Anda di halaman 1dari 116

DASAR-DASAR

PEMERIKSAAN KLINIS GIGI


DAN MULUT 1

TIM TEKNIS RISKESDAS


POKOK BAHASAN
1. Pengisian Formulir Pemeriksaan Klinis Gigi dan
Mulut

2. Definisi Operasional Kode Formulir Pemeriksaan


Klinis Gigi dan Mulut
Pengisian Formulir Pemeriksaan Klinis Gigi dan
Mulut

• Penggunaan pensil 2B
• Pengisian diisi Huruf Balok
• Cocokkan nomor dengan form BM 01
FORM
BM 01
Formulir Pemeriksaan Klinis
Gigi dan Mulut
WHO CPI PROBE
DEFINISI OPERASIONAL
KODE STATUS GIGI GELIGI
/ Akar Sehat
Kode A/0 : Gigi Sehat
Tidak menunjukkan adanya
karies klinis yang telah dirawat atau karies yang tidak dirawat
Gigi dalam keadaan
karies dini (white spot),
atau bintik bintik putih,
diskolorasi

Gigi yang terdapat


Gigi yang berubah
pewarnaan pit atau fisur
warna atau bintik-
terjadi pada email, tidak
bintik/noda kasar Gigi
terdapat tanda kerusakan
Heymann et al, 2013 email
Kode 0 : Akar Sehat
Akar gigi terbuka dan
tidak menunjukkan
bukti klinis karies yang
telah dilakukan
perawatan atau tidak
dilakukan perawatan
Kode B/1 : Karies
Gigi berlubang atau karies pada permukaan gigi, dan CPI Probe
masuk ke dalam kavitas tersebut

• Gigi berlubang/karies pada


pit/fisur, atau pada
permukaan gigi yang halus
• Kavitas jelas, terjadi
kerusakan pada email

• Gigi dengan TS atau sealant,


tetapi terjadi juga kerusakan
Karies dinilai berasal di • Mahkota gigi mengalami karies
mahkota hingga Sisa akar  Skor
Karies
Kode 1 : Karies Akar
Pada permukaan bagian akar dicatat sebagai lesi karies:
CPI Probe dapat terasa / masuk dalam kavitas/lesi tersebut.

• Lesi karies pada permukaan


akar saja tidak melibatkan
mahkota
• Jika terdapat karies pada
mahkota dan bag. akar , maka
lesi tersebut termasuk dalam
karies mahkota dan akar
Kode C/2 :
Tumpatan dengan Karies
Gigi yang memiliki satu atau lebih restorasi permanen dan satu
atau lebih daerah yang mengalami kerusakan (karies).
Terdapat gigi yang telah
dilakukan penambalan
permanen, dan terdapat
karies pada gigi tersebut

Tidak terdapat perbedaan


antara karies primer Karies sekunder
maupun sekunder.

Kidd et al, 2008


Kode 2 :
Akar
terdapat
Tumpatan
dengan
Karies
Kode D/3
Tumpatan tanpa karies
Gigi yang telah dilakukan penambalan, TIDAK terdapat karies
Gigi telah ditumpat tanpa
adanya karies  terdapat satu
atau lebih restorasi permanen
dan tidak terdapat karies
sekunder atau karies primer
Kode 3 :
Akar
Terdapat
Tumpatan
Tanpa
Karies
Kode E/4 (Mahkota) :
Gigi dicabut karena karies
Gigi tetap atau sulung yang telah dilakukan pencabutan
karena karies gigi
Gigi tetap atau sulung
yang telah dicabut atau
hilang oleh karena
karies

• Gigi sulung dimana sudah Status akar gigi yang telah


waktunya erupsi, namun belum
erupsi, dapat menggunakan dinilai hilang karena karies
kode ini,. harus dikodekan "9".
• diindikasikan untuk diekstraksi
(indicated for extraction)
Kode 5 (Mahkota)
Gigi dicabut bukan karena karies
Gigi Tetap telah dilakukan pencabutan/hilang
disebabkan bukan karena karies gigi.

Digunakan untuk gigi tetap yang


kemungkinan tidak ada secara
kongenital, atau dicabut untuk
keperluan orthodontik, atau karena
penyakit periodontal, dan trauma.
Kode F/6 (Mahkota) :
Fissure Sealant
Gigi sulung /permanen  sealant pada permukaan oklusalnya .

Fissure yang telah diulas dengan


sealant pada permukaan oklusalnya
atau gigi dimana fisur oklusal telah
diperbesar dengan bor bundar atau
atau "flame-shaped" dan telah
diberikan bahan komposit didaerah
tersebut.
Kode G/7
Protesa cekat/Mahkota
Gigi yang merupakan bagian dari sebuah jembatan cekat
sebagai penyangga/abutment jembatan.
Veneer atau pelapis yang melapisi permukaan
labial gigi yang tidak terdapat tanda-tanda
karies atau restorasi tersebutt
Gigi yang hilang digantikan fixed partial
dentures pontics  kode 4 atau 5, dan
status akar diberi kode 9.
Jika terdapat implant, kode 7 dapat
digunakan untuk status akar dimana
implan ditempatkan sebagai abutment
Crown 11,21
15 14 13
Mahkota 7 4 7
Akar 7 9 7
Kode 8
Gigi tidak tumbuh
Unerupted tooth (crown)

Klasifikasi ini dibatasi untuk gigi


permanen dan digunakan hanya untuk
ruang gigi dengan gigi tetap yang tidak
tumbuh, akan tetapi tidak terdapat gigi
sulung.
Gigi yang tidak erupsi tidak
termasuk dalam perhitungan dalam
karies gigi. Kriteria ini tidak
Unerupted incisors maxilla
termasuk untuk gigi yang hilang
kongenital, atau gigi yang hilang
karena trauma.
Kode 8
Unexposed
root
Kode ini digunakan
untuk akar gigi yang
tidak terekspose, dan
tidak terdapat resesi gusi
Kode 9
Lain-lain tidak termasuk kriteria
Digunakan untuk gigi permanen
Not recorded.

Gigi permanen yang sudah erupsi


namun tidak dapat dilakukan
pemeriksaan karena beberapa
alasan (misalnya hypoplasia parah,
orthodontic bands dll).

Gigi yang terdapat kalkulus,


sehingga sulit untuk dilakukan
pemeriksaan
DASAR-DASAR
PEMERIKSAAN KLINIS GIGI
DAN MULUT 2

TIM TEKNIS RISKESDAS


LATIHAN
KASUS
51 dan 61
B dan B
A dan A
PEMERIKSAAN
STATUS PERIODONTAL
Community Periodontal Index
(CPI) modified
*2 Indikator penilaian status periodontal:
o Perdarahan Gingiva: ≤ 3 th
o Poket Periodontal: ≥ 15 th

*Subjek penelitian: ≥ 15 tahun (poket dan


kehilangan perlekatan)
*Alat yang digunakan: Probe CPI (WHO)
Probe CPI WHO

• Tip dimasukkan ke sulkus/ poket


dengan hati-hati.
• Tekanan ≤ 20 g.....subjek tidak merasa
sakit
• Paralel dengan sumbu panjang gigi
• Bergerak mengikuti kontur akar,
sulkus/ poket
CPI: pada semua gigi

Gingival bleeding scores Pocket scores


0 = gusi sehat 0 = tidak ada poket
1 = ada perdarahan 1 = poket 4-5mm
9 = gigi ekslusi 2 = poket ≥6mm
8 = gigi tidak ada 9 = gigi eksklusi
8 = gigi tidak ada
Kode kehilangan perlekatan

0 = 0-3 mm
1 = 4-5 mm CEJ belum melewati Band hitam
2 = 6-8 mm CEJ antara Band hitam ke-2 dan ke-3
3 = 9-11 mm CEJ antara Band hitam ke-3 dan ke-4
4 = 12 mm atau lebih CEJ , lebih dari band hitam ke-4
8 = Sekstan tidak diperiksa
9 = Gigi tidak dicatat
Kehilangan perlekatan

• Pemeriksaan tidak dilakukan pada semua gigi tetapi hanya pada Gigi Indeks
(17/16; 11; 26/27; 36/37; 31; 46/47 = 10 gigi). Mewakili 6 sektan
• Perkiraan masa akumulasi destruksi perlekatan periodontal
• Digunakan untuk membandingkan antara kelompok populasi
17/ 16 11 26/ 27

