0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
137 tayangan12 halaman
GERD atau penyakit refluks gastroesofageal adalah kondisi dimana isi lambung naik kembali ke esofagus secara patologis, menyebabkan iritasi pada mukosa esofagus. Manifestasi klinisnya berupa rasa nyeri dada, regurgitasi, dan disfagia. Penatalaksanaannya meliputi modifikasi gaya hidup, pengobatan farmasi, hingga bedah pada kasus berat.
GERD atau penyakit refluks gastroesofageal adalah kondisi dimana isi lambung naik kembali ke esofagus secara patologis, menyebabkan iritasi pada mukosa esofagus. Manifestasi klinisnya berupa rasa nyeri dada, regurgitasi, dan disfagia. Penatalaksanaannya meliputi modifikasi gaya hidup, pengobatan farmasi, hingga bedah pada kasus berat.
GERD atau penyakit refluks gastroesofageal adalah kondisi dimana isi lambung naik kembali ke esofagus secara patologis, menyebabkan iritasi pada mukosa esofagus. Manifestasi klinisnya berupa rasa nyeri dada, regurgitasi, dan disfagia. Penatalaksanaannya meliputi modifikasi gaya hidup, pengobatan farmasi, hingga bedah pada kasus berat.
Definisi Penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesofageal refluks disease / GERD ) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas. Etiologi 1. Rintangan Anti-refluks (Anti Refluks Barrier) 2. Mekanisme Pembersihan Esofagus 3. Daya perusak Bahan Refluks 4. Isi Lambung dan pengongsongannya Patofisiologi • Penyakit GERD bersifat multifactorial.GERD dapat merupakan gangguan fungsional (90%) dan gangguan struktural (10%).Gangguan fungsional lebih pada disfungsi SEB dan gangguan struktural pada kerusakan mukosa esophagus.Esofagitis dapat terjadi sebagai akibat dari GERD apabila terjadi kontak yang cukup lama dengan bahan yang refluksat dengan mukosa esofagus. Selain itu juga akibat dari resistensi yang menurun pada jaringan mukosa esofagus walaupun kontak dengan refluksat tidak terlalu lama.Selain itu penurunan tekanan otot sfingter esofagus bawah oleh karena coklat, obat- obatan, kehamilan dan alkohol juga ditengarai sebagai penyebab terjadinya refluks. Faktor Resiko • Usia > 40 thn, • Obesitas, • Kehamilan, • Merokok, • Kopi, alkohol, coklat, makan berlemak, • Beberapa obat di antaranya nitrat, teophylin dan verapamil, pakaian yang ketat, • Pekerja yang sering mengangkat beban berat. Manifestasi Klinik Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat menjalar ke leher. Hal ini terjadi terutama setelah makan dengan volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang.Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi, dan alkohol.Keluhan sering muncul pada malam hari. Manifestasi Klinik Keluhan lain akibat refluks adalah tiba tiba ada rasa cairan asam di mulut, cegukan, mual dan muntah. Refluks ini dapat terjadi pada pria dan wanita. Sering dianggap gejala penyakit jantung. KOMPLIKASI • Esofagitis • Ulkus esofagus • Perdarahan esofagus • Striktur esofagus • Barret’s esophagus • Adenokarsinoma • Batuk dan asma • Inflamasi faring dan laring • Cairan pada sinus dan telinga tengah • Aspirasi paru PENATALAKSANAAN • NON FARMAKOLOGI Edukasi pasien dan keluarga mengenai GERD dan terutama dengan pemilihan makanan untuk mengurangi makanan yang berlemak dan dapat mengiritasi lambung (asam, pedas). Kesimpulan • Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau yang dikenal dengan Penyakit Refluks Gastroesofageal (PRGE) merupakan suatu keadaan dimana terjadi gerakan retrogard atau naiknya isi lambung sampai pada esofagus secara patologis. Keadaan berakibat kandungan lambung yang asam dapat mengiritasi mukosa esofagus. Manifestasi klinis dari PRGE adalah rasa nyeri dada retrosternal atau rasa panas (heartburn) di dada, regurgutasi, disfagia, mual bahkan sampai suara serak karena mengiritasi laring, menyebabkan laringitis. Penatalaksanaan pada kasus PRGE ini terdapat beberapa jenis yang dilakukan bertahap yaitu modifikasi gaya hidup, medikamentosa dan terapi bedah. Pada sebagian besar kasus PRGE pasien sembuh dengan terapi medikamentosa. TERIMA KASIH