Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

Sekelumit tentang Paradigma


Perekonomian Indonesia pada
Masa Orde Lama, Orde Baru,
dan Reformasi

PENERBIT ERLANGGA
www.erlangga.co.id
Pendahuluan

 Perekonomian Indonesia dimulai sejak


kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945
Indonesia telah bebas menentukan nasibnya sendiri

 Perekonomian Indonesia dibagi ke dalam tiga


kurun waktu:
- Orde Lama (1945 – 1966)
- Orde Baru (1966 – 1998)
- Orde Reformasi (1998 – Sekarang)

2
Perekonomian pada Masa
Orde Lama

3
Situasi perekonomian penting pada
masa Orde Lama
Pertumbuhan ekonomi
• Periode 1951-1966 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 2,7 persen per tahun
• Kebijakan mencetak uang baru mengakibatkan inflasi tinggi 23,5 persen per tahun selama 1955-1960
• Desember 1949-1950 terjadi reformasi moneter pada masa kabinet Hatta

Nasionalisasi perusahaan asing (terutama milik Belanda) pada 1951


• Tahun 1958 pemberlakuan UU No. 78/1958 tentang investasi Asing
• Hal ini memperburuk perekonomian, termasuk penutupan Bursa Efek Jakarta pada 1958

Penggabungan semua bank milik pemerintah


• Tahun 1965 mendirikan Bank Berjuang
• Sistem perbankan hanya berfungsi sebagai pemasok dana proyek pemerintah

Angkatan kerja, pekerjaan, dan upah


• Angkatan kerja: jumlah pengangguran sebanyak 1,8 juta dari 34,5 juta angkatan kerja
• Pekerjaan: 72% di sektor pertanian; 9,5% di sektor jasa; 6,7% di sektor perdagangan & keuangan; 5,7% di sektor
industri
• Upah: tahun 1953 pekerja di Jakarta menerima upah sebesar Rp5-6 per hari (pekerja nonterampil) dan Rp10-20 per
hari (pekerja terampil)

Neraca ekonomi nasional


• Tahun 1955-1965 anggaran pemerintah mengalami defisit sebesar 137 persen dari pendapatan
• Situasi memprihatinkan ini mendorong negara untuk melakukan pinjaman luar negeri 4
Perekonomian pada Masa
Orde Baru

5
Pembangunan jangka pendek
pemerintah

4 Tahap Pelaksanaan Tahap


Penyelamatan,
Rehabilitasi,
Konsolidasi,
Stabilisasi

Pemberlakuan
Kebijakan Tiga UU Baru Kebijakan
tentang Anggaran
Perbankan Berimbang

6
Pembangunan jangka panjang (Pelita)
pemerintah

Pelita I Pelita II
Pelita III - V
(1969-1974) (1974-1979)
• Menitikberatkan • Menitikberatkan • Menitikberatkan
pada pemeliharaan pada pertumbuhan pada pemerataan
stabilitas ekonomi hasil pembangunan
perekonomian
• Pertumbuhan • Pertumbuhan
• Pertumbuhan ekonomi sebesar ekonomi Pelita III
ekonomi sebesar 6,96 persen per sebesar 6,02 persen
8,56 persen per tahun per tahun; Pelita IV
tahun sebesar 5,21 persen
per tahun; dan
Pelita V sebesar
6,76 persen per
tahun

7
Aspek keberhasilan perekonomian
Indonesia pada masa Orde Baru

 Relatif terpeliharanya stabilitas nasional


 Dalam bidang investasi dan penerimaan negara, struktur
perekonomian sudah lebih kokoh dan seimbang
 Dalam bidang fiskal, prinsip anggaran berimbang yang
dinamis senantiasa dianut
 Dalam bidang moneter terjadi perubahan struktur secara
mendasar
 Dalam hal utang luar negeri, pembayaran kembali angsuran
pokok dan bunga utang kian membesar baik jumlah mutlak
maupun peranan relatifnya terhadap seluruh pengeluaran
rutin
8
Perekonomian Indonesia pada
Masa Reformasi

9
Profil perekonomian Indonesia
tahun 1996–1997

1996 - 1997
Laju Inflasi 34,22% dari 5,17% pada tahun
1996/1997
Tingkat Pengangguran 4,9% pada tahun 1996
7,5% pada tahun 1997

1996
PDB: 8,0%

1997
PDB: 4,7%
10
Langkah pemerintah dalam menjalankan
program penyehatan ekonomi Indonesia

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Moneter
Restrukturisasi Sektor
Keuangan
Reformasi Struktural di Sektor
Riil
Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri
Kebijakan Investasi

Jaringan Pengaman Sosial

11
Kebijakan Ekonomi Masa
Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono

12
Karakteristik pemerintahan SBY
(pemerintahan gotong royong)

 Rendahnya pertumbuhan ekonomi akibat masih


kurang berkembangnya investasi yang terutama
disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi
sosial politik dalam negeri.

 Dalam hal ekspor, sejak tahun 2000, nilai ekspor


non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1
miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar AS
tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56
miliar dollar AS.
13
Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I
Era SBY dan JK (2004–2009)

Kebijakan Kebijakan
pengurangan BLT
subsidi BBM

Indonesian
Infrastructure
Summit
PNPM
Mandiri &
Jamkesmas
Strategi
pembangunan
ekonomi: pro-
poor, pro-job,
MP3EI pro-growth, dan
pro environment

Note: Melalui MP3EI diharapkan mampu menempatkan Indonesia sebagai negara maju tahun 2025 dengan pendapatan per
14
kapita antara USS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun .
Profil perekonomian pemerintahan
Indonesia Bersatu Jilid I

Persentase Inflasi Angka Kemiskinan (juta


jiwa)
18%
16% 37
36
14%
35
12% 34
10% 33
8% 32
6% 31
4% 30
2% 29
0% 28
2005 2009 2005 2010

Note:
• Inflasi berhasil ditekan dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun 2009.
• Angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005 menjadi 31,02 juta orang pada tahun 2010. 15
Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II
Era SBY dan Boediono (2009–2014)

Kebijakan
Kebijakan makroprudensial
BI rate untuk pengelolaan
likuiditas dan
makroprudensial
lalu lintas modal

Kebijakan
operasi Kebijakan
moneter nilai tukar

Note: Dengan kebijakan ekonomi tersebut, Indonesia mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun
16
2009 dan IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800.
Kebijakan Ekonomi Masa
Pemerintahan Jokowi

17
Paket kebijakan ekonomi
tahap I

Paket kebijakan ekonomi tahap I


Menjaga
daya beli
yang dirilis pada 9 September
masyarakat 2015 merupakan gebrakan dari
kebijakan secara makro dan
Capital inflow
menyeluruh yang diharapkan
dapat membuka jalan bagi
kebijakan-kebijakan ekonomi
Memacu selanjutnya guna memperkuat
pertumbuhan
investasi pertumbuhan dan stabilisasi
ekonomi Indonesia.
18
Paket kebijakan ekonomi
tahap II

Paket kebijakan ekonomi tahap II yang dirilis pada


29 September 2015 diharapkan dapat meningkatkan
investasi dan membantu likuiditas perbankan di
Indonesia guna menopang pertumbuhan ekonomi.

Memberikan insentif
lebih bagi yang
menyimpan dananya
Memberikan insentif dalam bentuk mata
(pengurangan pajak uang Rupiah
sesuai lama waktu
Menarik investor penyimpanan) bagi
dengan memangkas eksportir yang
perizinan melalui menyimpan dana hasil
deregulasi dan ekspornya di perbankan 19
debirokratisasi Indonesia
Paket kebijakan ekonomi
tahap III

Paket kebijakan ekonomi Sektor Keuangan

tahap III yang dirilis pada 7


Oktober 2015 bertujuan
meningkatkan sektor supply
(bukan secara langsung Sektor Pertanian
meningkatkan daya beli
masyarakat) agar para pelaku
Sektor Industri
industri dapat bertumbuh
secara sustainable.
20
Paket kebijakan ekonomi
tahap IV

Transparansi Kemudahan dan


perhitungan upah peningkatan jumlah
minimum bagi buruh penyaluran KUR guna
memperbanyak
wirausahawan baru

Paket kebijakan ekonomi tahap IV yang dirilis pada 15 Oktober


2015 bertujuan mensejahterakan para buruh serta pelaku
industri kecil atau mikro.
21
Paket kebijakan ekonomi
tahap V

Paket kebijakan ekonomi tahap V yang dirilis pada 22 Oktober


2015 berfokus pada sisi insentif yang dapat diberikan
pemerintah kepada pengusaha agar semakin produktif dan
berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Penghapusan
pajak berganda Mempermudah
Pengurangan untuk kontrak izin atas
pajak revaluasi investasi dan produk-produk
aset dana investasi bank berbasis
real estate syariah
(REITS)

Note: DIRE/REIT adalah surat berharga dengan underlying asset berupa perusahaan properti. 22
Paket kebijakan ekonomi
tahap VI

Paket kebijakan ekonomi tahap VI yang dirilis pada


6 November 2015 ditujukan bagi industri-industri
yang berada di daerah pinggiran dan dengan
spesifikasi produk khusus, antara lain:
 Insentif pajak bagi industri di wilayah Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
 Perizinan (deregulasi) tentang penyediaan air
 Perizinan (deregulasi) impor untuk industri obat

23
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai