Anda di halaman 1dari 44

DESAIN

STRUKTUR
ALAT MESIN
MESIN PERKAKAS & CNC
KELAS B
TA 2020/2021
KELOMPOK 3
1810311009
Randy Firmansyah

1810311025
Ibnu Izzan Fadillah

1810311026
Hanif Ega Naufal

1810311041
Nazhif Rizaldi
DESAIN
STRUKTUR 1 Fungsi Struktur Alat Mesin & Syarat

ALAT MESIN 2 KRITERIA DESAIN UNTUK STRUKTUR ALAT MESIN

3 MATERIAL DARI STRUKTUR ALAT MESIN

4 KEKAKUAN STATIS DAN DINAMIS

5 PROFIL DARI STRUKTUR ALAT MESIN

6 PROSEDUR DESAIN DASAR DARI STRUKTUR ALAT MESIN

7 DESAIN DARI BEDS

8 DESAIN DARI COLUMNS

9 DESAIN DARI HOUSINGS

10 DESAIN DARI BASES DAN TABLES


DESAIN DARI CROSS RAILS, ARMS, SADDLES, DAN
11 CARRIAGES
12 DESAIN DARI RAMS

13 MODEL TEKNIS DALAM DESAIN STRUKTUR ALAT MESIN


Part pada machine tool seperti bed, base, colum, box housing, overarms,
carriage, meja dan lainnya dikenal sebagai struktur. Dibagi 3
FUNGSI bagiansesuai fungsi:
STRUKTUR bagian 1, bed dan base yang berfungsi sebagai sub part lainnya
disambungkan
MACHINE TOOL
bagian 2, box housing di assembly secara terpisah, misalnya box
housing untuk motor penggerak dan kepala spindel
bagian 3, part yang berfungsi sebagai support dan penggerak meja kerja
dan alat pemotong: carriage, kaki penyangga, tail stock dan lainnya
Struktur design pada machine tool harus memenuhi beberapa
persyaratan berikut :
SYARAT 1. Semua permukaan yang digabungkan harus dari struktur harus
STRUKTUR dikerjakan dengan tingkat akurasi yang tinggi untuk memberikan
akurasi geometris yang diinginkan.
MACHINE TOOL
2. Akurasi geometris awal dari struktur harus dipertahankan selama
masa pakai dari machine tool.
3. Bentuk dan ukuran struktur tidak hanya memberikan operasi
yang aman dan maintenance dari machine tool, tetapi juga
memastikan agar beban kerja serta deformasi tidak boleh
melebihi batas yang diizinkan.

Persyaratan dasar agar struktur design machine tool diatas dapat


tercapai dengan memenuhi hal berikut, yaitu :
4. Pemilihan material yang sesuai dengan proses permesinan
5. Memiliki kekakuan statis dan dinamis yang tinggi
Dengan mempertimbangan bed pada machine tool yang memiliki 2
sisi, maka jika terdapat beban terpusat (P), maka akan
KRITERIA menghasilkan tegangan normal sebagai berikut (gambar 2
DESAIN merupakan diagram skematik dari support beam sederhana)
STRUKTUR MT
Beban tekan yang di izinkan dilambangkan dengan σ maka
persamannya
KRITERIA
DESAIN
STRUKTUR MT
Dimana, ẟ merupakan volume minimal metal untuk menghasilkan
kekuatan material yang baik. Sedangkan, besar defleksi maksimal akan
menghasilkan persamaan berikut

Dimana, E merupakan modulus elastisitas material


untuk menghasilkan kondisi design yang optimum, memiliki
persamaan berikut

Persamaan diatas menandakan bahwa setiap stuktur machine tool


memiliki rasio optimum l2/h yang berdasar pada :
1. Constrain yang beroperasi, dilambangkan dengan ẟ
2. Struktur dari material, dlambangkan dengan E dan σ
KRITERIA
DESAIN
STRUKTUR MT

Potensi kegagalan dapat diperhitungkan melalui tegangan normal


dibagi dengan besarnya beban tarik, dimana volume dari cast iron
harus 13,07 lebih besar dari mild stell dan untuk tinggi struktur dari
mild stell harus 2,80 kali lebih besar dari cast iron agar dapat
menahan besar beban yang sama secara bersamaan. Karena itu,
ketebalan dari mild stell lebih kecil 36,5 dari cast iron. Proses design
ini bergantung kepada pertimbangan kekakuan dari material.
Beberapa struktur dari machine tool adalah tetap, namun juga
terdapat struktur yang bergerak selama proses permesinan, oleh
karena itu bagian ini memiliki tingkat keausan yang tinggi. Maka,
kriteria dalam design struktur machine tool adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kekakuan statis dan dinamis yang tinggi
2. Memiliki ketahan aus yang tinggi pada permukaan yang bergerak
MATERIAL DARI
STRUKTUR MT

Dimana besar P/Δl merupakan nilai jumlah kekakuan dari material


semakin besar nilai kekakuan dari material, maka massa material pada
struktur yang dibutuhkan akan semakin kecil, berikut merupakan tabel
yang menunjukkan unit kekakuan pada material
Pembebanan yang terdapat pada material dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Batang disubjekan dengan Tegangan. merupakan tegangan ultimate


MATERIAL DARI dibagi dengan besarnya berat spesific dari material σ ut/γ , berfungsi
STRUKTUR MT untuk mengukur berat yang dibutuhkan material akan beban yang
diberikan, dengan besaran yang dikenal dengan istilah unit strength
under tension. Yang memiliki persamaan :

2. Batang disubjekan dengan Torsi. Merupakan besarnya tegangan geser


pada material τ , berfungsi sebagai parameter ketahanan material
terhadap beban torsi, dengan besaran yang dikenal dengan istilah unit
strength under torsion. Yang memiliki persamaan :
Pembebanan yang terdapat pada material dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

3. Batang disubjekkan dengan bending. Merupakan besarnya tegangan


MATERIAL DARI normal pada material σb , berfungsi sebagai parameter ketahanan
STRUKTUR MT material terhadap beban bending, dengan besaran yang dikenal
dengan istilah unit strength under bending. Yang memiliki persamaan
Material yang seringkali digunakan pada struktur machine tool adalah
baja dan besi tuang, namun diperlukan faktor parameter lain didalam
pemilihan kedua material tersebut untuk merancang sebuah struktur
MATERIAL DARI machine tool, yaitu :
STRUKTUR MT 1. Material properties, berupa :
a. baja memiliki kekuatan lebih tinggi dibawah beban statis
dan dinamis
b. baja memiliki kekauan yang lebih baik, dibawah beban tarik,
torsional dan bending
c. Besi tuang memiliki sifat struktur yang mudah menyatu
didalam sambungan pengelasan
d. Sifat bisa tuang memiliki tegangan gesek yang lebih rendah

2. Manufactruing Problem, berupa :


Ketebalan dinding. untuk dapat menentukan massa, kekuatan
yang besar dan kekakuan dari struktur dapat diperoleh dengan
menggunakan keseluruhan dimensi struktur serta ketebalan
dinding. Diperlukan ketebalan minimum dari dinding material,
sesuai dengan tabel di samping :
lalu ketebalan dinding juga bisa didapat dari persamaan berikut:
dimana, L adalah panjang, B adalah lebar dan H adalah
ketinggian
2. Manufacturing Problem
Struktur pengelasan yang terbuat dari baja punya dinding yang lebih tipis
dari struktur yang terbuat dari besi tuang sampai dengan 50 %.
MATERIAL DARI Perbedaan ketebalan dinding saat pengelasan. Material baja lebih mudah
didalam melakukan pengelasan dibandingkan dengan material besi tuang.
STRUKTUR MT
Dengan memiliki persamaan :

Batas toleransi pada struktur besi tuang lebih besar dari struktur baja
pengelasan. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan permukaan yang kasar
dari besi tuang serta perlakuan permukaan lainnya.
Struktur pengelasan lebih mudah dalam perbaikan. Didalam struktur
dengan besi cor memiliki perbaikan serta ketika terjadi suatu improvment
pada struktur sangat rumit untuk dilakukan. Karena itu, material pegelasan
baja sangat cocok didalam pembuatan purwarupa.

3. Biaya
Pemilihan akhir didalam pertimbangan material baja ataupun besi cor
adalah pada tahap keuangan, dimana klien menginginkan biaya yang lebih
murah pada struktur machine tool yang akan dirancang. Berikut merupakan
pertimbagan ekonomi yang perlu disiapkan, yaitu :
a. Biaya dari material. Meskipun baja memerlukan total material yang lebih
besar dibandingkan besi cor, namun untuk baja diperlukan proses
pengelesan yang lebih rumit serta diperlukan beberapa proses
permesinan serta biaya kerja yang lebih tinggi.
b. Biaya dari pattern dan perlengkapan pengelasan
c. Biaya dari proses permesinan.
Berdasarkan pertimabangan yang telah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
MATERIAL DARI
STRUKTUR MT 1. Material baja direkomendasiakan karena simple, memiliki
ketahanan beban kerja struktur yang berat namun diproduksi
pada skala kecil.
2. Material besi tuang direkomendasikan untuk struktur yang rumit
dan ditujukan pada beban pengerjaan normal, dimana struktur
dengan menggunakan besi tuang diproduksi secara massive.
3. Material kombinasi antara baja dan besi tuang belakangan ini
seringkali dipakai, umumnya digunakan karena struktur material
baja cocok secara segi ekonomi, namun lebih rumit didalam
proses produksinya.
KEKAKUAN
STATIS DAN
DINAMIS

Alat mesin adalah elemen dari sistem loop


tertutup di yang berinteraksi dengan
proses pemotongan. Alat mesin dan
proses pemotongan dapat diwakili oleh
fungsi transfer dan sistem loop tertutup
KEKAKUAN STATIS

KEKAKUAN Alat mesin terdiri dari sejumlah besar elemen sebanyak pengaruh
STATIS DAN parameter permesinan dan kualitas permukaan mesin. Ini dapat dinilai
dengan cara sebagai berikut:
DINAMIS
1. Kekakuan Statis sehubungan dengan Akurasi Benda Kerja
2. Kekakuan Statis sehubungan dengan Stabilitas Dinamis
KEKAKUAN DINAMIS

KEKAKUAN Jika gaya dinamis diterapkan pada suatu elemen, ia mengalami


STATIS DAN perpindahan yang tergantung pada waktu. Jika sistem linear, gaya
harmonik sederhana akan menghasilkan perpindahan harmonis
DINAMIS
elemen. Namun, untuk nilai konstan dari gaya dinamis yang
diterapkan, perpindahan akan bervariasi dengan perubahan frekuensi
kekuatan.

Faktor pengembangan dari kekakuan dinamis bergantung pada:


1. Faktor redaman massa jenis
2. Rasio efisiensi
Selama pengoperasian alat mesin, sebagian besar strukturnya
mengalami pemuatan majemuk dan deformasi yang dihasilkan,
PROFIL terdiri dari torsi, lentur, dan ketegangan atau kompresi. Di
STRUKTUR ALAT bawah tarikan sederhana atau pemuatan kompresif, kekuatan
dan kekakuan elemen hanya tergantung pada area penampang.
MESIN
Volume logam tertentu dapat didistribusikan dengan cara yang
berbeda untuk memberikan nilai yang berbeda dari saat inersia
dan modulus seksional. Bentuk yang memberikan momen
maksimum inersia dan modulus seksional akan dianggap terbaik
karena akan memastikan nilai minimum stres dan deformasi.
Kekakuan empat bagian berbeda dari area penampang yang
sama dibandingkan dalam table berikut :
PROFIL
STRUKTUR ALAT
MESIN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekakuan Struktur Alat Mesin
dan Metode Meningkatkannya:
PROFIL
STRUKTUR ALAT 1. Efek dan desain pelat penutup pada kekakuan statis dan
dinamis bagian kotak
MESIN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekakuan Struktur Alat Mesin
dan Metode Meningkatkannya:
PROFIL
STRUKTUR ALAT 2. Efek pengaturan stiffener pada kekakuan lentur dan torsional
struktur tipe kotak
MESIN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekakuan Struktur Alat Mesin
dan Metode Meningkatkannya:
PROFIL
STRUKTUR ALAT 3. Efek pengaturan stiffener pada kekakuan torsional struktur
terbuka
MESIN
Untuk kekuatan desain dasar struktur alat mesin memerlukan
perhitungan :
PROSEDUR
DESAIN DASAR 1. Gaya pemotongan
Gaya pemotongan tergantung pada bahan benda kerja,
STRUKTUR
parameter permesinan, keausan alat pemotong, dll.

2. Gaya Gesek
Gaya gesekan adalah hasil dari gesekan dalam memindahkan
sendi. Dalam sebagian besar kasus, gaya gesekan dianggap
proporsional dengan kekuatan normal yang bertindak pada
permukaan kontak.

3. Gaya Reaksi
Kekuatan-kekuatan ini ditentukan dengan bantuan persamaan
keseimbangan. Jika permukaan pendukung tidak terlalu besar,
gaya reaktif mungkin merupakan kekuatan terkonsentrasi yang
bertindak di pusat permukaan pendukung.
DESAIN KEKUATAN

PROSEDUR Rumus:
DESAIN DASAR
STRUKTUR

τ = Tegangan Geser
Mtmax = Momen putar maksimal
ρ = Jarak titik pusat ke titik stress
Ip = Momen Inersia Polar

DESAIN KEKAKUAN

Kriteria desain kekakuan :

ẟymax, ẟzmax = Nilai maksimum defleksi dari suatu struktur


[ẟy], [ẟz] = Nilai yang dibolehkan pada defleksi dari suatu struktur
DESAIN DARI
BEDS

Machine tool bed umumnya merupakan struktur rumit


dengan penampang kotak yang sebagian atau seluruhnya
tertutup kekakuan/kekerasan, ribs, partisi, dll. Beds biasanya
digunakan pada peralatan mesin dengan pengaturan dinding
seperti terlihat di Tabel dan dianalisis sebagai batang yang
mengalami tekukan dan torsi.
PENGAPLIKASIAN

1. Beds on legs or shears


DESAIN DARI (a) tanpa pengerasan dinding diagonal; Digunakan dalam mesin
BEDS bubut, turret, dll.
(b) tanpa pengerasan dinding diagonal; memiliki 30-40% kekakuan
lebih tinggi dari pengaturan (a); Digunakan dalam multiple-tool
dan mesin bubut produksi tinggi.
(c) dengan dinding yang kaku dan penyediaan chip pembuangan
melalui lubang di dinding belakang; Digunakan dalam mesin
bubut berukuran besar dan turrets.
(d) dengan dinding yang kaku; biasa digunakan pada mesin bubut
berukuran besar dan turrets

2. Covered top closed profile bed; digunakan pada plano milling


machine, slotting machine dan mesin bor.

3. Open top closed profile bed; digunakan saat bed juga dibutuhkan
untuk berfungsi sebagai reservoir minyak; biasa digunakan di
mesin gerinda
Gaya yang dipertimbangkan dalam analisis adalah
1. Komponen gaya potong Px, Py dan Pz mewakili gaya aksial,
DESAIN DARI radial dan gaya potong, masing-masing bekerja pada benda
DUDUKAN kerja di lokasi tertentu dari pahat.
2. Reaksi dalam arah vertikal R’AZ dan R’BZ di masing-masing
LATHE
pusat persediaan A dan pusat persediaan belakang B.
3. Reaksi dalam arah horizontal R’AY dan R’BY masing-masing
bekerja pada pusat headstock A dan pusat tailstock B
4. Berat benda kerja G.
5. Gaya reaktif G/2 masing-masing bekerja pada A dan B.
6. Tekanan gaya K yang bekerja pada benda kerja di tailstock B.
7. Gaya pengencangan Px + K yang bekerja pada benda kerja di
headstock A
Skema yang menunjukkan gaya yang bekerja pada alas bubut

DESAIN DARI
DUDUKAN
LATHE
Bagian kolom yang umum digunakan dan aplikasinya

DESAIN DARI
COLUMNS

BAGIAN PENGAPLIKASIAN

1. bagian melingkar dengan stiffeners vertikal; digunakan ketika


beban kecil dan perlu untuk menyediakan rotasi kolom,
misalnya, di radial drilling machine.

2. Bagian tipe kotak persegi panjang; digunakan ketika gaya hanya


bekerja di bidang simetri; aplikasi utama dalam pengeboran
vertikal dan peralatan mesin unit-built. Optimal a / b = 2–3
Bagian kolom yang umum digunakan dan aplikasinya

DESAIN DARI
COLUMNS

BAGIAN PENGAPLIKASIAN

3. Bagian tipe kotak persegi dengan rusuk vertikal dan pengaku


horizontal berjarak; digunakan untuk kolom yang mengalami
pembebanan tiga dimensi; aplikasi utama dalam mesin bor dan
milling macines. Optimal a / b = 1

4. bagian tipe kotak persegi panjang dengan rusuk vertikal dan


pengaku horizontal berjarak; digunakan dalam peralatan mesin
tipe gantry. Rasio a / b yang direkomendasikan adalah: untuk
mesin bubut vertikal a / b = 3–4, untuk mesin planing a / b = 2
– 3, untuk mesin plano-milling a / b = 2 – 3.
Defleksi karena pergeseran kolom dapat dihitung dari :

DESAIN DARI
COLUMNS

Q = Gaya Geser
l = Jarak dari dasar bagian di mana deformasi geser ditentukan
A = Luas Penampang
G = Modulus Geser pada material kolom
λ = Koefisien distribusi perpindahan geser
Housings adalah struktur di mana tiga dimensi pembatas kurang lebih
sama. Contoh housings pada peralatan mesin adalah speed-box
housing, feed-box housing, etc.
DESAIN DARI
HOUSINGS Housings may be split or solid. Solid housings banyak digunakan
dalam peralatan mesin berukuran kecil dan sedang. Split housings
lebih mudah dipasang tetapi tidak terlalu kaku. Split housings yang
harus sering dibuka untuk mengatur beberapa mekanisme (misalnya,
the speed box of engine lathes with a cone pulley drive) dilengkapi
dengan penutup berengsel. Kekakuan dari housing seperti itu rata-
rata 50% lebih rendah dari pada solid housing.
RUMUS

DESAIN DARI
HOUSINGS

k0 = koefisien yang menjelaskan jenis koneksi dinding yang dimuat


dengan dinding yang berdampingan
k1 = koefisien yang menjelaskan pengaruh bossing dari lubang
yang dimuat
k2 = koefisien yang menjelaskan pengaruh lubang yang dibongkar
dan bosings
k3 = koefisien yang menjelaskan pengaruh lubang yang dibongkar
dan bosings
h = ketebalan dinding yang dimuat tanpa bos
2a = dimensi yang lebih besar dari dinding bermuatan persegi
panjang
μ = Rasio Poisson dari material rangka
E = modulus elastisitas material rangka
P = memaksa bertindak normal ke dinding yang dimuat
y = Perpindahan
Basis alat permesinan dianalisa sebagai lempengan di atas pondasi
elastis
Dimensi nya ditentukan dari pertimbangan bahwa maksimum
DESAIN DARI defleksi dikarenakan beban yang bekerja pada pelat tak boleh
BASES & TABLES melebihi batas yang ditentukan

RUMUS: Sudut Total Suatu Bagian


θ = θq1 + θq2 + θM

Θq1 = Sudut kemiringan karena kekuatan terdistribusi q1


Θq2 = Sudut kemiringan karena kekuatan terdistribusi q2
θM = Sudut kemiringan karena momen lentur M

b = lebar dari basis


k = koefisien kekakuan dari pondasi elastis
m = representasi koefisien kekakuan dari pelat
kq1,kq2,kq3 = koefisien yg bergantung pada parameter geometri
Untuk kepentingan desain, table persegi panjang diperlakukan
sebagai pelat persegi panjang dengan ketebalan konstan
DESAIN DARI RUMUS: Pengurangan kekakuan table persegi panjang
BASES & TABLES

IX = Momen inersia dari bagian longitudinal table mengenai sumbu


horizontal melewati bagian tengah gravitasi
A = Total area dari ribs
B = lebar dari table
L = panjang dari table
E = modulus elastisitas dari bahan table
μ = Rasio Poisson dari bahan table
Untuk kepentingan desain, table lingkaran diperlakukan sebagai
pelat lingkaran padat dari ketebalan konstan dipasang pada
sebuah pondasi elastis
DESAIN DARI
BASES & TABLES RUMUS: Pengurangan kekakuan table lingkaran

D = Diameter dari table


t1,t2 = ketebalan dari bagian atas dan bawah dari table
h = ketinggian dari table lingkaran
A = area dari persilangan salah satu radial rib
n = jumlah dari ribs
G = Modulus geser dari bahan table
E = modulus elastisitas dari bahan table
μ = Rasio Poisson dari bahan table
Rel silang (cross rails) dan lengan (arms) memiliki 2 set pedoman
untuk mendukung alat pemotong dan menanamkan gerakan
padanya dalam 2 arah yang saling tegak lurus
DESAIN DARI
Cross Rails Mesin rel silang dengan alat pos travelling didukung oleh kolom
CrASC dengan panjang yang relative kecil dan dapat diperlakukan
Arms
sebagai balok yang mengalami pembebanan 3D
Saddles Rekomendasi rasio panjang-lebar dari bagian rel silang:
Carriages Untuk mesin penggiling vertical, h/b = 1,5 – 2,2
Untuk mesin planning, h/b = 1 – 1,5
Untuk mesin plano-milling, h/b = 1,0
Lengan (arms_ atau lintasan peralatan mesin kolom tunggal memiliki
penampang yang mendekati balok kekuatan yang seragam.
Mereka dapat dianalisis sebagai kantilever yang mengalami
DESAIN DARI
Cross Rails pembebanan gabungan. Lengan memiliki bagian persegi panjang
CrASC berongga atau bagian elips berlubang (Gbr. 3.28) dengan
Arms
perbandingan t / b = 2-3
Saddles
Carriages

Struktur seperti sadel (saddles) dan gerbong (carriages) dimaksudkan


untuk memberikan gerakan ke benda kerja atau alat pemotong
dalam 2 arah. Konfigurasi sadel dan gerbong sangat bergantung
pada kondisi kerja jalur pemandu.
Rams digunakan untuk mendukung alat pemotong dan memberikan
gerakan kepadanya dalam alat permesinan dengan gerakan
pemotongan primer bolak-balik
DESAIN DARI Diagram desain rams ditunjukkan pada Gambar 3.29. Parameter
RAMS desain ram adalah defleksi ẟxy dan ẟxz ram dalam 2 arah, sudut
kemiringan θ pada bidang xy dan xz, dan sudut puntir Φ pada
ujung pahat dan tekanan normal pada permukaan jalur
pemandu.
Defleksi ẟxy dan ẟxz rams dirumuskan:

DESAIN DARI
RAMS

Dengan Φ diruumuskan:

ẟ0y , ẟ0z = defleksi dari rams pada akhir dari poin A dalam bidang
xy- dan xz-
Px, Py, Pz = komponen dari kekuatan pemotongan
Φ0 = sudut puntir rams pada point A
ay, az = jarak antara tool tip dari garis tengah rams dalam bidang
xy- dan xz-
Iyy, Izz = momen inersia dari bagian rams sumbu y-y dan z-z
It = momen torsional dari inersia bagian ram
E, G = modulus elastisitas dan modulus geser dari bahan rams
Nilai dari ẟ0y , ẟ0z , θ0y, θ0z, Φ0 dapat ditentukan sebagai berikut:

DESAIN DARI
RAMS

H = panjang dari panduan


B = Σbi cos2 αi
K = koefisien dari contact compliance
HUBUNGAN UNTUK KEKAKUAN PEMBENGKOKKAN DARI
STRUKTUR (BENDING STIFFNESS OF STRUCTURE)
MODEL TEKNIS
DESAIN Rumus dasar untuk memperoleh defleksi struktur:
STRUKTUR

Iyy = momen inersia dari penampang balok tentang sumbu netral


E = modulus elastisitas dari bahan balok (beam material)
Mx = momen bengkok pada bagian sembarang balok

Rumus faktor kekakuan:

λ = skala dari dimensi linear


Φ = skala dari kekuatan
HUBUNGAN UNTUK FREKUENSI ALAMI GETARAN TORSIONAL
(NATURAL FREQUENCY OF TORSIONAL VIBRATIONS)
MODEL TEKNIS
DESAIN Rumus hubungan dasar getaran torsional dari batang:
STRUKTUR

ρ = kerapatan bahan batang


G = modulus geser dari bahan batang

Rumus faktor frekuensi:

Hasil dari investigasi model dapat diaplikasikan pada struktur asli


asalkan ada kesamaan dalam
1. Proporsi geometris
2. Pola pemuatan
3. Magnitudo relatif dari sifat material
thanks
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai