Etika Dalam Kantor Akuntan Publik
Etika Dalam Kantor Akuntan Publik
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan
mampu :
Menjelaskan mengenai landasan etika profesi
2
Outline Materi
Materi 1 : Menempatkan etika sebagai landasan
kerjanya sebagai Akuntan Publik
Materi 2 : Memahami kode etik Akuntan Indonesia
dana penerapannya
3
Hubungan yang Lemah antara: Kecakapan Profesi dan
Sifat tidak dapat Mempercayai
1. Sifat Tidak Dapat Mempercayai Yang Melekat
Pada Keahlian : akuntan profesional selalu
mempunyai dasar teoritis/ilmiah dan skeptisme
profesional. Jangan dikacaukan dengan gejala-
gejala keahlian yang relatif baru
2. Kekacauan Praktek : ini dapat terjadi antara
lain karena rekomendasinya keliru, sehingga:
Menimbulkan Konflik pada manajemen
klien
Klien tidak mengikuti sispro,dapat
berakibat pengendalian intern-nya lemah
4
3. Klien-nya Lenyap : manajemen sudah percaya
mutu jasa akuntan profesional; jika suatu kali
memberikan rekomendasi yang tidak dapat
dipercaya klien dengan segera akan berpindah
ke KAP lain.
4. Penghancuran Peran-peran Profesional Yang
Khas : kredibilitas dan integritas akuntan
profesional dalam kondisi apapun haruslah
dipertahankan. Benar, akuntan profesional
harus tanggap terhadap para stakesholder,
tetapi sampai batas tertentu haruslah ia dapat
mengambil sikap.
5
PRINSIP ETIKA
Mengandung ATURAN ETIKA AP dari IAI-KAP yang
proses penyusunannya terdiri :
1. Indepedensi, Integritas dan Objektivitas
2. Standar Umum Prinsip Akuntansi
3. Tanggung-Jawab kepada Klien
4. Tanggung-Jawab kepada Rekan
5. Tanggung-Jawab pada Praktik Lain
8
KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN
9
PROFESIONAL
10
KERAHASIAAN
Sebagai seorang profesional, tentu seorang Akuntan
Independen harus bermasyarakat. Untuk kegiatan diluar
pekerjaan harus memberikan dampak positif pada profesinya.
Apabila dia ditunjuk untuk menduduki jabatan dalam organisasi
lain, maka pertama-tama yang harus diingat adalah menjaga
kerahasiaan klien.
Selain itu juga, Anggota KAP yang terlibat dalam penyidikan
dan review, tidak boleh memanfaatkan untuk kepentingan diri
pribadi atau mengungkapkan informasi klien yang diketahuinya
dalam pelaksanaan tugasnya
11
PERILAKU PROFESIONAL
Sylvia, seorang Akuntan Pajak, pada tahun 1996 menyiapkan Laporan Pajak untuk
kliennya, sebuah perusahaan penjualan mobil, PT PELANGI yang menggunakan
estimasi pajaknya karena catatan perusahaan pada saat itu hilang. Pada bulan
Februari tiga tahun kemudian, pada saat menyiapkan laporan pajaknya; data yang
hilang dapat ditemukan.
Status tiga tahun untuk perhitungan pajaknya akan jatuh tempo bulan depan, Sylvia
memperhitungkan bahwa hutang pajak kliennya didasarkan atas estimasi penilaian
inventory yang seharusnya dinilai secara aktual.
Untuk pengurangan pajak pendapatannya diperlukan formulir tertentu untuk setiap
tahun sejak tahun 1996. Penggunaan nilai aktual menghasilkan biaya pajak yang
lebih tinggi.
Sylvia memeriksa kembali masalah pajak dan ia berkonsultasi dengan partner-nya
S.Silaen yang berpendapat bahwa pemakaian estimasi pajak dibolehkan sesuai
dengan Internal Revenue Code (IRC). Meskipun dari segi hukum salah, tetai untuk
para akuntan dibolehkan menggunakan pada situasi yang menguntungkan.
1. Bagaimana secara norma moral Sylvia dapat melindungi kliennya
2. Jelaskan unsur kecakapan profesional apakah yang digunakan Sylvia
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
13