Pembimbing
dr. Daniel Wijaya, Sp. THT-KL
Agatha Astri 201806010046
Kevin Trigono 201806010067
Felisia Limanto 201806010120
Yuliana Grace 201806010127
Melisa Kawilarang 201806010144
Anatomi Sinus Paranasal 01
Epidemiologi 02
Klasifikasi dan Etiologi 03
Patogenesis dan Patofisiologi 04
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan penunjang 05
Penegakan diagnosis dan Differential diagnosis 06
Tatalaksana dan Edukasi 07
Kriteria Rujukan, Komplikasi, dan Prognosis 08
Anatomi Hidung
Hombach-Klonisch S,
Klonisch T, Peeler J,
editors. Sobotta Clinical
Atlas of Human Anatomy,
one volume, English.
Elsevier Health Sciences;
2019 Jan 15.
Anatomi Sinus Paranasal
Hombach-Klonisch S, Klonisch T, Peeler J,
editors. Sobotta Clinical Atlas of Human
Anatomy, one volume, English. Elsevier Health
Sciences; 2019 Jan 15.
Fungsi Membersihkan
Refleks bersin
Beule A. Physiology and pathophysiology of respiratory paranasal sinuses. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head
and Neck Surgery. 2010;9(1865-1011):1-24.
Fungsi Membersihkan
Mucocilliary clearance
▪ Sekitar 200g atau 2 L/hari mucus diproduksi oleh mukosa saluran nafas
▪ pH 5.5-6.5 dan memiliki kapasitas kecil sebagai buffer kimiawi
▪ Diproduksi oleh jaringan submukosa, kelenjar seromukosa, sel goblet,
transudat plasma darah, cairan jaringan mukosa, dan cairan lacrimal
▪ Inflamasi lokal : jumlah transudat dan protein-proteinnya meningkat
▪ IgG dan IgA dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi
Beule A. Physiology and pathophysiology of respiratory paranasal sinuses. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head
and Neck Surgery. 2010;9(1865-1011):1-24.
Beule A. Physiology and pathophysiology of respiratory paranasal sinuses. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head
and Neck Surgery. 2010;9(1865-1011):1-24.
Gerakan Cilia
Beule A. Physiology and pathophysiology of respiratory paranasal sinuses. GMS Current Topics in Otorhinolaryngology - Head
and Neck Surgery. 2010;9(1865-1011):1-24.
Pediatric Klasifikasi
Adult
Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal dengan karakteristik yaitu dua atau lebih gejala berupa sumbatan / obstruksi / kongesti hidung
atau nasal discharge (Anterior / Posterior nasal drip) ;
Kurang lebih adanya nyeri wajah
± penurunan atau kehilangan fungsi menghidu (Adult)
± adanya batuk (Pediatric)
Tanda Endoskopi
Nasal polpys
Mucopurulent discharge dari meatus media
Atau
Edema / obstruksi mukosa primer pada meatus media
Dan/atau
Perubahan pada CT Scan
Perubahan mukosa dalam kompleks ostiomeatal dan/atau sinus
RECURRENT
ACUTE SUBACUTE CHRONIC
ACUTE
Bailey’s head and neck surgery: otolaryngology 5th edition. Volume one; 2014
Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, et al. The european position paper on rhinosinusitis and nasal polyps 2012. Rhinology. Mar 2012.
Rosenfeld RM, Piccirillo JF, Chandrasekhar, SS, et al. Clinical Practice Guideline (update): Adult Sinusitis. Otolaryngol Head Neck Surg. April 2015.
ARS
EPOS recognises acute viral, acute post-viral, and
acute bacterial rhinosinusitis
<10 D
Klasifikasi primary CRS
Klasifikasi Secondary CRS
Epidemiologi Rhinosinusitis Akut
Dewasa : 2-5 episode per tahun Diperkirakan 0.5-2% dari seluruh infeksi virus
Anak Sekolah : 7-10 episode per tahun Diasumsikan merupakan komplikasi dari
(post) viral ARS
Over-diagnosed
Prevalensi keseluruhan 10.9% dengan variasi yang besar (6.9 di Finlandia hingga 27.1 di Portugal)
Insidensi rinosinusitis kronik dengan polip nasal 2.7%, lebih sering pada pria (2.2 : 1), lansia (5% pada
usia >= 60 tahun), dan penyandang asma
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-
Lima WT. EPOS: European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
ETIOLOGI
1. Viral
a. Rhinovirus
b. Coronavirus
c. Influenzae A & B
d. parainfluenzae virus
e. RSV
f. Adenovirus
g. Enterovirus
2. Bacterial - complicates 0.2% to 2% of viral cases
a. Streptococcus pneumoniae
b. Haemophilus influenzae
3. Fungal
a. Aspergilus
b. Candida
Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD, Head and neck surgery otolaryngology. 2006
Faktor Risiko
1. Defek anatomi seperti deviasi septum, polips, conchae bullosa, adanya trauma dan
fraktur yang melibatkan sinus atau area wajah sekitar sinus
2. Gangguan transpor mukosa dari penyakit seperti cystic fibrosis, ciliary diskinesia
3. Paparan lingkungan (polusi udarah, asap rokok, perfume, pestisida dll)
4. Imunodefisiensi dari kemoterapi, HIV, diabetes
5. Posisi tubuh, pasien ICU dengan prolonged supine positioning yang menekan mucociliary
clearance
6. Medikamentosa rhinitis, toxic rhinitis, penyalahgunaan kokain, barotrauma, benda asing
7. Penggunaan oksigen yang lama
8. Pasien dengan penggunaan Nasogastric tube (NGT) dan Nasotrachea tubes NTT
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Defek anatomi
1. Paparan lingkungan
2. Faktor Anatomi
3. Infeksi Odontogenik
4. Allergy
5. Cilliary Impairment
6. Merokok
7. Laryngopharyngel Reflux
8. Cemas dan depresi
9. Penyakit kronik penyerta (Bronchitis, asthma, cardiovascular disease, diabetes melitus atau malignant
cancer)
Faktor predisposisi ABRS
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Faktor Predisposisi CRSwNP dan CRSsNP
1. Alergi
2. Asma dan gangguan saluran pernafasan bawah
3. N-ERD (Non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID)-exacerbated respiratory disease)
4. Immunodefisiensi
5. Gastro-oesophageal reflux disease (GORD)
6. Anatomi Nasal (Obstruksi kompleks ostiomeatal)
7. Gangguan siliar (Primary ciliar dyskinesia)
8. Merokok
9. Polusi
10. Obstructive Sleep Apnea
11. Metabolic syndrome dan obesitas
12. Penurunan vitamin D
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Patogenesis Rhinosinusitis
Nasal Epithelium
Cascade of Inflamation
Oedema
Ekstravasasi cairan
Produksi mukus
Obstruksi sinus
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
ABRS biasanya merupakan superinfeksi pada AVRS maupun infeksi sekunder bakterial.
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Patogenesis CRS
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Tipe 2 dan Tipe 3
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Patogenesis CRS
Current Diagnosis.
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology. 2020 Feb 20;58(Suppl S29):1-464. doi: 10.4193/Rhin20.600.
Anamnesis
Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Anamnesis
Faktor Risiko
Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 2017
Anamnesisi
Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pemeriksaan Fisik
▪ TTV → Suhu > 38C
▪ Inspeksi dan palpasi daerah sinus
○ Swelling jaringan sekitar periorbital → proptosis
○ Kulit sekitar sinus memerah dan tenderness (+)
○ Nyeri pada gigi geligi rahang atas
○ Palpasi bagian supra orbital dengan media canthus, medial cantuh dan
fossa caninus
Anterior Rhinoskopi
Posterior Rhinoskopi
Otoskopi
Endoskopi
Temuan:
1. Polip nasal,
2. Discharge mukopurulen
dari meatus media
3. Edema mukosa pada
meatus media
EPOS, 2020
Pemeriksaan Penunjang
CT scan:
- Imaging pilihan → delineasi anatomis
lebih baik dibanding modalitas lainnya,
juga dapat melihat luas area inflamasi
- Temuan bermakna:
- Penebalan mukosa perifer, paranasal
sinus → gas-fluid level, gas bubble
pada sekret, obstruksi ostiomeatal
complex, penebalan turbinate dan
obliterasi saluran napas atas
Pemeriksaan Penunjang
Nasal sitologi:
Positif → > 6 neutrofil per
high-power field
Kriteria Diagnosis Rhinosinusitis
Anak: Dewasa:
EPOS, 2020
Kriteria Diagnosis Rhinosinusitis Akut
Anak: Dewasa:
EPOS, 2020
Kriteria Diagnosis Rhinosinusitis Kronik
Anak: Dewasa:
EPOS, 2020
Dasar Penegakan Diagnosis
Rosenfeld RM, Piccirillo JF, Chandrasekhar, SS, et al. Clinical Practice Guideline: Adult Sinusitis. Otolaryngol Head Neck Surg. April 2015; 152(S2):s1-s39
EPOS, 2020
Differential Diagnosis
CRS
● Nyeri kepala yang disertai
manifestasi nyeri wajah, dengan
tambahan gejala catarrhal
● DD lain
○ Flare up dari rhinitis allergik
○ Infeksi odontogen
EPOS, 2020
Differential Diagnosis
EPOS, 2020
TATALAKSANA
Algoritma Diagnosis dan
Tatalaksana
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Ikatan Dokter Indonesia. 2017 edisi 1.
Tatalaksana Acute Viral Rhinosinusitis (Common cold)
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Viral Rhinosinusitis (Common cold)
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Bacterial Rhinosinusitis (ABRS)
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Bacterial Rhinosinusitis (ABRS)
▪ Sodium hyaluronate :
○ Pada penelitian Ciofalo 2017 diberikan sodium hyaluronate (3%) + larutan saline
(3mL NaCl-0.9 %) dibandingkan dengan plasebo menggunakan nebulizer ampoule
untuk nasal douching 2x sehari. Grup hyaluronate dibandingkan dengan plasebo
memiliki gejala lebih sedikit dan ambang batas penciuman yang lebih baik.
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Post Viral Rhinosinusitis
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Post Viral Rhinosinusitis
▪ Oral corticosteroid : Kortikosteroid sistemik, dengan atau tanpa antibiotik tidak memiliki
efek positif pada pemulihan pada 7-14 hari.
▪ Nasal decongestants
▪ Saline :
○ Penelitian Gelardi 2009 diberikan irigasi saline hangat high volume 2x250 ml)
selama 2 minggu dan dibandingkan dengan saline 3x10ml selama 2 minggu →
rhinorrhea purulen menurun dalam 7 hari dan penurunan postnasal drip pada 7 dan
14 hari.
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Tatalaksana Acute Post Viral Rhinosinusitis
▪ Herbal :
○ Penelitian Pfaar 2012 diberikan cyclamen europaeum nasal spray 1x1.3mg tiap lubang
hidung selama 15 hari → tidak ada perbedaan dari gejala. (obstruksi nasal, facial pain,
sekresi mukupurulen)
▪ Vaksin → tidak ada RCT yang menunjukkan efek langsung vaksinasi pada ARS pasca-virus.
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Kriteria Rujukan
ARS CRS
● Edema periorbital ● Kriteria ARS
● Pergeseran bola mata ● Tanda sepsis
● Pandangan ganda (double vision) ● Gejala unilateral
● Ophthalmoplegia ● Terjadi perdarahan
● Penurunan ketajaman penglihatan ● Cacosmia
● Sakit kepala unilateral/bilateral ● Crusting
berat
● Pembengkakan frontal
● Tanda meningitis
● Tanda defisit neurologis
● Penurunan kesadaran
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-Lima WT. EPOS:
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Edema periorbital
Komplikasi periorbital : Selulitis preseptal, Selulitis orbital, Abses subperiosteal, Abses intraorbital
Komplikasi endokranial : Empiema epidural, empiema subdural, abses otak, meningitis, ensefalitis,
thrombosis sinus superior sagittal dan cavernosa
Komplikasi tulang : osteomielitis. Dapat muncul sebagai abses tulang frontal subperiosteal (Potts Puffy
Tumor) atau fistula frontokutaneus
Fokkens WJ, Lund VJ, Hopkins C, Hellings PW, Kern R, Reitsma S, Toppila-Salmi S, Bernal-Sprekelsen M, Mullol J, Alobid I, Anselmo-
Lima WT. EPOS: European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
Prognosis
▪ Tergantung dari tanda dan gejala klinis, respon imun tubuh, serta komplikasi yang sudah terjadi
▪ Faktor yang memperburuk prognosis berdasarkan klasifikasi rhinosinusitis
○ ARS
■ Terjadi komplikasi pada orbita
■ Terjadi komplikasi intrakranial
○ CRS
■ Disebabkan oleh H. influenzae, S. pneumoniae, P. aeruginosa, M. catarrhalis, S.
aureus
■ Peningkatan jumlah eosinofil signifikan
THANK
S!
CREDITS: This presentation template was created by
Do you have any
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
questions?