Anda di halaman 1dari 15

METODE HADIST KONTEMPORER

KLP II

NUR HASINAH ABDULLAH ULUMANDO (2011211008)


IZAMAGHFIRAH (2011211009)
MUHAMMAD AKBAR (2011211010)
ABDULLAH RAHMAT HIDAYAT (2011211012)
ULFA KASIM (2011211011)
NURUL ILMI (2011211013)
WILTO (2011211014)
METODE HADIST KONTEMPORER
 Menurut Bahasa  al-jadid (sesuatu yang baru) kata lawan dari al-qadim
(sesuatu yang lama).

 Kata Hadits  Al-khabar (sesuatu yang dipercakapkan dan di pindahkan


dari seseorang kepada orang lain.

 Hadits didefenisikan sebagai ucapan, perkataan , perbuatan dan ketetapan


Rasulullah SAW. Hadits, dilihat dari sudut kuantitas, atau jumlah rawi
diklasifakasikan dengan hadits mutawatir dan hadits Ahad
Kajian Sirah Nabi 1
• Nabi Muhammad adalah simbol dari sifat kemanusiaan yang sempurna.
Mengkaji tentang nabi, tidak akan lepas dari sejarah. Hal ini sulit dihindari,
karna terjadi kesenjangan zaman yang begitu Panjang antara nabi dengan kita.
Disinilah peran sejarah sangat urgen, yang akan memberikan data atau bukti
historis yang bisa diinterpretasikan lebih jauh tantang perjalanan hidup nabi.

• Sebagai sosok yang popular, pribadi nabi memiliki low tradition, high
tradition. Yang masuk kategori high tradition adalah ia sebagai uswah
hasanah. Earle H. Waugh, termasut orang yang ragu dengan pendekatan
sejarah dalam menggungkap tentang perjalanan hidup nabi.
• Bahkan, dengan pendekatan sejarah ini, kita hanya mendapat sedikit cerita tentang
kelahiranya, sebelum ia menjadi manusia berpengaruh. Karena keraguanya terhadaap
pendekatan sejarah untuk mengungkap nabi ia mengangunakan teori model, dalam
menginterpretasikan nabi Muhammad yang keharismatik (uswah hasanah) konsep
model ini pertama kali di gunakan oleh seorang ahli matematika Eugeno Betromi dan
Felix cline untuk membantu menjelaskan noneucelidean kemudian diapdopsi oleh ahli
logika matematika seperti Gottolo Frege dan betrad Russel. Dari sini model
dimanfaatakan dalam Bahasa pertama kali oleh F. Hockett pada tahun 1954.

• Istilah model menurut Bahasa bisa di artikan contoh, teladan. Dengan demikian
apabila merujuk pada sub kajian ini berarti akan mengkaji keteladanan keteldanan
nabi dalam perjalanan hidupnya, sebagai mana di ungkapkan oleh Ibnu Ishak dalam
karyanya Al-Sirah Al-Nabawiyyah. Sirah, menurut Wansbrough mempunyai peranan
yang besar dalam islam karena merupakan kesaksian yang berceita tentang salvation
history versi islam.
• Dengan teori model, menurut Ramsey, akan dapat di pahami misteri yang ada
di hadapan seseorang. Ramsey menambahkan bahwa teori model tidak hanya
menyajikan gagasan gagasan tentang realitas, tetapi juga muatan kognitifinya.
• Teori model tidak hanya merupakan persepsi imjiner yang membawa data
yang tak terduga, tetapi juga pandangan pandangan tentang hakekat sesuatu,
yang sekalipun tampak kotradiktif dengan apa yang biasanya diyakini benar
menyatakan sesuatu yang bermakna tentang realitas dari mana mereka
muncul.
• Menurut Ewert Cousins, teori model berfungsi pada dua tingkatan: pertama,
bwekaiatan dengan pengalaman keagamaan dalam mencari apa yang disebut
model model keagamaan (experiental models).
• Model pengalaman adalah struktur struktur atau bentuk bentuk pengalaman
keagamaan (general pattern) esoterism.

• Istilah pengalaman mengimplikasikan unsur subyektif, theistic, sedangkan


istilah model mengimplikasikan varietas dalam penglaman keagamaan.
2
Kajian
Kompresi
 Dalam melakukan penelitian hadits, Rahman menemukan dua model
tipologi yang kontradiktif: pemikiran tradisionalis dan pemikiran
modernis. Dua model tipologi di atas bagi Rahman merupakan problem
epistimologis, karna dalam praktiknya setiap kali ia melakukan studi
dengan obyek apapun ia selalu di bayangi oleh dua wajah tipologi
keagamaan dengan kerakteristik yang berbeda.

