Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANDIRI SESI BAYI

Peningkatan Kapasitas Dokter


dalam Pelayanan Ibu dan Bayi
melalui metode Blended Learning
Tahun 2021
IDENTITAS PESERTA
• Nama lengkap :
• Asal Puskesmas :
• Kabupaten/Kota :
STUDI KASUS 1
Anak B, perempuan dibawa ibunya ke Puskesmas pada tanggal 4 Oktober 2020. tanggal lahir anak 2 April 2020. Ibu mengatakan bayi BAB cair sejak kemarin dengan frekuensi +
3x/ hari. Tidak rewel, darah (-), lendir (-), busa (-). Masih mengkonsumsi ASI saja sejak lahir dari ibunya. Dan tidak terjadi perubahan pola menyusui dibanding biasanya. Dari
catatan imunisasi Buku KIA, terlihat bahwa :
• Telah mendapat Hepatitis B0 + bOPV 0, BCG, Pentavalent 1 + bOPV, sesuai usia
• Dari plotting KMS pada tanggal 2 September 2020, terlihat berat anak 6,7 kg

Pemeriksaan:
• Umur 6 bulan
• BB: 7 kg, TB: 60 cm
• Tampak normal, composmentis;
• Suhu: 36,5 C, RR= 39 x/m; N: 100 x/m
• Cubitan kulit perut kembali dengan cepat
• Mata tidak cekung
• Tanda dehidrasi tidak ada
• Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
• sklera tak ikterik

Pertanyaan:
1. Pelayanan promotif preventif apa saja yang seharusnya sudah diterima anak pada usia tersebut ?
2. Tata laksana apa yang diterima anak dan keluarganya pada hari tersebut?
JAWABAN
STUDI KASUS 2
A, anak laki-laki 10 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas 1 hari, didahului demam dan batuk sejak 3 hari sebelum ke RS. Keluhan tidak
disertai mengi, mengorok, kebiruan pada bibir dan ujung jari, kejang maupun penurunan kesadaran. Anak mulai sulit makan dan menyusu. Karena
keluhannya penderita sudah berobat ke dr umum, diberi obat panas dan obat batuk. Ayah pasien diketahui menderita TBC paru BTA (+) dan sedang
mendapat pengobatan TBC 1 minggu.
Anamnesis Tambahan:
• Anak lahir cukup bulan, spontan, BBL 3200 gram, panjang badan 49 cm
• Anak tidak dari bepergian, ayah supir bis antar kota, ibu tidak bekerja, keluarga tidak ada yang sakit
• Riwayat panas dan batuk ≥ 2 minggu tidak ada
• Riwayat imunisasi dasar lengkap, scar BCG ada
• BB bulan lalu 7 kg
• Pasien tinggal bersama ibu, ayah, 2 kakak (3 dan 6 tahun). Kakak sehat tidak ada keluhan

Pemeriksaan Fisik:
• BB: 7.5 kg, TB: 72.5 cm TB/U: -0.37, BB/TB -2.66 SD
• Tampak sakit berat, composmentis;
• RR= 68 x/m; S: 38,1oC; N: 140 x/m; CRT < 2”
• SpO2 room air 89%; dengan oksigen 1 lt/mnt/nasal: 97%
• Tanda dehidrasi tidak ada
• Kelenjar getah bening teraba 1 cm multiple bilateral,
• sklera tak ikterik, pernapasan cuping hidung tidak ada,
• perioral sianosis tidak ada, retraksi ada, pada auskultasi
• toraks didapatkan crackles, tidak dapatkan acrosianosis
• Pemeriksaan Foto Thoraks:
Pemeriksaan Penunjang:
• Hb: 11 g/dL, L: 19.700/mm3, Ht: 36%, T:
420.000/mm3 Foto asimetris, inspirasi cukup
Soft tissue dan skeletal yang tervisualisasi dalam
• DC: 0/0/2/70/25/3 batas normal
Trachea di tengah. Mediastinum tidak melebar
• CRP: 6 mg/dL Cor tidak membesar
Sinuses dan diafragma dalam batas normal
• Swab PCR SARS-CoV-2, 2 hari Pulmo
Hili dalam batas normal
berturut-turut: negatif Corakan bronkovaskuler bertambah
Tampak infiltrate di perihilar bilateral
• PPD: 17 mm Kesan:
Bronkopneumonia bilateral
• BTA: -/-/- (aspirat lambung) Tidak tampak kardiomegali

• TCM sputum: terdeteksi M.


tuberculosis, sensitif rifampisin (aspirat
lambung)
Pertanyaan
1. Sebutkan diagnosis pasien secara lengkap
2. Sebutkan dasar diagnosis tersebut
3. Sebutkan pemeriksaan tambahan lain pasien ini
4. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
5. Bagaimana tata laksana pada keluarganya
JAWABAN
STUDI KASUS 3
A, anak laki-laki usia 13 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas 2 hari,
disertai demam 2 minggu, batuk 3 minggu, berat badan turun 1 kilogram selama 2 bulan Pemeriksaan Foto toraks:
terakhir. Karena keluhannya penderita sudah berobat ke dr umum, diberi antibiotik
namun keluhan tidak berkurang.
Ayah pasien diketahui menderita TBC paru BTA (+) dan sedang mendapat pengobatan
TBC 1 minggu. Imunisasi dasar lengkap, scar BCG ada. Pasien tinggal bersama ibu,
ayah, 1 kakak (3 tahun). Kakak sehat tidak ada keluhan.
 
Pemeriksaan fisik: BB: 7.3 kg, TB: 72 cm BB/TB -2.8 SD, tampak sakit berat,
composmentis; RR= 58 x/m; S: 38,1 C; N: 120 x/m; SpO 2 room air 89%; Kelenjar getah
bening tidak teraba membesar, sklera tak ikterik, pernapasan cuping hidung tidak ada,
retraksi ada, pada auskultasi toraks didapatkan crackles, Hepar: 2 cm bac, Lien tidak
teraba, dan tidak dapatkan acrosianosis.

Pemeriksaan Penunjang:
• Hb 11 g/dL, L: 19.700/mm3, Ht: 36%, T: 420.000/mm3
• DC: 0/0/2/70/25/3 Pertanyaan
1. Sebutkan diagnosis pasien secara lengkap
• CRP: 25 mg/dL 2. Sebutkan dasar diagnosis tersebut
• PPD: 11 mm 3. Sebutkan pemeriksaan tambahan lain pasien ini
4. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
• BTA -/-/-
5. Bagaimana tata laksana pada keluarganya
• TCM sputum: terdeteksi M. tuberculosis, sensitif Rifampisin  
JAWABAN
STUDI KASUS 4

Seorang anak laki-laki, 10 bulan, 10 kg, datang ke UGD karena ibu mengatakan anak dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu. Diare 6-7 kali/hari berupa cair, ampas sedikit, tidak
ada lendir dan darah. Ibu pasien juga mengeluhkan adanya muntah sejak 3 hari yang lalu, lebih dari 5 kali/hari, tetapi hari ini muntah sudah berkurang. Anak tampak haus sejak pagi ini
sehingga ibu membawa anaknya ke UGD karena khawatir. BAK terakhir tidak diketahui, karena anak mengenakan pampers.
Saat di UGD, anak tampak rewel, menangis tanpa air mata dengan tanda vital laju napas 34 x/menit, detak jantung 132 x /menit regular, temperatur 37,5°C. Mata dan ubun-ubun besar
tampak cekung. Cubitan kulit di perut kembali lambat (2 detik). Pemeriksaan lain dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan penunjang di UGD


• Hb = 11,5 g/dL
• Hct = 33 %
• WBC = 4670 /uL
• PLT = 258.000 /uL

Urinalisis : Kuning orange/ BJ 1,020/ pH 7/ leukosit (-)/ nitrit (-)/ protein (-)/ glukosa (-)/ keton (-)/ bilirubin (-)/ urobilin (-)/ leukosit 0-1/ eritrosit 0-1
Analisis Feces : Warna kuning kehijauan, konsistensi cair, darah (-), lendir (-), bakteri (+), leukosit 0-1/LPB, eritrosit -/LPB, jamur (-), telur cacing (-), larva (-), amoeba (-)

Apa tatalaksana pada anak dan keluarga?


JAWABAN
STUDI KASUS 5
Suri, perempuan, 9 bulan, sehat
BB 7 kg, PB= 67 cm
Pola makan saat ini
• masih mendapat ASI dan mendapat nasi tim 3 kali/hari
• Nasi tim terbuat dari nasi dicampur dengan bayam/wortel/labu, kuah ceker ditambah ikan lele/ayam/tahu/tempe
• Volume ½ mangkok
• Biskuit/buah 1-2 kali, bergantian, banyaknya: biskuit 1-2 keping, buah alpukat/mangga/pisang: ½ potong
 
Instruksi
•  Timbang, ukur dan plot data antropometri pasien pada grafik!
• Ibu menanyakan apakah anaknya termasuk pendek dan kurang gizi? Jelaskan!
• Edukasi pemberian MPASI apa yang benar pada ibu Suri?
JAWABAN
STUDI KASUS 6
Nisa, perempuan, 8 bulan, dikatakan mengalami gizi buruk oleh salah satu ibu kader dan diminta datang ke Puskesmas
Saat ini BB = 6,1 kg dengan PB = 65 cm. Berat badan sebelumnya berturut-turut 5,8 kg dan 6 kg
Diketahui pola makan saat ini: Bubur susu atau bubur rumahan komersial 2-3x/hari, jika bubur susu habis @ 1 sachet/kali, jika bubur saring @
½ porsi/kali dengan 1x buah pisang atau alpukat ½ buah/kali.
Hingga saat ini masih diberikan ASI
Catatan: Berat lahir = 3000 gram, panjang = 49 cm, lingkar kepala = 33 cm

Instruksi
• Lakukan penilaian antropometri dan penilaian asupan pada anak ini!
• Hitung kebutuhan kalori yang dibutuhkan dan rencanakan pemberian nutrisi pada anak ini!
• Rencanakan program evaluasi dan pemantauan yang akan dilakukan!
JAWABAN
STUDI KASUS 7

Anda seorang dokter jaga di puskesmas. Seorang anak perempuan, usia 5 tahun, berat badan 17 kg, datang
dengan keluhan sesak dan napas berbunyi sejak tadi malam. Dari penampakan anak masih terlihat nyaman di
pangkuan ibunya, didapatkan napas cuping hidung dan terdengar wheezing. Tidak pucat ataupun biru

. Apakah kesimpulan saudara dan tindakan apa yang akan anda lakukan?
JAWABAN
STUDI KASUS 8
Anda sedang bertugas di IGD, mendapat panggilan masuk pasien baru anak berumur 6 tahun berat badan 25 kg,
dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk RS. Pada saat dilakukan pemeriksaan tiba-tiba dijumpai
keadaan anak denyut jantung <60 x dan henti nafas.

Apa yang anda lakukan?


JAWABAN
STUDI KASUS 9
Anda sedang bertugas di IGD, mendapat pasien baru anak berumur 6 tahun berat badan 25 kg, dengan keluhan
sesak nafas sejak 4 hari sebelum masuk RS. Pasien sudah dilakukan stabilisasi dan akan di rujuk ke RS rujukan,
langkah apa saja yang harus dilakukan selama proses transportasi?
JAWABAN
STUDI KASUS 10
Anak perempuan, 2 tahun, 10 kg, dibawa ke IGD karena sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului
dengan batuk dan demam pada 3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisis didapatkan anak masih tampak
gelisah dan tidak aktif, FP 60 kali per menit, retraksi sela iga, dinding dada, epigastrium. Saturasi datang 80%,
terdapat kebiruan pada kuku jari tangan dan kaki.

• Bagaimana penilaian pada pasien ini?


• Bagaimana tatalaksana awal yang diberikan pada pasien ini?
JAWABAN
STUDI KASUS 11
Seorang anak laki-laki umur 6 tahun 10 bulan, berat badan 22 kg, datang dengan demam 4 hari terus menerus,
anak mengalami kejang, hematemesis dan melena, kesadaran menurun. Saat tiba di ruang gawat darurat,
kesadaran soporous, pernapasan cepat dan dalam, tidak ada retraksi, akral dingin, pucat, refill kapiler 5 detik,
nadi teraba halus, frekuensi nadi 180 kali/menit, tekanan darah 60 mmHg/palpasi. Pada pemasangan sonde
lambung terdapat cairan coklat.

• Apa yang anda harus segera lakukan ?


• Apa diagnosis penderita diatas?
• Apa tatalaksana yang harus anda berikan?
• Apa evaluasi yang harus anda lakukan setelah tatalaksana?
JAWABAN
STUDI KASUS 12
Seorang anak laki-laki umur 4 tahun, berat badan 20 kg, datang ke UGD dengan riwayat demam tinggi 7 hari.
Demam terutama di malam hari dan agak turun pada pagi dan siang hari. Riwayat diare selama 4 hari dan
melena. Anak datang dengan suhu 40°C, kesadaran somnolen dan gelisah, Tekanan darah palpasi 80 / mmHg ,
nadi isi dan tegangan kecil, akral dingin. Frekuensi napas 40x menit, dan dalam, tak ada retraksi dan tidak ada
ronkhi basah, capillary refill time 5 detik. Sejak 4 jam tidak kencing. Apa yang anda segera harus dilakukan ?
• Apa yang anda harus segera lakukan ?
• Apa diagnosis penderita diatas?
• Apa tatalaksana yang harus anda berikan?
• Apa evaluasi yang harus anda lakukan setelah tatalaksana?
•  
JAWABAN
TERIMA KASIH
TELAH MENYELESAIKAN
TUGAS BELAJAR MANDIRI

Anda mungkin juga menyukai