Anda di halaman 1dari 15

DIAGNOSIS BANDING :

HIPERMETROPI
REZA RAMADHANSYAH
1910211099

DEFINISI KLASIFIKASI EPIDEMIOLOGI

FAKTOR TATA
ETIOLOGI
RISIKO LAKSANA
DEFINISI
“RABUN DEKAT /
FARSIGHTEDNESS”

Gangguan Refraksi
Mata
sinar sejajar jauh tidak
cukup dibiaskan sehingga
titik fokus terletak
dibelakang Makula Lutea
ETIOLOGI
HIPERMETROPI
Curvature Index

Axial Length
Aphakia Position
KLASIFIKASI
1. HYPEROPIA MANIFEST

HYPEROPIA FACULTATIVE HYPEROPIA ABSOLUTE


Hyperopia dapat diimbangi Hyperopia dapat diimbangi
dengan lensa positif ataupun dengan lensa positif, namun
akomodasi tidak diimbangi akomodasi

Mata Masih Normal, Mata sudah tidak


Pemberian mampu akomodasi,
Kacamata agar MEMERLUKAN
akomodasi istirahat KACAMATA
2. HYPEROPIA TOTAL

• Hyperopia yang ukuranya didapatkan sesudah


diberikan siklopegia

Pasien diberi
siklopegia dan
dicek dengan hasil
+5 Dioptri
3. HYPEROPIA LATEN

• Hyperopia tanpa siklopegia, diimbangi


seluruhnya dengan akomodasi

Hyperopia Total –
Hyperopia Manifes
CONTOH
EPIDEMIOLOGI
• Di seluruh dunia diperkirakan 800 juta hingga 2,3 milyar orang
mengalami kelainan refraksi.

• Secara umum, diperkirakan sekitar 5-15% dari seluruh anak


mengalami kelainan refraksi.

• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pi Lian-Hong dkk. di


Cina, ditemukan bahwa dari 3070 anak usia 6-15 tahun yang diteliti
ditemukan bahwa 384 diantaranya mengalami hipermetropia, 422
anak mengalami miopia, dan 343 anak mengalami astigmatisme.
FAKTOR RISIKO
• USIA

• GENETIKA

• NUTRISI
TATA LAKSANA

KOREKSI OPTIK

Penggunaan kacamata lensa Plus


Sferis / Sferosilinder untuk
memfokuskan cahaya tepat di
retina
TATA LAKSANA

BEDAH FRAKSI

• Photorefractive Keratectomy
• Laser In-situ Keratomileusis
• Conductive Keratoplasty
Sumber
• Ilmu Penyakit Mata FKUI Edisi 4
• Vaughan Asbury Ophtalmology
• NCBI Journal : Reffractive Error
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai