Bedah Saraf Kejang Epilepsi
Bedah Saraf Kejang Epilepsi
PEMBIMBING:
dr. Rachmanda Haryo, Sp.BS
dr. Eka Budi, Sp.BS
KEJANG
1. transient disruption of brain function due to abnormal and
excessive electrical discharges in brain cells. (American
epilepsy society)
Myoclonic seizure
a. biasanya tjd pada pagi hari,
setelah bangun tidur
b. pasien mengalami sentakan yang
tiba-tiba
c. jenis yang sama (tapi non-
epileptik) bisa terjadi pada pasien
normal
KEJANG UMUM
Atonic seizure
a. jarang terjadi
b. pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot, TERjatuh,
recovered SEGERA
KEJANG PARSIAL
Setiap tahun terjadi sekitar 125.000 kasus epilepsi baru di United States.
30%nya terjadi pada usia muda kurang dari 18 tahun pada saat
terdiagnosa.
Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy pada kondisi tanpa
serangan, pasien terlihat normal dan semua data lab juga normal,
Etiologi
Etiologi dari epilepsi adalah multifaktorial, tetapi sekitar 60 % dari kasus epilepsi
tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang lebih sering kita sebut
sebagai kelainan idiopatik.2 Terdapat dua kategori kejang epilepsi yaitu kejang
fokal dan kejang umum. Secara garis besar, etiologi epilepsi dibagi menjadi dua,
yaitu.:
Kejang Fokal
a. Trauma kepala
b. Stroke Kejang Umum
c. Infeksi a. Penyakit metabolik
d. Malformasi b. Reaksi obat
vaskuler
c. Idiopatik
e. Tumor (Neoplasma
d. Faktor genetik
f. Displasia
e. Kejang fotosensitif
g. MesialTemporal
Sclerosis
Gejala dan tanda
Gejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari
epilepsi, yaitu :
Kejang parsial
Lesi yang terdapat pada kejang parsial berasal dari sebagian
kecil dari otak atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada
satu sisi atau satu bagian tubuh dan kesadaran
penderita umumnya masih baik.
- Kejang parsial sederhana
- Kejang parsial kompleks
Kejang umum
Lesi yang terdapat pada kejang umum berasal dari sebagian
besar dari otak atau kedua hemisfer serebrum. Kejang terjadi
pada seluruh bagian tubuh dan kesadaran penderita umumnya
menurun.
- Kejang Absans
- Kejang Atonik
- Kejang Mioklonik
- Kejang Tonik-Klonik
- Kejang Klonik
- Kejang Tonik
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Monoterapi
A.Hindari / minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif
B.Jika monoterapi gagal, dapat diberikan sedatif atau politerapi
C.Mulai dengan dosis terkecil (dapat ditingkatkan sesuai dengan
kondisi pasien)
D.Variasi individual -- perlu pemantauan
E. Monitoring kadar obat dalam darah - penyesuaian dosis
F. Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba (mendadak)
Penatalaksanaan
Non farmakologi :
2
Metabolit
GABA-transaminase
GABA Re-uptake
GABA
3 1
-
Post sinaptik
Reseptor GABA
vigabatrin EFEK DEPRESI CNS
Partial Generalized Atypical
DRUG Tonic- Clonic/ Absence
Seizure Grand Mal Absence
Drug of Carbamazepine
Phenytoin
Valproate
Carbamazepine Ethosuximide
Valproate
Choice Valproate Phenytoin Valproate
Lamotrigine
Gabapentine Lamotrigine Clonazepam
Topiramate Topiramate Clonazepam Lamotrigine
Alternative Tiagabine Primidone Lamotrigine Topiramate
Primidone Phenobarbital Felbamate
Phenobarbital
Eplepsi yang kebal obat
(refrakter)
Kelas 2
• Frekuensi kejang yang jarang pasca operasi
• Diawali dengan bebas kejang pasca operasi tetapi kini terdapat kejang dengan frekuensi
yang jarang (tidak lebih dari dua kali dalam satu tahun)
• Hanya kejang nocturnal, tanpa menyebabkan kecacatan
Kelas 3
• Pengurangan kejang yang bermakna > 75 % dari sebelumnya
Kelas 4
• Pengurangan kejang yang tidak signifikan
• Tidak ada perubahan yang cukup besar
• Kejang memburuk
TERIMAKASIH