LEUKOKORIA
Disusun oleh:
Muhammad Afzalurrahman Putranda
NIM I4061172010
Definition
Tes Reflek
Digunankan untuk skrining mendeteksi perubahan pada fundus
Pupil (Red dan kekeruhan pada aksis visual
Reflex Test) Dilakukan diruangan yang gelap
Jarak pemeriksa sekitar 50 cm dari anak
Refleks okular harus terlihat dan simetris dalam warna dan
intensitas di kedua mata
Dilatasi pupil meningkatkan sensitivitas tes
Possible causes Differential criteria
Congenital cataract Early infancy, unilateral or bilateral, normal globe size
Retinoblastoma Infancy, normal globe size, unilateral (2/3) or bilateral
(1/3), calcifications in tumour
Retinopathy of prematury, grade V Early infancy, usually ilateral, no microphthalmos,
preterm birth with oxygen therapy
Differential Exudative retinitis (Coat’s disease) Chilhood, unilateral
Persistent hyperplastic primary Usually unilateral, usually microphthalmus, conatal,
Diagnosis of vitreous centrally displaced ciliary processes
Leukocoria Tumors
Exudative retina detachment
Astrocytoma, medulloepithelioma
In toxocariasis, angiomatosis retinae (von Hippel-
Lindau tumour), diffuse choroidal hemangioma
Other causes Norrie’s disease, inconginetal pigmenti (Sulzberger
disease), juvenile retinoschisis, retinal dysplasia,
vitreous abscess, myelinized nerve fibers, coloboma
of the optic disk (morning glory disk), foreign bodies
in the vitreous chamber
Penyebab tersering leukokoria pada bayi dan anak di Indonesia
Katarak
Retinoblastoma
Epidemiology Persistent Fetal Vasculature (PFV)/Persistent Hyperplastic Primary
Vitreous (PHPV)
Penyakit Coats
Retinopathy of prematury
Katarak : kekeruhan pada lensa mata
Katarak kongenital (anak), kekeruhan pada lensa yang ada saat
sejak lahir atau muncul setalah nya
2/3 seluruh kasus adalah bilateral
Katarak
Konginetal
Etiologi (kongenital)
Autosomal dominant (AD) inheritance paling sering
Kelainan kromosom
Down syndrome (trisomy 21), Edwards syndrome (trisomy 18),
Miscellaneous: Hallermann–Streiff syndrome, Nance–Horan
Katarak syndrome
Kelainan metabolik
Konginetal Galactosaemia, Lowe syndrome, Mannosidosis, and other metabolic
disorders: hypo- and pseudohypoparathyroidism, and hypo- and
hyperglycaemia
Infeksi intrauterin
Rubella, Toxoplasmosis, Cytomegalovirus infection, Varicella, and
others: Measles, syphilis, herpes simplex and HIV
Etiologi (didapat)
Katarak Trauma
Congenital cataracts
Left to right, top : Extensive blue dot; nuclear; lamellar with riders;
Left to right: bottom: ‘oil droplet’; posterior polar; sutural with blue dots.
Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) dan, jika
Katarak memungkinkan, analisis genetic
Serologi. Kadar titer IgG and IgM pada TORCH.
Konginetal
Fungsi pendengaran dan jantung pada sindroma katarak rubella
Pengobatan
Rujuk ke spesialis anak
Obati yang berhubungan dengan penyakit mata
Katarak bedah
operasi pengangkatan lensa untuk memberikan aksis visual yang
Konginetal jernih
koreksi kesalahan refraksi akibat aphakia dengan kacamata, lensa
kontak, atau implantasi lensa intraokular
koreksi ambliopia sensorik terkait
Retinoblastoma adalah neoplasma intraokular maligna primer
yang muncul dari sel neuroepitelial yang belum matang dari retina
yang berkembang (retinoblas).
Dapat tumbuh secara endophytic (ke dalam vitreous) dengan
Retinoblastoma penyebaran sel tumor pada seluruh mata, atau bersifat exophytic
(ke dalam ruang subretina) atau kombinasi keduanya.
Median usia penegakan diagnosis retinoblastoma adalah sekitar
12 bulan untuk kasus bilateral cases
24 bulan untuk kasus unilateral
Manifestasi Klinik
Leukokoria (reflek pupil putih) presentasi umum (60%)
Strabismus merupakan penampakan kedua yang paling umum
(20%)
Mata merah yang sangat nyeri dengan glaukoma sekunder,
dimana terkadang dapat dikaitkan dengan buphthalmos
Retinoblastoma Penglihatan yang buruk
Inflamasi atau pseudoinflamasi
Inflamasi orbita menyerupai selulitis orbita atau preseptal dapat
terjadi dengan tumor nekrotik
Invasi orbital atau terlihat pertumbuhan ekstraokular
Metastasis meliputi pembesaran nodus limfa regional dan ke otak
Tanda
Tumor intraretina bersifat homogen, lesi putih berbentuk kubah
(dome-shape lesion) yang menjadi ireguler sering dengan bintik
Retinoblastoma atau kalsifikasi keputihan.
Tumor endophytic menyebar ke dalam vitreous sebagai massa
putih yang dapat menyebar ke dalam gel
Tumor exophytic berbentuk massa putih subretina multilobular
Red reflex testing
Pemeriksaan dibawah anastesi:
pemeriksaan umum untuk
abnormalitas kongenital dari wajah
dan tangan
Tonometri
pengukuran diameter kornea
Retinoblastoma pemeriksaan ruang anterior dengan
slit-lamp
Opthalmoskopi
Cycloplegic refraction.
Ultrasonography: B-scan US
CT-scan
MRI
Treatment
Kemoreduksi (kemoterapi sistemik)
Krioterapi
Laser termoterapi
Brakiterapi
Retinoblastoma Kemoterapi
External beam radiotherapy
Enucleation
Sebagai piliha pertama jika tumor intraokuler lanjut sudah mengalami
perubahan secara anatomi dan fungsional
Sebagai pilihan sekunder jika terapi inisial tidak meunjukan perbaikan
Persistent anterior fetal vasculature (persistent hyperplastic
primary vitreous) is confined to the anterior segment and often
involves the lens.
Presentation is with leukocoria (Fig. 12.41A) involving a
retrolental mass into which elongated ciliary processes are
inserted (Fig. 12.41B).
FPV/HPVP ○ The size and density of the retrolental fibrovascular tissue
is variable (Fig. 12.41C).
○ Complications include cataract (Fig. 12.41D) and
angle-closure glaucoma.
○ Early lens and vitreoretinal surgery may preserve useful
vision in some cases.
Persistent fetal vasculature (PFV) merupakan sebuah spektrum
luas kelainan kongenital umumnya berupa plak retrolental pada
mata yang mikroftalmik, dengan pembuluh darah nyata pada iris,
bilik mata depan dangkal, prosesus siliaris yang memanjang dan
FPV/HPVP kadangkala perdarahan intralentikular
PFV terminologi yang lebih tepat utnuk kondisi yang dikenal
sebelumnya sebagai persistent hyperplastic primary vitreous
(PHPV)
Terjadi akibat kegagalan kompleks vaskulatur hialoid dan vitreus
primer untuk beregresi pada masa fetus, dapat parsial atau total,
sehingga dapat diditemui adanya gambaran anterior dan posterior
FPV/PHPV gangguan regulasi apoptosis
ekspresi genetik yang tidak normal (terutama VEGF, angiopoietin-2,
βFBF)
waktu ekspresi gen yang tidak tepat.
Leukokoria
Mikroftalmus
Nistagmus
Strasbismus
Katarak
FPV/PHPV Titik Mittendorf
Bergmeister papillae
Gambaran klasik:
terlihat prosesus siliaris yang memanjang (saat pupil berdilatasi)
Pembuluh darah radial terlihat jelas pada permukaan iris
Tatalaksana
Tindakan bedah PFV ringan tanpa keterlibatan posterior,
PFV/PHPV operasi katarak dan eksisi membrane memberikan hasil
penglihatan yang baik
PHPV posterior umumnya mempunyai prognosis visual yang lebih
buruk daripada anterior
Penyakit Coats adalah telangiektasia retina idiopatik yang
umumnya timbul pada anak usia dini.
Dihubungkan dengan eksudasi intreretina dan subretina, dan
Penyakit Coats seringnya ablasio retina exudatif tanpa tanda traksi vitreoretina.
Pria: Wanita = 3: 1
95% kasus bersifat unilateral
Manifestasi Klinis
Pebglihtana yang buruk
Strabismus
Leukokoria.
Penyakit Coats
Temuan khas pada pemeriksaan fundus
Telangiektasis dan dilatasi arteri aneurisma fokal fusiform
Eksudat intra- dan subretina
Observasi pada pasien dengan penyakit ringan, tidak mengancam
penglihatan
Ablasi laser
Terapi anti-VEGF
Penyakit Coats Triamcinolone intravitreal (2-4 mg)
Krioterapi
Bedah Vitreoretinal
Enukleasi
Retinopathy of prematurity (ROP) adalah penyakit kompleks dari
vaskularisasi retina yang berkembang pada bayi prematur.
Berdampak pada bayi berat lahir rendah prematur; penyakit
Retinopati sistemik tambahan adalah faktor risiko
Meskipun peran oksigen tambahan dan pembatasannya tampak
Prematuritas telah mengurangi kejadian ROP, faktor lain berkontribusi terhadap
timbulnya dan keparahan penyakit
asidosis, apnea, patent ductus arteriosus, septikemia, transfusi
darah, dan perdarahan intraventrikular.
Lokasi
Zona I, radiusnya 2x jarak diskus-
fovea
Retinopati
Zona II, dari tepi zona I hingga
Prematuritas nasal ora serrata.
Zona III, berbentuk bulan sabut,
terletak di sisi temporal
Retinopati
Prematuritas
Staging of active retinopathy of
prematurity.
(A) Stage 1 – demarcation line;
A B (B) stage 2 – ridge;
(C) Stage 3 – ridge with
extraretinal vascular
proliferation;
(D) Stage 4A – partial extrafoveal
retinal detachment
C D
Laser ablation of avascular peripheral retina
Retinopati Intravitreal anti-VEGF agents.
Prematuritas Pars plana vitrectomy
Toxocariasis disebabkan oleh infestasi dengan ascarid (cacing
Toksokariasis gelang) anjing, Toxocara canis
Berhubungan erat dengan binatang peliharaan dan karena
memakan tanah (pica) yang terkontaminasi Toxocara ova.