Anda di halaman 1dari 21

Trofodinami

k Kelompok 6 :
Dewi Intan Permatasari R. 230110180137
Adam Herman 230110180140
Ryan Faisal Rafi 230110180145
Muhammad Fitra Ramadha 230110180163
Haya Yumna Azzahra 230110180168
Maria M. N. Mametapo 230110187001
Jurnal 1

Trofodinamika dalam
ekologi laut: 70 tahun
setelah Lindeman
Simone Libralato , Fabio Pranovi , Konstantinos I. Stergiou , Jason S. Link
2014
Pendahuluan
Trofodinamika, dengan mengatur sirkulasi massa, energi dan nutrien, menentukan
bagaimana ekosistem laut berfungsi dan merespon tekanan internal maupun eksternal.
Trofodinamika berperan penting dalam jalur jaring makanan, trofodinamika memfasilitasi
adaptasi ketahanan dan keseimbangan ekosistem.
Istilah 'rantai makanan' pertama kali dicetuskan pada tahun 1718, dan penggambaran
grafis pertama jalur makanan dilakukan oleh Camerano (1880; c.f. Egerton 2007). Konsep
trofodinamik diterapkan untuk menghubungkan perubahan antara produktivitas primer
dengan produksi ikan komersil (Ryther 1969, Vollenweider 1971)
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih tentang pendekatan trofodinamika dalam ekosistem laut, mengetahui
kesenjangan antara teori dan kenyataan untuk mengembangkan jaring makanan di laut dan penggunaan trofodinamika
untuk manajemen.
Pendekatan Trofodinamika Ekosistem Laut

o Trofodinamika menstrukturkan perihal rantai


makanan.
o Metode utama untuk mengetahui rantai makanan
di ekosistem laut dengan menganalisis isi lambung
hewan vertebrata akuatik.
o Analisis isotop N dan C (Minagawa & Wada 1984)
juga banyak digunakangaris
Menggambarkan untuk
besaridentifikasi jalur di lepas
proses ekosistem
jaring pantai
makananBrasil(Vander Zanden & Rasmussen
Indikator Ekosistem
Mengukur hubungan trofik asimetris dalam jaring makanan
(Jordán et al. 2014) 01
02 Menggunakan model jaring makanan multispesies

Menggunakan indikator berbasis level trofik yang


berasal dari model dan data tangkapan 03
Menguji 4 metrik
04  Panjang rantai makanan
 Rasio detritivory / herbivory
 Efisiensi transfer rata-rata dan
 Efisiensi transfer dengan TL
Menggunakan hubungan trofik dan data biomassa dari
(Ecopath) digabungkan dalam Ecospace dengan produksi
primer dan preferensi habitat
05
Hasil dan Diskusi
Sumber data yang biasa digunakan sebagai perbandingan : FishBase dan SeaLifeBase

 Pengembangan cara baru dan sederhana yang


Kesenjangan Antara Teori dan
menggambarkan jaring makanan di laut.
Kenyataan
 Perbandingan antar ekosistem

 Sebagai peraturan perikanan, pengurangan pulusi,


pengendalian hama, kegiatan pengelolaan
Penggunaan Trofodinamik Untuk  Kerangka kerja strategis
Manajemen  Aspek ekosistem
 Indikator diuji secara ektensif
 Kebutuhan indikator baru yang lebih baik

 Memberikan gambaran
Perspektif
 Memberikan bukti batas arus
 Keuntungan dan potensi ukuran trofodinamik
 Penelitian ekologi laut
Jurnal 2
Trofodinamika Predator Puncak Di Laut:
Pengetahuan Terkini, Kemajuan dan
Tantangan.
Jock W. Young, Brian P.V. Hunt, Timothée R. Cook, Joel K. Llopiz,
Elliott L. Hazen, Heidi R. Pethybridge, Daniela Ceccarelli, Anne Lorrain,
Robert J. Olson, Valerie Allain, Christophe Menkes k, Toby Patterson,
Simon Nicol, Patrick Lehodey, Rudy J. Kloser, Haritz Arrizabalaga, and
C. Anela Choy.
2015
Pendahulua
n
Proses dinamis dari interaksi trofik, atau trofodinamika, mengarah
ke predator puncak laut pelagis adalah fokus utama studi yang
bertujuan untuk menentukan dampak antropogenik dan perubahan
ekosistem laut yang disebabkan oleh iklim (Le Borgne et al. 2011).

Perubahan iklim dan dampak terkaitnya diperkirakan


mempengaruhi distribusi dan kelimpahan komunitas
mikronekton.

Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dampak perubahan iklim pada


predator teratas dan kerentanan terhadap trofodinamik
Pengembangan Metode: Teknik Untuk
Mendukung Wawasan Trofodinamika

Pelacak Biokimia Memberikan Analisis


Isi Perut Memberikan Informasi Penting
Tentang Komposisi Mangsa
1 Makanan Yang Terintegrasi Dari Waktu Ke
Waktu dan Ruang 2
Analisis isi perut atau kotoran memberikan sumber Teknik pelacak biokimia (misalnya analisis isotop
informasi tentang hubungan predator-mangsa. Tetapi stabil dan asam lemak) sekarang menyediakan
sering dihambat oleh kesulitan pada identifikasi metode yang mapan untuk menyelidiki hubungan
diferensial makanan mangsa, misalnya organisme trofik yang menawarkan beberapa keunggulan
bertubuh lunak akan lebih cepat dicerna. Analisis isi dibandingkan analisis kandungan lambung
perut memberikan konteks taksonomi tingkat tinggi
kepada hubungan predator-mangsa.
Pengembangan Metode: Teknik Untuk Mendukung
Wawasan Trofodinamika
Telemetri Memungkinkan Habitat
Organisme Untuk Dipetakan
3
Telemetri menginformasikan trofodinamika dalam dua cara:
(1) Lokasi spasial hewan di laut dan rentang kedalaman yang sering mereka
temukan, memberikan wawasan tentang persyaratan habitat dan terkadang
kesimpulan tentang jenis mangsa
(2) Beberapa perangkat memberikan pengamatan langsung penangkapan mangsa,
meskipun komposisi mangsa yang tepat jarang diamati secara langsung.
Dinamika struktur ukuran Plankton dan transfer energi ke
predator puncak
o Picophytoplankton – Microzooplankton - Small Copepod - Carnivorous
Zooplankton – Micronekton – Nekton

o Microphytoplankton - Large Copepod / Euphausiid – Micro - nekton - Nekton

Perbedaan panjang rantai makanan disebabkan oleh ukuran struktur produsen


primer memiliki implikasi yang signifikan pada efisiensi transfer energi ke
predator puncak ( Dickman dkk. 2008; Post, 2002 )

Picophytoplankton mendominasi di area oligotrofik, kaya akan nutrisi serta


dengan kandungan zat besi yang ringan atau terbatas, sedangkan
microphytoplankton mendominasi di area eutrofik alami yang ringan namun
penuh zat besi.
Kelompok Trofik Predator Teratas
dan Dampak Iklim

Bu Lau
iu

ru t
H

ng
Perubahan iklim dapat berdampak langsung pada
fisiologi, perilaku dan kelangsungan hidup predator
puncak, atau secara tidak langsung, berdampak pada
ei ekologi dan perilaku mangsanya atau kelompok jaring
M La

sa ost
am ut

Be ele

makanan yang lebih rendah


r
al

T
ia

an
Ik
Kesimpulan
Dampak dan kerentanan terhadap
Efek Perubahan Iklim trofodinamika
a. Asidifikasi laut a. Perubahan pada panjang dan
b. Kenaikan suhu kompleksitas rantai makanan
c. Shoaling pada kedalaman lapisan (efisiensi transfer energi)
campuran, zona minimum oksigen b. Produktivitas menurun
d. Perubahan sirkulasi c. Hotspot keanekaragaman hayati
e. Proses arus balik biogeokimia d. Pergeseran dan pembatasan dalam
f. Kenaikan permukaan laut kelimpahan dan distribusi populasi
e. Perubahan kumpulan spesies
(ketersediaan makanan untuk
predator tingkat tinggi)
Jurnal 3

Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik (Trophic


Level) Hasil Tangkapan Bagan di Perairan
Desa Ohoililir, Kabupaten Maluku Tenggara

E. Almohdar dan F. N. J Souisa


2017
Pendahuluan
Nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara
 Penangkapan pada jenjang trofik lebih melakukan penangkapan ikan dengan alat
rendah akan mengurangi transfer biomassa tangkap bagan dan hasil tangkapan biasanya di
pada jenjang trofik yang lebih tinggi. bawah ukuran ikan layak tangkap.
 Produktivitas primer fitoplankton yang
tinggi tidak akan mampu mendukung
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
jenjang trofik di atasnya (Kaswadji dkk.
komposisi jenis serta menganalisis tingkat trofik
2009).
hasil tangkapan bagan di perairan Desa
Ohoililir, Kabupaten Maluku Tenggara.
Metode Penelitian
Tabel 1. Jenis Data dan Metode Pengumpulannya
Hasil dan Diskusi
Komposisi Hasil Tangkapan
Jumlah Ikan

Jumlah Tangkapan Pada Bulan Mei dan Juni Hasil tangkapan tertinggi pada bulan juni
30 sebanyak 212 ekor dan pada bulan Mei hasil
20
Mei tangkapan terendah sebanyak 117 ekor. Berat
10 Juni
total hasil tangkapan mencapai 13,145 kg. Hasil
0
Layang Lemuru Selar
tangkapan tertinggi pada ikan lemuru dan

Spesies terendah pada ikan layang.

Hubungan Panjang dan Berat Ikan

Hasil analisis hubungan Panjang dan berat ikan layang, lemuru, dan selar menggunakan Solver mendapatkan nilai b
sebesar 3,23. Hal ini menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan tangkapan nelayan Desa Ohoilir
adalah alometrik positif (pertambahan berat relatif lebih besar dari pertambahan Panjang).
Tingkat Trofik Hasil Tangkapan
    Jenis Makanan (%)  
Jenis Alat Sisik dan Duri
H. Ikan Krustasea H. karang Bivalvia
Ikan Tangkap

Layang Bagan 6,24** 59,687* 15,855** 5,693*** 14,379**


Lemuru Bagan 2,79*** 47,34* 12,78** - 34,45**
Selar Bagan 21,41** 51,23* 18,327** - 14,409**

Hasil Perhitungan Indeks Propenderan

Ikan layang, lemuru, dan selar memiliki makanan utama berupa krustasea dan makanan
pelengkapnya hancuran karang, sisik, dan duri ikan. Sedangkan makanan tambahan yaitu Bivalvia.
Berdasarkan tingkat trofik, umumnya ikan di lokasi penelitian ini bersifat omnivora cenderung
karnivora.

Hasil dan Pembahasan


3.14

3.13

3.12

3.11
Trofik
Level
3.1

3.09

3.08

Layang Lemuru Selar

Tingkat trofik ikan di perairan Desa Ohoilir pada grafik tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ikan
adalah omnivora dengan nilai trofik berada di trofik level 3 (cenderung karnivora). Kisaran nilai
menunjukkan ikan dominan di perairan pada tingkat trofik yang rendah.

Hasil dan Pembahasan


Kesimpulan
o Berdasarkan hasil penelitian maka hasil tangkapan bagan selama penelitian berjumlah
1.365 ekor yang terdiri dari ikan layang, lemuru, dan selar.
o Hasil tangkapan tertinggi yaitu ikan lemuru dan yang terendah yaitu ikan layang.
o Hasil tangkapan pada alat tangkap bagan lebih banyak menangkap ikan-ikan berukuran
kecil yaitu yang berada pada TL3 (ikan layang, lemuru, dan selar).
o Ikan-ikan yang berada di TL3 adalah jenis ikan pemakan hewan (karnivora).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai