Anda di halaman 1dari 9

DESAIN

PENELITIAN
Yang digunakan adalah cross-sectional study
Cross-Sectional
• Penelitian cross sectional yang sering disebut juga penelitian transversal,
merupakan penelitian epidemiologi yang paling sering dikerjakan pada
bidang kesehatan. Secara epidemiologi penelitian ini paling mudah dan
sederhana, tidak dijumpai hambatan yang berupa pembatasan tertentu.
• Studi cross sectional ditandai dengan ciri-ciri bahwa pengukuran variabel
bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan secara
simultan atau pada saat yang bersamaan. Variabel-variabel yang termasuk
faktor risiko dan efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama.
LANGKAH-LANGKAH DALAM RANCANGAN
CROSS-SECTIONAL STUDY
1. Merumuskan Pertanyaan Penelitian & Hipotesis

Apakah terdapat hubungan


Apakah terdapat hubungan
antara sindrom metabolik
antara IMT dengan kadar
dengan kadar hsCRP pada
hsCRP pada Mahasiswa
Apakah terdapat hubungan Mahasiswa Fakultas
Fakultas kedokteran
antara IMT dengan obesitas kedokteran Universitas Sam
Universitas Sam Ratulangi?
pada Mahasiswa Fakultas Ratulangi?
kedokteran Universitas Sam
Ratulangi?
LANGKAH-LANGKAH DALAM RANCANGAN
CROSS-SECTIONAL STUDY

2. Mengidentifikasi variabel penelitian


Variabel Bebas
• IMT
• Kadar hsCRP
Variabel Terikat
• Mahasiswa Obes dan tidak obes
LANGKAH-LANGKAH DALAM RANCANGAN
CROSS-SECTIONAL STUDY

3. Menetapkan subyek penelitian


Dalam menetapkan subyek penelitian harus diupayakan agar
variabilitas variabel luar (yg tidak diteliti) dibuat minimum.
 Menetapkan Populasi Penelitian → Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
 Menentukan sampel & memperkirakan besar sampel → Mahasiswa
Obes dan tidak obes Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
LANGKAH-LANGKAH DALAM RANCANGAN
CROSS-SECTIONAL STUDY

4. Melaksanakan pengukuran
Pengukuran variabel bebas (faktor risiko) & variabel terikat (efek atau
penyakit), harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran:
 Pengukuran variabel bebas
Tergantung pada sifat faktor risiko. Dapat digunakan kuesioner, catatan medik,
uji laboratorium, pemeriksaan fisik, atau prosedur pemeriksaan khusus.
 Pengukuran variabel terikat
Dapat ditentukan dengan kuesioner, pemeriksaan fisik, ataupun pemeriksaan
khusus, tergantung pada karakterisik yg dipelajari.
LANGKAH-LANGKAH DALAM RANCANGAN
CROSS-SECTIONAL STUDY

5. Menganalisis data
 Analisis hubungan atau perbedaan prevalens antar kelompok yg
diteliti dilakukan setelah dilakukan validasi & pengelompokan
data.
 Analisis dapat berupa suatu uji hipotesis.
 Dari analisis juga dapat diperoleh risiko relatif. Hal inilah yg sering
dihitung dalam studi cross-sectional untuk mengidentifikasi
faktor risiko.
 Faktor Risiko Relatif pada studi cross-sectional ialah
perbandingan antara prevalens penyakit (efek), pada kelompok
dengan risiko dengan prevalens efek pada kelompok tanpa risiko.
Jadi, jenis penelitian yang dilakukan pada skenario ini adalah jenis
penelitian analitik dengan cross-sectional study (studi potong lintang).
Dan yang menjadi subjek dari penelitian pada skenario ini adalah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, variabel
penelitian yaitu IMT, kadar hsCRP, mahasiswa obes dan tidak obes
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Sumber
• Irmawartini, Nurhaedah. Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Edisi tahun
2017. Said A. Jakarta. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Okt 2017. 77 p.
• PPT dr. Joshua Runtuwene, Mkes. PhD. Desain Penelitian Potong Lintang

Anda mungkin juga menyukai