 20
pada suhu 300 °C dan tekanan 50 atm.
50 atm
Xe(g) + 3F2(g) →XeF6(g)
4) Bilangan Oksidasi +8 
Xe (IV) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan basa.
Xe (VIII) hanya stabil dalam larutan
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai