EPILEPSI
DEFINISI
Suatu serangan berulang secara
periodik dengan atau tanpa
kejang. Serangan tersebut
disebabkan oleh kelebihan
muatan neuron kortikal dan
ditandai dengan perubahan
aktivitas listrik seperti yang
diukur dengan elektro-
enselogram (EEG). Kejang
menyatakan keparahan
kontraksi otot polos yang
tidak terkendali.
PATOFISIOLOGI
Suatu serangan yang dapat dilacak pada membran sel/ sel
di sekitarnya yang tidak stabil. Rangsangan yang
berlebihan menyebar secara lokal (serangan fokal) atau
secara lebih luas (serangan umum).
(Neal, 2012)
7
Therapeutic targets...
Increased excitatory input:
Glutamate
Decreased Voltage-
inhibitory Hyper- gated ion
input: excitable channels in
favour of
GABA state excitation
Lourence L.Brunton, Brause A .Chabner, Bjorn K,Knollmann, The pharmacological basis of therapeutics:12th edition, Section II.
Neuropharmacology, Chapter 21. Pharmacotherapy of the Epilepsies
22
lanjutan
◦ mulai dengan dosis terkecil dan dapat
ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien
penting : kepatuhan pasien
◦ ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
◦ jika suatu obat gagal mencapai terapi yang
diharapkan pelan-pelan dihentikan dan
diganti dengan obat lain (jgn politerapi)
◦ lakukan monitoring kadar obat dalam darah jika
mungkin, lakukan penyesuaian dosis dgn melihat
juga kondisi klinis pasien
24
Tatalaksana terapi
🞇 Non farmakologi:
◦ Amati faktor pemicu
◦ Menghindari faktor pemicu (jika ada),
misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat
makan, dll.
◦ Ketogenik diet
◦ Stimulasi nervus vagus
◦ pembedahan
Ya Tidak Ya Tidak
Tingkatkan Turunkan
dosis
Kualitas hidup dosis
Tambah AED
Turunkan dosis optimal ? 2 Sembuh
Pertimbangka
Ya Hentikan ?
n, Atasi dg
Tidak AED1 Tetap Y Tida
tepat
gunakan a k
AED2
Lanjutk
an lanju
terapilanju t
26
lanjutan
Lanjutkan Tidak
terapi sembuh
Levetiracetam
Primidone Gabapentin
Lacosamide
Primidone
12
2. Obat-obat yang
meningkatkan transmisi
inhibitori GABAergik :
agonis GABA
• agonis reseptor GABA
meningkatkan transmisi
inhibitori dg mengaktifkan
kerja reseptor GABA
contoh: benzodiazepin,
barbiturat
• Meningkatkan
ketersediaan GABA :
vigabatrin, tiagabin
14
glutamat Pre-sinaptik
tiagabi
GAD
- n
2
GABA- Re-
Metabolit transaminase
GAB uptake
GABA 3
- A 1
Post
sinaptik
Reseptor
vigabatri GABA
n EFEK DEPRESI CNS
16
Summary
Mekanisme
Aksi AED
19
Summary Mekanisme
Aksi AED
Syndrome
vs
Seizure Seizure
Comorbidities Type Frequency
Medication
Side Effects
Factors That Influence Response to Medication
Consistent use
Inadequate dosage or
ineffective medication
Drug factors
Disease Seizures do not
respond (20%)
http://www.prescqipp.info/resources/viewcategory/243-appropriately-switching-
anti-epileptic-drugs
34
Obat kategori 3 relatif lebih aman untuk di-switch antar merk atau
dari paten ke generiknya karena indeks terapi relatif lebar
Pemantauan Terapi epilepsi
39
Interaksi obat
ADR
Ketidakpatuhan pasien
• Keluhan Utama
Kejang 2 kali sejak pagi
KASUS
DATA PASIEN
• Identitas Pasien
Nama : An. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 22 bulan
Tanggal Lahir : 23 Juli 2012
Agama : Islam
Alamat : Ragunan, Pasar Minggu
Tanggal MRS : 20 Mei 2014
Tanggal KRS : 25 Mei 2014
• Keluhan Utama
Kejang 2 kali sejak pagi
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan kejang 2x sejak pagi.
