Anda di halaman 1dari 13

CONSUMER PERCEPTIONS

Group 3
RANTI MAWARDI 1920522046
NURUL A. USMAN 1920522054
BISMA ULTARI 1920522040
Contents of This Template
1. Element of Perception
2. Perceptual Selection
3. Perceptual Organization
4. Perceptual Interpretation: Stereotype
5. Consumer Imagery
6. Perceived Quality
7. Perceived Risk
8. Case Study
PERSEPSI
Proses ketika individu dapat memilih, mengatur, dan menafsirkan rangsangan menjadi
gambaran yang bermakna dan koheren.

Dua individu mungkin mendapat rangsangan yang sama tapi bagaimana masing-masing
mengenali, memilih, mengatur hingga menafsirkan rangsangan tersebut merupakan
proses yang sangat individual sesuai kebutuhan, value, dan ekspektasi masing-masing.

Oleh karena itu, untuk seorang pemasar, Persepsi Konsumen jauh lebih tinggi
kepentingannya daripada pengetahuan tentang realitas objek. Karena seorang konsumen
membuat keputusan sesuai dengan apa yang mereka anggap relate dengan mereka.
ELEMENT OF PERCEPTION
Sensory Input Absolute Threshold The Differential Threshold Subliminimal Perception
Reseptor sensorik adalah Batas ambang Absolut Perbedaan ambang batas Rangsangan yang terlalu
yang menerima input merupakan titik terendah yaitu Perbedaan minimal lemah atau terlalu kuat
sensorik seperti mata, seseorang mengalami yang dapat dideteksi antara namun singkat untuk dilihat
telinga, hidung, mulut, dan sensasi dimana terdapat dua rangsangan yang sama atau didengar secara sadar
kulit dimana mereka perbedaan ada atau tidak mungkin cukup kuat untuk
berperan dalam pembelian, rangsangan tersebut. dianggap oleh seseorang
penggunaan, hingga evaluasi • Ambush atau lebih pada sel resptor.
Marketing
produk konsumen. Proses ini merupakan
dimana menempatkan
persepsi subliminimal
Kepekaan terhadap iklan pada tempat yang
karena rangsangan berada
rangsangan tergantung pada tidak dapat dihindari
di bawah ambang batas
kualitas resptor sensorik dan konsumen
sadar namun tidak jelas
jumlah frekuensi • Experiential Marketing dibawah ambang batas
rangsangan yang memungkinkan absolut dari reseptor yang
pelanggan terlibat dalam terlihat
merek, produk, dan
layanan dalam
menciptakan ikatan
emosional konsumen
PERCEPTUAL SELECTION
SELECTIVE
EXPECTATIO PERCEPTION
STIMULUS MOTIVES
N S

Perhatian selektif
Dalam konteks Semakin kuat adalah kesadaran
Rangsangan fisik pemasaran, kebutuhan, semakin konsumen yang
yang mempengaruhi seseorang besar meningkat akan
persepsi konsumen cenderung kecenderungannya rangsangan yang
terhadap produk dan mempersepsikan untuk mengabaikan memenuhi
menarik perhatian produk dan atribut rangsangan yang kebutuhan mereka
meliputi produk itu produk sesuai tidak terkait di atau minat dan
sendiri, atributnya, dengan harapannya lingkungan. kesadaran minimal
desain kemasan, sendiri
tentang rangsangan
nama merek, iklan, yang tidak relevan
dan iklan dan dengan kebutuhan
penempatan pesan mereka
promosi dalam
ruang iklan
PERCEPTUAL ORGANIZATION
Figure and
Ground Grouping Closure

1 2 3

Mengacu pada Naluri orang untuk mengatur


Mengacu pada hubungan
kecenderungan naluriah masukan sensorik menjadi
timbal balik antara
orang untuk gambaran atau perasaan yang
stimulus itu sendiri
mengelompokkan lengkap
(figure) dan lingkungan
rangsangan bersama Jika pesan yang mereka terima
atau konteks di mana ia
sehingga menjadi tidak lengkap, mereka secara
muncul (ground)
gambaran atau kesan yang sadar atau sadar mengisi
menyatu bagian yang hilang
PERCEPTUAL INTERPRETATION :
STEREOTYPE
Descriptive Terms Kesan Pertama
Physycal Appearance Hallo Effect
Konsumen yang Kesan pertama
Secara budaya, model Efek Halo mengacu
makan makanan cenderung bertahan
yang menarik pada evaluasi
dengan nama seperti lama, maka
cenderung lebih keseluruhan dari suatu
"filet seafood Italia memperkenalkan
persuasif dan objek yang didasarkan
yang lezat" produk yang baru
memiliki pengaruh pada evaluasi yang adil
kemungkinan besar sebelum
yang lebih positif pada satu atau beberapa
akan menilai disempurnakan bisa
sikap dan perilaku dimensi.
makanan tersebut berakibat fatal bagi
konsumen daripada Dalam pemasaran, efek
sebagai lebih enak dan kesuksesan
model yang tampak halo mengacu pada
lebih menarik
biasa-biasa saja citra bergengsi dari
daripada mereka yang
sebuah produk yang
makan makanan yang
dipasarkan dengan
sama dengan nama
merek yang sama
biasa seperti "filet
seafood"
PERCEPTUAL SELECTION
Brand Image Package Image Service Image Preceived Price

Inti dari konsep Selain nama produk, Karena layanan tidak Harga yang diterima
pemasaran adalah tampilan, dan fitur, berwujud, image adalah pandangan
menciptakan produk kemasan juga menjadi faktor kunci pelanggan tentang
yang memenuhi menyampaikan membedakan nilai yang dia terima
kebutuhan brand image layanan dari dari pembelian.
konsumen. Namun, pesaingnya. Dengan Konsumen
karena semakin demikian, tujuan memandang harga
banyak merek dalam pemasaran adalah yang rendah untuk
kategori produk, untuk makanan di gerai
maka konsumen memungkinkan atau cepat saji, dan
seringkali konsumen memandang mahal
mengandalkan pada menghubungkan harga untuk makan
citra merek dalam image tertentu di restoran gourmet
keputusan pembelian dengan brand image
mereka tertentu
PERCEIVED QUALITY
Konsumen sering menggunakan Isyarat intrinsik (ciri fisik produk itu sendiri,
seperti ukuran, warna, rasa, atau aroma) dalam menentukan karakteristik fisik
Produc untuk menilai kualitas produk.
t Mereka mendasarkan evaluasi terhadap kualitas produk pada petunjuk intrinsik,
Quality karena itu memungkinkan mereka untuk membenarkan keputusan produk mereka
(baik positif atau negatif) sebagai pilihan yang "rasional" atau "objektif”

Lebih sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi kualitas layanan daripada


kualitas produk dikarenakan service tidak berwujud, variabel mudah rusak,
secara bersamaan diproduksi dan dikonsumsi. Service
Untuk mengatasi fakta bahwa konsumen tidak dapat membandingkan Quality
layanan yang bersaing secara berdampingan seperti yang mereka lakukan
pada produk yang bersaing, konsumen mengandalkan isyarat pengganti
(mis., isyarat ekstrinsik) untuk mengevaluasi layanan kualitas
PERCEIVED QUALITY

Toko ritel memiliki citra mereka


Price sendiri yang mempengaruhi persepsi
Quality kualitas produk yang mereka bawa
Manufacture’
dan keputusan konsumen tentang s Image
tempat berbelanja

Nilai produk yang dirasakan telah


dijelaskan sebagai trade-off antara Pabrikan yang menikmati citra yang
produk yang dirasakan manfaat atau baik umumnya menemukan bahwa
kualitas dengan pengorbanan yang Store produk baru mereka lebih mudah
diperlukan untuk memperolehnya. Image diterima daripada pabrikan yang
memiliki citra yang kurang disukai
Hubungan harga / kualitas terbentuk
atau bahkan memiliki citra "netral"
ketika konsumen mengandalkan
harga sebagai indikator kualitas
produk
PRECEIVED
RISK
Resiko yang dirasakan adalah ketidakpastian Persepsi konsumen tentang risiko
yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak bervariasi, tergantung pada
dapat meramalkan konsekuensi dari keputusan orang, produk, situasi, dan
pembelian mereka. budayanya

Tingkat risiko yang dirasakan konsumen dan Beberapa konsumen cenderung


toleransi mereka sendiri terhadap pengambilan mempersepsikan tingkat risiko
risiko adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi dalam berbagai situasi
strategi pembelian mereka. konsumsi; yang lain cenderung
melihat sedikit risiko.
Risiko yang tidak dianggap tidak peduli
seberapa nyata atau betapa berbahayanya tidak
akan memengaruhi perilaku konsumen.
CASE : Co-Branding SAMSUNG dan BTS
Salah satu strategi dalam meningkatkan ekuitas branding di mata konsumen adalah melakukan Co-
Branding yang tidak hanya dilakukan antara dua brand namun juga dapat dilakukan antara brand
produk dengan personal brand (selebriti atau influencer). Kerjasama Co-Branding ini dapat
meningkatkan ekuitas merek, meningkatkan market share, mempertinggi penggunaan (more usage),
meningkatkan awareness, meningkatkan perceived quality, dan image serta meningkatnya loyalitas.

Samsung diketahui sangat jarang kolaborasi dengan artis dalam beberapa tahun terakhir dimana
Perusahaan ini lebih fokus pada kualitas dan inovasi produk mereka. Tetapi akhir tahun 2020 kemarin,
diketahui bahwa Samsung berkolaborasi dengan BTS (yang merupakan selebriti K-Pop) sebagai
strategi Co-Branding yang ditujukan untuk menggenjot penjualan ditengan pandemic dimana mereka
menarik lebih banyak generasi muda untuk menjadi konsumen loyal untuk jangka panjang.

Dengan adanya Co-Branding antara Samsung dan BTS ini memberikan dampak yang bagus untuk
kedua pihak dimana Samsung tidak hanya menjanjikan inovasi teknologi namun juga memperhatikan
keinginan dari penggemar BTS. Samsung juga menghadirkan rangkaian collectible items unik seperti
photocard dan stiker pada setiap pembelian produk. Co-Branding ini dianggap memberikan dampak
penjualan yang baik oleh Samsung dimana industri K-Pop saat ini menjadi budaya pop dunia bahkan
gaya hidup Gen Z.
THANKYOU
Q&A Section

Anda mungkin juga menyukai