Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOLOGI PADA SISTEM SARAF

( EPILEPSI)
apt Niken Feladita, M.Sc
nikenfeladita@polinela.ac.id
085158912022
Pretes

 Quizizz .com
Link dibagikan di Grup Whatssapp kelas
Waktu 15 menit , 10 soal
Video epilepsi
DEFINISI

 epilepsi :
- gangguan SSP yang ditandai dg
terjadinya bangkitan (seizure, fit,
attack, spell) yang bersifat
spontan (unprovoked) dan berkala
- kejadian kejang yang terjadi
berulang (kambuhan)
 Kejang : manifestasi klinik dari
aktivitas neuron yang berlebihan
di dalam korteks serebral
 Manifestasi klinik kejang sangat
bervariasi tergantung dari
daerah otak fungsional yang
terlibat
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan
eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
 Kurangnya transmisi inhibitori
 Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
 Meningkatnya aksi eksitatori
 meningkatnya aksi glutamat
atau aspartat
Video
Klasifikasi epilepsi
 Berdasarkan tanda
klinik dan data EEG,
kejang dibagi menjadi :
 kejang umum/tonik
klonik (generalized seizure)
 jika aktivasi terjadi pd
kedua hemisfere otak
secara bersama-sama
 kejang parsial/focal 
jika dimulai dari daerah
tertentu dari otak
Kejang umum terbagi atas:
 Tonic-clonic convulsion = grand mal
 merupakan bentuk paling banyak terjadi
 pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar
air liur
 bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
 terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur

video
 Abscense attacks = petit mal
 jenis yang jarang
 umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
 penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala
terkulai
 kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
 Myoclonic seizure
 biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
 pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
 jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
 Atonic seizure
 jarang terjadi
 pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot  jatuh, tapi bisa
segera recovered

Petit mal
Kejang parsial terbagi menjadi :
 Simple partial seizures
 pasien tidak kehilangan kesadaran
 terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
 Complex partial seizures
 pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial
Sasaran Terapi
Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan
meminimalisasi adverse effect of drug

Strategi Terapi
 mencegah atau menurunkan lepasnya muatan
listrik syaraf yang berlebihan  melalui
perubahan pada kanal ion atau mengatur
ketersediaan neurotransmitter
Prinsip umum terapi epilepsi:
 monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect,
meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa
politerapi lebih baik dari monoterapi dan biasanya kurang
efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu
efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi
 hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif 
toleransi, efek pada intelegensia, memori, kemampuan
motorik bisa menetap selama pengobatan
 jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif,
jika gagal baru diberi sedatif atau politerapi
 berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
 Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
 Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat
mungkin dalam jangka waktu pendek
 mulai dengan dosis terkecil dan dapat
ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien 
penting : kepatuhan pasien
 ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi  perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
 jika suatu obat gagal mencapai terapi yang
diharapkan  pelan-pelan dihentikan dan diganti
dengan obat lain (jgn politerapi)
 lakukan monitoring kadar obat dalam darah 
jika mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn
melihat juga kondisi klinis pasien
Diskusi
 kelompok 1 membahas obat yang termasuk GABA-glutamat dependent
 Kelompok 2 membahas obat yang termasuk eksikatori glutamate
 Kelompok 3 membahas obat yang termasuk blockade kanal natrium atau
kalsium
 Kelompok 4 membahas obat yang termasuk blockade kanal kalsium tipe T

Sub Bahasan
 Golongan obat
Bentuk tayangan PPT
 Contoh obat Boleh disertakan video
 Mekanisme kerja Kerjakan dalam 20 menit
 Efek samping Presentasikan 10 menit
 Indikasi Tanya Jawab 5 menit
 Kontraindikasi
 Interaksi
Obat-obat anti epilepsi

Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:


 Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan
syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
 Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin,
okskarbazepin, valproat
Obat-obat anti epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori
GABAergik:
 agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi
inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA
 contoh: benzodiazepin, barbiturat
 menghambat GABA transaminase  konsentrasi
GABA meningkat  contoh: Vigabatrin
 menghambat GABA transporter  memperlama
aksi GABA  contoh: Tiagabin
 meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan
cerebrospinal pasien  mungkin dg menstimulasi
pelepasan GABA dari non-vesikular pool 
contoh: Gabapentin
Pemilihan obat :
Tergantung pada jenis
epilepsinya
Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic

Drug of Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat


choice Fenitoin Karbamazepi Valproat
Valproat n
Fenitoin

Alternative Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


s Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital
ALGORITMA Diagnosa positif
TATALAKSANA
EPILEPSI Mulai pengobatan dg satu AED
Pilih berdasar klasifikasi kejang
dan efek samping

Ya Sembuh ? Tidak

Efek samping dapat ditoleransi ? Efek samping dapat ditoleransi

Ya Tidak Ya Tidak

Tingkatkan Turunkan dosis


Kualitas hidupTurunkan dosis Tambah AED 2
optimal ? dosis

Pertimbangkan,
Sembuh?
Ya Tidak Hentikan
Atasi dg tepat AED1 Ya Tidak
Tetap gunakan
Lanjutka AED2
n
terapi lanjut
lanjut
lanjutan

Lanjutka Tidak sembuh


n
terapi Efek samping dapat ditoleransi ?
Tidak kambuh
Selama > 2 th ? Tidak Ya

ya tidak Hentikan AED yang tdk Tingkatkan dosi


efektif, AED2, cek interak
Tambahkan AED2 yang lain Cek kepatuhan
Hentikan Kembali ke
pengobatan Assesment Sembuh ?
awal
Y Tidak
a
Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,
Pertimbangkan pembedahan
Atau AED lain
Pemberian obat antiepilepsi pada anak
 Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan
epilepsi, faktor etiologi, munculnya bangkitan pada
usia dini, sering mengalami bangkitan, dan obat
antiepilepsi
 Pengaruh beberapa obat antiepilepsi :
o Fenobarbital →hiperaktif
o Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi
mental dan penurunan kemampuan membaca
o Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif
ringan
o Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik
Efek obat antiepilepsi pada anak
 Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2
antiepilepsi (asam valproat, carbamazepin,
oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas
tulang pada anak.
 Perlu monitoring pemakaian jangka panjang
pada anak, di samping perlu dipertimbangkan
pemberian suplemen utk tulang.
Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut usia

Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai,


polifarmasi yg menyebabkan interaksi obat,
perubahan fisiologi tubuh (absorpsi obat, ikatan
protein, metabolisme dan eliminasi obat)
Pertimb pemakaian pd wanita
 Estrogen menghambat reseptor GABA,
mempotensiasi aktivitas glutaminergik
 Progesteron efeknya berlawanan dg estrogen
dan mempotensiasi aktivitas reseptor GABA
 perlu adanya penyesuaian dosis
Pada kehamilan
Akibat epilepsi pd kehamilan :
 Kejang maternal 25 – 30% penderita

 Komplikasi kehamilan

 ES pd fetus meliputi penyakit dan obat

antiepilepsi
 Efek obat antiepilepsi pd kehamilan 
malformasi kongenital
 Barbiturat & fenitoin  congenital heart
malformation, orofacial clefts & malformasi lain
 Valproat & carbamazepin spina bifida (neural
tube defect) & hypospadias
KIE pada wanita epilepsi yg hamil
 Intake asam folat (~0,4 – 1 mg/hari) pd
prenatalmencegah efek teratogenik
 Obat antiepilepsi secara monoterapi, dosis
serendah mgk mengurangi efek teratogenik
 Obat2 antiepilepsi yg lebih baru punya efek
teratogenik <
 Pemberian vit K pd bulan terakhir kehamilan
dg dosis 10 mg oral setiap hari mencegah
koagulopati
KIE pada ibu menyusui
Meski distribusi obat antiepilepsi dilaporkan
rendah pada air susu, namun perlu diperhatikan
efek pada bayi (sedasi, iritabilitas, poor feeding)
terutama pada pemakaian barbiturat &
benzodiazepin
Penghentian pengobatan epilepsi
 Tergantung jenis bangkitan / kejang dan
prognosis epilepsi
 Jenis bangkitan untuk memperkirakan tingkat
kekambuhan, misalnya :
 Epilepsi absence atau petit mal →tingkat
kekambuhan rendah
 Berturut-turut makin tinggi tingkat
kekambuhan : klonik atau mioklonik, kejang
tonik-klonik, parsial sederhana dan parsial
kompleks, selanjutnya kejang yang terdiri dari
lebih dari satu jenis
Jika terapi farmakologi gagal,
bagaimana ?
 Perlu dipertimbangkan terapi operatif
(terutama utk epilepsi refrakter/kambuhan)
 Yang paling aman & efektif : reseksi lobus
temporal bagian anterior, jenis yang lain :
reseksi korteks otak, hemisferektomi,
pembedahan korpus kalosum, reseksi
multilobar pada bayi
 Lebih kurang 70-80% penderita yg mengalami
operasi terbebas dari bangkitan, walaupun
beberapa diantaranya harus tetap minum obat
Post test

 Quizizz .com
Link dibagikan di Grup Whatssapp kelas
Waktu 15 menit , 10 soal
Bagaimana Kelas hari ini?

Anda mungkin juga menyukai