Kejang I saat dilakukan EEG. Saat itu pasien sedang tidur, tiba-tiba
kejang selama 5 detik, kejang terjadi pada seluruh badan pasien
dengan tangan tegak lurus ke bawah, kemudian kejang kelojotan
selama 15-20 detik lalu kejang berhenti sendiri. Setelah kejang
berhenti pasien sadar dalam 5 menit.
Kejang II terjadi saat pasien sedang digendong oleh ayahnya.
Bentuk kejang yang dialami sama seperti kejang yang pertama,
berlangsung selama 10 detik, kejang kelojotan selama 20 detik dan
sadar dalam 10 menit.
RPS
Usia 20 bulan pasien MRS karena kejang demam sebanyak 2 kali, yang
terjadi saat pasien demam.
Pasien dirawat 1 minggu yang lalu karena kejang demam sebanyak 5
kali dalam sehari. Saat dirawat di RS kejang sebanyak 1 kali.
Setelah KRS pasien kejang di rumah selama 4hari. Serangan terjadi 2-3
kali sehari, demam disangkal, kejang sering terjadi saat pasien bangun
tidur, lalu terdiam selama 5 menit, kemudian terjadi kejang. Saat kejang
dirumah ibu pasien tidak memberikan obat, karena setiap kali kejang
hanya berlangsung 5-10 detik dan berhenti dengan sendirinya. Dari
setiap kejang yang terjadi, pasien dapat kembali sadar dan berespon
dalam waktu <5menit.
Riwayat trauma kepala, mual dan muntah disangkal.
RPD
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat epilepsi. Kakak kedua pasien pernah mengalami kejang
demam sebanyak 2 kali saat usia 3 tahun.
Riwayat darah tinggi, diabetes ataupun asma disangkal.
• Riwayat sosial, ekonomi dan lingkungan.
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah pasien bekerja sebagai
karyawan di kantor, sedangkan ibu pasien tidak bekerja. Kondisi sosial ekonomi
menengah ke bawah.
• Riwayat lahir
Pasien dilahirkan cukup bulan secara sesar, karena sungsang. Tidak ada penyulit
saat kehamilan. Tidak ada kelainan yang ditemukan saat pasien lahir.
• Riwayat tumbuh kembang
Imunisasi lengkap. Duduk saat usia 9 bulan. Jalan saat usia 1 tahun 7 bulan,
pasien saat ini berbicara 2-3 kata.
• Pemeriksaan Fisik (20/5/2014)
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis (E4 M6 V5)
Tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi (HR) : 78 x/menit
- RR : 12 x/menit
- Suhu : 36,4 °C
• Hasil EEG ditemukan kesan EEG abnormal dengan general seizure.
• Status generalis dbn (dalam batas normal)
• Kesan neurologis dbn (dalam batas normal)
Pengobatan
• Inj Fenitoin 30mg/12jam
• Depakene syr 2cc/12jam
• Stesolid 10mg supp (k/p)
• Asam Folat 1tab/24jam
Nn. Mukini (25 th) mengidap epilepsi sejak usia 14 tahun. Selama
ini epilepsinya terkontrol baik dengan sodium valproat (Depakote)
500 mg 2 x sehari. Ia datang ke dokter spesialis syaraf untuk
konsultasi mengenai rencananya untuk hamil dan saat ini
menggunakan kontrasepsi oral. Pasien juga memiliki rwayat
migraine dan cukup mengganggu dan ia menginginkan terapi untu
mencegah migrain. Dia kuatir karena ia pernah mendengar bahwa
obat anti epilepsi berbahaya bagi janin. Dokter mendiskusikan
beberapa hal dengan anda ttg terapinya.
Resep dokter : Fenitoin 3x sehari 100 mg; Topiramate 2x sehari 50
mg; dan Propanolol 2x sehari 20 mg
a. Bagaimana rekomendasi anda terkait pengobatan pasien
?
b. Apa saran Anda tentang terapi epilepsinya menjelang
hamil dan saat hamil nanti?
c. Seberapa besar peranan asam folat dalam terapi
epilepsy pada kehamilan? Jelaskan dengan dukungan
evidence terbaru
TERIMAKASIH