3 2 2

2 1 1

47/ 46 31 36/ 37
Nilai kode 9 Kehilangan Perlekatan

•CEJ tertutup kalkulus, band orto, sisa akar yg


tidak ada CEJ
•Kehilangan perlekatan: bila sektan tidak ada gigi
indeks, maka semua gigi yg ada pada sektan
tersebut diukur dan dipilih kode yang terbesar
•Gigi M3 erupsi sebagian, malposisi shg
permukaan bukal tidak bisa di probe
•Sisa akar yang posisi horisontal
Nilai kode 9 Perdarahan gingiva

•Malposisi shg permukaan bukal tidak bisa di


probe

Nilai kode 9 Kedalaman poket


•Gigi M3 erupsi sebagian, malposisi shg
permukaan bukal tidak bisa di probe
•Sisa akar yang posisi horisontal
Contoh

Pasien gigi 17, 16 missing: berapa kode kehilangan perlkatan sektan ini jika:
1. 18 erupsi sebagian, 15 & 14 ada kalkulus: kode 9
2. 18, 15, 14 missing: kode 8
3. 18 erupsi sebagian, 15 kode 3, 14 kode 2
JAWABAN:
4. Kode 9
5. Kode 8
6. Kode 3
Berapa kode kehilangan perlekatan sektan anterior
RA dan RB?
Bagaimana cara melakukan probing gigi 13?
Status Periodontal
Status Periodontal

Pengukuran kehilangan perlekatan pada gigi indeks dinilai berdasarkan nilai


tertinggi saat dilakukan probing di setiap gigi indeks
DASAR-DASAR
PEMERIKSAAN KLINIS GIGI
DAN MULUT 3

TIM TEKNIS RISKESDAS


Status Fluorosis

Penilaian Enamel Fluorosis :


- Dua gigi yang paling parah terkena
- Koding berdasarkan indeks ter”parah”
Status Erosi Gigi

• Pencatatan erosi gigi berdasarkan tingkat keparahan


erosi gigi tertinggi.
• Jumlah erosi gigi berdasarkan total keseluruhan gigi
yang terkena erosi
Erosi Gigi

Tidak ada erosi gigi Erosi pada Email gigi 11

Erosi pada Dentin gigi 21 Erosi hingga pulpa gigi 11 & 21


Lesi Mukosa Oral (modifikasi WHO)

• Lesi mukosa rongga mulut dinilai berdasarkan bentuk lesi pada jaringan
lunak yang terdapat dalam rongga mulut.
• Lesi pada rongga mulut  lesi datar, lesi putih, tonjolan padat, kantung
berisi cairan bening, ulser berupa lesi cekung pada mukosa mulut, lesi Ptekie
berupa bercak merah dibawah epitel mukosa mulut.
Stomatitis aftousa rekuren (SAR)
1. Ulkus tunggal atau ulkus multipel bulat/oval berbatas
jelas diselimuti dengan suatu eksudat fibrinosa putih-
kuning atau kekuning-kuningan dan dikelilingi dengan
suatu zona merah, meradang.
3. Lesi berlokasi pada mukosa yang tidak berkeratin atau
pada mukosa lidah. Terdapat rasa nyeri yang hebat
atau moderat, riwayat rekurensi dan waktu
penyembuhan lesi yang terjadi sebelumnya tidak
melebihi 3 minggu.
Oral cancer Potentially
Late stage Oral cancer malignant All patients
Early stage disorders

• Asymptomatic red or white plaque or both


• Erosion or superficial small ulcer
• Small exophytic mass
• Erosion with crust formation, as in lip carcinoma
Oral cancer Oral cancer Potentially
Late stage Early stage All patients
malignant
disorders
• A precancerous lesion (PCL) is ‘ a morphologically altered
tissue in which oral cancer is more likely to occur than in
its apparently normal counterpart’
• A precancerous condition (PCC) is ‘a generalized state
associated with a significantly increased risk of cancer’.
Oral cancer Oral cancer
Late stage Early stage Potentially malignant All patients
disorders

• Precancerous lesions (PCLs):


– Leukoplakia
– Erythroplakia
– Palatal lesions in reverse smokers
• Precancerous conditions (PCCs) :
– Submucous fibrosis
– Actinic keratosis
– Lichen planus
– Discoid lupus erythematosus
WHO Definition of Leukoplakia
• A white patch or plaque that cannot be
characterized clinically or pathologically as any
other disease.
• The term leukoplakia should be used to
recognize white plaques of questionable risk
having excluded (other) known diseases or
disorders that carry no increased risk for
cancer’.
Clinical Type

• Homogeneous and
• Non-homogeneous
Homogeneous Leukoplakia
Homogenous Leukoplakia
• Homogen
– Uniformly white flat, thin plaque
and exhibit shallow cracks of the
surface keratin.
– Asymptomatic
– Soft pattern usually with cracking
or crater
– Low risk of transformation (2-4%)
Non Homogeneous Leukoplakia
 Speckled: mixed, white and red, but
retaining predominantly white character;
 Nodular: small polypoid outgrowths,
rounded red or white excrescences;
 Verrucous: wrinkled or corrugated
surface appearance.
 Proliferative verrucous leukoplakia (PVL)
presents with multiple, simultaneous
leukoplakias; as the disease is visibly
multifocal and frequently covers a wide
area.
Leukoplakia
Speckled
◦ Latar belakang merah dengan
makula putih multiple kecil
◦ Infeksi C. albicans sering ditemukan
◦ Resiko transformasi keganasan
tinggi (20-30)
◦ Jarang
Leukoplakia
• Proliferative verrucous
– Permukaan berpapilari eksofitik
putih
– Cenderung ekstensi yang jelas
– Resiko transformasi keganasan
sangat tinggi (30-40)
– Sangat jarang
Disorders that need exclusion to diagnose
leukoplakia
• White sponge nevus
– Noted in early life, family history, large areas involved, genital
mucosa may be affected
– Biopsy not indicated
• Frictional keratosis
– History of trauma, mostly along the occlusal plane, an etiological
cause apparent, mostly reversible on removing the cause
– Biopsy if persistent after elimination of cause particularly in a
tobacco user
Disorders that need exclusion to diagnose leukoplakia

• Morsicatio buccarum
– Habitual cheek – lip biting known, irregular whitish flakes with jagged
out line
– Biopsy not indicated
• Chemical injury
– Known history, site of lesion corresponds to chemical injury, painful,
resolves rapidly
– Not indicated
• Acute pseudomembranous candidosis
– The membrane can be scraped off leaving an erythematous⁄raw
surface + Swab for culture
Disorders that need exclusion to diagnose leukoplakia
• Leukoedema
– Bilateral on buccal mucosa, could be made to disappear on
stretching (retracting), racial
– Not indicated
• Lichen planus (plaque type)
– Other forms of lichen planus (reticular) found in association
– Biopsy consistent with lichen planus
• Lichenoid reaction
– Drug history, e.g. close to an amalgam restoration Biopsy consistent
with lichen planus or lichenoid reaction
• Discoid lupus erythematosus : circumscribed lesion with central
erythema, white lines
• radiating
• Biopsy consistent with DLE supported
• by immunofloresence and other investigations
• Skin graft Known history Not indicated
• Hairy leukoplakia Bilateral tongue keratosis Specific histopathology with
koilocytosis;
• EBV demonstrable on ISH
• Leukokeratosis nicotina Warnakulasuriya et al. J Oral Pathol
Pemeriksaan umum
• Penilaian umum (sangat penting)
• Tanda vital:
– Kesadaran /conscious state
– Temperature
– Pulse ( rate, rhythm)
– Blood pressure
• Tanda lain:
– Berat badan
– Kulit
– Tangan
– Kuku-kuku
Prinsip-prinsip umum dari pemeriksaan ekstraoral dan
intraoral
• Sumber cahaya yang baik adalah penting bagi pemeriksaan visual yang adekuat.
• Gunakan suatu pendekatan sistematik untuk pemeriksaan
• Anda harus familiar dengan struktur normal dibwah jaringan yang anda palpasi
• Anda harus mnethaui tampilan normal (variasi anatomik normal) dari jaringan yang anda
inspeksi dalam rangka menilai abnormalitas.
• Dapatkan data dengan palpasi dan inspeksi visual.
• Untuk struktur bilateral, bandingkan tampilan satu sisi dengan yang lainnya.
• Untuk jaringan lunak oral yang didukung oleh tulang (gingiva lekat dan mukosa palatum
keras), palpasi dengan menekan jaringan terhadap tulang.
• Untuk jaringan yang tidak didukung tulang, palpasi antara jari-jari.
• Rekam temuan-temuan secara sakasama.
Komponen pemeriksaan ekstraoral
• Muka:
– Pucat
– Ruam
– Eritema
– Demam
• Mata:
– Eksoptalmus
– Jaundice/penyakit kuning
• Rambut:
– alopeksia
Komponen pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan kepala
• Evalusi simetri fasial—adakah suatu area pembengkakan fasial?
• Inspeksi kulit—apa tekstur kulit?adakah suatu lesi?
• Inspeksi mata—adakah suatu bukti inflamasi konjungtiva atau lesi yang lain?
• Evaluasi pergerakan mata—apakah mata bergerak normal?
• Inspeksi telinga-adakah suatu asimetri?apakah ada suatu discharge?
• Palpasi sendi temporomandibular-gunakan tekanan ringan, letakan jari-jari
anda tepat disebelah anterior tragus. Instruksikan pasien untuk secara perlahan
membuka, menutup, dan menggerakan mandibula dari satu sisi ke sisi yang
lain.
• Palpasi kelenjar-kelenjar saliva parotis—gunakan tekanan ringan, letakan jari-
jari anda di sudut mandibula di atas kelenjar saliva. Kelenjar parotis yang
normal biasanya tidak terpalpasi.
Komponen pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan leher
• Catatan: palpasi struktur-struktur leher dapat dilakukan secara efisien bila klinisi berdiri di
belakang pasien.
• Palpasi otot sternokleidomastoid, struktur garis tengah leher dan kelenjar-kelenjar limfe servikal.
• Catatan: pembesaran kelenjar-kelenjar limfe dapat sebagai hasil/akibat suatu proses
infeksius/peradangan atau suatu neoplasma malignan (primer atau metastatik). Karakteristik
klinik dari kelenjar limfe yang membesar dapat memebedakan di antara keduanya.
• Kelejar limfe membesar karena suatu proses infeksius/peradangan pada umumnya:
– Lembut/lunak pada palpasi
– Bergerak bebas
– Painful/nyeri
• Kelenjar limfe yang membesar karena suatu neoplasma primer atau metastatik pada umumnya:
– Keras pada palpasi
– Melekat dengan struktur disekitarnya (utamanya di proses penyakit tahapan akhir/lanjut)
– Umumnya tidak nyeri
Komponen pemeriksaan ekstraoral
• Palpasi area submandibula—instruksikan pasien untuk
memiringkan kepalanya kebelakang sedikit dan palpasi secara
saksama area submandibular.
• Palpasi area submental—instruksikan pasien untuk
menggigitkan giginya bersmaaan secara kuat dan letakan lidah
ke palatal vault, sehingga didapat otot mylohyoid yang
menegang. Anda selanjutnya dapat palpasi jaringan lunak
submental terhadap/yang ditahan oleh otot-otot.
Pemeriksaan intra oral
• Bibir
– Inspeksi dan palpasi permukaan bagian dalam dan luar bibir atas dan bawah
• Mukosa bukal
– Inspeksi dan palpasi mukosa bukal dan pipi
– Inspeksi dan palpasi duktus kelenjar parotis (didekat gigi molar
kedua maksila) untuk melihat aliran saliva
• Gingiva dan linggir alveolar
– Inspeksi dan palpasi gingiva dan linggir alveolar baik aspek facial
dan lingual
• Tongue
– Inspeksi dan palpasi permukaan dorsal dan ventral; pegang lidah dengan bantuan kassa
untuk memfasilitasi dan inspeksi
– Inspeksi dan palpasi tepi lateral dari anterior ke posterior dengan
retraksi manual
Pemeriksaan intra oral
• Dasar mulut
– Inspeksi dan palpasi dasar mulut
– Inspeksi dan palpasi duktus kelenjar saliva submandibular untuk melihat aliras saliva
• Palate keras/durum
– Inspeksi dan palpasi palate durum
• Palate lunak dan orofaring
– Tekan ke bawah permukaan dorsal lidah dan inspeksi palatum lunak dan anterior
orofaring
• Kelenjar Saliva
– Palpasi kelenjar saliva parotis dan submandibula (palpasi bilateral bimanual). Pastikan
aliran saliva yang jernih
– Palpasi kelenjarsaliva sublingual di dasar mulut (palpasi bilateral
bimanual). Pastikan aliran saliva yang jernih.
– Palpasi kelenjar saliva minor, berlokasi diseluruh rongga mulut.
Lokasi predominannya di bibir, retromolar trigone, dan
palatum
Langkah demi langkah pemeriksaan
ekstraoral dan intraoral
PART II. VARIANT NORMAL

• Bilateral symmetry
• Predictable locations
• Asymptomatic
• Independent finding
• Static
• Increased prominence with age
• Remain unchanged following empiric
Normal vs Variasi normal
• Simetrimerah
Warna bilateral
muda
• Semitransparan
Lokasi dpt diperkirakan
• Terlihat konfigurasi kapiler
Asimptomatik
• Mukosa mastikasi
Temuan independen relatif lebih muda lagi
• Mukosa lining relatif lebih merah
Statik
• Permukan menonjol
Bertamba yang licin sejalan
dan berkilau-kilau
usia
• Tetap tdk berubah setelah perawatan empirik
Normal vs Abnormal
• Lesi putih
Warna merah
mukosamuda
• Semitransparan
Lesi gelap mukosa
• Terlihat konfigurasi
Kehilangan integritas
kapiler
mukosa
• Mukosa mastikasi
Pembesaran jaringan
relatif
lunak
lebih muda lagi
• Mukosa
Lesi radiografik
lining relatif
sindroma
lebihklinik
merah
• Permukan yang licin dan berkilau-kilau
Karakteristik lesi yang harus diidentifikasi
• Warna: merah muda, purple (lesi purpurik tidak pucat bila ditekan dengan gelas slide),
putih, coklat hitam, abu-abu, kuning. Warna dapat uniform atau bervariasi.
• Marginal: berbatas jelas aatau tidak
• Bentuk bulat, oval, poligonal, polisiklik, anular (ring shaped),iris, serpiginousa (snake
like), umbilikasi
• Susunan, pola dan distribusi: jumlah (tunggal atau multiple), susunan untuk lesi
multiple (berkelompok: herpetiform, orciform, annular, retikulosid, linear, serpiginousa)
atau tersebar (scatered discrete lesions)
• Konfluen/tidak
• Distribusi pertimbangkan perluasannya: apakah terisolasi (lesi tunggal), localized,
regional, generalized,universal dan juga pola/patternnya: simetrik, area yang
terpapar/terbuka,
Penilaian karakteristik suatu ulkus
• Telah berapa lama ulkus telah ada di mulut anda?
• Berapa banyaknya?
• Dimana ulkus berlokasi?
• Apakah ulkus tersebut nyeri?
• Apakah anda mengetahui sesuatu yang dapat menjadi penyebab ulus tersebut contoh
trauma, makan makanan panas atau makanan yang sangat berbumbu/pedas?
• Apakah anda pernah mengalami hal serupa/adanya ulkus sebelumnya?
• Bila ya, bilamana? Berapa banyak? Seberapa sering? Berapa lama ulkus tersebut
bertahan di dalam mulut?
• Apakah ada sesuatu masalah yang berkaitan dengannya contoh nyeri, perdarahan,
halitosis?
• Apakah ulkus tersebut bertambah besar, bertambah kecil atau tetap dengan ukuran
yang sama?
• Apakah anda mengalami perasaan geli (tingling) dan gatal-gatal (itching) sebelum ulkus
terjadi?
• Apakah sebelumnya didahului lepuhan?
• Apakah terdapat ulkus di bagian tubuh lain seperti kulit, mata, regio genital?
0

0 1 2
Tidak memerlukan Perlu, tidak segera Perlu, segera
perawatan Pro scaling/kondisi ANUG , Dental
terdapat karies media Abses
Status Gigi Tiruan
Company name

Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci


tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea
commodo consequat.
KESEPAKATAN TAMBAHAN
• Apabila ada gigi sulung yang sudah tanggal, tetapi gigi
tetap belum tumbuh maka diberi kode “E”
• Untuk gigi erupsi sebagian, apabila tidak disertai
dengan karies, maka kode Mahkota = “0”, kode akar
“8”
• Untuk pemeriksaan loss of attachment, apabila gigi
indeks tidak ada, maka gigi lain yang tersisa di sextan
tersebut diperiksa kemudian, diambil skor yang
“terparah”
TE RIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai