Elvira Maulyadina K
Fatia Rahmah
Marisa Witanti
Safira Salsabil
Salwa Salsabila
Ridzki Tri Handayani
DISINFORMASI DAN MISINFORMASI
MISINFORMASI
Secara sederhana, misinformasi berarti salah informasi. Informasinya sendiri
salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar.
Biasanya penyebaran informasi dilakukan untuk tujuan baik alias tak ada maksud
untuk membahayakan orang lain, tetapi tidak lebih dulu mengecek benar tidaknya
informasi itu.
DISINFORMASI
Berbeda dengan misinformasi, dalam disinformasi si penyebar informasi
tahu kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan
untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain.
KASUS DISINFORMASI MENGENAI VIRUS COVID 19 DI MEDIA
SOSIAL
Penyebaran COVID-19 sebagai suatu virus diiringi pula dengan berlimpahnya disinformasi
tentang virus tersebut. Disinformasi tentang COVID-19 muncul di berbagai sosial media
dan dalam berbagai topik, mulai dari berbagai informasi yang salah mengenai etiologi,
pencegahan dan penyembuhan virus, teori konspirasi tentang kesengajaan Cina membuat
virus ini sebagai senjata biologis sampai dengan karakteristik virus ini yang hancur di air.
Penggunaan media sosial saat ini adalah banyaknya misinformasi atau berita hoax yang menyebar luas,
bahkan orang terpelajar pun percaya dan tidak bisa bedakan mana berita yang benar, advertorial dan
hoax.
Keberadaan media sosial sudah bukan lagi hal yang aneh dan dianggap tabu, dari hasil penelitian
memperlihatkan hampir semua orang pengguna internet memiliki lebih dari satu account. untuk
mengakses berbagai situs media sosial
Media sosial memberikan kemudahan bagi user atau membernya dengan mudah berpartisipasi, berbagi,
dan menciptakan isi baik dalam bentuk :
• Blog
• Jejaring sosial
• Wikipedia
• Forum / Komunitas online
Semakin mudahnya fasilitas untuk mengakses internet membuat perkembangan media sosial sangat
pesat bahkan banyak orang yang memanfaatkan media yang satu ini untuk keperluan pribadi, bisnis dan
penyebaran informasi Hoax yang mengakibatkan misinformasi.
Berkembangnya media sosial yang dapat melintasi antar negara atupun benua, masing-masing budaya
dan tradisi tidak akan berperan dalam hal pembatasan penyebaran misinformasi ini. Berawal dari
biasnya budaya tersebut.
Hak Freedom of Speech seringkali disalahartikan dan salahgunakan untuk menciptakan berita hoax
yang bertujuan memang untuk membuat sensasi pada media sosial tersebut atau memang sengaja agar
pengguna internet dapat mampir pada website sang pembuat berita hoax tersebut agar meraup
keuntungan dari jumlah pengunjung yang banyak pada website-nya.
DISINFORMASI DAN Dari hasil penelitian juga menunjukkan
perilaku pengguna media sosial :
MISINFORMASI • Paham terhadap informasi hoax
• Alasan,
• Dampak
• Cara mengatasi
• Serta cara tanggung jawab dalam
penyebaran informasi hoax.