 Karakteristik dari pemikiran kelompok pertama adalah tekstualis,


literalis, formalis dan normatif doktriner sementara karakteristik
kelompok kedua adalah pluralis, humanis, liberalis dan kadang sekularis.
• Perbedaan di atas menyadarkan Rahman pada upayanya untuk membangun
konsep konsep sunnah dan hadits yang lebih general dan tidak parsial.
Rahman menemukan bahwa antara dua tipologi di atas terjadi perbedaan
yang tajam dan tidak ada titk temu. Maka Rahman berusaha untuk
mengembalikan posisi hadits pada posisi nya semulanya, yaitu menjadi
sunnah dan tradisi yang hidup.

• Muhammad al Ghazali dalam al sunnahbayynah Ahl al hadist wa Ahl al fikih


membagi dua kelompok yang berbeda dalam memahami sunnah. Ada
kelompok Ahl al hadist yang tradisionalis, ortodoks dan tekstual, dan ada
kelompok ahli al fikih yang cendrung memahami sunnah melalui pendekatan
ilmu hukum fikih.
• Menurut Al Ghazali pemhaman dua kelompok yang berbeda ini sering
memunculkan gap yang tidak dapat di damaikan. Maka harus di jalan tengah
untuk meminimalisir persetruan di antara keduanya dengan cara
menggabungkan dua pemahaman tersebut untuk di ambil pemahaman yang
lebih baik.

• Sebagai contoh, dalam memahami hukum salat tahiyyat al masjid disaat


khatib jumat sudah naik mimbar, kalangan ahli al hadist lebih memilih shalat
dari pada duduk mendengarkan khutbah, karena ditemukan hadist yang
menyatakan bahwa Rasulullah SAW menyuruh seorang sahabat untuk
menunaikan sholat sunah pada saat nabi sedang berkhutbah.
• Pemahaman semacam ini adalah bentuk dari pemahaman yang tekstual,
sementara kalangan ahli fikih menyatakan bahwa mendengarkan khutbah lebih
baik dari pada shalat. Karena dalam hukum fikih disebutkan bahwa jika
ditemukan dua permasalahan yang bertemu pada saat bersamaan, maka yang
wajib diutamakan dari pada yang sunnah.

• Mendengarkan khutbah hukumnya adalah wajib, sementara shalat tahiyyat al


masjid adalah sunah. Maka dahulukan yang wajib yaitu mendengarkan
khutbah, dan sisikan shalat tahiyyat al masjid karena hukumnya sunah. Jangan
meninggalkan yang wajib demi terlaksananya sesuatu yang suanah. Maka Al
Gazali lebih berpihak kepada ahli al fikih.
Hukum Hijab
• Menurut kalangan ahli al hadist, hijab dimaknai dengan niqab (cadar),
sementara kalangan ahli al fikih memaknai hijab dengan jilbab (kerudung
biasa).

• Alasan yang dikemukakan oleh ahli al hadist adalah bahwa ketika sedang
shalat, seoarang wanita boleh memperlihatkan wajah dan dua telapak
tangannya karena sedang beribadah, menghadap tuhan, sementara ketika
diluar sholat, dia berkomunikasi dengan manusia. Wajah adalah awal dari
sumber fitnah, maka wajah harus ditutup diluar sholat.
• Sementara itu kalangan ahli al fikih mengatakan bahwa tidak ada
beda antara Batasan aurat wanita dalam ibadah dan di luar ibadah.
Apa yang sudah di tetapkan oleh allah terkait degan aurat wanita
pada saat shalat juga berlaku untuk diluar shalat.

• Al Gazali mengatakan bahwa dua kelompok tersebut sama sama


memiliki alasan yang kuat. Untuk itu, bentuk hijab adalah pilihan
masing masing wanita, boleh pakai cadar boleh tidak. Yang pentik
menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan dua telapak tangan.
• Tentang seorang wanita karir, Al Gazali mengataan boleh seorang
wanita bekerja diluar dengan catatan tidak melupakan kewajiban
sebagai ibu rumah tangga apalagi jika tugas diluar rumah terkait
dengan kegiatan sosial seperti mengajar, mengobati orang sakit
dsb.

• Meskipun demikian, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,


menjaga aurat dan pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan
kodratnya sebagai wanita. Jangan sampai ia melakukan sesuatu
yang tidak sesuai dengan kodratnya, seperti polwan yang bertugas
mengatur jalan raya, memikul beban berat(kuli), tantara yang
terjun dilapangan tukang becak atau supir angkot dsb.
RANGKUMA
Nbebrapa kesimpulan sbb.
• Dari berbagai paparan diatas, maka pada bagian ini dapat dikerucutkan dalam

• Dalam melakukan penelitian hadist ditemukan dua model tipologi yang


kontradiktif: pemikiran tradisionalis dan pemikiran modernis.

• Dua model tipologi diatas merupakan problem epistemogis, karena dalam


praktiknya setiap kali ia melakukan studi dengan obyek apapun ia selalu
dibayangi oleh dua wajah tipologi keagamaan dengan karakteristik yang
berbeda. Karakteristik dari pemikiran kelompok pertama adalah tekstualis,
literalis, formalis, dan normatif doktrimer. Sementara karakteristik pemikiran
kelompok kedua adalah pluralis, humanis, liberalis, dan kadang sekuralis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai