Anda di halaman 1dari 99

PRIMARY HEALTH CARE

( PELAYANAN KESEHATAN PRIMER )


 LATAR BELAKANG
 PENGERTIAN ( DEFINISI )
 TUJUAN
 PRINSIP DASAR
 CIRI-CIRI
 RUANG LINGKUP ( ELEMEN2 )
 PERANAN TENAGA KESEHATAN
 BENTUK OPERASIONAL
 LATAR BELAKANG :
• 1977 :
World Health Assembly ( WHA ) menetapkan :
kesepakatan global, untuk mencapai “HFA 2000”
“ Health For All by the year 2000 “
“ Kesehatan untuk Semua pada tahun 2000 ”
yaitu :
“ Tercapainya derajat kesehatan yg optimal,
yg memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi “
• 1978 :
Konferensi di Alma Ata -> -> “ Deklarasi Alma Ata “
menetapkan :
PHC = pendekatan/strategi global utk mencapai HFA 2000 !
Untuk mewujudkan HFA 2000
diperlukan
PERUBAHAN ORIENTASI
dari Kuratif ke Promotif dan Preventif,
dari Perkotaan ke Pedesaan,
dari Gol Mampu ke Gol Berpenghasilan Rendah,
dari Kampanye Massal ke Upaya Kesehatan Terpadu.
 PENGERTIAN ( DEFINISI ) PHC :

“ PRIMARY HEALTH CARE “


adalah
“ Pelayanan kesehatan pokok yg berdasarkan kpd
metoda dan teknologi praktis, ilmiah, dan sosial
yg dpt diterima oleh umum ( masyarakat, keluarga, dan individu )
melalui peran serta mereka sepenuhnya
serta dgn biaya yg terjangkau “
 TUJUAN PHC :
TUJUAN UMUM :
Diketahuinya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yg memuaskan.

TUJUAN KHUSUS : Terwujudnya ;


1. Yan yg menjangkau seluruh penduduk,
2. Yan yg dpt diterima oleh seluruh penduduk,
3. Yan yg berdasarkan pd kebutuhan medis dari populasi,
4. Yan yg menggunakan seluruh sumberdaya scr maksimal.
 PRINSIP DASAR PHC :
1. Pemerataan Upaya Kesehatan,
2. Penekanan pada Upaya Preventif,
3. Menggunakan Teknologi Tepat Guna,
4. Melibatkan Peran serta Masyarakat,
5. Melibatkan Kerjasama Lintas Sektoral.
 CIRI-CIRI PHC :
1. Pelayanan yang utama dan akrab dg
masyarakat,
2. Menyeluruh,
3. Terorganisasi,
4. Berkesinambungan,
5. Progresif,
6. Berorientasi kpd keluarga.
 RUANG LINGKUP ( ELEMEN2 ) PHC :
1. Pendidikan ttg masalah kesehatan,
2. Penyediaan makanan & perbaikan gizi,
3. Penyediaan air bersih & sanitasi dasar,
4. Peningkatan KIA & KB,
5. Immunisasi,
6. Pencegahan & pengendalian penyakit,
7. Pengobatan,
8. Penyediaan obat essensial.
 PERANAN TENAGA KESEHATAN DLM PHC :
1. Mendorong peran serta aktif masyarakat,
2. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan
teknik asuhan diri kpd masy,
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kpd masy,
5. Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan kes masy,
6. Membina kerjasama dg masy – kelg – individu,
7. Membina kerjasama lintas program,
8. Membina kerjasama lintas sektoral
 BENTUK OPERASIONAL PHC :
antara lain :

PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
( PKMD )

PROGRAM
GERAKAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT
( GHBS )

PROGRAM
PENGEMBANGAN DESA SIAGA
UJUNG TOMBAK
SEKTOR KESEHATAN
DALAM PENYELENGGARAAN PHC

adalah

PUSKESMAS
PENGERTIAN KELUARGA
• Menurut Burgess dkk (1963)
Keluarga terdiri orang orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi
Para anggota kelg biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga,
atau jika mereka hidup terpisah, mereka tetap mengganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran sosial seperti suami-istri, ayah-ibu, anak laki-laki dan
perempuan, saudara-saudari
Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
LANJUTAN …
• Menurut Duvall and Logan (1986)
Keluarga ad. sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari setiap anggotanya.
LANJUTAN…

• Menurut Departemen Kesehatan RI (1988)


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat
dibawah atap dalam keadaan saling bergantung.

• Menurut Salvion G. Bailon & A. Maglaya (1989)


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
LANJUTAN …
• Menurut UU no. 10 tahun 1992 ttg perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
• Sesuai dgn PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah.
LANJUTAN ...
Keluarga :
- unit terkecil dari masyarakat & sistem sosial
- Terdiri dari 2 orang atau lebih
- Ada ikatan perkawinan / pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga
- Berinteraksi satu sama lainnya
- Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing.
- Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan
5 hal penting dalam konsep keluarga (Stuart,1991):

1.Keluarga merupakan suatu system atau unit


2.Anggota keluarga dapat berhubungan atau tidak berhubungan, yang
dapat tinggal bersama atau terpisah
3.Keluarga mungkin memiliki anak atau tanpa anak
4.Komitmen dan saling keterikatan antara keluarga harus tetap ada
termasuk rencana masa depan
5.Fungsi klg dalam pemberian perawatan meliputi perhatian, pemberian
nutrisi, perlindungan dan sosialisasi masing-masing anggota keluarga.
MACAM-MACAM BENTUK/TIPE
KELUARGA

MUBARAK, 2009
• Tradisional
• Keluarga inti
• Extended family
• Single parent
• Keluarga Lansia
• Single adult

• Non Tradisional
TRADITIONAL NUCLEAR

Keluarga Inti

Ayah, ibu, anak yang tinggal


dalam satu rumah dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja diluar
rumah
EXTENDED FAMILY

Keluarga inti + Sanak


Saudara
Nenek, Kakek, Paman,
Bibi dls.
RECONSTITUED NUCLEAR
Pembentukan baru dari
keluarga inti melalui
perkawinan kembali
Bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan
baru
MIDLE AGE/AGING COUPLE
• Suami sebagai pencari uang, istri dirumah
• Suami istri bekerja di rumah
• Anak – anak sudah meninggalkan rumah karna
sekolah/perkawinan/meniti karier
DYADIC NUCLEAR
Suami istri yang
sudah berumur dan
tidak mempunyai
anak
SINGGLE PARENT
Satu orang tua akibat
perceraian/kematian pasangannya
Anak-anaknya dapat tinggal dirumah /
di luar rumah
DUAL CARRIER

Suami Istri atau keduanya


berkarier dan tanpa anak
COMMUTER MARRIED
Suami Istri / keduanya orang
karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu,
Dan saling mencari pada
waktu – waktu tertentu
SINGGEL
ADULT
Wanita / pria Dewasa
tinggal sendiri tanpa
adanya keinginan untuk
menikah
Three Generation

Tiga generasi atau


lebih tinggal dalam satu
rumah
INSTITUTIONAL
Anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal
dalam suatu panti - panti
COMMUNAL
Satu rumah terdiri atas dua/lebih
pasanganan yang monogami dengan anak
– anaknya dan bersama – sama dalam
penyediaan fasilitas
GROUP MARRIAGE
Satu rumah yang terdiri atas ORANG
TUA dan KETURUNANNYA yang
telah memiliki anak pula
UNMARIED PARENT AND CHILD
Ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi
COHIBING COUPLE
Dua orang / satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa pernikahan
STRUKTUR KELUARGA
• Menggmbrkn bagaimna keluarga melaksanakan fungsi keluarga di
masyarakat sekitar
STRUKTUR KELUARGA (PARAD &
CAPLAN 1965, YANG DI ADOPSI OLEH
FRIEDMAN)
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur Peran Keluarga (Formal & Informal)
4. Nilai dan Norma Keluarga
POLA KOMUNIKASI KELUARGA
• Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi
verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.

STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA


Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah kearah positif. Tipe
struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua
terhadap anak (legitimate power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power),
pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya
harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational
power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).
STRUKTUR PERAN KELUARGA
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal, model peran
keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.

NILAI DAN NORMA KELUARGA


Nilai keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

• TERORGANISASI
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai
bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan
• ADA KETERBATASAN
Dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.
• ADA PERBEDAAN DAN KESKHUSUSAN
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
KARAKTERISTIK DARI SISTEM
KELUARGA
Sistem keluarga adalah sistem terbuka dengan ciri-ciri :
1. Memiliki komponen yang saling berinteraksi, saling ketergantungan
2. Memiliki batasan, sebagai filter dalam menerima dan mengeluarkan informasi
3. Berada dalam sistem yang lebih besar sub sistem dengan sistem masyarakat
4. Terbuka dalam batasan permiabel dengan sistem yang lain
5. Memiliki organisasi / struktur yang mempengaruhi fungsi
STRUKTUR KELUARGA
DOMINASI JALUR HUBUNGAN DARAH
• PATRILINEAL
• Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
• Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal
• MATRILINEAL
• Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu
• Contoh: suku Padang
STRUKTUR KELUARGA
• DOMINASI KEBERADAAN TEMPAT TINGGAL
• PATRILOKAL
• Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari
pihak suami
• MATRILOKAL
• Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari
pihak istri
STRUKTUR KELUARGA
• DOMINASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• PATRIAKAL
• Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami
• MATRIAKAL
• Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
STRUKTUR KELUARGA
• Keluarga Kawinan
• Hub. Suami istri sbgai dsar bgi pembinaan keluarga
• Beberpa sanak saudara yg menjadi bagian keluarga
• Krna adanya hub. Dengan suami istri
PERAN DAN FUNGSI KLG
( FRIEDMANT, 1986 )
• Fungsi afektif
• Fungsi Sosialisasi
• Fungsi perawatan kesehatan
• Fungsi reproduksi
• Fungsi ekonomi
FUNGSI AFEKTIF
• Fungsi internal klg
• Memenuhi kebutuhan psikologis
• Bila kebutuhan berhasil anggota klg akan bahagia
• Seluruh anggota klg dapat mengembangkan konsep diri
yang positif
• Saling menghargai, saling asuh
FUNGSI SOSIAL

• Proses perkembangan yang dimiliki individu


dapat menghasilkan interaksi sosial
• Belajar dari lingkungan sosial
• Sosialisasi dimulai sejak lahir
FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

• Dlm prakteknya untuk mencegah terjadinya


gangguan kesehatan dari anggota klg yang sakit
• Mengacu fungsi Friedment , 1998
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan di klg
3. Merawat anggota klg
4. Melakukan modifikasi lingkungan
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
FUNGSI REPRODUKSI
• Untuk meneruskan keturunan
• Menambah SDM
• Fungsi program KB dapat terkontrol
FUNGSI EKONOMI
• Merupakan fungsi klg untuk memenuhi
kebutuhan
• Kebutuhan antara lain sandang,papan dan pangan
SASARAN KEPERAWATAN
1.Keluarga sehat
KELUARGA
( focus Intervensi Promosi kesehatan dan pencegahan Penyakit).
2.Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
keluarga dengan resiko penurunan status kesehatan ( BBLR , Balita dengan ancaman gangguan
Gizi, balita belum imunisasi, Bumil Anemia, Bumil Multipara, Lansia, Remaja dengan
penyalahgunaan Obat dan Lain)
3.Keluarga yang memerlukan pelayanan tindak lanjut
pasca hospitalisasi, penyakit kronik, penyakit degenerative, pasca tindakan pembedahan dan
penyakit terminal.
4.Keluarga yang memerlukan perhatian khusus terkait dengan siklus perkembangan keluarga
PRINSIP DASAR KEP.KELUARGA
RUANG LINGKUP KEP.KELUARGA
1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan
4. Pemulihan kesehatan
3 ALASAN MENGAPA KELUARGA MENJADI
PENTING BAGI PERAWAT KELUARGA

1) Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan


pelayanan kesehatan seperti halnya individu agar ia dapat
memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan;
2) Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat
kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya; dan
3) Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari
komunitas dapat mempengaruhi derajat kesehatan sistem
atasnya.
(Spradley & Allender, 1997)
INTERAKSI ANTARA KELUARGA-
MASYARAKAT
• Keluarga dan masyarakat merupakan unit dasar dalam membentuk
sistem-sistem sosial.
• Sosiolog setuju bahwa keduanya saling memberikan pengaruh, akan
tetapi pengaruh masyarakat terhadap keluarga lebih besar dibanding
pengaruh dari keluarga terhadap masyarakat.
• Keluarga merupakan agen reaksioner dlm perubahan sosial
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI
DERAJAT KESEHATAN
FAKTOR PERILAKU FAKTOR LINGKUNGAN

• Perilaku atau kebiasaan • Gaya hidup bersih


mencuci tangan
sebelum  makan
• Kebiasaan pola makan FAKTOR KETURUNAN

• Semakin besar
FAKTOR YANKES
penduduk yang
memiliki risiko penyakit
Ketersediaan fasilitas dengan bawaan akan semakin
mutu pelayanan yang baik sulit upaya meingkatkan
dan terjangkau
ditopang dengan tersedianya
derajat kesehatan
tenaga kesehatan
4
PENDEKATAN DALAM
KEPERAWATAN KELUARGA (STANHOPE
& LANCASTER, 2004)

1. Keluarga sebagai kontek


(Family as
Context) Karakteristik pendekatan
1.Individu ditempatkan pada
fokus pertama sedangkan
keluarga yang kedua
2.Fokus pelayanan
keperawatan: individu
3.Individu/anggota keluarga
akan dikaji dan diintervensi
4.Keluarga akan dilibatkan
dalam berbagai kesempatan
4
PENDEKATAN DALAM KEPERAWATAN
KELUARGA (STANHOPE & LANCASTER,
2004)

2. Keluarga sebagai klien


(Family as Client) Karakteristik pendekatan
1.Perhatian utama pada
keluarga sedangkan individu
kedua
2.Keluarga dilihat sebagai
penjumlahan dari individu-
individu anggota keluarga
3.Perhatian dikonsentrasikan
bagaimana kesehatan
individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan
4 PENDEKATAN DALAM KEPERAWATAN
KELUARGA (STANHOPE & LANCASTER,

3. Keluarga sebagai sistem


2004)

(Family as System)
Karakteristik pendekatan
1.Fokus pada keluarga sebagai
klien dan keluarga adalah sistem
yang berinteraksi
2.Pendekatan pada individu
sebagai anggota keluarga dan
keluarga secara bersamaan
3.Interaksi antara anggota keluarga
menjadi target intervensi
keperawatan (seperti: hubungan
orang tua dan anak, antara hirarki
orang tua)
4
PENDEKATAN DALAM KEPERAWATAN
KELUARGA (STANHOPE & LANCASTER,
2004)

4. Keluarga sebagai komponen sosial


Karakteristik pendekatan
(Family as Component of Society) 1.Keluarga dilihat sebagai sebuah
institusi sosial, pendidikan, spiritual,
ekonomi, dan kesehatan.
2.Kelurga adalah unit utama dan
kumpulan keluarga akan
membentuk sistem yang lebih besar
yaitu masyarakat
3.Keluarga berinteraksi dengan
institusi lain untuk menerima,
bertukar dan saling memberi
layanan.
PERKEMBANGAN KELUARGA
• Perubahan yg terjadi pd sistem klg
• Perubahan interaksi, perubahan hubungan antar
klg sepanjang waktu
• Sifatnya ada potensial dan resiko
• Potensial klg harus bisa mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan dan resiko perawat
harus melakukan tindakan pencegahan masalah
pada tahap berikutnya
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

Tahap perkembangan Tugas perkembangan (utama)

1. Keluarga baru menikah • Membina hub intim yang memuaskan


• Membina hub dengan keluarga lain, teman, dan
kelompok sosial
• Mendiskusikan rencana memiliki anak

• Mempersiapkan menjadi orang tua


• Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
keluarga, interaksi keluarga, hub seksual dan
2. Keluarga dengan anak baru lahir kegiatan
• Mempertahankan hub dalam rangka memuaskan
pasangan
LANJUTAN ….
Tahap perkembangan Tugas perkembangan

3. Keluarga dengan anak usia pra • Memenuhi keb anggota keluarga mis :
sekolah tempat tinggal, privacy dan rasa aman
• Membantu anak untuk bersosialisasi
• Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
juga harus terpenuhi
• Mempertahankan hub yang sehat baik di
dalam ataupun luar keluarga
• Pembagian waktu untuk individu, pasangan
dan anak
• Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga
• Merencanakan kegiatan dan waktu untuk
menstimulasi tumbang anak
LANJUTAN ……
Tahap perkembangan Tugas perkembangan

• Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,


4. Keluarga dengan anak sekolah, dan lingkungan lebih luas
usia sekolah • Mempertahankan keintiman pasangan
• Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya
kehidupan, dan kesehatan anggota keluarga

• Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung


jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi
5. Keluarga dengan anak • Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
remaja • Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan org
tua
• Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
(anggota)keluarga untuk memenuhi keb tumbang keluarga
LANJUTAN ………
Tahap perkembangan Tugas perkembangan

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai • Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti
dewasa
menjadi keluarga besar
• Mempertahankan keintiman pasangan
• Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga
baru di masyarakat
• Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah

• Mempertahankan kesehatan individu dan


pasangan
• Mempertahankan hub yang serasi dan
7. Keluarga usia pertengahan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
• Meningkatkan keakraban pasangan
LANJUTAN ……
Tugas perkembangan
Tahap perkembangan

8. Keluarga usia tua/ lanjut • Mempertahankan suasana kehidupan


rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya
• Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi : kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga
• Mempertahankan keakraban
pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
• Mempertahankan keakraban pasangan
dan saling merawat
• Melakukan life review masa lalu
STRESS DAN KOPING KELUARGA

• Stressor jangka pendek dan panjang.


• Kemampuan keluarga terhadap stressor.
• Strategi koping yang digunakan
• Strategi adaptasi Disfungsional.
 Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
- Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
berespon terhadap situasi/stressor.
 Strategi koping
- Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional
- Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga apabila menghadapi permasalahan.
DEFINISI
• Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan komunitas yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & Grace, 2001).
TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA

• Keluarga mampu mempertahankan status kesehatan anggotanya.


• Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan menangani
masalah kesehatan
• Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
• Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota keluarganya
SASARAN ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
• Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbang, fokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
• Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum
ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit
kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak
menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
• Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti
anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan
ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM,
keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
percobaan bunuh diri.
• Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
RUANG LINGKUP ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA

• Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan


Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap
perkembangan keluarga. Berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif.
• Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
• Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala
melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium,
ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
• Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit
sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan
kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
• Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan
lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada
penderita TBC, dll.
• Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
STANDAR PRAKTIK
• Standar I Pengkajian PROFESIONAL
• Pengkajian tahap I :
• Biodata anggota keluarga
• Memeriksa fisik anggota keluarga.
• Memeriksa keluhan utama.
• Mengkaji bentuk lingkungan (fisik, sosial, simbolik) yang mempengaruhi kesehatannya saat ini.
• Mengkaji bentuk keluarga.
• Mengkaji struktur keluarga.
• Mengkaji fase tumbuh-kembang keluarga.
• Mengkaji pola komunikasi keluarga.
• Memeriksa tugas perkembangan keluarga yang telah dilaksanakan.
• Mengkaji budaya keluarga dalam mengatasi kesehatan mereka selama ini.
• Menentukan masalah keperawatan keluarga.
• Melakukan pengkajian tahap II:
• Mengkaji tugas kesehatan keluarga yang telah dilakukan.
• Mengkaji potensi sumber-sumber pendukung dan risiko penghambat yang
dimiliki keluarga.
• Menentukan etiologi masalah keperawatan keluarga.
• Membuat skoring.
• Melakukan analisis masalah keperawatan keluarga.
• Membuat prioritas masalah keperawatan kelurga.
• Standar II Diagnosa Keperawatan
• Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga secara akurat yang meliputi
diagnosis actual, risiko, dan potensial/bersifat meningkatkan perbaikan.
• Menentukan prioritas diagnosis keperawatan keluarga utama yang sesuai dengan
day apendukung keluarga.
• Klarifikasi data pendukung kepada keluarga, apakah masalah tersebut sesuai
dengan apa yang dirasakan keluarga saat ini.
• Standar III Perencanaan
• Menentukan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada keluarga.
• Menentukan tujuan jangka pendek yang berorientasi pada keluarga.
• Menentukan criteria keberhasilan yang memungkinkan untuk dicapai keluarga.
• Menentukan strategi intervensi meliputi:
• Menguatkan budaya keluarga yang mendukung kesehatan keluarga saat ini,
• Menegosiasikan budaya keluarga yang lebih menguntungkan kesehatan
keluarga,
• Merestrukturisasi budaya keluarga yang merugikan kea rah yang
menguntungkan kondisi kesehatan keluarga.
• Menentukan bentuk terapi keperawatan keluarga yang paling dibutuhkan saat ini.
• Menentukan bentuk kolaborasi dan rujukan yang diperlukan dalam rangka
mengoptimalkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Berbudaya (PHBSB).
• Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
• Pengkajian lanjutan untuk memastikan bahwa intervensi yang direncanakan
masih sesuai dan dapat dilaksanakan saat ini.
• Memulai strategi implementasi sesuai budaya keluarga yang mendukung
keadaan kesehatannya, dilanjutkan dengan negosiasi budaya dan restrukturisasi
budaya yang sangat diperlukan sesuai kondisi kesehatannya saat ini.
• Melakukan terapi keperawatan keluarga meliputi aspek berikut.
• Kognitif, keluarga mampu meningkatkan pengetahuan.
• Afektif, keluarga mampu menilai keberhasilan atau adanya tanda-tanda
bahaya dalam diri mereka sendiri dan menentukan skap untuk bertindak.
• Psikomotor, keluarga mampu mendemonstrasikan, menunjukkan perilaku
atau budaya sehari-hari yang harus dilakukan sebagai gaya hidupnya.
• Pemanfaatan potensi sumber-sumber pendukung lokal yang dimiliki keluarga dan
keluarga besarnya termasuk lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, simbolik) dengan
arif dan bijaksana.
• Memerhatikan tumbuh-kembang keluarga, struktur keluarga, dan keinginan
keluarga.
• Meminimalkan risiko hambatan yang dapat menimbulkan komplikasi atau putus
obat.
• Menerapkan manajemen risiko terhadap terapi keperawatan yang diberikan kepada
keluarga.
• Standar V Evaluasi
• Tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai keluaraga.
• Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari masalah kesehatan yang
dihadapi.
• Keluarga mampu memprediksi komplikasi yang akan terjadi.
• Keluarga telah merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
• Keluarga telah memodifikasi lingkungan (fisik, sosial, simbolik) sehingga
mendukung upaya kesehatan.
• Keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah
kesehatannya.
• Keluarga memiliki perilaku hidup bersih, sehat, dan berbudaya.
• Keluarga dapat mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
STANDAR KINERJA
PROFESIONAL
• Standar I Jaminan Mutu
• Standar II Pendidikan
• Standar III Penilaian Kerja
• Standar IV Kesejawatan (collegial)
• Standar V Etik
• Standar VI Kolaborasi
• Standar VII Riset
• Standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber
PERAN PERAWAT KELUARGA
1. Health education
2. Coordinator
3. Pelaksana
4. Monitor
5. Advocate
6. Colaboration
7. Fasilitator
8. Conselor
9. Penemu kasus
10. Modification
DEFINISI
• Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang namun belum jelas
faktannya atau buktinya

• Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta.
• APA YANG ANDA KETAHUI TREND DAN
ISUE YANG TERJADI DALAM KELUARGA
DAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG
ADA DI SEKITAR ANDA…???
ISU DAN TREND
• Trend dan isu Global
• Trend dan Isu Nasional
ISU DAN TREND GLOBAL
• Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
• Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin
meluas
• Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang
tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga
yang berubah
LANJUTAN…..
• Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat serta
menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
• Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan
menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
TREND DAN ISU NASIONAL
• Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan
• Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan
• Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan
• Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat
seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi
keluarga yang tidak mampu.
PERMASALAHAN MENGENAI TREND
DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA
• Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global
• Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif
• Masih tingginya biaya pengobatan
• Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan
• Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga
• Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun
LANJUTAN…..
• Telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum
• Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transportasi
yang cukup
• Kerjasama program lintas sektoral belum memadai
• Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
• Lahan praktek yang terbatas
• Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas
LANJUTAN…..
• Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang
• Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang
• Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang
• Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transfortasi
yang cukup
• Kerjasama program lintas sektoral belum memadai
LANJUTAN…..
• Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
• Lahan praktek yang terbatas
• Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas
• Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang
• Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang

Anda mungkin juga menyukai