ANALISIS KELAIKAN
FUNGSI BANGUNAN
VERTIKAL
GEDUNG RUSUNAWA KASNARIANSYAH PT. SP2J
Latar Belakang
• Sejumlah hunian vertikal mulai menjadi solusi terbaik bagi masyarakat
terutama pada area pusat kota dan masyarakat dengan kondisi ekonomi
menengah.
• Pemanfaatan bangunan gedung rusunawa yang sudah ada haruslah
dilakukan perawatan secara berkala oleh pengelola bangunan agar
bangunan tetap andal.
• Rusunawa SP2J merupakan program pemerintah Kota Palembang dalam
upaya untuk menyediakan hunian bagi masyarkat berpenghasilan rendah.
• Kajian penilaian kondisi bangunan rusunawa ini akan dilakukan
berdasarkan Peraturan Walikota Palembang Nomor 1 Tahun 2018 yang
menerangkan bahwa keandalan dalam fungsi bangunan gedung penting
dilakukan ditandai dengan adanya Sertifikat Laik Fungsi.
Rumusan Masalah
• Bagaimana hasil penilaian terhadap kelaikan fungsi bangunan rusunawa?
Tujuan Penelitian
• Mengkaji hasil penelitian terhadap kelaikan fungsi bangunan rusunawa.
Batasan Penelitian
• Bangunan yang akan diteliti adalah Bangunan Rusunawa SP2J di Kota
Palembang pada Blok A.
• Penilaian gedung Rusunawa dilakukan secara pengamatan visual di
lapangan dengan pedoman daftar simak SLF.
Manfaat Penelitian
• Memberikan kesimpulan hasil penilaian kelaikan bangunan gedung
terhadap manajemen pengelolaan rusunawa.
• Sebagai bahan kajian dalam pengambilan keputusan terhadap
pemeliharaan bangunan gedung rusunawa di masa depan.
Tinjauan Pustaka
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun atau Rusun
menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-
bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat
hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan
tanah bersama.
Kelaikan Bangunan
• Kelaikan bangunan adalah keadaan bangunan yang harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dalam hal ini ditentukan oleh
pemerintah.
• Bangunan gedung yang dinyatakan laik fungsi adalah bangunan yang
telah dilakukan pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh
persyaratan teknis bangunan gedung, dan pemerintah daerah yang
mengesahkan dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
Sertifikat Laik Fungsi
• Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan adalah sertifikat yang diterbitkan
oleh pemerintah daerah atau pemerintah provinsi untuk menyatakan
kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara admistratif maupun
teknis sebelum pemanfaatannya.
Komponen Penilaian
Arsitektural Struktural Mekanikal Elektrikal Tata Ruang Luar
• Penutup Atap • Kerangka Atap • Saluran Air Bersih • Power Supply • Saluran Air Kotor
• Dinding Luar • Tangga • Sanitasi Air • Sistem Distribusi • Septic Tank-SP /
• Pintu, Jendela & • Kolom • Pipa Air • Beban Listrik IPAL
Ventilasi • Balok • Unit Penghantar • Sistem • Ruang Tanam
• Talang • Plat Lantai Udara (AHU/AC) Elektronika Hijau
• Listplank • Pondasi • Chiller • Jalan Lingkungan
• Dinding Dalam • Panel Kontrol / • Tempat Parkir
• Langit-Langit Power • Dinding Penahan
• Lantai • Pompa Air Tanah
(Sumur) • Pagar
• Sistem • Penerangan Luar
Transportasi
Vertikal
• Sistem Proteksi
Kebakaran
• Pencegahan
Kebakaran
Indikator Fungsi Kelaikan Komponen Arsitektural
Fungsi Indikator Penilaian
Indikator
Variabel
Penilaian Primer Sekunder Tersier
4 Talang Menampung dan mengalirkan air Kontrol volume air Estetika bangunan
Keterangan:
Skor = skor dari daftar simak SLF masing-masing komponen dan variabel penilaian
Setelah mendapatkan nilai indikator, maka dapat dihitung total nilai akhir berupa persentase kelaikan secara keseluruhan, adapun rumusnya sebagai berikut.
sebagai
penampung dan
Fungsi Primer Tidak ada
mengalirkan air
dari atap
Skor 0/3
Hasil Analisis Komponen Arsitektural
5. Listplank
Skor 3/3
Hasil Analisis Komponen Arsitektural
7. Langit-Langit
1. Penutup Atap 1
2. Dinding Luar 3
3. Pintu, Jendela dan Ventilasi 3
4. Talang 0
5. Lisplank 1
6. Dinding Dalam 3
7. Langit-Langit 1
8. Lantai 3
No Indikator Perhitungan Nilai Indikator
1 Penutup Atap Nilai Konversi = 3,33
Skor = 1
2. Dinding Luar
Maka, Nilai Indikator = 1 x 3,33 = 3,33
Nilai Konversi = 3,33
Skor = 3
Perhitungan
3. Pintu, Jendela
Maka, Nilai Indikator = 3 x 3,33 = 10
Nilai Konversi = 3,33
Nilai Kelaikan
dan Ventilasi Skor = 3
Maka, Nilai Indikator = 3 x 3,33 = 10
4. Talang Nilai Konversi = 3,33 Menurut perhitungan tersebut maka didapat
Skor = 0
Maka, Nilai Indikator = 0 x 3,33 = 0
TOTAL NILAI INDIKATOR
5. Listplank Nilai Konversi = 3,33
Skor = 1
Maka, Nilai Indikator = 1 x 3,33 = 3,33 = 3,3 + 10 + 10 + 0 + 3,3 + 10 + 3,3 + 10 = 49,99
6. Dinding Nilai Konversi = 3,33
Dalam Skor = 3
Maka, Nilai Indikator = 3 x 3,33 = 10
7. Langit-langit Nilai Konversi = 3,33 PERHITUNGAN NILAI KELAIKAN
Skor = 1
Maka, Nilai Indikator = 1 x 3,33 = 3,33 Total Nilai Indikator = 49,99
8. Lantai Nilai Konversi = 3,33
Skor = 3 Jumlah Indikator = 8
Maka, Nilai Indikator = 3 x 3,33 = 10 Nilai Tertinggi = 10
Maka, Nilai Kelaikan = x 100% = 62,5%
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa :
• Hasil penilaian kelaikan fungsi bangunan Rusunawa Kasnariansyah PT.
SP2J melihat dari kelaikan fungsi komponen arsitektural dikategorikan
dalam status ‘tidak laik’ dengan nilai kelaikan fungsi sebesar 62,5%.
• Komponen arsitektural yang memiliki nilai ‘kurang’ adalah pada
komponen penutup atap, listplank dan langit-langit.
• Sedangkan kategori ‘baik’ terdapat pada komponen dinding luar, pintu
jendela dan ventilasi, dinding dalam dan lantai.
• Lalu pada kategori ‘tidak ada’ yaitu pada komponen talang.
Saran
• Untuk kelaikan fungsi bangunan perlu lebih memperhatikan dari segi
pemeliharaan dan perbaikan berkala pada bangunan untuk menjaga
kualitas serta fungsi dari bangunan itu sendiri.
• Untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan sistem evaluasi
penilaian kelaikan fungsi bangunan dengan alat pengamatan survei yang
lebih efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kota Palembang. 2019. Jumlah Penduduk Kota Palembang 2017-2019. Palembang.
Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 58. 2002. Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung. Jakarta
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8. 2013. Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung. Palembang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16. 2010. Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24. 2007. Pedoman Teknis Ijin Mendirikan Bangunan. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24. 2008. Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Gedung. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26. 2007. Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26. 2008. Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 27. 2018. Pedoman Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung. Jakarta
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29. 2006. Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 30. 2006. Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 36. 2005. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28/2002. Jakarta
Peraturan Walikota Palembang Nomor 1. 2018. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kota Palembang. Palembang
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11. 2000. Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan. Jakarta
Yufiansyah. 2018. Analisis Laik Fungsi Bangunan Hunian Vertikal (Studi Kasus : Gedung Rusunawa Kabupaten Sleman, Yogyakarta). Tesis. Magister Teknik
Sipil. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Lampiran
Terima Kasih