Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 7

DISINFORMASI DAN PEMERIKSAAN 2A8

Elvira Maulyadina K
Fatia Rahmah
Marisa Witanti
Safira Salsabil
Salwa Salsabila
Ridzki Tri Handayani
DISINFORMASI DAN MISINFORMASI

MISINFORMASI
Secara sederhana, misinformasi berarti salah informasi. Informasinya sendiri
salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar.
Biasanya penyebaran informasi dilakukan untuk tujuan baik alias tak ada maksud
untuk membahayakan orang lain, tetapi tidak lebih dulu mengecek benar tidaknya
informasi itu.

DISINFORMASI
Berbeda dengan misinformasi, dalam disinformasi si penyebar informasi
tahu kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan
untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain.
KASUS DISINFORMASI MENGENAI VIRUS COVID 19 DI MEDIA
SOSIAL

Penyebaran COVID-19 sebagai suatu virus diiringi pula dengan berlimpahnya disinformasi
tentang virus tersebut. Disinformasi tentang COVID-19 muncul di berbagai sosial media
dan dalam berbagai topik, mulai dari berbagai informasi yang salah mengenai etiologi,
pencegahan dan penyembuhan virus, teori konspirasi tentang kesengajaan Cina membuat
virus ini sebagai senjata biologis sampai dengan karakteristik virus ini yang hancur di air.

ALUR MASALAH DISINFORMASI INI :


1. MUNCUL
2. MENYEBAR
3. VIRAL
4. DAN, DIKONSUMSI SECARA BESAR-BESARAN.
DAMPAK PALING BURUK DARI PENGKONSUMSIAN
BERITA DISINFORMATIF

• Mengganggu keseimbangan keaslian ekosistem


berita
• Beralihnya orang-orang ke pengobatan yang tidak
efektif, dan berpotensi membahayakan nyawa
• Timbulnya reaksi berlebihan masyarakat seperti,
pembelian secara panik produk tertentu, serta
munculnya ketidakpercayaan kepada otoritas karena
adanya informasi yang keliru tentang bagaimana
mereka berkerja dalam pandemi ini.
Disinformasi yang beredar di era pandemi covid-19 ini digunakan
untuk menimbulkan ketidakpercayaan pada lembaga yang berurusan
langsung dengan covid-19 seperti pemerintah dan ilmu pengetahuan.

Banyaknya disinformasi mengenai tindakan yang


Disinformasi tentang tindakan diambil oleh otoritas mengindikasikan bahwa
pemerintah:
pemerintah dan penyebaran
• tidak selalu berhasil memberikan informasi
virus secara umum selalu yang jelas,
berlawanan dengan apa yang
• berguna dan
dianjurkan oleh lembaga, mulai
• terpercaya untuk menjawab keingintahuan
dari negara dengan kebijakannya publik yang mendesak.
sampai dengan ilmu
Dengan absennya informasi yang memadai, berita
pengetahuan dengan berbagai disinformasi mengisi kekosongan ruang tersebut
riset yang dilakukannya. dalam pemahaman publik yang pada akhirnya
membuat publik enggan mempercayai
komunikasi resmi dari pemerintah.
Kasus Perilaku dan Pengguna Informasi
Hoax di Media Sosial

Maraknya misinformasi pada media sosial, maka


dari itu pemerintah membantu penyelesaian
pengaduan atau laporan pelayanan publik, dengan
membantu peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pengawasan pelayanan publik dan
mempercepat penyelesaian laporan pelayanan
publik. Perlu adanya dorongan kepada semua lapisan
masyarakat agar memiliki etika bagaimana
memanfaatkan media sosial karena tersebarnya
misinformasi yang sampai viral bahkan belum
ketahui kebenarannya. Banyak sekali pengguna
media sosial yang memanfaatkan media ini
untuk hal-hal yang bersifatnya negatif dan dapat
merugikan semua pihak, baik itu pemerintah
maupun masyarakat itu sendiri
Permasalah yang timbul dari penggunaan media

Penggunaan media sosial saat ini adalah banyaknya misinformasi atau berita hoax yang menyebar luas,
bahkan orang terpelajar pun percaya dan tidak bisa bedakan mana berita yang benar, advertorial dan
hoax.

Keberadaan media sosial sudah bukan lagi hal yang aneh dan dianggap tabu, dari hasil penelitian
memperlihatkan hampir semua orang pengguna internet memiliki lebih dari satu account. untuk
mengakses berbagai situs media sosial

Media sosial memberikan kemudahan bagi user atau membernya dengan mudah berpartisipasi, berbagi,
dan menciptakan isi baik dalam bentuk :
• Blog
• Jejaring sosial
• Wikipedia
• Forum / Komunitas online

Semakin mudahnya fasilitas untuk mengakses internet membuat perkembangan media sosial sangat
pesat bahkan banyak orang yang memanfaatkan media yang satu ini untuk keperluan pribadi, bisnis dan
penyebaran informasi Hoax yang mengakibatkan misinformasi.
Berkembangnya media sosial yang dapat melintasi antar negara atupun benua, masing-masing budaya
dan tradisi tidak akan berperan dalam hal pembatasan penyebaran misinformasi ini. Berawal dari
biasnya budaya tersebut.

Hak Freedom of Speech seringkali disalahartikan dan salahgunakan untuk menciptakan berita hoax
yang bertujuan memang untuk membuat sensasi pada media sosial tersebut atau memang sengaja agar
pengguna internet dapat mampir pada website sang pembuat berita hoax tersebut agar meraup
keuntungan dari jumlah pengunjung yang banyak pada website-nya.
DISINFORMASI DAN Dari hasil penelitian juga menunjukkan
perilaku pengguna media sosial :
MISINFORMASI • Paham terhadap informasi hoax
• Alasan,
• Dampak
• Cara mengatasi
• Serta cara tanggung jawab dalam
penyebaran informasi hoax.

Menurut pandangan psikologis, ada dua


faktor yang menyebabkan pengguna
cenderung mudah percaya pada informasi
hoax.

Pada dasarnya perilaku pengguna lebih


cenderung percaya informasi hoax, jika
informasinya sesuai dengan opini atau
sikap yang dimiliki.
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai